Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON,

AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM


MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR
SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF
DAN KAPASITIF

Hanri Adi Martua Hasibuan, A.Rachman Hasibuan


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: hanri.elektro07@yahoo.com

ABSTRAK

Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik.
Dengan ditemukannya generator sinkron, telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan
energi yang terkandung dalam batu bara, gas, minyak, air uranium kedalam bentuk yang bermanfaat yaitu listrik
dalam rumah tangga dan industri. Pada makalah ini penulis membahas analisa perbandingan metode impedansi
sinkron, amper lilit dan segitiga potier dalam menentukan regulasi tegangan generator sinkron dengan pembebanan
resistif, induktif, dan kapasitif, dimana datanya sebagai berikut. Metode impedansi sinkron induktif : 75,27 %
resistif : 34,41 % kapasitif : 1,89 % . Metode amper lilit induktif : 31,34 % resistif : 11,9 % kapasitif : -15,32 % .
Metode potier induktif : 25,38 % resistif : 13,8 % kapasitif : 0 % jadi regulasi dengan menggunakan metode segitiga
potier untuk beban resistif dan kapasitif lebih positif dari pada regulasi dengan metode amper lilit, untuk beban
induktif metode potier memiliki nilai yang paling kecil. Namun metode setitiga potier merupakan metode yang
paling akurat dari ketiga metode yang dipakai.

Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier

1. Pendahuluan
beberapa metode yaitu metode impedansi
Generator Sinkron merupakan mesin listrik sinkron, amper lilit dan metode segitiga potier
yang mengubah energi mekanis berupa putaran yang digunakan untuk menghitung regulasi
menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan tegangan pada generator sinkron. Makalah ini
oleh penggerak mulanya, sedangkan energi bertujuan untuk menganalisa perbandingan
listrik akan dihasilkan pada rangkaian pengaruh pembebanan resistif, kapasitif, dan
jangkarnya. Dengan ditemukannya Generator induktif terhadap regulasi tegangan generator
Sinkron, telah memberikan hubungan yang sinkron tiga fasa.
penting dalam usaha pemanfaatan energi yang
terkandung pada batu bara, air, minyak, gas
uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan 2. Generator Sinkron Tiga Fasa
mudah digunakan yaitu listrik dalam rumah
tangga dan industri. Beban yang dipikul Generator Sinkron tiga fasa berfungsi
alternator dapat bersifat resistif, induktif, dan mengubah enerrgi mekanis menjadi tenaga
kapasitif, yang ketiga beban tersebut memiliki listrik arus bolak – balik. Generator sinkron tiga
faktor daya yang berbeda. fasa sering disebut juga sebagai alternator.
Untuk itu perlu dilakukan pengujian berupa Dikatakan generator sinkron karena jumlah
analisa perbandingan untuk ketiga beban putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
tersebut terhadap regulasi tegangan dari sebuah medan magnet pada stator. Pada prinsipnya,
generator sinkron dengan menggunakan
konstruksi generator sinkron sama dengan motor (brushless). Ada dua jenis sistem eksitasi dengan
sinkron. Secara umum, konstruksi generator menggunakan sikat yaitu :
sinkron terdiri dari stator (bagian yang diam) 1. Sistem eksitasi konvensional
dan rotor (bagian yang bergerak) juga memiliki (menggunakan generator arus searah).
celah udara (ruang) antara stator dan rotor yang 2. Sistem eksitasi statis.
berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi [3]. Sedangkan sistem eksitasi tanpa
Pada generator sinkron kumparan medan menggunakan sikat terdiri dari :
yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan 1. Sistem eksitasi dengan menggunakan
sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai baterai.
arus searah terhadap kumparan medan. Dengan 2. Sistem eksitasi dengan menggunakan
adanya arus searah yang mengalir melalui Permanen Magnet Generator (PMG ) [3].
kumparan medan maka akan menimbulkan fluks
yang besarnya terhadap waktu adalah tetap[3].
Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah 3. Pengaruh Beban Resistif, Kapasitif,
terkopel dengan rotor akan dioperasikan dan Induktif Generator Sinkron.
sehingga rotor akan berputar pada kecepatan
nominalnya, seperti persamaan (1) [3]. Cara menentukan pengaturan tegangan
untuk mesin – mesin kecil dapat diperoleh
120. f …………………………… (1)
n= dengan cara langsung, yaitu generator sinkron
p diputar pada kecepatan nominal, eksitasi diatur
dimana : n = Kecepatan putar rotor (rpm) sehingga menghasilkan tegangan nominal (V)
p = Jumlah kutub rotor pada beban penuh, kemudian beban dilepas
f = Frekuensi (Hz) dengan menjaga agar putaran tetap konstan..
Maka, akan diperoleh harga tegangan pada
Perputaran rotor tersebut sekaligus akan beban nol (Ea).
memutar medan magnet yang dihasilkan oleh Untuk mesin – mesin besar, metode yang
kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan digunakan untuk menentukan regulasi tegangan
pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan dengan cara langsung sering kali tidak dapat
jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh rating kVA
terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang sangat tinggi. Terdapat beberapa metode
yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. tidak langsung yang hanya memerlukan
Adanya perubahan fluks magnetik yang sejumlah kecil daya jika dibandingkan dengan
melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan daya yang diperlukan pada metode langsung.
ggl induksi pada ujung-ujung kumparan Beberapa metode tersebut antara lain [3] :
tersebut. Adapun sesuai dengan persamaan (2) a.) Metode Impedansi Sinkron (EMF)
[3]. b.) Metode Ampere Lilit (MMF)
dϕ c.) Metode Potier (zero power factor)
e=− N …………………………… (2) d.) Metode new ASA (American Standard
dt
Association)
Persamaan (2) diatas di sederhanakan ke
persamaan (3) seperti dibawah ini : Akan tetapi, dalam makalah ini hanya akan
dibahas tiga metode, yaitu metode Impedansi
Cnϕ ..……………………………….. (3) Sinkron (EMF), Amper Lilit (MMF) dan metode
Potier (zero power factor) dengan faktor daya
Dimana : N = Jumlah belitan unity, lagging dan leading.
C = Konstanta Untuk menghitung regulasi tegangan pada
n = Putaran (Rpm) sebuah generator sinkron diperlukan data
ϕ = Fluks Magnetik (Weber) tahanan jangkar (armatur) Ra, data beban nol dan
data hubung singkat.
Berdasarkan cara penyaluran arus searah Pengaturan tegangan (voltage regulation)
pada rotor generator sinkron, sistem eksitasi dari suatu generator sinkron dapat didefinisikan
terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan sebagai perubahan tegangan terminal dari beban
menggunakan sikat (brushless excitation) dan nol (no-load) ke beban penuh (full-load) dengan
sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat menjaga eksitasi medan dan putaran tetap,
dibagi dengan tegangan beban penuh (full-load).
Tegangan pada terminal dari generator sinkron Dapat dilihat pada gambar (1) Ra dapat
tergantung dari beban yang terpasang dan juga diukur, sehingga ditulis seperti persamaan (5).
faktor daya (power factor) beban tersebut seperti
yang dinyatakan dalam persamaan (4) [7]. Xs = Z − …………………….. (5)
Dengan mengetahui nilai Ra dan Xs, pada
(Ea V)
VR = 100 x % ………………….. (4) diagram fasor Gambar (1) maka dapat
digambarkan setiap beban dan setiap faktor daya
Perlu dicatat bahwa Ea – V adalah selisih (PF) [3].
aritmatik bukan selisih fasor. Faktor – faktor
yang mempengaruhi regulasi tegangan sebuah 3.2. Metode Amper Lilit (MMF)
generator sinkron antara lain :
a.) Jatuh tegangan akibat IaRa pada belitan Metode ini juga menggunakan data – data
jangkar beban nol dan hubung singkat, tetapi memiliki
b.) Jatuh tegangan akibat IaXL perbedaan dengan metode EMF karena
c.) Perubahan tegangan akibat reaksi jangkar menggunakan reaktansi bocor jangkar (armatur)
sebagai reaksi jangkar tambahan. Metode ini
Dalam menghitung regulasi tegangan pada mengabaikan tahanan jangkar karena bernilai
suatu generator sinkron kita dapat menggunakan kecil. Dalam keadaan hubung singkat, arus
beberapa metode seperti metode impedansi tertinggal 90º (Ra dianggap nol) dan faktor daya
sinkron, metode amper lilit, metode segitiga nol. Oleh karena itu, reaksi jangkar
potier dan metode new asa. Tetapi didalam mengakibatkan demagnetisasi [3].
makalah ini yang akan dibahas hanya tiga Gambar (2) dibawah ini memperlihatkan
perbandingan metode yaitu : vektor ketiga arus medan yaitu : lagging
1. Metode impedansi sinkron, (tertinggal), leading (mendahului), dan unity
2. Metode amper lilit (MMF) dan (sefasa).
3. Metode potier ( Zero Power Factor ).
dalam menghitung regulasi tegangan sebuah
generator sinkron dengan pembebanan resistif,
induktif dan kapasitif.

3.1. Metode Impedansi Sinkron Gambar 2. Vektor Arus Medan


(a) Faktor Daya Lagging (tertinggal) ,
Pada metode impedansi sinkron ini, (b) Faktor Daya Leading (mendahului),
diperoleh nilai impedansi sinkron Zs kemudian (c) Faktor Daya Unity (sefasa)
reaktansi sinkron Xs dari karakteristik beban nol
dan karakteristik hubung singkat. Adapun Untuk kasus – kasus umum (general case),
metode ini memerlukan data beban nol dan data yaitu ketika faktor daya memiliki nilai antara nol
hubung singkat. (lagging atau leading) dan satu (unity).
Kedua data diatas digambarkan pada dasar Gambar (3) berikut akan memperlihatkan
nilai arus medan yang sama. Pada Gambar (1) diagram lengkap metode ampere lilit (amper-
memperlihatkan diagram lengkap metode turn method).
impedansi sinkron.

Gambar 1. Diagram Lengkap Impedansi Sinkron Gambar 3. Diagram Metode Amper Lilit
Dimana : d. Bila vektor BH ditambah kan ke OG, maka
OA = Arus medan yang diperlukan untuk besarnya arus medan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan tegangan nominal. tegangan tanpa beban E0 bisa diketahui.
OC = Arus medan yang diperlukan untuk
mendapatkan arus beban penuh pada hubung
singkat. 4. PENGATURAN GENERATOR
AB = OC = dengan sudut (90º + Ө) terhadap OA SINKRON
(jika faktor daya lagging).
OB = Total arus medan yang dibutuhkan untuk Untuk dapat melihat bagaimana pengaruh
mendapatkan tegangan Ea dari karakteristik perubahan beban terhadap regulasi tegangan
beban nol, seperti persamaan (5) dibawah ini. generator sinkron tiga fasa maka diperlukan
= 2
+ 2
+ 2( )( ) {180° − (90° + Ө) (5) beberapa percobaan yaitu:
1. Percobaan tahanan jangkar
Metode ini disebut juga optimistic method 2. Percobaan beban nol
karena memberikan regulasi yang lebih rendah 3. Percobaan hubung singkat
daripada performansi mesin yang sebenarnya. 4. Percobaan Zpf (Zero power factor)
5. Percobaan berbeban
3.3. Metode Potier ( Zero Power Factor ).
Parameter generator sinkron yang
Metode ini berdasarkan pada pemisahan diperlukan adalah Xs dan Zs yang diperoleh dari
kerugian akibat reaktansi bocor Xl dan pengaruh percobaan beban nol dan hubung singkat,
reaksi jangkar Xa. Data yang diperlukan pada sedangkan tahanan jangkar Ra tidak diabaikan.
metode ini adalah data beban nol dan data beban Parameter ini untuk mendapatkan tegangan
penuh dengan faktor daya satu. beban nol untuk perhitungan regulasi tegangan.
Khusus untuk karakteristik beban penuh
dengan faktor daya satu dapat diperoleh dengan 4.1. Percobaan Tahanan Jangkar
cara melakukan percobaan terhadap generator
seperti halnya pada saat percobaan tanpa beban, Rangkaian percobaan pengukuran tahanan
yaitu menaikkan arus medan secara bertahap, jangkar seperti Gambar (5).
yang membedakannya supaya menghasilkan
faktor daya satu adalah generator harus diberi
beban reaktor murni. Arus jangkar dan faktor
daya satu saat dibebani harus dijaga konstan.
Gambar (4) dibawah ini memperlihatkan
diagram lengkap metode segitiga potier [3].

Gambar 5. Percobaan Tahanan Jangkar

Data percobaan tahanan jangkar pada tabel


(1).

Tabel 1. Data Percobaan Tahanan Jangkar


VDC IDC
6,2 3,14

,
RDC = = = 2,96 Ω
Gambar 4. Diagram Metode SegiTiga Potier ,

Dari Gambar (4) diagram Potier diatas, bisa Oleh karena tahanan jangkar beroperasi
dilihat bahwa : dengan tegangan AC maka RDC harus dikali
a. V nilai tegangan terminal saat beban penuh. dengan faktor koreksi yang harganya 1,1 s/d 1,5.
b. V ditambah JF menghasilkan tegangan E. RAC = 1,3 x 2,96
c. BH = AF = untuk mengatasi reaksi jangkar. = 3,84 Ω
4.2 Percobaan Beban Nol dan Percobaan 5.
80 111 80 3,56
Hubung Singkat
6.
Rangakaian percobaan beban nol dan 100 134 100 4,01
hubung singkat ditunjukkan pada gambar (6a) 7
dan (6b) dibawah ini. 120 165 120 5,1

A. Rangkaian percobaan Gambar (7) dan Gambar (8) dibawah ini


menunjukkan kurva karakteristik beban nol dan
Gambar (6a) rangkaian percobaan beban nol
kurva karateristik hubung singkat yang data nya
diambil dari percobaan beban nol dan percobaan
hubung singkat.

Gambar 6a. Percobaan Beban Nol

Gambar (6b) rangkaian percobaan hubung


singkat.

Gambar 7. Kurva karakteristik hubung singkat

Gambar 6a. Percobaan Hubung Singkat

B. Data percobaan

Data pecobaan beban nol dan hubung


singkat ditunjukkan pada tabel (2) dibawah ini.
Adapun data percobaan pada tabel (2) sekaligus
perbandingan kedua percobaan untuk
mendapatkan parameter generator sinkron dan
Gambar 8. Kurva Karakteristik Hubung Singkat
juga kurva karaktetirstik kedua percobaan
tersebut. Dari tabel (2) kita ambil salah satu nilai
arus penguatan (If) yaitu 120 mA karena pada
Tabel 2. Perbandingan Data Beban Nol dan nilai arus penguat (If) = 120 mA nilai arus
Hubung Singkat. jangkar merupakan nilai arus nominal.
OCC SCC Dimana, ketika If = 120 mA
No. Vt = 165 volt → dari karakteristik beban nol.
If (mA) Vt (V) If (mA) Ia (A) Ia = 5,1 A →dari karakteristik hubung singkat.
Maka, dapat diperoleh :
1.
0 11 0 0,76
open-circuit
Zs = = = 32,35 Ω
2. Ia (rated) 5,1
20 36 20 1,3
Xs = Z −
3.
40 56 40 2,02
Xs = (32,35) − (3,84) , Xs = 32,12 Ω.
4.
60 86 60 2,74
4.3 Percobaan Zpf (Zero Power Factor) 1. Pada beban induktif adalah lebih positif dari
pada beban resistif, dan kapasitif. Sedangkan
Rangkaian percoban Zpf (Zero Power pada beban kapasitif memiliki nilai regulasi
Factor) sama seperti rangkaian pada Gambar tegangan yang negatif. Hal ini dikarenakan sifat
(6a), bedanya terletak pada bebannya, yang dari beban kapasitif yang seolah – olah
mana beban yang digunakan pada percobaan menambah tegangan pada terminal generator.
Zpf (Zero Power Factor) adalah induktor dan
kapasitor 20 μF sebanyak dua buah yang 2. Regulasi tegangan yang diperoleh dengan
diparalelkan guna mendapatkan faktor daya menggunakan metode impedansi sinkron (EMF)
yang mendekati satu. Data percoban Zpf (Zero bernilai lebih besar dibandingkan dengan
Power Factor) pada tabel (3). menggunakan metode amper lilit (MMF).
Karena itu, metode impedansi sinkron bisa
Tabel 3. Data Percobaan Zpf disebut juga dengan pessimistic method dan
Cos φ Vt If (mA) metode ampere lilit disebut optimistic method.
0,98 220 340
3. Regulasi dengan menggunakan metode
4.4 Percobaan Berbeban segitiga potier untuk beban resistif dan kapasitif
lebih positif dari pada regulasi dengan metode
Rangkaian percobaan berbeban juga sama amper lilit, untuk beban induktif metode potier
seperti rangkaian percobaan Gambar (6a) yang memiliki nilai yang paling kecil. Namun metode
mana beban yang diberikan pada rangkaian ini setitiga potier merupakan metode yang paling
adalah beban resistif, beban kapasitif, dan beban akurat dari ketiga metode yang dipakai.
induktif. Data percobaan berbeban seperti pada
tabel (4). 6. Ucapan Terima Kasih
Tabel 4. Data percobaan berbeban Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Cos φ VФ H.Panongonan Muda Hsb dan Hj.Netti Khairani
1 210 Daulay selaku orang tua penulis, Ir. A.Rachman
0,7 Lag 193 Hasibuan selaku dosen pembimbing, juga Ir.
0,9 Lead 235 Panusur SM.L Tobing, Ir. Tarmizi Kasim, M.Si
dan Ir. Masykur Sj. MT selaku dosen penguji
4.5 Tabel data perbandingan metode impedansi penulis yang sudah membantu penulis dalam
sinkron, amper lilit dan segitiga potier. menyelesaikan makalah ini, serta teman-teman
penulis yang sudah memberikan dukungan
Dari hasil data dan perhitungan ketiga selama pembuatan makalah ini.
metode diatas maka didapat data seperti pada
Tabel (5). 7. Referensi

Tabel 5. Analisa Data [1]. Chapman, Stephen J, ”Electric Machinery


Regulasi (%) Fundamentals”, 3rd Edition, Mc Graw –
Metode Cos φ Cos φ Cos φ Hill Book Company, Singapore, 1999.
Unity 0,7 Lag 0,9 Lead [2]. Sumanto, DRS, ” Motor Listrik Arus Bolak-
Impedansi Balik”, Edisi Pertama, Penerbit Andi
34,41 75,27 1,89 Offset, Yogyakarta, 1993.
Sinkron
Amper Lilit 11,9 31,34 -15,32 [3]. Thearaja B. L, A Teks-Book of Electrical
Segitiga Technology, Nurja Construction &
13,8 25,38 0 Development, New Delhi, 1989.
Potier
[4]. Wijaya, Mochtar, ”Dasar-Dasar Mesin
Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta,
2001.
5. Kesimpulan
[6]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan
Dari ketiga metode yang dilakukan Daya, Edisi Ke-5, Gramedia, Jakarta, 1995.
diperoleh regulasi tegangan dengan arus beban [7]. http://dunia-listrik.blogspot.com/
sebesar 5,1 A, dimana :

Anda mungkin juga menyukai