NOMOR.... TAHUN....
TENTANG
BUPATI MANOKWARI,
3. Undang-Undang ….
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penata Ruang;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayan Publik;
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059) ;
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5063);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber
Daya Air.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122
Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 120 Tahun
2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah;
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik;
14. Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5570);
15. Peraturan ....
16. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6178);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5883);
18. Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua Barat Nomor 10
Tahun 2019 Tentang Pembangunan Berkelanjutan di
Provinsi Papua Barat ;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Manokwari Nomor ….
Tahun ….. tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Manokwari
Tahun ….. Nomor …., Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Manokwari Nomor ….);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK.
BAB I ….
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 1
Bagian Kedua
Maksud
Pasal 2
Bagian Ketiga
Tujuan
Pasal 3
Bagian Keempat
Ruang Lingkup
Pasal 4….
Pasal 4
BAB II
PENYELENGGARA, JENIS DAN KOMPONEN SPALD
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Bagian Kedua….
-6-
Bagian Kedua
SPALD-S
Pasal 8
Paragraf 1
Subsistem Pengolahan Setempat
Pasal 9
Paragraf 2
Subsistem Pengangkutan
Pasal 10
Paragraf 3
Subsistem Pengolahan Lumpur Tinja
Pasal 11
(1) Subsistem Pengolahan Lumpur Tinja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf c, merupakan prasarana dan sarana untuk mengolah
lumpur tinja berupa IPLT.
(2) IPLT……
-6-
Pasal 12
Air hasil olahan air limbah domestik di IPLT yang dibuang ke badan air
permukaan, harus memenuhi standar baku mutu air limbah domestik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
SPALD-T
Pasal 13
Pasal 14
(1) Cakupan pelayanan skala perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 13 huruf a, untuk lingkup perkotaan dan/atau regional dengan
minimal layanan 20.000 (dua puluh ribu) jiwa.
(2) Cakupan pelayanan skala permukiman sebagaimana dimaksud
pada pasal 13 huruf b, untuk lingkup pemukiman dengan layanan
50 (lima puluh) sampai 20.000 (dua puluh ribu) jiwa.
(3) Cakupan….
- 8-
Pasal 15
Pasal 16
Paragraf 1
Subsistem Pelayanan
Pasal 17
Paragraf 2
Subsistem Pengumpulan
Pasal 18
(1) Subsistem Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
huruf b, merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air
limbah domestik melalui perpipaan dari Subsistem Pengolahan
Terpusat.
(2) Prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
atas:
a. pipa retikulasi;
b. pipa induk….
- 9-
Paragraf 3
Subsistem Pengolahan Terpusat
Pasal 19
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 20
Bagian Kedua
Rencana Induk
Pasal 21….
- 10 -
Pasal 21
Bagian Ketiga
Studi Kelayakan
Pasal 22
Pasal 23
Bagian Keempat
Perencanaan Teknik Terinci
Pasal 24
BAB IV
KONSTRUKSI
SPALD
Pasal 25
(1) Konstruksi terdiri atas:
a. persiapan konstruksi;
b. pelaksanaan konstruksi; dan
c. uji coba sistem.
(2) Persiapan konstruksi….
- 12 -
Pasal 26
BAB V
PENGOPERASIAN, PEMELIHARAAN DAN REHABILITASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29….
- 13 -
Pasal 29
Bagian Kedua
Pengoperasian dan Pemeliharaan SPALD-S
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
(1) Pengoperasian Subsistem Pengolahan Lumpur Tinja dilaksanakan
di IPLT antara lain kegiatan:
a. pengumpulan lumpur tinja:
b. penyaringan benda kasar dalam lumpur tinja;
c. pemisahan partikel diskrit;
d. pemekatan lumpur tinja;
e. penstabilan lumpur tinja; dan/atau
f. pengeringan….
- 14 -
(2) Air hasil pengolahan di IPLT yang dibuang ke badan air permukaan
harus memenuhi standar baku mutu air limbah domestik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 34
Bagian Ketiga
Pengoperasian dan pemeliharaan SPALD-T
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38….
- 15 -
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
BAB VI
PEMANFAATAN
Pasal 43
(3) Hasil ….
- 16 -
BAB VII
WEWENANG DAN TUGAS PEMERINTAH DAERAH
Bagian Kesatu
Wewenang
Pasal 44
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 45
c. membangun….
- 17 -
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 46
BAB IX
KERJASAMA
Pasal 47
Pasal 48….
- 18 -
Pasal 48
BAB X
HAK, KEWAJIBAN, DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 49
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 50
d. membayar….
- 20 -
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 51
BAB XI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 52
Pasal 53…..
- 21 -
Pasal 53
BAB XII
PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pengawasan
Pasal 54
Bagian Kedua
Pemantauan
Pasal 55
b. Pemantauan …..
- 21 -
Pasal 56
Bagian Ketiga
Evaluasi
Pasal 57
Pasal 58
Bagian Keempat
Pelaporan
Pasal 59
BAB XIII
PERIZINAN
Pasal 60
BAB XIV
PEMBIAYAAN
Pasal 61
BAB XV
INSENTIF DAN DESINSENTIF
Bagian kesatu
Insentif
Pasal 62
Bagian kedua
Desinsentif
Pasal 63….
- 23 -
Pasal 63
(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan desinsentif kepada BUMD,
Badan Usaha SPALD, BUM Desa, kelompok masyarakat, dan
perseorangan yang melakukan :
a. Pelanggaran tertib pengelolaan air limbah domestik; dan
b. Tidak melaksanakan kewajiban dalam pengelolaan air limbah
domestik.
(2) Desinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa :
a. Penghentian bantuan; dan
b. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.
BAB XVI
KETENTUAN
PENYIDIKAN
Pasal 64
BAB XVII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 65
BAB XVIII
KETENTUAN
PERALIHAN
Pasal 66
Bangunan yang belum memenuhi ketentuan subsistem pengolahan
setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dalam jangka
waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun sejak Peraturan Daerah ini
berlaku wajib sudah memiliki subsistem pengolahan setempat
berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah ini.
BAB XIX
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 67
Pasal 68
Ditetapkan di Manokwari
Pada tanggal
BUPATI MANOKWARI,
ttd
HERMUS INDOU
Diundangkan di
Manokwari
Pada tanggal, ………
Plt. Sekretaris Daerah
Kabupaten Manokwari,
ttd
MERSIYANA DJALIMUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 20..
NOMOR ..........
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
MANOKWARI
NOMOR
TENTANG
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
I. UMUM
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Oleh karena itu
pemerintah wajib mengupayakan lingkungan hidup yang baik dan
sehat bagi seluruh masyarakat.
Lingkungan hidup perlu dilindungi dari kemungkinan terjadinya
pencemaran. Unsur pencemar dapat berasal dari berbagai sumber,
salah satunya adalah air limbah domestik yang berasal dari usaha
dan/atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen, dan asrama.
Air limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat
mencemari badan air dan menyebabkan water borne disease (penyakit
yang ditularkan melalui air) yang pada akhirnya dapat menurunkan
derajat kesehatan masyarakat dan menimbulkan kerusakan
lingkungan.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup membuat peran
Pemerintah Daerah menjadi penting sebagai kepanjangan tangan
Pemerintah Pusat dalam menjalankan program-program yang berkaitan
dengan lingkungan hidup.
Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk mengatur urusan
di bidang air limbah khususnya terkait pengelolaan dan pengembangan
sistem air limbah domestik yang merupakan bagian dari urusan
pemerintahan konkuren sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Dengan dasar tersebut, maka perlu ada Peraturan Daerah yang
mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik yang dibuang melalui
sistem pengelolaan air limbah domestik.
-2-
Ayat (2)
Sarana pengangkut lumpur tinja ini berupa kendaraan
pengangkut yang memiliki tangki penampung dari bahan baja
yang harus dilengkapi dengan:
a. alat penyedot lumpur tinja berupa pompa vakum dan
peralatan selang; dan
b. tanda pengenal khusus, contoh warna yang mencolok,
tulisan spesifik.
Selain kelengkapan tersebut, sarana pengangkutan lumpur tinja
dapat juga dilengkapi dengan alat pemantauan elektronik. Untuk
lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh truk, dapat menggunakan
kendaraan bermotor roda tiga atau sejenisnya yang telah
dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf (a) ;
unit penyaringan secara mekanik atau manual berfungsi untuk
memisahkan atau menyaring benda kasar didalam lumpur tinja;
Huruf (b) :
unit pengumpulan berfungsi untuk mengumpulkan lumpur tinja
dari kendaraan penyedot lumpur tinja sebelum masuk ke unit
pengolahan berikutnya;
Huruf (c :
unit pemekatan berfungsi untuk memisahkan padatan dengan
cairan yang dikandung lumpur tinja, sehingga konsentrasi
padatan akan meningkat atau menjadi lebih kental;
Huruf (d) :
unit stabilisasi berfungsi untuk menurunkan kandungan organik
dari lumpur tinja, baik secara anaerobik maupun aerobik;
Huruf (e) :
unit pengeringan lumpur berfungsi untuk menurunkan
kandungan air dari lumpur hasil olahan, baik dengan
mengandalkan proses fisik dan/atau proses kimia; dan
Huruf (f) :
unit pemrosesan lumpur kering berfungsi untuk mengolah
lumpur yang sudah stabil dari hasil pengolahan lumpur
sebelumnya untuk kemudian dimanfaatkan.
Ayat (4)
Prasarana dan sarana pendukung terdiri dari:
a. platform (dumping station) yang merupakan tempat truk
penyedot tinja untuk mencurahkan (unloading) lumpur tinja ke
dalam tangki imhoff ataupun bak ekualisasi( pengumpul);
b. kantor yang diperuntukkan bagi tenaga kerja;
c. gudang dan bengkel kerja untuk tempat penyimpanan
peralatan, suku cadang unit di IPLT, dan perlengkapan lainnya;
d. laboratorium untuk pemantauan kinerja IPLT;
e. infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan operasional, dan
jalan inspeksi;
f. sumur pantau untuk memantau kualitas air tanah di sekitar
IPLT;
-3-
g. fasilitas air bersih untuk mendukung kegiatan pengoperasian
IPLT;
h. alat pemeliharaan;
i. peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
j. pos jaga;
k. pagar pembatas untuk mencegah gangguan serta
mengamankan aset yang berada di dalam lingkungan IPLT;
l. pipa pembuangan;
m. tanaman penyangga; dan/atau
n. sumber energi listrik.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (2) huruf b, yakni SPALD-T Skala Permukiman dulu dikenal
dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal.
Pasal 14
Ayat (1) dan ayat (2) penggunaan satuan layanan dalam jiwa
dengan pertimbangan SPALD-T pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah bersifat non individual sehingga yang digunakan
adalah satuan unit jiwa bukan satuan keluarga.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
a. Lubang control (manhole);
b. Bangunan penggelontor;
c. Terminal pembersihan (clean out);
d. Pipa perlintasan (siphon); dan
e. Stasiun pompa.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
a) Rencana Umum, yang meliputi: a) gambaran umum daerah
dan kawasan rencana; dan b) kondisi wilayah baik fisik
maupun non fisik.
-4-
b) Standar dan Kriteria Pelayanan. Standar pelayanan SPALD
ditentukan berdasarkan jenis pelayanan, mutu pelayanan, dan
penerima layananyang akan diterapkan di wilayah
perencanaan. Kriteria pelayanan mencakup kriteria teknis
yang digunakan dalam SPALD sesuai standar pelayanan yang
akan diterapkan.
c) Rencana Penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T. Rencana
penyelenggaraan SPALD-S dan SPALD-T didasarkan pada:
1) RTRW, RDTR, dan RTR-KSN
2) RPJP Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
3) RPJM Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota;
4) analisis kondisi wilayah dan kawasan perencanaan SPALD;
5) analisis kondisi penyelenggaraan SPALD saat ini, termasuk
permasalahan dan potensi dalam penyelenggaraan SPALD;
6) analisis keterpaduan penyelenggaraan SPALD dengan
prasarana dan sarana umum dan utilitas;
7) analisis isu strategis dalam penyelenggaraan SPALD jangka
panjang 20 (dua puluh) tahun perencanaan;
8) penentuan kebijakan dan strategi penyelenggaran SPALD-S
dan SPALD-T jangka panjang, menengah, dan pendek
untukdaerah dan kawasan perencanaan; dan
9) penentuan program dan kegiatan dalam
penyelenggaraanSPALD-S dan SPALD-T jangka panjang,
jangka menengah,dan jangka pendek.
d) Indikasi dan Sumber Pembiayaan. Indikasi dan sumber
pembiayaan berupa besaran biayapenyelenggaraan SPALD
jangka panjang, jangka menengah, jangkapendek, dan sumber
pembiayaan (APBN, APBD, pelaku usaha,dan/atau
masyarakat).
e) Rencana Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
(SDM).Rencana kelembagaan yang diperlukan dalam
penyelenggaraanSPALD antara lain meliputi bentuk
kelembagaan, strukturorganisasi, dan tata kerja disertai
kebutuhan SDM.
f) Rencana Legislasi (Peraturan Perundang-undangan)Rencana
legislasi (peraturan perundang-undangan) berupakebutuhan
peraturan perundang-undangan, baik untuk daerahdan
kawasan.
g) Rencana Pemberdayaan Masyarakat. Rencana pemberdayaan
masyarakat merupakan rencana untukmeningkatkan
pemahaman, keterlibatan, komitmen dan sinergi masyarakat
dalam menyelenggarakan SPALD.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kajian keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b,
diukur berdasarkan:
a. periode pengembalian pembayaran (Pay Back Period-PBP);
-5-
b. nilai keuangan kini bersih (Financial Net Present Value-FNPV);
dan
c. laju pengembalian keuangan internal (Financial Internal Rate of
Return-FIRR).
Ayat (3)
Kajian ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c,
diukur berdasarkan:
a. nisbah hasil biaya ekonomi (Economic Benefit Cost Ratio-EBCR);
b. nilai ekonomi kini bersih (Economic Net Present Value-ENPV);
dan
c. laju pengembalian ekonomi internal (Economic Internal Rate of
Return-EIRR).
Ayat (4)
Studi Analisis Resiko dapat berupa Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
-6-
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Wewenang adalah adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan
melakukan kegiatan/aktivitas
Pasal 45
Tugas adalah suatu pekerjaan yang wajib dikerjakan atau yang
ditentukan untuk dilakukan karena pekerjaan tersebut telah
menjadi tanggungjawabnya.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
(Ayat 1)
Cukup jelas.
(Ayat 2)
Bantuan yang dimaksud bisa berupa bantuan sosial maupun
subsidi dari Pemerintah kepada masyarakat yang berkaitan
dengan pembangunan sarana prasarana air limbah domestik.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
-7-
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
-8-