Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TERKAIT SYSTEM YANG

MENGALAMI PERUBAHAN

PADA BAYI BARU LAHIR

OLEH :
NURFITRIANI
PO713201201030
2A
Dosen pembimbing :
Kurnia Rahma Syarif, S.Kep.Ns., M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

PRODI D.III KEPERAWATAN

TA. 2020/2021
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr. Bayi merupakan suatu anugrah
dan sekaligus merupakan titipan yang diberikan oleh yang maha kuasa. Kehadiran
seorang bayi di dalam keluarga merupakan yang dinanti-nanti serta merupakan
penerus pewaris sebuah keluarga. Maka dari itu semenjak dini atau lahir bayi harus
mendapatkan perawatan yang baik karena itu modal utama dalam perkembangan
baik Psiko sosio dan Spiritual serta perkembangan motorik.
Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan keperawatan yang dilakukan segera
bayi lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal yaitu
kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan asuhan segera,
aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru
lahir.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari
pertama kehidupan per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini
dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik, untuk
itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka Kematian
Bayi (AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi 49 per
kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) di
Indonesia sebesar 32 kematian per
1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per
1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan laporan
program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52 kematian bayi dari
29.235 kelahiran hidup. Penyebab kematian antara lain adalah BBLR, down
syndrome, infeksi neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis, kelainan jantung,
respiratory distress syndrome, post op hidrosefalus, dan lain sebagainya.
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat
terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia dan
hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan
otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh
mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan kematian
anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring, Oral Rehidration,
Breast Feeding, Imuzation, Family Planning, FoodSupplemen, dan Female
Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan baik dalam kegiatan posyandu,
Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat. Growth monitoring
adalah upaya melihat perkembangan berat balita. Berat balita memang dapat
digunakan sebagai petunjuk kondisi kesehatannya. Oral rehidration, atau
pemberian cairan, baik buatan sendiri maupun yang sudah tersedia berupa oralit.
Hal ini untuk mengatasi penyakit diare yang merupakan salah satu penyakit
penyebab kematian bayi dan anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita
terkena penyakit pada masa mendatang. Family Planning penting karena secara
tidak langsung, jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap
perawatan anak.
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran tenaga kesehatan
pada bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang normal jika
frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat kolostrum yang bersifat
pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI sekitar usia 6 minggu.
A. DEFINISI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan BB lahir 2500 gr sampai 4000 gr.

B. CIRI – CIRI BAYI NORMAL


1. BB 2500 – 4000 gr
2. PB lahir 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180x/menit, kemudian
menurun sampai 120x/menit atau 140x/menit
6. Pernafasan pada menit – menit pertama cepat kira – kira 180x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira – kira 40x/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk
dan diliputi vernic caseosa
8. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemah
10. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora ( pada perempuan )
testis sudah turun ( pada anak laki – laki )
11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk
13. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak tangan
bayi akan menggenggam atau adanya gerakan reflek
14. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Meconium berwarna kuning kecoklatan.
C. PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR
1. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam kurun waktu ± 24 jam setelah lahir,akan terjadi penurunan kadar gula
darah,untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir,diambil dari
hasil metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada
neonatus,maka kemungkinan besar bayi akan mengalami hypoglikemi,missal
pada bayi BBLR,bayi dari ibu yang mengalami DM dan lainnya.
2. Perubahan Sirkulasi
Dengan perkembangan paru-paru mengakibatkan tekanan O2 Meningkat dan
tekanan CO2 menurun. Hal ini mengakibatkan turunnya resisitensi pembuluh
darah paru sehingga aliran darah ke otak tersebut meningkat. Hal ini
menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus
artriosis menutup.
Dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian tali pusat dipotong aliran
darah dari placenta melalui vena. Vena kappa superior dan foramen oval pada
atrium kiri terhenti sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang
hidup diluar badan ibu.
3. Perubahan gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan mempraktikkan perilaku mengisap dan
menelan. Pada saat lahir, reflek muntah dan batuk yang matur telah lenyap.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna sumber
makanan dari luar cukup terbatas. Sebagaian besar keterbatasan tersebut
membutuhkan berbagai enzim dan hormon pencernaan yang dapat di saluran
cerna ( mulai dari mulut sampai dengan usus ).
Kamampuan absorpsi karbohidrat pada bayi baru lahir kurang efisien,
sedangkan absorpsi monosakarida ( glukosa ) telah efisien. Regurgitasi pada
bayi baru lahir disebabkan oleh sfingter jantung, sambungan esophagus bawah,
dan lambung yang tidak sempurna. Kapasitas lambung pada bayi baru lahir
cukup bulan sangat terbatas, kurang dari 30cc. hal ini di sebabkan karena usus
bayi baru lahir relatif tidak matur dan sistem otot yang menyusun organ tersebut
lebih tipis dan kurang efisien di bandingkan orang dewasa sehingga gelombang
peristaltiknya sukar untuk di prediksi. Lipatan dan vili dinding usus belum
berkembang sempurna. Sel epitel yang melapisi usus halus bayi baru lahir tidak
berganti dengan cepat sehingga meningkatkan absorpsi yang paling efektif.
Awal pemberian makan oral menstimulasi lapisan usus agar matur dengan
meningkatkan pergantian sel yang cepat dan produksi enzim mikrovilus. Epitel
sel yang tidak matur mempengaruhi usus untuk melindungi dirinya dari zat-zat
yang sangat berbahaya.
Pada awal kehidupan, bayi baru lahir menghadapi proses penutupan usus
( permukaan epitel usus menjadi tidak permeable terhadap antigen ). Sebelum
penutupan usus bayi akan rentan terhadap infeksi virus / bakteri dan juga
terhadap stimulasi allergen melalui penyerapan molekul-molekul besar oleh
usus. Kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam menyimpan cairan daripada
kolon orang dewasa sehingga bayi cenderung mengalami kompilasi kehilangan
cairan, misalnya gangguan diare.
4. Perubahan Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan
yang kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat
menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi dan
edema ketidakmaturan ginnjal dapat membatasi kemampuan bayi baru lahir
untuk mengeksresi obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung
kemih bayi saat lahir tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan
urine selama 12
24 jam. Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6-10x dengan
warna urine pucat menunjukan masukan cairan yan cukup. Umumnya, bayi
cukup bulan mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilogram /hari.
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu,dimana dalam kandung
kemih telah ada air kemih yang diekresi kedalam air ketuban.Pada bayi baru
lahir,kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc dan produksi air kemih rata-rata
0,05 – 0,10 cc permenit.Ginjal bayi baru lahir menunjukkan penurunan aliran
darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah
meyebabkan retensi cairan dan intoksikasi air. Fungsi tubulus tidak matur
sehingga dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah yang besar dan
ketidak seimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
mengonsentrasikan urine yang baik yang tercermin dalam berat urine ( 1,004 )
dan osmolitas urine yang rendah. Semua keterbatasan ginjal ini lebih buruk
pada bayi kurang bulan.
Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan,
serinmgkali hanya 30 hingga 60 ml, seharusnya tidak terdapat protein atau
darah dalam urine bayi baru lahir. Debris sel yang banyak dapat mengidentifikasi
adanya cedera atau iritasi di dalam sistem ginjal.
DAFTAR PUSTAKA

(DOC) perubahan fisiologis bayi baru lahir dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
| SURI ANTO - Academia.edu

[PDF] Diktat Bayi Baru Lahir

Anda mungkin juga menyukai