Disusun oleh :
Muhammad Huda
0432950120023
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi kami Rahmat dan inayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
makalah “peran dan fungsi perawat dalam kmb, lingkup, komponen , trend&isue “ , dalam
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan tepat waktu.
Terima kasih kepada bapak dosen Ns.Ashar Prima M. Kep. yang telah membantu kami
dan membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini. Dan terima kasih pula
untuk teman-teman seperjuangan yang turut membantu membuat dan menyelesaikan
makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu
kami ingin meminta saran dan masukan yang membangun agar kedepannya bisa kami
jadikan sebagai acuan untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang mendatang.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Muhammad Huda
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan medikal bedah terhadap perawat
di Indonesia
Mengetahui issue aspek legal dalam keperawatan professional
Mengetahui trend keperawatan mandiri masa kini.
D . MANFAAT
Mengetahui keterkaitan keperawatan medikal bedah dengan trend dan isu yang
berkembang dalam bidang kesehatan
Sebagai landasan dalam melakukan penelitian baik klinik dan praklinik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan “ Care Giver “ peran perawat dalammemberikan
asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai
individu, keluarga, dan masyarakat, dengan metoda pendekatan pemecahan
masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini,
perawat bertindak sebagai comforter, protector, serta rehabilitator. Sebagai
comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien.
Peran protector dan advocate lebih berfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin hak dan kewajiban klien agar terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Peran sebagai communicator,
perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan anggota kesehatan
lainnya. Peran ini erat kaitannya dengan keberadaan perawat mendampingi klien
sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Sedangkan rehabilitator,
berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan, yakni
mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.
2. Peran sebagai Pendidik
Sebagai pendidik, perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desimilasi
ilmu kepada peserta didik keperawatan.
3. Peran sebagai Pengelola
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen
keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola perawat
dalam memantau dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan
serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan keperawatan, karena
pengetahuan pemahaman perawat yang kurang sehingga pelaksana perawat
pengelola belum maksimal, mayoritas posisi, lingkup kewenangan dan tanggung
jawab perawat hampir tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan.
4. Peran sebagai peneliti
Sebagai peneliti di bidang keperawatan, perawat diharapkan mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metoda penelitian
serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau
pelayanan dan pendidikan keperawatan. Penelitian di dalam bidang keperawatan
berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi di bidang
kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya
menetapkan dan memajukan profesi keperawatan.
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan
pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang
harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien.
Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh
pemerintah maupun profesi perawat. Salah satu bagian yang berperan penting
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem
pelayanan kesehatan yang terintegrasi (Kuntoro, 2010: hal 1). Pelayanan
keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang dilakukan
oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pelayanan diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan
mental. Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan
keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
upaya pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah
perawat.
B. Ruang lingkup komponen keperawatan medikal bedah
LINGKUP KLIEN
Lingkup Garapan
Basis Intervensi
Dari focus telaahan dan lingkup garapan keperawatan medikal bedah yang
sudah diuraikan sebelumya, basis intervensi keperawatan medikal bedah adalah
ketidakmampuan klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
(Self care deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan (Self – care demand) dan kapasitas
klien untuk memenuhinya (Self-care ability) sebagai akibat perubahan fisiologis
pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik pada setiap individu karena
kebuthan akan self-care (Self care requirement) dapat berbeda-beda, sehingga
dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan berfikir logis-kritis, teknis dan
telaah legal-etis untuk menentukan bentuk intervensi keperawatan mana yang
sesuai, apakah bantuan total, parsial atau suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
KONSEKUENSI PROFESIONAL
Menutup sementara tulisan ini ada berbagai konsekuensi logis yang masih
harus dipikirkan sebagai acuan bagi praktisi kpeerawatan pada area keperawatan
medikal bedah. Melihat kompleksitas focus telaahan, lingkup garapan dan basis
intervensi area keperawatan medikal bedah dan konsekuensi profesionalnya perlu
dirumuskan :
§ Standar performance untuk acuan kualitas asuhan
Mereka yang memantau kecenderungan ini (juga staf perawat yang memberikan
perawatan langsung) dapat membuktikan bahwa kecenderungan ini telah benar-benar
menimbulkan, dan akan terus memiliki efek yang sangat mendalam pada profesi dan
praktik keperawatan.
Identifikasi Hasil: Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual bagi
klien
Perencanaan: Perawat mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan
Standar Performa Profesinal
Kualitas Asuhan: Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan efektivitas praktik
keperawatan
Penilaian Performa: Perawat mengevaluasi prktik keperawatannya sendiri dalam
hubungannya dengan standar-standar praktik profesinal dan undang-umdang serta
peraturan yang relevan
Pendidikan: Perawat mendapatkan dan mempertahankan pengetahuan terbaru dalam
parkatik keperawatan
Kolegialitas: Perawat memberikan sumbangsih pada perkembangan profesional teman
sejawat , kolega dan lain-lain
Etik: Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan perawat atas nama klien ditentukan
dalam cara-cara yang sesuai etika
Kolaborasi: Perawat berkolaborasi dengan klien, orang terdekat, dan pemberi pelayanan
kesehatan lain dalam memberikan perawatan klien.
Riset: Perawat menggunakan temuan-temuan riset dalam praktik
Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan
harus tetap terjaga
Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial
resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau
telepon) dan keuntungannya
Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan
membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email
Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah
gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
Perubahan yang cepat dalam lingkungan perawatan kesehatan, sejalan dengan kemajuan
kontinue teknologi, peningkatan keparahan penyakit, tekanan-tekanan anggaran, dan
perluasan pengetahuan keperawatan, telah sangat meningkatkan tanggung jawab yang
harus diemban oleh perawat sekarang ini. Untuk memenuhi tanggung jawab ini,
perencanaan dan pencatatan perawatan adalah penting untuk memuaskan kebutuhan
pasien dan memenuhi kewajiban legal. Pencatatan dampak keperawatan pada perawatan
pasien juga memberikan informasi akan kebutuhan perawatan yang berkelanjutan, hal-
hal yang berkenaan dengan hukum, dan pembayaran.
Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia
Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam berbagai
bidang yang meliputi:
Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu mengurangi
biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan
dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan
model pendidikan keperawatan berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden
1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan
klien dalam menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik
akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana
yang masih belum memadai.
Definisi :
Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan
keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang
magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan
video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4)
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan
tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara
beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan
aplikasi bidang medis dan non- medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan
telemonitoring.
Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using telecommunications
technology (National Council of State Boards of Nursing).
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi
dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi
satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas- fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth).
22
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen PPM dan PPL Depkes RI (2018). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia .
http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses Selasa, 23 september 2018, pukul
11.00 WIB
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan:Nuha Medika
23
24