Anda di halaman 1dari 85

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktik


P.T Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan perusahaan
pembangkitan yang bergerak khusus di bidang pembangkitan listrik tenaga air dan
dibawahi oleh P.T Indonesia Power. UP Saguling memiliki 7 (tujuh) sub unit
diantaranya Kracak, Ubrug. Plengan, Lamajan, Cikalong, Bengkok Dago, dan
P.Kondang dengan total daya terpasang sebesar 797,36 MW.

UP Saguling memilki 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan


masing-masing berkapasitas 175 MW, dan PLTA ini berfungsi sebagai pemikul
beban puncak karena dapat dengan cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus
mengorbankan efisiensi. Suatu unit PLTA memiliki beberapa komponen utama
diantaranya: bedungan; pipa pesat (penstock); turbin air; dan generator.

Pengaturan frekwensi yang dilakukan oleh unit governor, berfungsi


sebagai pengaturan frekwensi dalam sistim, mengatur keluaran oli yang
bertekanan tinggi untuk menggerakan turbin air yang berada dalam putaran
dengan frekwensi 50 Hz (standar Indonesia) dan mengantifikasi terjadinya
penyimpangan terhadap frekwensi dalam sistim. Untuk melakukan fungsinya,
governor mengukur frekwensi yang dihasilkan generator dengan cara mengukur
kecepatan putar poros generator, karena frekwensi yang dihasilkan generator
sebanding dengan kecepatan putar poros generator.

Penyimpangan frekwensi dalam sistim terjadi apabila kebutuhan daya


yang digunakan oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang
dibangkitkan, atau terjadinya gangguan pada sistim, maka frekwensi sistim

1
turun. Sedangkan frekwensi dalam sistim naik apabila ada tambahan daya dari
unit pembangkit. Untuk mempertahankan nilai frekwensi dalam sistim,
pembangkit daya aktif disesuaikan dengan konsumen (beban). Karena pengaturan
frekwensi dilakukan dengan mengatur daya aktif yang dibangkitkan generator,
maka generator mengatur kopel mekanis yang dihasilkan mesin penggerak
generator.

1.2. Ruang Lingkup Kerja Praktik


Kerja Praktik dilakukan di Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling,
dengan cakupan pembelajaran dan praktik mengenai operasi PLTA Saguling,
pemeliharaan-pemeliharaan rutin pada PLTA Saguling baik pemeliharaan
preventive maintenance dan corrective maintenance. Secara khusus tugas yang
kami kerjakan ialah menganalisis karakteristik governor pada unit 1 dengan
mengetahui prinsip kerja dan komponen-komponen di dalam sistim governor.

1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik


1.3.1. Tujuan Kerja Praktik
a. Tujuan Umum
 Sebagai syarat kelulusan jenjang D III di Politeknik Negeri
Jakarta.
 Untuk mengetahui proses pembangkitan pada PLTA Saguling.
 Untuk mempelajari komponen-komponen pembangkitan pada
PLTA Saguling.
 Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan pemeliharaan mesin pada
sistim PLTA Saguling.
 Untuk memperoleh pengalaman kerja dan praktik yang
sebelumnya tidak didapatkan di kampus.

2
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah mengetahui cara
kerja governor sebagai pengaman untuk mengantifikasi terjadinya
penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal dan
menggembalikan nilai frekwensi ke posisi semula yaitu 50 Hz
apabila terjadinya penyimpangan frekwensi.

1.3.2. Manfaat Kerja Praktik


Manfaat yang didapatkan dari kerja praktik yang dilakukan,
diantaranya manfaat untuk :
a. Mahasiswa
 Menambah wawasan tentang karakterisitik dari sistim
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), khususnya di UP
Saguling.
 Menambah pengalaman praktik.
 Menambah rasa keingintahuan tentang unit pembangkitan
Saguling, meningkatkan sara kekompakan, kerjasama dan
gotong-royong saat bekerja di lapangan (unit).

b. Perusahaan
 Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang pendidikan
khususnya bagi Politeknik Negeri Jakarta, sehingga diharapkan
di masa yang akan datang dapat terjalin kerjasama yang baik
antara Indonesia Power UP Saguling dengan Politeknik Negeri
Jakarta.
 Laporan ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan dalam
rangka meningkatkan kualitas serta kuantitas dari produk yang
dihasilkan sekaligus mendapatkan masukan apabila menemukan
suatu potensi improvement.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan


2.1.1. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power
Pada awal 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan
perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi
tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta 1 yang dipertegas dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan
sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta.
Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (MPE)
menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan
sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang
restrukturisasi sektor ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada
tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero.Setahun
kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN (Persero) membentuk
dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi sosial dan misi
komersial yang diemban oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak
perusahaan itu adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau
yang lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan
untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik
dan usaha-usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang


kelima, Manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama
PLN PJB I menjadi PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini
merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam
bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan
yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan

4
komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an,
Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah asset berupa pembangkit dan
fasilitas-fasilitas pendukungnya. Pembangkitan-pembangkitan tersebut
memanfaatkan teknologi modern berbasis computer dengan menggunakan
beragam energi primer, seperti: air, batubara, panas bumi, dan sebagainya.
Namun demikian, dari pembangkit-pembangkit tersebut ada pula pembangkit
paling tua di Indonesia, seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger
dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai
sekarang masih beroperasi.

Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya


usia PT. INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
Pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan
dioperasikan oleh delapan Unit Pembangkitan diantaranya : Perak Grati,
Kamojang, Mrica, Priok, Suralaya, Saguling, Semarang, dan Bali. Secara
keseluruhan, PT Indonesia Power memiliki kapasitas sebesar 8.887 MW. Ini
merupakan kapasitas terpasang terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
pembangkit di Indonesia.

Gambar 2.1 Lokasi unit pembangkitan PT Indonesia Power

5
2.1.2. Visi dan Misi PT. Indonesia Power
a. Visi
Menjadi perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh
Berkelanjutan. Penjabaran Visi:
 Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga
menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan
perusahaan sejenis di dunia.
 Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi
dengan perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya
PT. Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan
maupun sistim kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif
terhadap setiap perubahan.
 Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan
stakeholder.
 Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab
sosial dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

b. Misi
Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Tenaga Listrik
dan Jasa Terkait Yang Bersahabat dengan Lingkungan.

2.1.3. Tujuan Perusahaan


a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus
dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.

6
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling
menghargai antar karyawan dan mitra mendorong terus terkokohan
integritas pribadi dan profesionalisme.

2.1.4. Motto Perusahaan


Motto PT. Indonesia Power adalah Trust us for power excellence.

2.1.5. Nilai Perusahaan (IP – HaPPPI)


a. Integritas
Sikap moral yang menunjukan tekad untuk memberikan yang
terbaik kepada perusahaan.

b. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan
bidang pekerjaannya.

c. Harmoni
Serasi, selaras dan seimbang dalam pengembangan kualitas
pribadi, hubungan dan stake holder, dan hubungan dengan
lingkungan hidup.

d. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stake holder.

7
e. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta
memelihara lingkungan sekitar.

f. Pembelajar
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.

g. Inovatif
Terus- menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.1.6. Logo Indonesia Power

Gambar 2.2 Logo Indonesia Power

Arti warna dari logo Indonesia Power :


a. Merah : menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai
pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia
b. Biru : menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan
aplikasi pada kata “POWER”, maka warna ini

8
menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan
perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi,
efisien, aman dan ramah lingkungan.

2.1.7. Sejarah Singkat PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan


Saguling
Karena pertumbuhan ekonomi dan industri di di pulau Jawa, maka
kebutuhan tenaga listrik di seluruh pulau Jawa diperkirakan naik menjadi
2.849 MW pada tahun 1985/1986. Untuk itu, pada Agustus 1981 dimulai
pembangunan proyek PLTA Saguling yang dimaksudkan sebagai salah satu
pemasok utama bagi kebutuhan beban tenaga listrik seluruh Jawa, yang
melalui satu jaringan interkoneksi pada tahun 1985 dan dibangun atas
kerjasama antara Perusahaan Umum Listrik Negara dengan Mitsubitshi
Coorporation.

PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100


km sebelah Tenggara Kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175,18
MW dan produksi listrik rata – rata pertahun 2,158 GWH (CF = 35,12%).
PLTA Saguling terletak di area pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai
(DAS) Citarum di Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat, Kota Cimahi.
Aliran sungai Citarum mempunyai debit tahunan sebesar 80 m3/s sehingga
berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Sepanjang
sungai Citarum terdapat PLTA lainnya yang terletak antara PLTA Saguling
dengan bendungan atau PLTA Jaltiluhur, yaitu proyek PLTA Cirata.

Unit Pembangkit Saguling adalah salah satu unit pembangkit yang


berada dibawah PT. Indonesia Power. Unit Pembangkit Saguling adalah unit
pembangkitan yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama
(prime over). Pengembangan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan

9
perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diverifikasi tenaga listrik
dan konversi minyak bumi. Beberapa kelebihan PLTA Saguling adalah :
a. Waktu pengoperasian relatif lebih cepat (15 menit).
b. Sistim operasinya mudah mengikuti dengan frekwensi yang
diinginkan oleh sistim penyalurannya.
c. Biaya produksinya relatif lebih murah, karena menggunakan air
dan tidak perlu membeli.
d. Putaran turbin relatif rendah dan kurang menimbulkan panas,
sehingga tingkat kerusakan peralatan lebih kecil.
e. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa
melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah
bekas pembakaran.
f. PLTA yang dilengkapi dengan waduk yang dapat digunakan secara
multiguna.

Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistim kaskade di aliran


sungai Citarum dan salah satunya adalah PLTA Saguling hulu. Sedangkan di
bagian hilirnya berturut–turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur.

PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai beban saat keadaan


jam–jam beban puncak di daerah bagian barat pulau Jawa melalui saluran
interkoneksi Jawa-Bali. Hali ini dikarenakan karakteristik PLTA yang
mampu beroperasi dengan cepat (untuk unit pembangkitan di Saguling
mampu beroperasi ± 15 menit sejak start sampai masuk ke jaringan
interkoneksi). Selain itu, berfungsi sebagai pengatur frekwensi sistim dengan
menerapkan peralatan Load Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan
pengisian tegangan (Line Charging) pada saat terjadi Black Out pada saluran
interkoneksi 500 kV Jawa-Bali.

Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan di GITET


Saguling dan diinterkoneksikan ke sistim se-Jawa dan Bali melalui Saluran

10
Udara Tegangan Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI
dan gardu distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling
terdiri dari 4 unit generator bekapasitas 175, 18 MW/unit dan dapat
menghasilkan jumlah energi listrik 2,56 x 103 MWH per tahunnya. Total
produksi unit–unit PLTA Saguling adalah 700,72 MW atau 93% dari total
produksi PT. Indonesia Power (8.450 MW). Dengan adanya perubahan
struktur organisasi dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar
surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan penyaluran Jawa bagian
Barat No. 001.K/030DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula
mengelola satu unit PLTA, ditambah tujuh unit PLTA. Sekarang unit bisnis
pembangkit Saguling mengelola delapan unit PLTA. Berikut tabel
kemampuan daya masing – masing uit PLTA uang dikelola UP Saguling.

Tabel 2.1 Kapasitas daya terpasang pada PLTA Saguling


No Tahun Daya Terpasang Total
PLTA
. Operasi (MW) (MW)
1 Saguling 1985, 1986 4 x 175,18 700,72
2 Kracak 1827, 1958 3 x 6,3 18,90
1924 2 x 5,95
3 Ubrug 18,36
1950 1 x 6,48
1922 3 x 1,08
4 Plengan 1982 1 x 2,02 6,87
1996 1 x 1,61
5 Lamajan 1925, 1934 3 x 6,52 19,56
6 Cikalong 1961 3 x 1,05 19,20
Bengkok dan 3 x 1,05
7 1923 3,85
Dago 1 x 0,70
2 x 2,49
8 P. Kondang 1955 9,9
2 x 2,46
Jumlah Daya Terpasang 797,36

2.1.8. Kegiatan Operasional PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan


Saguling

11
PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling merupakan
perusahaan bidang pembangkitan listrik, yang mengoperasikan jenis
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan proses produksi listrik
sebagai berikut :

Gambar 2.3 Skema PLTA

a. Air dari aliran sungai Citarum dikumpulkan pada waduk saguling,


yang mana air dikumpulkan pada musin hujan untuk persediaan dan
pemakaian air pada musin kemarau atau waktu beban puncak. Isi
efektif dari Waduk Saguling sebesar 609 x 103 m3.

Gambar 2.4 Waduk saguling

12
b. Setelah itu air yang ditampung pada waduk saguling, di bendung.
Bendungan berfungsi untuk membendung aliran sungai sehingga
terkumpul sejumlah air dan digunakan sesuai kebutuhan.

Gambar 2.5 Bendungan saguling

Fasilitas bendungan semuanya diawasi dan dikontrol melalui dam


control centre.

Gambar 2.6 Dam control centre

Apabila air yang ditampung pada waduk melebihi kapasitas


penampungan, maka air akan dibuang melalui spillway (saluran pelimpah).
Perkiraan air yang harus dibuang adalah 1,2 kali debit air pada saat banjir.

13
Gambar 2.7 Spillway (saluran pelimpah) waduk saguling

c. Air yang ditampung pada Waduk, akan dialirkan menuju penstock


(pipa pesat) melalui intake yang dilengkapi dengan pintu air untuk
pengaturan dan penyaring air. Kapasitas maksimum air masuk
sebesar 224 m3/s.

Gambar 2.8 Intake

14
Gambar 2.9 Penstock (pipa pelimpah)

d. Pada penstock terdapat surge tank (tangki pendatar/pipa tegak),


yang berfungsi untuk melindungi saluran penstock dari fluktuasi
tekanan air pada saat jumlah air yang disuplaikan ke turbin berubah-
ubah dengan tiba-tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu-pintu
turbin.

Gambar 2.10 Surge tank

e. Air yang telah melewati penstock akan memasuki turbin air melalui
main inlet valve, dimana untuk 1 buah pentock digunakan untuk
menyuplai 2 buah turbin air.

15
Gambar 2.11 Main inlet valve

f. Setelah melewati main inlet valve, air masuk ke dalam turbin air
melalui spiral case (rumah keong), yang berfungsi untuk menahan
daya hidrolik air dan mendistribusikan air ke runner melaui sudu
tetap. Setelah air di distribusikan ke turbin air, maka runner akan
berputar.

Gambar 2.12 Sprial case (rumah keong)

Besarnya debit air yang masuk untuk memutar turbin air, diatur
dengan guide vane.

16
Gambar 2.13 Guide vane

Turbin air yang digunakan pada PLTA Saguling bertipe Francis


dengan vertical shaft, memiliki putaran sebesar 333 rpm, dan debit
maksimum 54,8 m3/s.

Gambar 2.14 Runner turbin air pada PLTA Saguling

Gambar 2.15 Sisi pembuangan air pada runner turbin air

17
g. Saat runner berputar, maka putaran turbin air ditansmisikan melalui
poros turbin-generator, sehingga saat turbin berputar maka
generator akan ikut berputar, dan listrik dihasilkan.

Gambar 2.16 Poros turbin-generator

Gambar 2.17 Generator pada PLTA Saguling

h. Listrik yang dihasilkan dari generator dialirkan meuju CB (circuit


breaker) dengan tegangan 16,5 kV, lalu tegangan dinaikkan pada
STR menjadi 20 kV, selanjutnya tegangan kembali dinaikkan
menjadi 500 kV pada MTR untuk di distribusikan pada jaringan.

18
u
d
a
n
e
W
o
b
T
k
tr
is
G
K
P
M
L
(
)
c
l Gambar 2.18 Transformator 16,5 kV PLTA Saguling

Gambar 2.19 Proses konversi energi pada PLTA

i. Peralatan bantu pada PLTA Saguling :


 Sistim Suplai Tekanan Oli Governor
Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi
normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby. Setiap
pompa di desain untuk menyuplai 105% kebutuhan oli untuk di
distribusikan ke servomotor guide vane untuk satu kali menutup

19
penuh membutuhkan waktu 40 detik tanpa membutuhkan
tekanan dari pressure tank.

 Sistim Suplai Tekanan Oli Inlet Valve


Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi
normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby. Setiap
pompa di desain untuk menyupai kebutuhan oli untuk menutup
dan membuka penuh inlet valve dalam 180 detik tanpa suplai oli
dari pressurre tank. Oli beroperasi pada tekanan 70 kg/cm 2.
Ketika tekanan oli turun sampai 66 kg/cm2 pompa oli yang
standby akan beroperasi dan menirimkan oli ke pressure tank
sampai tekanan oli mencapai 72 kg/cm2.

 Sistim Main Water Supply


Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada kondisi
normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby dan 2
strainer yang bekerja secara otomatis, satu digunakan pada
kondisi normal, dan satu pompa lagi sebagai pompa standby.
Pompa MWS tersebut memompakan air dari draft tube ke
beberapa bagian yang memerlukan pendinginan air, yaitu :
- Pendingin air cooler generator.
- Thrust bearing generator.
- Upper guide bearing generator.
- Turbin guide bearing.
dan air tersebut akan dibuang lagi ke draft tube.

 Sistim Suplai Air Head Tank


Suplai air head tank diperlukan pada beberapa keperluan, yaitu :
- Shaft seal turbin.
- Pemadam kebakaran pada dan transformer.
- Hydrant di power house.

20
 Sistim Suplai Udara Kompresi
Sistim ini terdiri dari 2 pasang kompressor udara dan 2 main
air recievers untuk 4 unit generator. Satu pasang sistim air
compressed terdiri dari 2 kompressor, satu digunakan pada
kondisi normal, dan satu lagi sebagai standby dan satu main air
reciever untuk 2 unit. Satu main air reciever menyuplai udara
bertekanan ke beberapa peralatan untuk 2 unit generator, yaitu :
- Governor oil pressure tank.
- Inlet valve oilpressure tank.
- Generator air break.
- Generator circuit breaker.
- Disconnecting switch.

 Sistim Drainase Power House


Kebocoran air pada turbin, sistim pendingin dan lain-lain
ditampung kedalam draenage pit yang berada di dasar power
house. Air dari drainage pit dipindahkan ke tail race oleh pompa
drainage. Sistim ini terdiri dari 2 pompa, satu digunakan pada
kondisi normal, dan satu lagi sebagai standby. Pengoperasian
pompa tersebut dikontrol oleh float switch yang ada di drainage
pit.

 Sistim Dewatering Draft Tube


Sistim Dewatering Draft Tube berfungsi untuk memompakan
air yang berada di draft tube secara langsung ke tail race oleh 2
pompa. 2 pompa dewatering tersebut digunakan untuk 4 unit
generator. Pompa ini dapat dioperasikan secara manual dari
motor control center dan dapat juga dioperasikan dengan
menekan tombol switch yang terdapat pada pompa tersebut.

21
 Sistim Suplai Oli Pelumas
Sistim ini berfungsi untuk menyuplai dam mengosongkan oli
ke atau dari bearing oil reservoir. Sistim ini memiliki 2 tanki oli,
2 pompa, dan 1 head oil tank untuk 4 generator. Unit pompa oli
pelumas dapat dijalankan dan dimatikan secara manual dengan
menekan tombol switch pada motor control center.

 Water Flow Meter


Water flow meter disediakan untuk mendeteksi debit air yang
keluar dari turbin.

22
2.2. Struktur Organisasi
2.2.1. Struktur Organisasi Unit Pemeliharaan PT. Indonesia Power UP
Sagulin

Manager OPHA

SPS Senior Pemeliharaan

SPS rendal SPS K3 SPS Kontrol SPS Mesin SPS Listrik

Gambar 2.20 Struktur organisasi PLTA Saguling

23
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1. Bentuk Kegiatan Kerja Praktik


Kegitan Kerja Praktik bertempat di Power House bidang Pemeliharaan
Mesin, PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling. Kerja Praktik
dilakukan pada tanggal 21 Maret 2016 sampai dengan 6 Mei 2016.

Bentuk kegiatan Kerja Parktik ialah pemeliharaan harian seperti preventive


maintenance, corrective maintenance, serta melakukan analisa kinerja governor
terhadap prinsip kerja pada PLTA Saguling unit 1.

Selama pelaksanaan PKL, terdapat aturan-aturan diantaranya :


a. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang terdiri dari safety shoes,
helmet, dan ear plug.
b. Tidak diperkenankan melakukan suatu pekerjaan tanpa seizin dari
pembimbing.
c. Melakukan semua pekerjaan sesuai dengan IK (Instruksi Kerja).
d. Mengikuti semua kegiatan yang diadakan perusahaan.
e. Dilarang merokok di tempat-tempat terlarang.
f. Tidak memotret, memasuki unit pembangkitan tanpa seizin pejabat
berwenang.

24
3.2. Prosedur Kerja Praktik
3.2.1. Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance

3.3. Kendala Kerja dan Pemecahannya


Saat kerja praktik berlangsung, secara umum penulis tidak menemukan
kendala, proses pekerjaan diaksanakan dengan teratur, rapih dan bersih.
Pembimbing, teknisi dan helper yang bekerja sangat ramah, interaktif dan
komunikatif, sehingga sering terjadi proses tanya jawab selama pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

25
BAB IV
DASAR TEORI DAN ANALISA DATA

4.1. Dasar Teori


Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan) tidak dapat disimpan
melainkan langsung habis digunakan oleh konsumen (beban). Oleh karena
itu, daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan
konsumen. Penyediaan daya aktif (Watt) harus mampu menyediakan
tenaga listrik dengan nilai frekwensi yang praktis dan konstan, karena
penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal selalu dalam batas
toleransi yang diperbolehkan, yaitu dengan frekwensi 50 Hz. Apabila
pembangkit daya listrik tidak mencukupi kebutuhan konsumen atau
terjadinya gangguan dalam sistim, maka hal ini di tandai oleh turunya
frekwensi dalam sistim dan sebaliknya apabila pembangkit daya listrik
lebih besar dari pada kebutuhan.

Gambar 4.1 Governor aktuator

26
4.1.1. Spesifikasi Governor PLTA Saguling

Tabel 4.1 Spesifikasi governor yang digunakan

No Normal Actual Setting


Item
. Operation Range Data
Power Supply (V)
1 (DC 110 V) 88 to 143
(AC 110 V)
2 Speed Detecting Range (%) 5 to 200
3 Dead Band (%) ±2%
4 Speed Drop (%) 0 to 10
5 Frequency Setting Range (%) 90 to 108
6 Power Setting Range (%) -50 to 150
Proportional Gain
0 to 2
7 (off line)
(on line) 0 to 20
Integral Time Constant
(off line) 40 to ∞
8
(on line) 0,8 to ∞
9 Derivative Gain 0 to 1
10 Derivative Time Constant (sec) 2 to 53
Oil Pressure for Governor
11 48 to 52
Converter (kg/cm2)

4.1.2. Mutu Tenaga Listrik


Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan
sehari-hari, dengan menjaga kwalitas tenaga listrik yang dibangkitkan,
khususnya bagi keperluan industri. Maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Mutu tenaga listrik ini meliputi :
1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24 jam sepanjang tahun.

27
2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam batas-batas yang
diizinkan.
3. Nilai frekwensi : apakah selalu ada dalam batas-batas yang
diizinkan.
4. Kedip tegangan :apakah besarnya dan lamanya masih dapat
diterima.
5. Kandungan harmonisa : apakah jumlahnya masih dalam batas-batas
yang dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.

Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut diatas dapat direkam sehingga


masalah dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai
tenaga listrik. Dalam hal ini pada butir 3 hanya akan dibahas pengaturan nilai
frekwensi dalam sistim yang berkaitan dengan penyediaan daya aktif
mengigat bahwa hal ini merupakan salah satu hal yang dominal dari mutu
tenaga listrik.

4.1.3. Terjadinya Perubahan Frekwensi


Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan daya yang digunakan oleh
konsumen (beban). Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai dengan
kebutuhan yang digunakan oleh konsumen ∆T < 0, maka frekwensi turun.
Dan sebaliknya apabila daya yang dibangkitkan mendapat tambahan putaran
generator ∆T > 0, maka frekwensi naik.

Penurunan frekwensi ini disebabkan oleh 2 hal yaitu :


1. Apabila daya yang digunakan oleh konsumen telah melebihi
demand yang dibangkitkan dalam waktu tertentu.
2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (trip) pada salah satu unit
pembangkit.

28
4.1.4. Skematik Diagram Aliran Oli dan Udara pada Pipa Governor
PLTA Governor

29
Menurut skematik diagram diatas, terdapat fungsi dari masing-masing
komponennya yaitu :

1. Sump tank
Sump tank pada governor berfungsi sebagai alat infiltrasi yang digunakan
untuk mengelola oli limpasan dan mengisi ulang pressure oil tank.

Gambar 4.3 Sump tank

2. Pressure oil tank


Pressure oil tank berfungsi untuk mengalirkan oli yang bertekanan ke pipa
distribusi dan memastikan bahwa logam berputar pada poros (jurnal) dan shell
bearing tidak pernah bisa bersentuhan.
Didalam pressure oil tank terdapat pressure gauge yang berfungsi untuk
pengukuran tekanan dan vakum.
Pressure gauge dibagi lagi menjadi dua subkategori :
1. Tinggi dan rendah vakum (dan vakum kadang ultra-tinggi).
2. Rentang tekanan yang berlaku dari banyak teknik yang digunakan
untuk mengukur.

30
Gambar 4.4 Pressure oil tank

3. Oil pan
Oil pan berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan setiap oli yang
tidak diinginkan.

Gambar 4.5 Oil pan

4. Filter (strainer)
Filter atau strainer berfungsi untuk menghilangkan partikel besar kotoran
dan puing-puing. Strainer biasanya terdiri dari dua saringan terpisah. Sistim ini
juga berisi handle valve yang ditempatkan di antara dua keranjang untuk

31
mengalihkan aliran cairan ke salah satu saringan sementara yang lain sedang
dibersihkan. Pada beberapa saringan, katup akan bekerja secara otomatis.

Gambar 4.6 Filter atau strainer

5. Distributing valve dengan katup 4/2


Distributing valve berfungsi sebagai pembagi pada katup udara start (air
starting valve) yang bekerja menggunakan plunger.

Gambar 4.7 Distributing valve

6. Pressure switch test

32
Pressure switch test berfungsi sebagai pengukur tekanan oli dengan tujuan
apakah oli yang masuk kedalam governor aktuator sudah bertekanan tinggi
atau sebaliknya.

Gambar 4.8 Pressure switch test

7. Converter dengan katup 4/3


Converter berfungsi sebagai pengkonversi arus ouput DC atau AC yang
dapat merubah nilai arus output sesuai yang diinginkan. 

Gambar 4.9 Converter

8. LVDT

33
LVDT berfungsi sebagai pembaca tekanan melalui pergeseran inti
magnet atau pergerakan garis lurus, secara linear.

Gambar 4.10 Program LVDT

Gambar 4.11 Perangkat LVDT

9. Main distributing valve dengan katup 4/3

34
Main distributing valve berfungsi sebagai katup penyalur utama yang
berada diantara converter untuk membagi ke masing-masing bagian pada
sistim.

Gambar 4.12 Main distributing valve

10. Slow closing valve


Slow closing valve terdapat dua buah katup yaitu katup 65SCS dan 65SCS-
C yang di gunakan untuk keluaran yang lambat dan didalamnya terdapat
throttle valve yang digunakan untuk penyempitan aliran fluida dan mengarah
pada main distributing valve.

11. Reducer
Reducer berfungsi sebagai me-reduce (mengurangi) aliran fluida.
Mengurangi disini bukan seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang
berkurang. Jadi reducer ini akan bertugas untuk mengabungkan dari diameter
yang lebih besar ke yang kecil, atau sebaliknya.

12. Guide vane servomotor

35
Guide vane servomotor berfungsi sebagai penggerak guide ring yang
melalui guide link dan untuk menggerakkan guide vane. Operasi atau
bekerjanya servomotor, ini berdasarkan sistim hidroulik dengan
menggunakan tekanan oil. Servomotor ini ada dua buah dimana cara kerjanya
masing-masing selalu berlawan arah gerakanya, sehingga kalau diperhatikan
bekerjanya masing-masing servomotor dengan melalui connecting rod, yang
berfungsi untuk menarik guide ring sehingga guide ring akan bergerak.
Dengan demikian guide vane akan membuka dan menutup sesuai kerjanya
servomotor.

Gambar 4.13 Guide vane servomotor

Selain terdapat fungsi dari masing-masing komponen, juga dapat dilihat


prinsip kerja secara keseluruhan sistim governor pada PLTA Saguling, yaitu
sebagai berikut :

Oli yang berada di sump tank dialirkan dengan menggunakan exhaust dan
drain oil pipe dengan arus 25 A. Lalu oli melewati normally close valve yang
akan dialirkan menuju pressure oil tank, di dalam pressure oil tank terdapat
pressure gauge untuk membaca oli bertekanan tinggi, lalu dialirkan dengan
menggunakan pressure oil pipe dengan kapasitas pipa 100 A. Pipa itu

36
disambungkan dengan pipa yang berkapasitas rendah yaitu 25 A, untuk
mengalirkan ke filter (strainer) dengan dimensi 15 x 10-6 m. Filter (strainer)
ini berjumlah dua buah. Dimana di dalam sistim terdapat normally open dan
normaly close valve. Namun di salah satu filter (strainer) diberi oli
bertekanan tinggi menggunakan exhaust dan drain oil pipe menuju oil pan.
Kedua keluaran dari filter (strainer) ditujukan menuju distributor valve
dengan tipe DSHG-03 menggunakan katup 4/2 solenoid. Terdapat tiga
keluaran dari ketup tersebut, dari sisi kanan dan kiri menggunakan kabel
pressure oil pipe berjenis 12 STPS-2 menuju turbin control cubicle dengan
katup 4/2 jenis 65QS, lalu dari sisi atas katup dialirkan menuju pressure
switch test yang di dalamnya terdapat pressure gauge, throtle valve dan
normally open serta normally closed valve. Selain dialirkan menuju pressure
switch test, oli juga dialirkan menuju governor aktuator katup 4/2 jenis
65SCS.
Dari sisi pressure switch test oli dialirkan menuju converter dengan katup
4/3 menggunakan pressure oil pipe. Terdapat dua keluaran dari converter.
Yang pertama akan dialirkan lagi menuju sump tank menggunakan exhaust
and drain oil pipe dengan kapasitas 100 A dan disambung menggunakan
reducer dilanjutkan dengan kapasitas pipa sebesar 150 A. Yang kedua akan
dialirkan menuju katup 4/2 distributor, keluaran dari katup distributor menuju
turbin control cubicle menggunakan pressure oil pipe. Di turbin control
cubicle terdapat katup selain 65QS juga terdapat katup 65S. Kedua katup ini
akan dialirkan menuju sump tank dan pressure oil tank. Kapasitas pipa
menuju sump tank sebesar 32 A mengunakan jenis exhaust dan drain oil pipe
menuju pressure oil tank yang berkapasitas 20 A menggunakan jenis
pressure oil pipe. Sebelum menuju pressure oil tank, oli akan melewati filter
(strainer) berukuran 40 x 10-6 m.
Pada governor aktuator, converter dan distributor valve akan dialirkan
menuju LVDT dengan jenis LT2-060R (50 mm). LVDT dicouple dengan
main distributing valve. Aliran dari main distributing valve akan menuju slow
closing valve yang mana akan berhubungan dengan katup 4/2 jenis 65SCS

37
untuk tujuan pressure switch test. Pada slow closing valve terdapat katup 1/2
dan throttle valve. Dimana terdapat dua keluaran dari main distributing valve,
yang pertama akan menuju pressure oil tank menggunakan pressure oil pipe
berkapasitas 80A dan akan melewati reducer. Yang kedua, akan menuju
guide vane servomotor menggunakan pressure oil pipe berkapasitas 80 A
melewati reducer dan akan disambung menggunakan pipa yang sama dengan
kepasitas yang berbeda yaitu 100 A. Pada guide vane servomotor terdapat
LVDT dengan jenis LT2-330R (250 mm) dan limit switch dengan jenis 74 L.
Keluaran yang kedua dari main distributing valve juga sama dengan keluaran
pada slow clossing valve.

4.1.5. Diagram Blok Aktuator PLTA Saguling

38
PMG

Gambar 4.14 Diagram blok aktuator PLTA Saguling

Berikut ini merupakan penjelasan dari blok diagram diatas sebagai


berikut :

39
1. Regulator governor bertipe PID
Regulator governor merupakan tipe PID terdiri dari beberapa bagian
circuit control berbahan padat yang didalamnya terdiri dari Speed Sensing
Circuit, Proportional-Integral-Derivative amplifiers dan sebuah Watt
Transducer amplifiers. Sinyal control akan memberikan pesan dari regulator
menuju converter pada governor aktuator. Bukaan guide vane dikembalikan
ke Power Amplifier Circuit di dalam regulator dalam bentuk sinyal arus balik
elektrik dengan cara membandingkan transformer yang terpasang pada
aktuator.

Penjelasan umum PID governor unit sebagai berikut :

(1) Quick and Stable Control


PID (Porportional, Integrated and Derivative Module) sistim ini
memungkinkan untuk mengontrol dengan cepat dan stabil, dapat
diaplikasikan pada turbin air manapun dan pompa turbin yang
memungkinkan.

(2) Easy adjustment


Setiap PID. Modul dapat diatur dengan bebas. Dengan tambahan,
pengaturannya yang mudah dan akurat dipastikan oleh multi-turn type
setting dial.

(3) High precision Control


Bukaan servomotor utama dikonvert oleh semi konduktor
transducer yang diubah menjadi sinyal elektrik untuk keluaran.

(4) Feedback of guide vane opening


Kontrol memperoleh keluaran pada nilai bukaan guide vane yang
berfungsi menyesuaikan nilai rekomendasi beban tetap.

40
(5) Pulse Frequency Detection
Bagi deteksi kecepatan (Frekwensi), gelombang frekwensi terdapat
dalam sinyal kecepata yang digunakan, oleh karena itu, sinyal
kecepatan dapat dideteksi dari Permanent Magnet Generator (PMG).
PMG memungkinkan keakuratan dalam mendeteksi voltage rendah di
dalam speed region rendah.

(6) Modular Construction


Unit elektrik governor memakai modul, dimana modul itu dapat
dibaca dan di ganti oleh papan cadangan. Fungsi modul terbagi dan
fungsi-fungsinya tersimbol dari jenis gambar yang tercetak di modul.

Gambaran umum fungsi PID Governor

Gambaran yang diberikan merujuk pada PID Governor Block Diagram


yaitu :

1. Control power supply dan power supply unit

(1) Supply Power


Sebagai penyedia daya pada control governor, supply power biasanya
menggunakan 2 tipe. Yaitu PMG 110 V dan back-up supply 110 V DC
apabila terjadi kegagalan daya AC (mati listrik). Sampai turbin air
mencapai rpm yang ditentukan, 110 V DC digunakan dan mengikuti
operasi parallel. Supply power yang digunakan ialah PMG power supply
AC di rancang mampu bertahan (tidak mengalami kerusakanan terhadap
peralatan) apabila voltase dan frekwensi meningkat hingga nilai 200%.
Power Supply AC juga dirancang selalu mencapai ketepatan governor
control.

41
(2) Peralatan Power Supply
Peralatan ini merupakan DC voltage regulator, outputnya ialah
tegangan yang telah diatur untuk beroperasinya sirkuit.

Didalam governor unit, Supply power dari AC dan DC digunakan


sebagai input unit
Untuk Output Voltasenya diantaranya adalah :
 ± 15 V DC : untuk operasional amplifier dan logic circuit.
 24 V DC : untuk internal auxillary relay dan display.

2. Speed detector
Dari frekwensi yang termuat dalam sinyal PMG, speed detector
memperoleh sinyal DC yang sepadan dengan kecepatan.

3. Dead band
Ini merupakan frekwensi dead band untuk frekwensi control (speed
control) dan dead band bisa di ganti berdasarkan pada keadaan seperti water
turbin start-up dan after parallel operation start.

4. PID control
Bagian PID control merupakan bagian penting operasi yang bergantung
pada karakteristik dinamis dari system governor.
 Proportional (P) : Sinyal yang digunakan untuk membandingkan
perubahan seketika dari Input Deviation Signal yang merupakan
outputnya.
 Integral (I) : sinyal integral untuk mengintegrasi Input Deviation
Signal menjadi 0.
 Derivative (D) : sinyal untuk membedakan input Deviation signal
untuk menstabilkan sistim governor dan respon cepat pada output.

5. Speed droop

42
Perbedaan antara posisi sinyal detektor dan rekomendasi pengaturan beban
(65P) dihitung dan hasilnya di kali oleh pembagian nilai droop rate. Nilai
resultan di jumlah pada sinyal output dari dead band dan rekomendasi
pengaturan beban (65P). Di langkah ini, beban aktual dari generator dikontrol
agar menjadi rekomendasi pengaturan beban.

6. Position detection
Posisi servomotor terdeteksi oleh sebuah differential transformer (tipe
rotary) untuk memberikan sinyal DC yang sesuai untuk posisi.
Untuk memancing differential transformer, besarnya frekwensi voltage
dari governor harus tersedia, dimana harus proposional pada posisi servomotor
dan kemudian demodulated dan rectified untuk transformer excitasi. Dengan
mengganti papan module, metode keluaran potensiometer konvensional juga
bisa digunakan.

7. Power amplifier
Amplifier ini membandingkan sinyal permintaan posisi servomotor
dengan posisi servomotor dengan posisi servomotor aktual dan amplifiernya.

2. Converter
Converter merupakan bagian komponen untuk mengkonversi sinyal
elektrik dari governor regulator menjadi perpindahan mekanik aktuator main
distributing valve. Nilai perpindahan berubah-ubah berdasarkan besarnya
sinyal elektrik.
PLTA Saguling menggunakan converter bermerek TOSHIBA. Toshiba
menggunakan servo valve yang bernama power guide dengan model PG800
dan dibuat oleh NIRECO sebagai converter governor aktuator. Tipe power
guide yang di gunakan adalah spool, pilot spool secara langsung dapat
beroperasi dengan permanen magnet yang kuat dan coil geser.

43
Sinyal yang berkedip terus-menerus terpasang di atas converter driving
signal berfungsi untuk membuat viibrasi di dalam pilot spool dan mainspool
agar mencegah terjadinya sticking.

3. Start stop valve (65S)


Katup ini merupakan jenis katup yang digunakan untuk membuka dan
menutup pergerakan oli bertekanan tinggi menuju governor aktuator. Jenis 65S
merupakan jenis katup yang digunakan, dimana tidak semua katup pada blok
diagram aktuator menggunakan jenis katup ini. Pemberian sinyal berfungsi
untuk mendistribusikan oli bertekanan tinggi dari converter menuju main
distributing valve.

4. Solenoid valve (65SCS)


Katup jenis ini berfungsi untuk memberikan sinyal menuju slow closing
valve guna mengalirkan oli bertekanan tinggi. Sehingga, slow clossing valve
tidak akan bekerja sebelum mendapatkan sinyal dari solenoid valve 65SCS.
Penjelasan mengenai jenis 65SCS sama seperti penjelasan jenis 65S. Solenoid
valve digunakan pada saat apabila terjadinya trip.

5. Slow closing valve (closing mode change)


Katup jenis ini berfungsi sebagai katup yang digunakan apabila terjadinya
trip guna pengganti dari main distributing valve. Hubungan instrumentasi
antara slow closing valve dengan main distributing valve adalah OR.

6. Main distributing valve


Didalam main distributing valve terdapat distributing valve dengan prinsip
kerja sebagai berikut :
Distributing valve terdiri dari inlet valve dimana digerakkan secara
langsung dari control unit dan main distributing valve untuk mengkontrol
guide vane servomotor. Inlet valve menyatu pada main distributing valve,
terdiri dari cassing, pilot plunger, valve bushing, dan valve spring, serta bagian

44
untuk mengkontrol oli pada main distributing valve. Valve bushing berada
diantara casing dan pilot plunger diantara sisi atas dan bawah mereka. Main
distributing valve terdiri dari casing, plunger, valve seat dan valve servomotor.
Didalam cassing terdapat bagian untuk menuju guide vane servomotor. Main
ditibuting valve pada piston dan control piston merupakan common rod, yang
memiliki kontrol piston yang berada diatas dari main plunger rod. Main
distributing valve dengan sisi inlet untuk oli bertekanan tinggi dan dua sisi
outlet untuk guide vane servomotor, dimana dikendalikan oleh hidrolik
automatic valve (type piston).
Sebuah plunger dari bagian pilot distributing valve dikontrol oleh control
unit yang siap untuk terkoneksi dengan rod dan berpindah keatas atau kebawah
mengikuti perpindahan dari kontrol unit dan mengirimkan oli ke bagian sisi
bawah atau atas pada kontrol piston. Jika pilot plunger berpindah ke atas, oli
bertekanan tinggi mengalir ke sisi bagian bawah pada kontrol piston.
Perpindahan ke sisi bagian atas pada valve plunger yang terbuka akan
mengikuti oli bertekanan tinggi menuju bagian sisi yang terbuka pada gate
servomotor piston. Ketika kontrol piston berpindah ke sisi atas, bagian ujung
kanan pada pilot valve restoring lever akan berpindah dengan pilot valve
bushing untuk meninggalkan stopper, dimana stopper merupakan bagian dari
restoring lever, gaya yang dihasilkan oleh kinerja pegas pada bushing
mengalami kenaikan. Bushing berpindah kesisi atas pada jarak yang sama
dengan pilot vale yang berpindah, serta bagian dari bushing yang tertutup akan
diberhentikan oleh aliran oli. Jika pilot valve plunger berpindah ke bawah, oli
bertekanan tinggi akan mengalir menuju sisi bagian bawah dari kontrol piston,
dimana kontrol piston akan mendesak oli bertekanan tinggi ke bawah, oleh
karena itu memindahkan main distributing valve plunger yang kebawah akan
menyebabkan beroperasinya guide vane servomotor menuju close guide vane.
Ketika kontrol piston berpindah ke bawah, tekanan pada pilot valve restoring
lever mendesak pilot valve bushing untuk jatuh menuju bagian terluar dan
menghentikan aliran oli serta menghentikan main distributing valve plunger
yang ada disisinya.

45
7. LVDT
LVDT merupakan sebuah transformer diferensial yang memberikan output
tegangan linear diatas ± 10 inch dari jarak perpindahannya. LVDT terdiri dari
kumparan primer dan dua gulungan sekunder yang terpisah.
LVDT beroperasi dengan prinsip dimana gulungan primer pusat
merupakan energi dari sumber arus AC. Pemasangan bagian luar dari
gulungan sekunder terhubung dalam rangkaian seri dan posisinya disusun
berhadapan.
LVDT dapat mengatur output tegangan melalui pergerakan inti besi.
Sehingga menghasilkan tegangan yang di inginkan.
Plunger yang terpasang pada core merupakan komponen pengatur output
tegangan.

Gambar 4.15 Perangkat LVDT sisi samping

8. Guide vane servomotor


Guide vane merupakan suatu komponen utama pada turbin air yang
berfungsi untuk mengarahkan air yang masuk pada spiral case agar air dapat
memusatkan tekanan pada runner blade atau sudu turbin. Tiap unit turbin
terdiri dari 20 buah guide vane dimana bukaan dan tutupan guide vane diatur
oleh governor dan digerakan oleh servomotor.

46
Servomotor adalah sebuah aktuator yang dilengkapi dengan kendali
dengan system closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada
servomotor posisi putaran sumbu (axis) dari motor diinformasikan kembali ke
rangkaian control yang ada di dalam servomotor.

 Jumlah : 20 buah
 Material : stainless steel casting (JIS G5121 SCS1)
 Berat per Guide Vane : 31 kg

Gambar 4.16 Guide vane


servomotor

47
Tabel 4.2 Ukuran guide vane
servomotor

Prinsip kerja guide vane servomotor sebagai berikut :


Ukuran yang cocok untuk guide vane ialah dimana masing-masing dari
guide vane memiliki batang yang dapat didukung oleh bearing guide vane,
guide vane memiliki fungsi untuk mengkontrol dan mengarahkan air ke
runner. Guide vane, stay vane dan runner blade saling berkoordinasi sehingga
tidak mengakibatkan kelebihan air yang mengalir yang mengakibatkan getaran
pada system operasi turbin. Dalam pemilihan guide vane harus didasari oleh
besar dari setiap guide vane dan gaya resultan hidrolik. Guide vane dirancang
untuk dapat menahan tegangan yang secara terus menerus. Guide vane terbuat
dari material baja cor. Area yang kritikal pada guide vane yaitu di body guide
vane dan batang guide vane yang memang di desain untuk mengerima
tegangan konsentrasi seminimal mungkin. Body guide vane dilapisi dengan
stainless stell pada bagian atas dan bawah serta sepanjang garis guide vane
yang berdekatan. Setiap guide vane dipasang oil-less bearing di bagian head
cover dan ring bagian bawah. Pada Setiap bagian atas batang guide vane juga
dipasang thurst bearing (bantalan) untu menahan beban dari guide vane dan
menahan gaya hidrolik ke atas dan kebawah.
Mekanisme operasi guide vane terdiri dari guide vane arms link, dan guide
vane operating ring. Guide vane dipasang disekitar dan diluar bagian inlet
runner. Guide vane digerakan dan ditempatkan oleh mekanisme guide vane.

48
Air keluar menuju batang guide vane membawa aliran keluar menju head
cover, dan turun menuju lubang dranase guide vane dan akhirnya menuju
tempat drainase.

9. Water turbine
Turbin yang digunakan pada PLTA Saguling merupakan jenis turbin
francis. Prinsip kerja turbin francis sebagai berikut :
Turbin francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih. Pada waktu
air masuk ke roda jalan, sebagian dari enrgi tinggi jatuh telah bekerja di dalam
suddu pengarah diubah sebagai kecepatan air masuk. Sisa energi tinggi jatuh
dimamfaatkan dalam sudu jalan, dengan adanya pipa isap memungkinkan
energi tinggi jatuh bekerja di sudu jalan  dengan semaksimum mungkin.
Turbin yang dikelilingi dengan sudu pengarah semuanya terbenam dalm
air. Air yang masuk kedalam turbin dialirkan melalui pengisian air dari atas
turbin (schact) atau melalui sebuah rumah yang berbentuk spiral (rumah
keong). Semua roda jalan selalu bekerja. Daya yang dihasilkan turbin diatur
dengan cara mengubah posisi pembukaan sudu pengarah. Pembukaan sudu
pengarah dapat dilakuakan dengan tangan atau dengan pengatur dari oli tekan
(governor tekanan oli), dengan demikian kapasitas air yang masuk ke dalam
roda turbin bisa diperbesar atau diperkecil.
Pada sisi sebelah luar roda jalan terdapat tekanan kerendahan (kurang dari
1 atmosfir) dan kecepatan aliran yang tinggi. Di dalam pipa isap kecepatan
alirannya akan berkurang dan tekanannya akan kembali naik sehingga air bisa
dialirkan keluar  lewat saluran air di bawah dengan tekanan seperti keadaan
sekitarnya. Pipa isap pada turbin ini mempunyai fungsi mengubah energi
kecepatan menjadi energi tekan.

10. Generator
Generator bekerja berdasarkan hukum faraday yakni apabila suatu
penghantar diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong

49
garis garis gaya magnet maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan
GGL (garis gaya listrik) yang mempunyai satuan Volt.

11. PMG
Permanen magnet generator disediakan untuk Governor PID guna
mendeteksi kecepatan dari unit pembangkit dan untuk menyediakan sumber
daya governor yang dilengkapi diatas poros permanet magnet generator serta
untuk mengoperasikan relay kecepatan dan jarak.
Perintah ini menggambarkan konstruksi dan penanganan permanen
magnet generator (PMG) yang digunakan untuk sumber governor listrik dari
generator dan water turbin.
PMG adalah konstruksi dengan pelat berbentuk baja magnet permanen
yang berada diantara pelat baja ringan membentuk kutub saient, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.17 dan gambar 4.18.
Baja magnetik memiliki kekuatan koresif yang sangat tinggi dengan
sendirinya, dan tidak berubah kemagnetannya ketika terjadi hubung singkat.
Baja magnetik sangat rapuh dan dapat dengan mudah rusak jika jatuh atau
diberikan tekanan, sehingga harus diganti peralatan dalamnya dan harus
mengalami perbaikan guna pembongkaran dan perakitan bantalan.

Tabel 4.3 Nama komponen


vertikal PMG

Gambar 4.17 Vertikal


PMG

50
51
No Part Name
1 Cover
2 Ball bearing
3 Stud bold
4 Eye bold
5 Bearing bracket
6 Terminal box
7 Lead cable
8 Terminal block
9 Armature core
10 Permanent magnet
steel
11 Support plate
12 Armature winding
13 Pole core
14 Insulating plate
15 Stator flame
16 Support plate
17 Ball bearing
18 Shaft
19 Parallel key

Gambar 4.18 Horizontal PMG

52
Tabel 4.4 Nama komponen horizontal
PMG

No Part Name
1 Parallel key
2 Shaft
3 Ball bearing
4 Stud bold
5 Bearing bracket
6 Stator flame
7 Lifting lag
8 Armature core
9 Support plate
10 Armature winding
11 Bearing bracket
12 Support plate
13 Permanent magnet
steel
14 Spring washer
15 Ball bearing
16 Cover

53
4.1.6. Governor Control
Governor control merupakan perangkat sangat penting didalam
hydroelectric generating. Governor control PLTA Saguling menggunakan
sistim closed loop yang terdiri dari PID controller, sistim servo hydrolik
dan regulating object.
Governor control berfungsi untuk mengatur kecepatan dan putaran
Generator agar tetap stabil. Frekwensi dan permintaan load yang berubah-
ubah akan diterima dan diolah oleh governor untuk membuka atau
menutup bukaan guide vane.
Pada tahun 2013 governor control di PLTA Saguling mengalami
pergantian komponen. Dari yang sebelumnya meggunakan regulator
cubicle menjadi LVDT.

Gambar 4.19 Governor control

54
Cara kerja sistim governor control guna mengoperasikan speed
control, besar deviasi sinyal kecepatan aktual yang berasal dari nilai sinyal
rotasi dihitung terlebih dahulu dengan menyelesaikan ∆F. Hasil deviasi
selanjutnya di implementasikan oleh speed band-processing, lalu nilai
frekwensi yang telah ditentukan (65F) ditambah dengan deviasi
sebelumnya untuk menghitung deviasi speed. Di sisi lain, untuk
menjalankan load control, deviasi guide vane position dari load setter
(65P) yang diperoleh dikalikan oleh speed drop untuk mendapatkan
deviasi guide vane position. Deviasi ini dapat digunakan dalam parallel
operation.
Kemudian, deviasi control dapat diperoleh dengan menjumlahkan
deviasi speed dan deviasi guide vane position. Selanjutnya kontrol PID
dapat dijalankan.
Low value yang berada diantara output control PID dan load
limiter value (77) menjadi output sebagai perintah guide vane position.
Disini, load limiter value (77) secara otomatis diatur untuk posisi start up
ketika unit dijalankan.
GV manipulation signal (control valve position command) dihitung
dari deviasi posisi GV data. Perbedaan antara control valve position
command dan actual control valve (CV) position adalah sebagai output
control valve drive signal.
Control valve drive signal yang diperoleh melalui perhitungan
sebelumnya digunakan untuk mengoperasikan guide vane servomotor
yang berarti C1 tipe aktuator yang digunakan untuk mengatur posisi
guide vane position.

55
4.1.7. Maintenance Governor

 Hal yang perlu diperhatikan adalah :

 Tidak melepas kabel grounding.


Operasi kontroler dengan landasan kawat dapat menyebabkan sengatan
listrik ketika kebocoran arus terjadi dan dapat menyebabkan kematian atau
cedera serius.ini juga dapat menyebabkan operasi yang salah atau
kerusakan pada sistim pengendali.

 Tidak menyentuh ruang pemanas.


Menyentuh ruang pemanas dapat menyebabkan sengatan listrik atau luka
bakar dan dapat menyebabkan kematian atau cedera serius.

 Tidak memercikan air atau minyak dari luar governor kontrol.


Memercikkan air atau minyak selama kontroler governor berjalan dapat
menyebabkan kerusakan pada sistim pengendali.

 Bersihkan secara teratur governor kontrol.


Debu dapat menyebabkan kerusakan pada governor kontrol.

 Tidak menggunakan kain pembersih kimia atau bahan sejenis yang


menyebabkan listrik statis saat membersihkan governor kontrol.
Pembersih kimia yang berupa kain atau bahan sejenisnya dapat
menghasilkan listrik statis dan dapat menyebabkan kerusakan pada
governor kontrol.

 Tidak menggunakan peralatan yang memancarkan gelombang radio seperti


transceiver atau ponsel di dalam panel pengontrol.

56
 Jika Anda menggunakan peralatan yang memancarkan gelombang radio
untuk panel kontrol, ini dapat menyebabkan operasi yang salah atau
kerusakan pada sistim pengendali.

 Tidak adanya getaran atau guncangan ke panel kontrol.


Getaran atau kerusakan operasi yang salah dapat menyebabkan kerusakan
pada sistim pengendali.

 Tidak meletakkan sesuatu yang mudah terbakar di dekat kontroler.


Menempatkan sesuatu yang mudah terbakar di dekat kontroller dapat
menyebabkan kebakaran.ini juga dapat menyebabkan operasi yang salah
atau kerusakan pada sistim pengendali.

 Mematikan daya sebelum installing atau menghapus aliran arus.


Menginstal atau menghapus current-board dapat menyebabkan kerusakan
pada aliran arus atau peralatan yang terhubung.

 Masukkan current-board sepenuhnya ke tempat.


Jika papan arus tidak dimasukkan sepenuhnya ke tempat, ini dapat
menyebabkan operasi errenous atau sistim kontroller yang dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan kontroller.

 Melaksanakan pemeliharaan rutin dan pemeriksaan sebagai dijelaskan di


bawah :

 Membuat pemeriksaan visual harian suhu minyak, tingkat minyak dan


tekanan hidrolik dalam pompa hidrolik unit investigate.

 Memeriksa tingkat kontaminasi minyak hidrolik secara teratur, karena


merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen pemeliharaan.

57
 Memeriksa dan mengganti garis-garis filter hidrolik. Jika dibiarkan
terblokir, mereka dapat menyebabkan kesalahan fungsi. Jika ada partikel
karat atau kotoran lainnya dalam filter, selidiki sumber korosi segera dan
mengambil langkah-langkah pencegahan. Jika indikator garis filter diblok
dan garis filter diubah hidroliknya, maka kondisi ini merupakan kondisi
normal.

 Rangkaian mendeteksi kecepatan abnormal.


1. Periksa PMG dan rangkaian PMG.
2. Periksa rangkaian pendeteksi kecepatan pada governor.

 Sumber tenaga governor abnormal.


1. Periksa PMG dan rangkaian PMG.
2. Periksa unit sumber tenaga governor.
3. Periksa kontrol pemberi daya DC.

58
 Item pemeriksaan governor dijelaskan di bawah :

Tabel 4.5 Item pemeriksaan governor

Jangka Waktu
Item Pemeriksaan bulana Pernyataan
harian
n
tidak ada
Memeriksa flange kebocoran minyak 0
kebocoran
tidak ada
Memeriksa kekencangan mur dan baut 0
kekendoran
lebih dari 335
Periksa tekanan dari pasokan minyak converter 0
kg/cm2
Periksa indikator menyumbat untuk converter dan pilot valve
0 indikasi hijau
filter pasokan minyak
tidak ada vibrasi
Memeriksa getaran converter valve 0
abnormal
tidak ada suara
Suara PGM 0
abnormal
panjang lebih 8
Memeriksa keausan brush motor untuk 77 0
mm
normal
Suhu PGM bantalan bola 0 temperature
(50°C)
tidak ada
Unit regulator governor 0 kebocoran dan
tidak ada debu

 Jangka waktu untuk inspeksi governor :


59
Tabel 4.6 Jangka waktu inspeksi governor

Jangka Waktu
Inspeksi dan Overhaul Item
1 tahun 3 tahun 6-10 tahun

Check operasi limit switch 77 LS dan 74 LS 0

Membongkar dan membersihkan filter oli 0

Memeriksa operasi switch tekanan 0


Memeriksa kebocoran minyak dan segel 0
Memeriksa operasi silinder minyak yang dioperasikan
0
(start-stop silinder dan lambat penutupan silinder)

Mengganti bola PMG bantalan dengan cadang 0


Membongkar dan memeriksa pilot valve dan seat valve 0
Membongkar dan memeriksa kontrol silinder 0

Memeriksa operasi dari kontrol motor (77M) 0

60
Tekanan oli abnormal pada governor
konverter

 Periksa sistim kontrol dari pompa oli normal


Apakah pompa oli normal bekerja? Tidak
 Periksa tenaga listrik

Iya Periksa sistim kontrol pompa oli siaga


Periksa tenaga listrik

Periksa pembagian dari


Apakah pompa oli siaga
normal pompa oli :  Periksa kontrol sistim
berjalan? pompa siaga.
Tidak  Tenaga listrik
 Sistim unloader
 Pompa
 Katup pengaman
 Penyaring bagian hisap
Iya Periksa pembagian dari pompa oli siaga
 Sistim unloader
 Pompa
 Katup pengaman
 Penyaring bagian hisap
 Periksa penyaring dari jalur pipa utama
 Periksa kebocoran oli
 Periksa level oli pada sump tank rendah

61
4.1.8. Troubleshooting yang Berkaitan dengan Governor

 Minyak keluar dari celah di cover movin coil. Dalam kasus ini, loop
kembali sempit, sehingga meningkatkan tekanan internal di powerguide
tersebut. Untuk menguras bagian dalam, harus menahan tekanan di sisi
return 1 MPa, dan untuk menguras bagian luar sebesar 3 MPa. Jika menahan
pressure axceeds vaule, gunakan lebih besar diameter pipanya. Jika masalah
tidak dapat dipecahkan, maka bisa dengan mengubah ukuran pipa,
memeriksa posisi pemasangan dan sistim hidrolik.

 Gerakan silinder tidak menentu, overshoot yang terjadi adalah :


1. Koneksi umpan balik pada silinder merupakan loose repair.
2. Amplifier gain terlalu tinggi, keuntungan menyesuaikan.
3. Cylnder bergerak ke posisi akhir dan berhenti. Bahkan ketika sinyal
berubah orifice tetap tersumbat. Menghapus orifice yang tersumbat
dengan cara 0,4 mm atau kurang ke dalam lubang tetap (dua lokasi)
untuk menghapus Setiap penyumbatan seperti yang ditunjukkan.

 Pelebaran hysteresis.
Mungkin sinyal bisa mengecilkan tegangan, jika masalah masih belum
terselesaikan, ganti powerguide.

 Ketika bergerak perangkat lainnya.


1. Check sinyal sumber input, dan pastikan sinyal input tidak
mengandung niose.
2. Jika berfluktuasi, kurangi fluktuasi menggunakan pipa dengan
diameter besar. Jika katup melebar, cek instalasi di sirkuit yang sedang
on, itu mungkin dapat ditutup untuk sekejap karena aliran balik, ketika
perangkat lain bergerak cepat.

62
 Pergeseran posisi kesetimbangan.
1. Drift sinyal memperbaiki amplifier.
2. Beban terlalu besar dan memperlebar diameter silinder atau menaikkan
tekanan hidrolik maksimum operasi tekanan powerguide adalah 14
MPa.
3. Cylinder kebocoran signifikan mengganti kemasan silinder.

 Powerguide berfungsi atau tidak berfungsi di awal.


1. Viskositas dari minyak mungkin terlalu tinggi.
Ganti oli hidrolik dengan semacam minyak yang viskositasnya lebih
rendah.
2. Frekwensi gentar mungkin terlalu tinggi untuk minyak hidrolik.
Kurangi frekwensi gentar untuk 50Hz.

 Masalah-masalah lain.

Tabel 4.7 (bagian a) Troubleshooting pada governor


Masalah Penyebab Perbaikan
Waktu persilangan
Benda asing pada oli
pergantian dari
hidrolik yang masuk ke Membongkar katub dan
kumparan lebih lama membesihkannya
dalam tempat bagian
dari pada dari pada
bagian aliran oli
spesifikasi
Penurunan efektifitas  Membongkar katub
dari operasi dan membesihkannya
kumparan Kumparan lengket atau  Periksa oli hidrolik
tergores oleh benda yang terkontaminasi. Jika
asing pada oli hidrolik kontaminasi berlebihan
basahi sistim atau ganti
dengan oli yang baru
Masalah soleonida Perhatikan “kemacetan
soleonida”,”tegangan tidak

63
tersambung ke
soleonida”,”kelemahan
soleonida
Kekeliruan dari
Melakukan pemasangan
pemasangan setalah
dengan tepat
pembongkaran
Rangkaian listrik pada Periksa dan koreksi
pegabelan tidak benar pengabelan
Kekeliruan pemasangan Spesifik kumparan harus
kumparan diinstal
Aliran langsung yang
Kesalahan orientasi
salah Koreksi pemasangan
pada kumparan
dengan tepat
pemasangan
Kesalahan terkonduksi oleh
Pemipaan tidak sesuai
referensi ke pipa port

Tabel 4.7 (lanjutan bagian b) Troubleshooting pada governor


Masalah Penyebab Perbaikan
Soleonida terbakar Kumparan lengket atau Tidak hanya pemasangan
(terutama, soleonida tergores oleh benda asing soleonida dan

64
AC) pemasangan kumparan
yang diganti, tapi juga
inspeksi pembongkaran
pada oli hidrolik
katub dan pengecekan oli
hidrolik harus
diperhatikan
Hati hati saat melakukan
Celah yang timbul antara
penahanan debu dari yang
inti besi bergerak dan inti
tertahan kedalam
besi yang tetap karena
soleonida pada haluan
debu dan bubuk besi dari
dari pembongkaran atau
dalam menggunakan
pemasangan dari
sistim inti besi
soleonida
Periksa sumber tenaga,
Aplikasii dari kelebihan
tegangan dan frekwensi,
tegangan diluar dari
kontrol tegangan sesuai
spesifikasi
spesifikasi
Pemutusan koneksi atau
delaminasi pada shading Perhatian spesial harus
gulungan karena vibrasi diberikan pada vibrasi
dan penyebab yang lain
Kelebihan suhu Operasi harus dilakukan
lingkungan dan juga suhu perawatan pada suhu di
oli atas 50o
(suhu lingkungan standar)
Menghindari energinisasi
teru menerus atau
pemanjangan operasi
dalam keadaan yang
buruk, dan perhatian
harus diberikan sehingga
temperatur tidak

65
berlebihan pada plafon
mengurangi kelebihannya

Tabel 4.7 (lanjutan bagian c) Troubleshooting pada governor


Masalah Penyebab Perbaikan
Perhatian harus diberikan
pada kelembapan. Operasi
pada kelebihan
Bagian pada rangkaian
kelembapan
pendek karena isolasi
membutuhkan aplikasi
memburuk dan
Soleonida terbakar yang memadai water-
gelombang tegangan
(terutama, soleonida repellent untuk
AC) menyatukan kabel saluran
setelah pemasangan extra
Periksa urutan perkabelan
Energization simultan dan ganti relay dan saklar
untuk dua solenoid jika ditemukan tidak
efektif
Periksa perkabelan dan
Pemutusan perkabelan
Soleonida tidak benarkan yang error
berjalan dengan Lemahnya hubungan
Periksa perkabelan dan
tegangan antara saklar dan tombol
buat trouble-shooting
relay
Periksa soleonida untuk
mengganti frekwensi ,
Pemutusan koneksi atau jika hal itu sudah
Kerusakan pada
delaminasi pada melewati krikal batas,
soleonida
kumparan shading ganti pemasangan
soleonida dengan yang
baru
Kebocoran oli pada Longgarnya baut yang Pengencangan baut
bagian luar terpasang

66
Penurunan atau Mengganti o ring dengan
kemerosotan o ring produk baru
Kelonggaran inti besi Pengencangan inti besi

67
4.2. Analisa Data
Berikut ini merupakan analisa karakteristik governor pada unit 1
sebagai berikut :

Gambar 4.19 Measurement of Dead Time

68
Analisa data untuk gambar 4.19 sebagai berikut :

Ini adalah pengukuran Dead Time pada governor. Dilakukan saat unit
tidak terhubung dengan sistim P2B. Fungsinya adalah mengetahui kinerja
dan karakteristik kontrol antara frekwensi dan servomotor stroke. Dari
grafik diatas, frekwensi yang diterima berbanding terbalik dengan
servomotor stroke. Frekwensi memiliki rentang sebesar 0-1,0% Hz.
Servomotor stroke membutuhkan waktu kurang dari 0,25 detik untuk
bergerak terhadap perubahan frekwensi sebesar 1% Hz. Servomotor stroke
akan membuka dan menutup guide vane sesuai frekwensi yang diterima.
Semakin besar frekwensi yang diterima, maka servo stroke akan menutup.
Pergerakan servo stroke ke arah closed bertujuan untuk mengurangi atau
mempertahankan daya output yang dihasilkan generator. Pengetesan ini
diatur menggunakan speed droop bernilai 5%.

69
70
Gambar 4.20 Sensitivity of check governor

Analisa data untuk gambar 4.20 sebagai berikut :

Ini adalah pengukuran Sensivity Check of Governor. Dari grafik diatas,


frekwensi mengalami penurunan nilai sebesar 0,01% Hz. Penurunan nilai
frekwensi diterima oleh servomotor stroke untuk membuka (open) sebesar
0,93 mm. Pergerakan servomotor terhadap frekwensi memiliki interval 2
detik. Pengetesan sensivity of governor ini diatur dengan speed droop
bernilai 5%.

71
Gambar 4.21 Permanent Speed Drop Check

72
Analisa data untuk gambar 4.21 sebagai berikut :

Gambar ini merupakan Permanent Speed Droop Check pada governor.


Grafik di atas teridentifikasi beberapa speed droop yang direkayasa. Speed
Droop dan PU berbanding lurus sehingga perubahan PU akan berpengaruh
terhadap speed droop.
Pada grafik servomotor stroke terhadap frekwensi, terdapat 3 garis PU
yang memiliki nilai 0.1, 0.06, dan 0.03. Nilai PU berpengaruh terhadap
frekwensi. Semakin besar nilai PU maka frekwensi start-up nya semakin
besar. Dari sini kita mengetahui bahwa pengaturan frekwensi pada
pembangkit listrik tenaga air menggunakan PU yang lebih kecil agar lebih
mudah mengatur servomotor stroke saat peak load dengan frekwensi yang
diatur pada nilai 50 Hz.

73
Gambar 4.22 Traveling time measurement of servomotor

74
Analisa data untuk gambar 4.22 sebagai berikut :

Gambar ini merupakan Traveling Time measurement of Servomotor.


Pada Grafik slow closing valve terhadap servomotor closing time. Terdapat
3 proses dalam menutup guide vane. Proses pertama saat valve posisi full
mencoba menutup (23 mm ke 22 mm), proses kedua saat valve diposisi 22
mm sampai 21 mm dan proses terakhir saat posisi pada 21 mm ke 18 mm.
Dengan menggunakan data aktual saat real time, slow closing valve di posisi
23 mm ke 22 mm bergerak secara cepat dengan penurunan nilai waktu yang
besar yaitu 30,7 detik menjadi 16,8 detik (interval waktu 13,9 detik). Di
posisi 22 mm ke 21 mm pergerakan slow close valve menjadi lebih lambat
dari 16,8 detik menjadi 10,9 detik (interval waktu 5,9 detik). Terakhir,
pergerakan posisi slow closing valve dari titik 21 mm ke 18 mm mengalami
penurunan waktu semakin lambat dengan interval waktu tiap titiknya yaitu
2,7 detik, 1,5 detik, dan 1,4 detik. Ketiga proses slow closing valve
bertujuan untuk mempercepat proses penutupan guide vane dan mencegah
terjadinya benturan antar mesin (guide vane terhadap casing).

75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil laporan PKL yang berjudul “Analisa
Karakteristik Governor Pada PLTA Unit 1 PT. Indonesia Power UP
Saguling” sebagai berikut :
 Governor merupakan komponen yang mengatur frekwensi dan rpm
turbin agar selalu stabil di angka 50 Hz. Governor PLTA Saguling
di atur dengan kecepatan sebesar 333 rpm. Permintaan P2B
terhadap daya output membuat frekwensi menjadi fluktuatif.
 Dengan speed droop sebesar 4%, Pembangkit Listrik di Saguling
mampu mempertahankan frekwensi lebih fleksibel.
 Beberapa komponen pembantu (auxillary part) sangat berpengaruh
terhadap kinerja governor, sehingga kerusakan komponen
berpotensi mematikan unit (unit menjadi trip).
 Pergerakan servomotor pada kontrol unit sangat mempengaruhi
kerja mekanik (guide vane).
 Guide vane mempengaruhi daya output generator yang dihasilkan
dari putaran turbin.
 Guide vane memiliki 3 proses saat melakukan closing. Proses
pertama, guide vane melakukan closing secara cepat. Proses kedua,
closing mulai melambat dan proses ketiga, closing semakin lambat
untuk mencegah benturan mekanis.
 Maintenance pada PLTA Saguling menggunakan sistim Preventif
Maintenance, Prediktif Maintenance dan Corrective Maintenance.
Sehingga diharapkan mampu mencegah Breakdown Maintenance
yang timbul secara tiba-tiba (kerusakan unit).

76
5.2. Saran
Saran dari hasil laporan PKL yang berjudul “Analisa Karakteristik
Governor Pada PLTA Unit 1 PT. Indonesia Power UP Saguling” sebagai
berikut :
 Perlunya menggunakan oli berkualitas bagus agar mencegah
kerusakan pada control valve. Apabila kualitas oli buruk, akan
terjadi penyumbatan pada control valve sehingga menyebabkan
governor menjadi trip. Control valve sendiri merupakan komponen
sensitif didalam governor. Oleh karena itu Preventif Maintenance
pada control valve merupakan hal rutin dalam pemeriksaan.
 Filter pada governor di PLTA Saguling hanya sekali pakai dan
harus melakukan Breakdown Maintenance. Maka kualitas oli
berpengaruh terhadap filter. Oli berkualitas buruk mempercepat
terjadinya Breakdown Maintenance. Untuk itu dibutuhkan Oli
berkualitas bagus untuk memperlambat terjadinya Breakdown
Maintenance.
 Filter online pada sump tank juga memiliki peranan dalam sistim
governor, oli yang masuk menuju filter governor disaring terlebih
dahulu di filter online. Diperlukan oli berkualitas bagus agar
mempermudah filter online dalam menyaring oli sehingga
mencegah penyumbatan pada komponen-komponen sistim
governor.
 Power supply pada governor memiliki peranan penting dalam
sistim. Power supply rentan mengalami overheat sehingga apabila
hal itu terjadi, sistim governor akan mengalami gangguan dan
berpotensi menyebabkan unit trip. Oleh karena itu, dibutuhkan alat
pendingin berupa AC split untuk mencegah terjadinya overheat
pada power supply.

77
LAMPIRAN

Lampiran 1
Berikut lampiran ke 1 mengenai desain gambar yang berkaitan dengan
governor :

Gambar L-1 Desain governor

78
Lampiran 2
Berikut lampiran ke 2 mengenai kegiatan PKL yang dilakukan selama 32 hari :

Tabel L-1 Kegiatan lapangan


No
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi PIC
.
 Bapak Asep
 Laporan ke bagian Humas dan Keamanan
 Humas dan Keamanan  Bapak Asep
 Pengurusan administrasi Kerja Praktik
Senin/  Humas dan Keamanan  Bapak Ronald,
1  Pengenalan mengenai sistim keseluruhan PLTA
21 Maret 2016  Ruang Rapat Power Bapak Syaikhu,
Saguling
House Bapak Dian dan
 Pembongkaran Pompa Taprog
Bapak Gatot

Selasa/  Pengenalan secara umum tentang Shaft Seal  PLTA Saguling, Unit  Bapak Heri
2
22 Maret 2016 Strainer 1; 2; 3; 4  Bapak Riki

Rabu/  Jalur Pipa dari Power


3  Pemeliharaan pipa Head Tank  Bapak Heri
23 Maret 2016 House ke Head Tank

79
 Kantor Cioray
4 Jumat/  PLTA Saguling, Unit
 Senam
25 Maret 2016 2
 Penggantian ring pada Pompa Taprog
 Ruang Pemeliharaan  Bapak Dian dan
 Diskusi Governor
Mesin Bapak Ronald
 PLTA Saguling, Unit
 Bapak Yudi
Senin/  Percobaan pemasangan Pompa Taprog unit 2 2
5  Bapak Dian, dan
28 Maret 2016  Mencari materi mengenai Governor  Ruang Pemeliharaan
Bapak Ronald
Mesin
 PLTA Saguling, Unit
Selasa/  Pembongkaran ulang Pompa Taprog unit 2 2  Bapak Dian, dan
6
29 Maret 2016  Pencarian materi Governor dalam segi mekanik  Ruang Pemeliharaan Bapak Ronald
Mesin
 PLTA Saguling, Unit
 Balancing Ring pada Pompa Taprog dan
Rabu/ 2  Bapak Yudi, Bapak
7 pemasangan kembali
30 Maret 2016  PLTA Saguling, Unit Heri, Bapak Riki
 Pemeliharaan Guide Vane Servomotor
1; 2; 3; 4

Kamis/  Ruang Pemeliharaan  Bapak Teguh, dan


8  Penginputan laporan Preventive Maintenance
31 Maret 2016 Mesin Bapak Syamsul

 Bapak Dian, dan


 Ruang Pemeliharaan
 Penjelasan mengenai Single Diagram Governor Bapak Syamsul
Senin/ Mesin
9 Saguling  Bapak Yudi, Bapak
4 April 2016  PLTA Saguling, Unit
 Pemeliharaan Inlet Valve Servomotor Heri, dan Bapak
1; 2; 3; 4
Riki
10  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Bapak Afri

80
 Ruang Pemeliharaan
Selasa/
Mesin
5 April 2016  Pencarian materi Governor dari segi kontrol  Bapak Dedi
 Ruang Control

 Ruang Pemeliharaan
Rabu/  Input laporan hasil Preventive Maintenance Mesin  Bapak Dian
11
6 April 2016  Mencari materi Governor dalam segi listrik  Ruang Pemeliharaan  Bapak Ega
Listrik

Kamis/
12
7 April 2016
 Ruang Pemeliharaan
 Penyusunan BAB 1 Laporan Kerja Praktik
Mesin
Jumat/
13
8 April 2016

 Bapak Ronald,
Senin/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan
14 Bapak Dian, dan
11 April 2016  Mencari materi dari buku Major Overhoul Mesin
Bapak Teguh

Selasa/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan  Bapak Ronald, dan
15
12 Maret 2016  Penyusunan BAB 2 Laporan Kerja Praktik Mesin Bapak Dian

81
 Ruang Pemeliharaan
Rabu/  Penyusunan laporan Kerja Praktik BAB 2 Mesin  Bapak Afri
16
13 April 2016  Mencari materi Governor dari segi listrik  Ruang Pemeliharaan  Bapak Ega
Listrik

Kamis/  Ruang Pemeliharaan


 Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 2
17 14 April 2016 Mesin  Bapak Dedi
 Diskusi tentang aliran Governor
 Ruang kontrol

Senin/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan  Bapak Yudi
18
18 April 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Mesin  Bapak Dian

 Ruang Pemeliharaan
Selasa/  Penyusunan Laporan Kerja Paktik  Bapak Rudi
19 Mesin
19 April 2016  Pendalaman materi tentang kontrol Governor  Bapak Dedi
 Ruang kontrol

Rabu/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan


20  Bapak Dian
20 April 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Mesin

Kamis/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan


21  Bapak Farid
21 April 2016  Mencari materi Governor dalam segi instrumentasi Mesin

82
Jumat/
 Senam  DCC (Dam Control
22 22 April 2016
 Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Center)

Senin/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan


23
25 April 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Mesin

 Bapak Ronald,
Selasa/  Ruang Pemeliharaan
24  Diskusi tentang Governor Servomotor Bapak Dian, dan
26 April 2016 Mesin
Bapak Syamsul

Rabu /  Mencari data mengenai Governor


25  Perpus Cioray
27 April 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

 Bapak Teguh,
Kamis /  Mengontrol air waduk dan pengecekkan kesiapan air  DCC (Dam Control
26 Bapak Syaikhu,
28 April 2016 limpasan pada DAM Center)
Bapak Heri

Jumat /  Senam
27  Kantor Cioray
29 April 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3

83
Senin/
 Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan  Bapak Ronald, dan
28 2 Mei 2016
 Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 3 Mesin Bapak Dian
 Bapak Ronald,
Bapak Syaikhu,
Bapak Dian, Bapak
Selasa/  Ruang Pemeliharaan Heri, Bapak Riki,
29  Presentasi Kerja Praktik selama di Saguling
3 Mei 2016 Mesin Bapak Yudi, Bapak
Syamsul, Bapak
Farid, Bapak Teguh,
dan Bapak Ega

Rabu/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan  Bapak Dian dan
30
4 Mei 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 4 Mesin Bapak Ronald

Kamis/  Input laporan hasil Preventive Maintenance  Ruang Pemeliharaan  Bapak Dian dan
31
5 Mei 2016  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 4 Mesin Bapak Ronald

Jumat /  Penyusunan Laporan Kerja Praktik BAB 5  Power House


32  Civitas Saguling
6 Mei 2016  Perpisahan  Kantor Cioray

84
85

Anda mungkin juga menyukai