Anda di halaman 1dari 48

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN


INSOMNIA PADA LANSIA
( STUDY LITERATUR )

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persayaratan Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

NAMA : KURNIAWATI

NIM : 18017

AKADEMI KEPERAWATAN SUMBER WARAS


TAHUN 2021
Jl.Kyai tapa Grogol Jakarta Barat 11440
Telp.5682011, Pes.146, Fax.56967453
Website : http://akpersumberwaras.ac.id
e-mail : info@akpersumberwaras.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Kurniawati
Nim : 18017
Institusi : Akademi Keperawatan Sumber Waras

Dengan ini menyatakan Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya atau pikiran saya
sendiri

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut .

Jakarta, 10 Juni 2021

Pembuat Pernyataan

Kurniawati

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh massage kaki terhadap penurunan
insomnia pada lansia“ ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji .

Jakarta, 10 Juni 2021

Pembimbing KTI

Ns.Juairiah, M.Kep

NIDN : 0325016702

Mengetahui,

Akademi Keperawatan Sumber Waras

Direktur

Ns. Esther lenny D.M, SKM, M.Kep

NUPN : 9903022062

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh massage kaki terhadap penurunan
insomnia pada lansia“ ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji .

Jakarta, 9 April 2021

Penguji I

Ns. Cicielia Ernawati Rahayu, M.Kep

NIDN : 0321116406

Penguji II

Ns. Juairiah, M.Kep


NIDN : 0325016702

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga peneliti dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengaruh
massage kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia”.
Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan. Selama menyusun
hasil Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menyadari banyak menemukan hambatan,
namun berkat dukungan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak peneliti
dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati dalam kesempatan ini izinkanlah peneliti mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin, selaku Ketua Yayasan kesehatan
Rumah Sakit Sumber Waras
2. Dr. Hj. Soesilowati S. Sp. PD., KEMD-FINASIM, selaku Pembina Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta
3. Ns. Esther Lenny D.M, SKM, M.,kep, selaku Direktur Akademi Keperawatan
Sumber Waras
4. Ns. Cicielia Ernawati Rahayu, M.Kep , selaku wakil direktur I Akademi
Keperawatan Sumber Waras
5. Ns. Edo Septa Berry, M.Kep, selaku koordinator Kelas A Angkatan XXI
Akademi Keperawatan Sumber Waras
6. Ns.Juairiah, M.Kep, selaku pembimbing, yang telah membimbing dan
memberikan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan Karya tulis ilmiahKarya
Tulis Ilmiah ini
7. Seluruh dosen dan staff Akademi Keperawatan Sumber Waras yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti
pendidikan di Akademi Keperawatan Sumber Waras Jakarta .
8. Kedua Orang Tua Bapak Kusnaya, Ibu Jumrati, yang telah memberi perhatian
dan dukungan yang tulus baik secara moral maupun material sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiahstudi kasus ini dengan baik.

v
9. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XXI Akademi Keperawatan
Sumber Waras yang turut berpartisipasi dalam pembuataan proposal.
10. Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu ,
namun bantuannya sangat berarti bagi peneliti.

Akhrinya dengan satu harapan semoga Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat, Khususnya bagi peneliti dan institusi. Semoga Tuhan Selalu
memberikan balasan kepada Bapak atau Ibu atas bantuan yang diberikan kepada
peneliti, Aamiin.

Jakarta, 5 April 2021

Hormat Saya

Kurniawati

vi
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2021

Kurniawati1, Juairiah2
PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA
PADA LANSIA: STUDY LITERATURE
Xi+45 halaman + 5 lampiran

ABSTRAK
Latar Belakang : Massage merupakan salah satu terapi alternative dan
komplementer yang menggabungkan berbagai teknik dalam keperawatan seperti
sentuhan, teknik relaksasi dan teknik distraksi. Menurut WHO kejadian insomnia
pada lansia cukup tinggi yaitu 67 %. Tujuan : Dari study literature diharapkan
peneliti mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh massage kaki terhadap
penurunan insomnia pada lansia. Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan
metode study literature, sumber data diperoleh dari pencarian menggunakan
database google scholar yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
inggris dengan rentang 2017-2021, dengan menggunakan kriteria inklusi. Hasil :
Hasil study literature dari 5 artikel yang sudah didapat, bahwa terdapat penurunan
insomnia pada lansia dalam melakukan massage kaki. Kesimpulan : Berdasarkan
pemaparan dari berbagai jurnal penelitian ilmiah menyampaikan bahwa penderita
insomnia berdasarkan usia dan jenis kelamin, usia yang lebih dari 60 tahun
(25,15%), bahwa semakin bertambahnya usia maka semakin beresiko mengalami
insomnia dikarenakan terjadinya proses penuaan sedangkan jenis kelamin sering
terjadi pada perempuan (29,45%) dikarenakan perempuan mudah mengalami
stress yang diakibatkan pekerjaan dan keluarga.

Kata Kunci : Massage kaki, Insomia, Lansia

vii
Scientific Paper, May 2021

Kurniawati1, Juairiah2
PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA
PADA LANSIA: STUDY LITERATURE

xi+45 pages + 5 attachments

ABSTRACT
Background : Massage is an alternative and complementary therapy that
combines various techniques in nursing such as touch, relaxation techniques and
distraction techniques. According to WHO, the incidence of insomnia in the
elderly is quite high, namely 67%. Objective: From the literature study,
researchers are expected to get an idea of how the effect of foot massage on
reducing insomnia in the elderly. Research Methods: this study uses the study
literature method, the data source is obtained from a search using the google
scholar database published in Indonesian and English with a range of 2017-2021,
using inclusion criteria. Results: The results of a literature study from 5 articles
that have been obtained, that there is a decrease in insomnia in the elderly in doing
foot massage. Conclusion: Based on the exposure of various scientific research
journals, it was stated that insomnia sufferers based on age and gender, those who
are more than 60 years old (25.15%), that the older the age, the more at risk of
experiencing insomnia due to the aging process while gender often occurs in
women (29.45%) because women easily experience stress caused by work and
family.

Keywords: Foot massage, Insomia, Elderly

DAFTAR ISI

viii
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN PENULISAN...................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
ABSTRAK………………………………………………………………………………vii
ABSTRAC……………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………….....5
A. Konsep Lansia......................................................................................................5
1. Pengertian Lansia.............................................................................................5
2. Batasan – batasan Lanjut Usia........................................................................5
A. Konsep Insomnia.....................................................................................................5
1. Pengertian Insomnia…………………………………………………..................5

2. Etiologi Insomnia………………………………………………………………...5

3. Patofisiologi Insomnia…………………………………………………………...6

4. Klasifikasi Insomnia……………………………………………………………..7

5. Komplikasi Insomnia……………………………………………………………8

6. Penatalaksanaan Insomnia……………………………………………………..10

7. Alat Ukur Insomnia……………………………………………………………..11

B. Konsep Terapi Massage………………………………………………………….13

1. Pengertian Massage……………………………………………………………..13

C. Konsep Massage Pada Kaki……………………………………………………..14

1. Pengertian Massage Kaki………………………………………………………14

ix
2. Manfaat Massage Kaki…………………………………………………………14
3.Metode massage kaki..........................................................................................15
4.Kontraindikasi Massage Kaki............................................................................16
5.Teknik Pemijatan................................................................................................16
A. Jurnal terkait......................................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………..23
A. Diagram Alir.......................................................................................................23
B. Analisa data dan Interprestasi..........................................................................23
C. Etika Study Literature.........................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................25
A. Pembahasan Terkait Teori dan Populasi.........................................................25
B. Pembahasan Terkait Teori dan Intervensi.......................................................26
C. Pembahasan Outcome........................................................................................26
D. Asumsi Penelitian...............................................................................................26
E. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................27
BAB V PENUTUP..........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
B. Saran...................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
LAMPIRAN

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia mengalami berbagai macam masalah kesehatan diantaranya
adalah perubahan keadaan fisik yang bisa dilihat dari menurunnya kondisi
organ tubuh seiring berjalannya waktu. Seperti kemunduran sel – sel tubuh
yang mengakibatkan fungsi dan daya tahan tubuh terus menurun, serta
faktor resiko terhadap berbagai macam penyakit meningkat. masalah yang
sering dialami oleh lanjut usia, salah satunya adalah insomnia
(Lendengtariang, 2018).

Kesulitan tidur atau insomnia pada lansia disebabkan kemunduran atau


perubahan – perubahan pada fisik, psikologis, serta sosial yang akan
berdampak pada waktu tidur. Insomnia atau gangguan tidur adalah salah
satu gangguan yang terjadi pada lanjut usia atau lansia (Mayangsari,
2018).

Faktor fisiologis yang menyebabkan lansia mengalami insomnia karena


ekskresi hormon yaitu kortisol serta ada perubahan temperature tubuh
yang berfluktuasi dan kurang menonjol. Meningkatnya umur
menyebabkan penurunan hormone melantonin yang diekskresikan pada
malam hari ketika tertidur, insomnia bisa berdampak sangat buruk hingga
bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang, seperti performa
motoric, suasana hati yang kurang baik dan ketidakseimbangan dalam
tubuh. Fungsi imun juga akan menurun akibat tidur yang kurang sehingga
dapat mengakibatkan insomnia ringan hingga insomnia berat (Zahro,
2020).

Berdasarkan data populasi lansia pada tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia. Diprediksi jumlah penduduk lansia akan
terus meningkat dimana pada tahun 2020 meningkat menjadi 28,08 juta
jiwa, pada tahun 2025 meningkat menjadi 33,69 juta jiwa pada tahun 2030

1
2

meningkat menjadi 40,95 juta jiwa, dan jumlah tersebut akan terus
menerus menjadi 48,19 juta jiwa pada tahun 2035. Suatu negara dikatakan
berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia diatas 7 % (Kementrian
Kesehatan RI, 2017).

Menurut WHO kejadian insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu 67%.
(Zahro, 2020).

Tidur salah satu cara untuk menghilangkan rasa lelah baik jasmani
maupun mental, ketika seseorang mengalami kelelahan ia membutuhkan
waktu istirahat salah satunya dengan tidur. Tidur mampu mengembalikan
kondisi tubuh pada keadaan semula karena saat tertidur terdapat proses
pemulihan dan bisa bermanfaat untuk menghilangkan rasa lelah berlebihan
dan membuat tubuh menjadi segar kembali. Gangguan tidur yang terkait
seperti kelelahan, cepat marah, penurunan memori dan konsentrasi dan
lesu yang mengganggu banyak aspek fungsi di siang hari (Mayangsari,
2018) jadi Jika seseorang mengalami gangguan tidur atau insomnia maka
diperlukan cara untuk mengatasi hal tersebut.

Penanganan insomnia dapat diatasi dengan dua cara, yaitu penanganan


secara farmakologis dan penanganan secara non farmakologis,
Penanganan farmakologis seperti obat – obatan yaitu Antihistamin,
Amitripilin, Tradozon, Klonazepam, dan Zolpidem sedangkan penanganan
non farmakologis termasuk penanganan komplementer atau terapi alamiah
yang mempunyai efek aman, tanpa efek samping serta efektif untuk
pengobatan penyakit tertentu, salah satunya adalah terapi pijat (massage)
kaki (Mayangsari, 2018).
Massage kaki adalah stimulasi pada kulit dan jaringan dibawahnya dengan
menggunakan berbagai tingkatan tekanan tangan untuk mengurangi nyeri,
membuat rileks atau meningkatkan sirkulasi. Massage merupakan salah
satu terapi alternative dan komplementer yang menggabungkan berbagai
3

teknik dalam keperawatan seperti sentuhan, teknik relaksasi dan teknik


distraksi (Widiana, 2020).

Menurut Mayangsari (2018) menyebutkan bahwa teknik memijat pada


salah satu titik tertentu bisa membuat peredaran darah lancar serta bisa
mengembalikan sistem keseimbangan dalam tubuh menjadi normal dan
memberikan efek relaksasi. Massage memberikan rangsangan berupa
tekanan pada saraf pada telapak kaki, rangsangan tersebut diterima oleh
reseptor saraf (saraf penerima rangsangan). Rangsangan ini diterima akan
diubah oleh tubuh menjadi aliran listrik, kemudian aliran listrik tersebut
langsung dikirim ke otak, sinyal yang dikirim langsung ke otak dapat
melepaskan ketegangan dan memulihkan keseimbangan ke seluruh tubuh
(Widiana, 2020).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh massage kaki terhadap
penurunan insomnia pada lansia ?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh massage kaki
terhadap penurunan insomnia pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh
massage kaki terhadap penurunan insomnia.
b. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu
tentang pengaruh masase kaki terhadap penurunan insomnia pada
lansia.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang akan diteliti.
2. Mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya.
3. Mengetahui perkembangan ilmu pada bidang yang dipilih untuk
dilakukan penelitian.
4. Memperjelas masalah penelitian.
5. Mengetahui metode – metode terkini yang diusulkan oleh peneliti
sebelumnya untuk menyelesaikan masalah penelitian yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah proses alami yang tidak mungkin terjadi dihindari, usia harapan
hidup yang lebih dari 60 tahun berdampak dengan meningkatnya populasi
lansia (Nurhayati, 2016). Menua adalah suatu keadaan terjadi di dalam
kehidupan manusia, proses menua merupakan proses sepanjang hidup tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Pada masa ini
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari – hari (Kholifah,
2016).
2. Batasan – batasan Lanjut Usia
a. Menurut (WHO) lansia dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 Tahun
2) Lanjut usia (elderly) : 60 – 74 Tahun
3) Lanjut usia (old) : 75 – 90 Tahun
4) Usia sangat tua (very old) : >90 Tahun

A. Konsep Insomnia
1. Pengertian Insomnia
Menurut dr. Ida Trisnawati dari Rumah Sakit Islam Kustati (RSUI) Surakarta,
mengatakan bahwa insomnia merupakan situasi saat individu tidak bisa
mempertahankan tidur yang diharapkan. Ada yang kesusahan untuk mulai tidur
atau insomnia inisial, suka terbangun di saat tidur malam serta susah untuk
tidur lagi atau insomnia terminal (Widhya, 2017).

2. Etiologi Insomnia
Insomnia terjadi pada berbagai rentang usia, mulai dari remaja sampai lanjut
usia. Insomnia tidak memandang usia, status, pekerjaan maupun pendidikan

5
6

seseorang. Penyebab terjadinya gangguan tidur, bisa berupa faktor dari dalam
(insrinsik), yaitu kecemasan, motivasi dan umur. Serta faktor dari luar
(ekstrinsik) yang dapat berupa gaya hidup, penggunaan obat – obatan,
gangguan medis umum dan lingkungan (Astuti, 2017).

Menurut Sya’diah (2018) faktor – faktor penyebab insomnia yaitu :


a. Stress
Stress akibat pekerjaan, sekolah, atau keluarga dapat membuat pikiran
menjadi aktif dimalam hari.
b. Kecemasan dan depresi
Hal ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan kimia dalam otak atau
kekhawatiran yang menyertai depresi.
c. Obat – obatan
Beberapa resep obat dapat mempengaruhi proses tidur, termasuk beberapa
antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alaergi, stimulan dan
kartikosteroid.
d. Kondisi medis
Gejala nyeri kronik, kesulitan bernapas dan kondisi medis lainnya dapat
menyebabkan insomnia karena menimbulkan rasa tidak nyaman.

3. Patofisologi Insomnia
Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang bertujuan
untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas. Tidur dan terbangun
diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon
dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil yang diproduksi
oleh mekanisme serebral dalam batang otak yaitu serotonin. Serotonin ini
merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam menginduksi
rasa kantuk, juga sebagai medulla kerja otak.

Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan hormone


katekolamin yang produksi secara alami oleh tubuh. Apabila di hypothalamus
adanya lesi pada pusat pengatur tidur maka dapat mengakibatkan keadaan siaga
tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone
7

neuroepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan


aktivitas (Putu Ayu, 2016).
Gejala insomnia biasanya ditandai dengan kesulitan tidur secara teratur, jatuh
tidur atau merasa lelah disiang hari, perasaan tidak segar atau merasa lelah
setelah baru bangun, bangun berkali – kali saat tidur, kesulitan jatuh tidur,
pemarah, bangun dan memiliki waktu yang sulit jatuh kembali tidur, bangun
terlalu dini dan masalah berkonsentrasi. Berapa banyak tidur yang dibutuhkan
tubuh bervariasi dari suatu orang ke orang lain. Gejala insomnia biasanya
berlangsung satu minggu dianggap insomnia jangka pendek dan gejala penguat
lebih dari tiga minggu diklasifikasikan sebagai insomnia kronis. Orang yang
menderita insomnia biasanya terus berfikir tentang bagaimana untuk
mendapatkan lebih banyak tidur, semakin mereka mencoba, semakin besar
penderitaan mereka dan menjadi frustasi yang akhirnya mengarah pada
kesulitan yang lebih besar (Ramdhani, 2018).

4. Klasifikasi Insomnia
Menurut Munir (2015) klasifikasi insomnia yaitu :
a. Difficulty In Initiating Sleep (DIS)
Jenis ini sering disebabkan Karena tidur yang berjaga yang disertai
kecemasan dan faktor lain.
b. Difficulty In Maintaining Sleep (DMS)
Biasanya terbangun secara tiba – tiba atau pada saat – saat tertentu seperti
merasa pusing tiba – tiba kemudian terbangun.
c. Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)
Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karena demensia,
penyakit Parkinson, gejala menopause, depresi, dan obat – obatan.

Menurut Noman (2015) menggolongkan insomnia dalam tiga kategori yaitu:


a. Insomnia ringan
Kategori ini berlangsung selama beberapa hari hingga kurang dari satu
minggu. Insomnia ini diakibatkan karena stress, cemas, suasana hati yang
berlebihan dan skait keadaan ini dapat kembali lagi pada pola tidur yang
normal.
8

b. Insomnia sedang
Insomnia tipe ini berlangsung beberapa minggu hingga kurang dari satu
bulan. Biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita sejak lama.
c. Insomnia berat
Insomnia ini berlangsung lebih dari stau bulan hingga menahun dan
disebabkan karena penyakit kronis, stress dan cemas yang berkepanjangan.

5. Komplikasi Insomnia
Komplikasi dari insomnia biasanya ialah kelelahan, sulit untuk berkonsentrasi,
mengantuk data beraktivitas di siang hari, penurunan motivasi, dan performa
sosial yang buruk. Orang yang kurang tidur akan cenderung melakukan
kesalahan saat bekerja dan mudah tersinggung. Hal tersebut dikarenakan
mereka merasa lelah karena kekurangan waktu tidur (Munir, 2015).

Adapun komplikasi insomnia bagi kesehatan menurut Ramaita (2018) Antara


lain yaitu :
a. Gangguan fungsi mental
insomnia dapat mempengaruhi konsentrasi dan memori yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari – hari.
b. Stress dan depresi
Insomnia meningkatkan aktivitas hormone dan jalur di otak yang
menyebabkan stress, dan perubahan pola tidur telah terbukti secara
signifikan mempengaruhi suasana hati. Insomnia terus menerus dapat
menjadi tanda kegelisahan dan depresi.
c. Sakit kepala
Sakit kepala yang terjadi pada malam hari atau dini hari mungkin
berhubungan insomnia.
d. Penyakit jantung
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan insomnia kronis
mengalami tanda – tanda aktivitas jantung dan sistem saraf yang dapat
menempatkan mereka pada resiko penyakit jantung.
9

e. Kematian dini
Insomnia yang dipicu kelainan genetik fatal familial insomnia bisa memicu
dampak yang benar – benar fatal, yakni kematian. Kelainan bawaan yang
dicirikan dengan susah tidur ini mempengaruhi fungsi otak sehingga
kehilangan memori dan sulit mengendalikan gerakan. Pasien bisa meninggal
karena kelelahan parah setelah berbulan – bulan tidak bisa tidur nyenyak.
f. Darah tinggi dan penyakit kronis lainnya
Para ilmuan di Henry Ford Center of Sleep Disorder membuktikan, makin
lama waktu yang dibutuhkan sejak berbaring hingga terlelap bisa berarti
semakin tinggi pula resiko kematian hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Demikian juga yang tidurnya tidak nyenyak, makin sering terbangun
ditengah malam resiko hipertensi juga makin meningkat. Selain hipertensi,
berbagai penyakit kronis lainnya juga sering dikaitkan dengan riwayat
insomnia. Di antaranya yang masih berkaitan dengan hipertensi adalah
serangan jantung, diabetes, obesitas dan kanker payudara.
g. Perilaku aneh saat tidur
Penderitaan yang menyertai insomnia tidak berhenti pada usaha keras dan
mati – matian saat mau tidur saja. Begitu jatuh tertidur, berbagai gangguan
perialku saat tidur bisa muncul sebagai akibat dari kurang tidur pada malam
– malam sebelumnya. Mulai dari ngelindur (sleep talking), SMS sambil
tidur (sleep texting), hingga berhubungan seks tanpa sadar sambil tidur atau
dikenal dengan istilah (seksomnia).
h. Gangguan pendengaran
Memang tidak banyak orang yang jadi tuli hanya karena insomnia atau
susah tidur. Namun bagi yang memiliki riwayat tinnitus atau telinga
berdenging, kurang tidur akibat gangguan insomnia bisa memperburuk
kondisi itu dan jika tidak diatasi mungkin bisa berakhir menjadi tuli
permanen.
10

6. Penatalaksanaan Insomnia
a. Terapi Farmakologi
menurut peneliti terdahulu penatalaksanaan farmakologi terhadap penyakit
insomnia pada lansia yaitu :
1.) Benzodiazepine (Nitrazepam, Trizolam, dan Estolam)
2.) Non benzodiazepine (Choral-hydrate, Phenobarbital)

b. Terapi Non Farmakologi


menurut peneliti terdahulu penatalaksanaan non farmakologis terhadap
penyakit insomnia pada lansia yaitu :
1.) terapi relaksasi, meliputi massage kaki
2.) terapi kognitif, seperti merubah pola pikir yang positif, pengobatan
kognitif bisa dicoba dengan konseling tatap muka ataupun dalam
tim/group.
3.) aromaterapi
4.) kontrol stimulus
5.) gaya hidup dan pengobatan dirumah
d. Asuhan Keperawatan
Berdasarkan fokus pengkajian pada lansia terdapat data subjektif
mengeluh sulit tidur, sering terjaga, istirahat tidak cukup. Dari data
tersebut ditegakkan diagnosa keperawatan, yaitu gangguan pola tidur
berhubungan dengan dukungan tidur (D.0055) SDKI, 2016)
Berdasarkan diagnose yang sudah ditegakkan kriteria hasil untuk lansia
dengan gangguan pola tidur, kemampuan mengenali sulit tidur,
kemampuan mengenali penyebab sering terjaga, kemampuan istirahat
tidak cukup (L.05045) SLKI, 2018)
Dari kriteria hasil tersebut dapat diambil intervensi keperawatan untuk
lansia dengan gangguan pola tidur yaitu ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi gangguan pola tidur seperti massage
kaki (I.08251) SIKI, 2018)
Intervensi :
1) Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
2) Identifikasi kontraindikasi terapi pemijatan
11

3) Identifikasi kesediaan dan penerimaan dilakukan pemijatan


4) Monitor respon terhadap pemijatan
5) Tetapkan jangka waktu untuk pemijatan
6) Pilih area tubuh yang akan dipijat
7) Cuci tangan dengan air hangat
8) Siapkan lingkungan yang hangat, nyaman, dan privasi
9) Buka area yang akan dipijat, sesuai kebutuhan
10) Tutup area yang tidak terpajan
11) Gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan
12) Lakukan pemijatan secara perlahan
13) Lakukan pemijatan dengan teknik yang tepat
14) Anjurkan rileks selama pemijatan
15) Anjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan

7. Alat Ukur Insomnia


Aspuah (2013), alat ukur yang digunakan untuk mengukur insomnia subjek
adalah KSPBJ-IRS (Jakarta Biological Psychiatry Research Group-Insomnia
Rating Scale). Skala mengukur insomnia secara detail, dan ada beberapa
masalah yang lebih dapat diterapkan saat digunakan pada subjek. KSPBJ-IRS
mempunyai 8 pertanyaan, menjawab pertanyaan tersebut tidak akan
membebani subyek. Berikut adalah item – item dalam skala penilaian insomnia
KSPBJ yang telah direvisi, dengan skor masing – masing item yang dipilih
oleh subjek adalah sebagai berikut :
a. Waktu tidur
Bagian ini menilai jumlah total tidur, yang bergantung pada lamanya subjek
tertidur di siang hari. Orang normal biasanya tidur lebih dari 6,5 jam,
sedangkan penderita insomnia kurang tidur. Skor tiap jawaban adalah :
Jawaban waktu tidur melebihi 6,5 jam diberi skor 0, dan waktu tidur
insomnia ringan diberi skor 1 untuk 5,5 – 6,5 jam. Nilai 2 mewakali waktu
tidur antara 4,5 – 5,5 jam untuk insomnia sedang. Jawaban tidur Antara 4,5
jam skor insomnia berat 3.
12

b. Mimpi
Orang normal biasanya tidur bermimpi atau ingat kapan mereka bermimpi,
sedangkan penderita insomnia memiliki lebih banyak mimpi. Skor untuk
setiap jawaban :
Nilai 0 untuk jawaban tidak ada mimpi, jawaban 1 terkadang mimpi yang
menyenangkan, atau hanya mimpi biasa. Skor total 2 untuk jawabannya
selalu mimpi buruk atau tidak menyenangkan.
c. Kualitas tidur
Kebanyakan orang normal tdiurnya malam, sedangkan penderita insomnia
biasanya tidur dangkal. Skor tiap jawaban adalah :
Nilai 0 menunjukkan jawaban tidur nyenyak dan sulit terbangun, dan nilai 1
menunjukkan jawaban tidur nyenyak dan sulit terbangun. Meski demikian,
jawaban untuk tidur nyenyak diberi skor 2, dan snagat mudah untuk
terbangun.
d. Masuk tidur
Orang normal biasanya dapat tidur dalam waktu 5 – 15 menit atau rata –
rata kurang dari 30 menit, penderita insomnia biasanya lebih lama dari 30
menit. Nilai yang diperoleh dalam setiap jawabannya adalah :
Nilai 0 untuk jawaban kurang dari 5 menit, nilai 1 untuk jawaban memulai
waktu tidur Antara 6 – 15 menit. Nilai 2 untuk jawaban memulai tidur
waktu tidur Antara 30 – 44 menit. Nilai 4 untuk jawaban memulai aktu tidur
Antara 45 – 60 menit. Nilai 5 untuk jawaban memulai waktu tidur lebih 60
menit.
e. Bangun malam hari
Orang normal dapat mempertahankan tidur sepanjang malam, kadang –
kadang terbangun 1-2 kali, tetapi penderita insomnia terbangun lebih dari 3
kali. Nilai yang diperoleh dari setiap jawaban :
Nilai 0 untuk setiap jawaban yang tidak terbangun sama sekali, nilai 1 untuk
jawaban 1 – 2 kali terbangun untuk insomnia ringan, nilai 2 untuk jawaban
3 – 4 kali terbangun untuk insomnia sedang, nilai 3 untuk jawaban lebih dari
4 kali terbangun untuk insomnia berat.
13

f. Waktu untuk tertidur kembali setelah bangun malam hari


Orang normal mudah sekali untuk tidur kembali setelah terbangun dimalam
hari. Penderita insomnia memerlukan wkatu yang panjang untuk tidur
kembali. Nilai yang diperoleh setiap jawaban :
Nilai 0 untuk jawaban kurang dari 5 menit, nilai 1 untuk jawaban Antara 6 –
15 menit. Nilai 2 untuk jawaban Antara 16 – 60 menit. Nilai 3 untuk
jawaban lebih dari 1 jam.
g. Bangun dini hari
Nilai yang diperoleh jawaban : nilai 0 untuk jawaban bangun pada wkatu
biasanya, niali 1 untuk jawaban 30 menit lebih cepat dari biasanya dan tidak
bisa tidur lagi. nilai 2 untuk jawaban bangun satu jam lebih cepat dan tidak
bisa tidur lagi. nilai 3 untuk jawaban lebih dari 1 jam bangun lebih awal
tidur dan tidak dapat tidur kembali.
h. Perasaan segar diwaktu bangun
Subjek normal merasa segar setelah tidur dimalam hari, akan tetapi
penderita insomnia biasanya bangun tidak segar atau lesu. Nilai yang
diperoleh setiap jawaban :
Niali 0 untuk jawaban perasaan segar. Nilai 1 untuk jawaban tidak begitu
segar. Nilai 2 untuk jawaban tidak segar sama sekali. Setelah semua nilai
terkumpul kemudian di hitung dan digolongkan kedalam tingkat insomnia:
1) Insomnia ringan : 8 – 13
2) Insomnia sedang : 14 – 18
3) Insomnia berat : lebih dari 18

B. Konsep Terapi Massage


1. Pengertian Massage
Massage adalah Bahasa arab dan perancis berarti menyentuh atau meraba.
Dalam Bahasa Indonesia disebut pijat atau urat selain itu massage dapat
disempurnakan dengan ilmu – ilmu tentang tubuh manusia dengan
mempergunakan bermacam – macam bentuk pegangan atau teknik (Bambang
Trisno Wiyanto, 2016).
14

Relaksasi merupakan pengaktifan dari saraf parasimpatis yang menstimulasi


turunnya semua fungsi yang dinaikan oleh sistem saraf simpatis dan
menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatis.
Masing – masing saraf parasimpatis dan simpatis saling berpengaruh, maka
dengan bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat
atau menekan fungsi yang lain. Relaksasi dapat digunakan sebagai active
copingskill jika digunakan untuk mengajar individu kapan dan bagaimana
menerapkan relaksasi dibawah kondisi yang diinginkan, misalnya digunakan
untuk mengurangi gangguan insomnia, mengurangi kecemasan atau untuk
membuat tubuh istirahat sejenak (Setiyo Purwanto, 2018).

C. Konsep Massage Pada Kaki


1. Pengertian massage kaki
Massage pada kaki dan diakhiri massage pada telapak kaki akan merangsang
dan dapat menyegarkan bagian kaki sehingga dapat memulihkan kembali
sistem keseimbangan dan membantu relaksasi. Teknik pemijatan di titik
tertentu dapat menghilangkan sumbatan dalam darah, serta energi dalam tubuh
akan kembali lancar (Pamungkas, 2016).
Terapi massage kaki adalah upaya penyembuhan yang efektif dan aman, serta
tanpa efek samping rasa rileks yang dapat mengurangi stress dan dapat memicu
lepasnya endorphin, serta membuat nyaman, dan zat kimia otak yang
menghasilkan rasa nyaman tersendiri (Azis, 2017).

2. Manfaat massage kaki


Pada dasarnya massage kaki adalah metode untuk memperlancar kembali
aliran darah. Adanya pijatan – pijatan terhadap titik sentra refleks diharapkan
terputusnya aliran darah, penyempitan, penyumbatan pada pembuluh darah
menjadi normal kembali (Irawani & Indiani, 2020).
Menurut Maulana (2016) massage juga memiliki beberapa macam manfaat
bagi kesehatan, diantaranya :
a. Massage mempengaruhi jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan
kapiler cadangan, sehingga meningkatkan aliran darah ke jaringan dan
15

organ, meningkatkan proses reduksi oksigen, memfasilitasi jantung dan


berkontibusi terhadap redistribusi darah dalam tubuh.
b. Massage juga memberikan sedikit peningkatan jumlah trombosit, leukosit,
eritrosit dan hemoglobin tanpa mengganggu keseimbangan asam – basa.
c. Jika dilakukan secara tepat, massage dapat mempengaruhi sistem saraf
perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf, melemahkan
dan menghentikan rasa sakit dengan mempercepat proses pemulihan saraf
yang cedera.
d. Massage mempercepat aliran getah bening yang meningkatkan tranfortasi
nutrisi ke jaringan, mengurangi stasis pada sendi serta organ dan jaringan
lain.
e. Massage memiliki efek fisiologi yang beragam terhadap kulit dan
fungsinya, seperti membersihkan saluran keringat, kelenjar sebaseous,
meningkatkan fungsi skresi, ekresi dan pernafasan kulit.

3. Metode massage kaki


Menurut Maulana (2016) metode massage ada lima yaitu :
a. Mengusap (Effurage/strocking)
Gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari
tangan. gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju
jantung maupun kelenjar – kelenjar getah bening.
b. Meremas (Petrisage)
Gerakan memijat atau meremas dengan menggunakan telapak tangan atau
jari – jari tangan. teknik ini digunakan pada area tubuh yang berlemak dan
jaringan otot yang tebal.
c. Menggosok (Friction)
Gerakan melingkar kecil – kecil dengan penekanan yang lebih dalam
menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya bisa digunakan pada area
tubuh tertentu yang bertujuan untuk penyembuhkan ketegangan otot.
d. Menggerakan (Vibration)
Gerakan menggetar untuk merangsang atau menenangkan urat saraf dan
dapat menghilangkan kerutan pada wajah.
16

e. Memukul (Tapotement/tapotage)
Gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot,
dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Ada tiga macam tampotament
beating, tapotament calapping, tapotament hacking.

4. Kontraindikasi Massage Kaki


Menurut Safitri (2016) akan berdampak merugikan pada tubuh manusia
antara lain sebagai berikut :
a. Klien terserang penyakit menular.
b. Klien klasifikasi pembuluh darah arteri.
c. Klien terdapat penyakit kulit dan luka baru.
d. Klien yang fraktur dan belum sembuh total.

5. Teknik Pemijatan
Menurut Wahyuni (2016) teknik pemijatan ini dengan cara merambatkan ibu
jari pada satu titik, teknik menekan dan menahan pada bagian tangan dan
kaki. Terapi ini diberikan selama 2 kali dalam 3 minggu selama 30 menit.
a. Letakan alas yang cukup besar seperti handuk dibawah kaki klien, lalu
tangkupkan telapak tangan kita disekitar sisi kaki kanannya. Rilekskan jari
– jari serta gerakan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat, ini akan
membuat kaki rileks. Gambar 1. Massage Kaki

b. Dan biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki. Geser tangan kaki
kebawah tumit kaki, dengan lembut Tarik kaki kearah pemijat mulai dari
tumit sampai jari kaki. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali ke
setiap arah.
17

Gambar 2. Massage kaki


c. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada diatas dan telunjuk
dibagian bawah. kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urut – urut
mulai dari otot dan jaringan Antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan
diantara urat – urat otot dengan ibu jari. Ulangi gerakan ini pada tiap
lekukan.

Gambar 3. Massage kaki


d. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki.
Pertama, letakan ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk
dibawahnya. Lalu pijat dan Tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama
pijat sisi – sisi jari, lakukan gerakan ini pada jari yang lain.

Gambar 4. Massage kaki


e. Selanjutnya untuk mengakhiri dan menyeimbangkan energi kaki, letakan
tangan kiri pemijat diatas kaki klien dan tangan kanan di bawahnya. Tarik
tangan kiri pemijat mundur hingga ke jari – jari kaki dan dorong tangan
kanan kearah atas kaki dengan usapan yang terputus.
18

A. Jurnal terkait
Analisa jurnal ditulis secara naratif meliputi : judul artikel, penulis, dan
analisa metode “PICOST” yang terdiri dari :
1) Judul jurnal : Pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia
pada lansia di panti Werdha Hana Tangerang Selatan
Penulis : Royani, dkk

P (Populasi) : Penelitian adalah seluruh lansia di Panti Werdha


Hana Tangerang Selatan berjumlah 80 lansia.
I (Intervation) : Melakukan massage kaki
C (Comparasi) : hasil menunjukan dari 15 responden sebelum
dilakukan tindakan massage kaki dengan nilai minimum –
maksimum (11-24). Sesudah dilakukan tindakan massage kaki di
dapatkan nilai rata – rata 15 dengan nilai minimum – maksimum
(13-18)
O (Out Come) : Dari hasil penelitian ini terbukti adanya perbedaan
yang signifikan Antara pengaruh terapi massage kaki terhadap
penurunan insomnia pada lansia di Panti Werdha Hana Kota
Tangerang Selatan dengan nilai value p<0,05
S (Study Penelitian) : Desain penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasy eksperimental pre and post test dengan memberikan
massage kaki.
T (Time) : Penelitian ini dilaksanakan di Panti Werdha Hana Kota
Tangerang Selatan pada bulan Maret 2020

2) Judul jurnal : Pengaruh Massage Kaki Terhadap Penurunan


Insomnia Pada Lansia
Penulis : Widiana, dkk
19

P (Populasi) : Populasi pada penelitian ini adalah pada semua lansia


di Banjar Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar Terdiri dari 15
responden
I (Intervation) : Melakukan tindakan massage kaki
C (Comparasi) : hasil penelitian mengatakan sebelum diberikan
tindakan massage kaki sebagian besar mengalami insomnia sedang
yaitu sebanyak 9 orang (60%) sedangkan setelah diberikan massage
kaki sebagian besar mengalami insomnia rendah yaitu sebanyak 13
orang (86,7%) ada pengaruh yang signifikan pemberian massage
kaki terhadap penurunan insomnia sebelum dan sesudah di berikan
massage kaki pada lansia
O (Out Come) : Dari hasil penelitian ini terbukti adanya pengaruh
yang signifikan pemberian massage kaki terhadap penurunan
insomnia di Banjar Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar dengan
p value 0,001<α = 0,05
S (Study Penelitian) : Desain penelitian yang digunakan adalah pre
eksperimental one group pre test – post test dengan memberikan
massage kaki
T (Time) : Penelitian ini dilaksanakan di Banjar Temesi Desa
Temesi Kabupaten Gianyar pada bulan Maret 2020

3) Judul jurnal : Pengaruh teknik relaksasi massage kaki terhadap


insomnia pada lansia (Studi di Posyandu lansia Kelurahan Jombatan
Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)
Penulis : Mayangsari, dkk

P (Populasi) : Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia di


posyandu lansia kelurahan jombatan kecamatan jombang kabupaten
jombang dengan jumlah sampel 48 responden.
I (Intervation) : melakukan tindakan relaksasi massage kaki
C (Comperasion) : hasil penelitian menunjukan bahwa hampir
seluruhnya responden 39 orang (81,2%) sebelum dilakukan teknik
20

relaksasi massage kaki mengalami insomnia sedang. Sesudah


dilakukan teknik relaksasi massage kaki mengalami insomnia ringan
responden 40 orang (83,3%).
O (Out Come) : insomnia pada lansia sebelum teknik relaksasi
massage kaki sebagian besar (81,2%) insomnia sedang jumlah 39
orang, insomnia pada lansia sesudah teknik relaksasi massage kaki
sebagian besar (83,3%) insomnia ringan jumlah 40 orang
berdasarkan uji Wilcoxon menunjukan bahwa nilai signifikansi
(p)=0,000 < α (0,05) sehingga H1 diterima.
S (Study Penelitian) : desain penelitian ini adalah pra eksperimen
one group pre test – post test dengan memberikan massage kaki.
T (Time) : penelitian ini dilaksanakan di posyandu lansia kelurahan
jombatan kecamatan jombang kabupaten jombang pada bulan
Agustus, 2018.

4) Judul jurnal : Effectiveness of foot massage on sleep quality among


post surgical patients in Dr. H Abdul moeloek hospital
Penulis : Fictor yusman agung, dkk

P (Populasi) : populasi dalam penelitian ini sebanyak 64 responden


I (Intervation) : massage kaki terhadap kualitas tidur
C (Comparasi) : pada kelompok intervensi seblumnya 32 9,06 ±
2,285 5-13 0,223 0,000 setelah 32 4,78 ± 1,184 3-7 0,186 rata – rata
skor kualitas tidur di kelompok intervensi pretes 9,06 dengan standar
deviasi (SD) 2,285 dan skor kualitas tidur terendah 5 (kualitas tidur
baik) dan skor kualitas tidur tertinggi 13 (kualitas tidur buruk).
Kemudian setelah dilakukan intervensi diketahui bahwa skor
kualitas tidur rata – rata peserta adalah 4,78 dengan standar deviasi
(SD) 1,184 dan skor kualitas tidur terendah 3 (kualitas tidur baik)
dan skor kualitas tidur tertinggi 7 (kualitas tidur buruk). Kualitas
tidur rata – rata skor kualitas tidur partisipan kelompok kontrol
21

sebesar 9,12 dan pengukuran skor rata – rata kualitas tidur partisipan
pada kelompok intervensi sebesar 4,78.
Kelompok kontrol menunjukkan skor sebelum intervensi 10,41
dengan standar deviasi (SD) 3,573 dan skor kualitas tidur terendah 4
dan skor tertinggi 17, sedangkan pada pasca intervensi yang tidak
mendapatkan perlakuan diperoleh hasil 9,12 dengan standar deviasi
(SD) 2,959 dan skor kualitas tidur terendah 4 dan skor tertinggi 17.
Berdasarkan hasil tersebut, tidak terdapat perubahan yang signifikan,
kelompok pra intervensi dan pasca kontrol intervensi yang belum
melakukan terapi pijat kaki.
O (Out Come) : Hasil uji statistik dengan uji independent t hasil
diperoleh p-value 0,000 <(0,5). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pijat kaki terhadap kualitas tidur klien pasca
operasi yang dibuktikan dengan adanya perubahan penurunan nilai
rata – rata kualitas tidur dengan kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dengan nilai rata – rata pada kelompok kontrol sebesar
9,12 dan kelompok intervensi 4,78 dengan nilai selisih 4,78
S (Study Penelitian) : kuantitatif dengan desain pretest posttest
design with control group design
T (Time) : September 2020

5) Judul jurnal : Effects of reflexology on sleep quality of elderly


women undergoing abdominal surgery
Penulis : Azadeh kheyri, dkk

P (Populasi) : Penelitian ini merupakan uji klinis non acak (quasy


eksperimental) sebanyak 80 wanita lanjut usia yang menjalani
operasi perut
I (Intervation) : Pijat refleksi terhadap kualitas tidur
C (Comperasi) : Hal ini menunjukkan bahwa hasil kelompok
eksperimental SD 2,85 sedangkan berarti 16,10, sedangkan pada
kelompok kontrol SD 3,37 sedangkan berarti 15,63. Hasil
22

perbandingan dari dua kelompok tersebut t = 0,671, df = 78, p-value


= 0,504.
O (Out Come) : tidak dapat perbedaan bermakna kualitas tidur (p =
0,504) Antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sebelum
dilakukan intervensi. Juga, tidak adaperbedaan yang signifikan
Antara skor rata – rata kualitas tdur (p = 0,606) sebelum dan sesudah
intervensi pada kelompok kontrol. Namun terdapat perbedaan
bermakna Antara skor rata – rata kualitas tidur (p = 0,048) sebelum
dan sesudah intervensi pada kelompok eksperimen. Akhirnya rata –
rata skor kualitas tidur dua kelompok setelah intervensi berbeda
secara signifikan (p<0,001)
S (Skala Penelitian) : penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
pretest, post test dan control group, dan ditinjau dari tujuan
merupakan penelitian terapan. Sampel dipilih dari rumah sakit
Hazrat-e Rasol (SAW) dan Firoozgar (Bangsal operasi).
T (Time) : 02 Jul 2016 Diterima : 10 Des 2017
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Diagram Alir
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan pencarian
Referensi judul yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Setelah melakukan
pencarian peneliti menemukan yang sesuai dengan judul peneliti yaitu
sebanyak 1.140 sumber, setelah menemukan sumber peneliti melakukan
penyaringan data yang sesuai dengan Tema peneliti tersebut sebanyak 288
sumber dari 1.140 sumber yang sudah ditemukan. Dari penyaringan data
tersebut peneliti memilih sumber yang rentang waktu nya sekitar 5 tahun
terakhir yaitu dari 2016- 2020, dan mencari artikel ataupun jurnal dari
Bahasa Inggris (Internasional) dan Bahasa Indonesia (Nasional). Dan
membuat nya menjadi kriteria Inklusi seperti : jurnal yang berkaitan
dengan konsep lansia, insomnia dan massage kaki, dan jurnal yang
membahas tentang pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia
pada lansia dan di saring kembali menjadi 5 sumber. Setelah membuat
kriteria inklusi akhirnya peneliti melihat kembali jurnal yang sesuai
dengan kriteria tersebut dan telah didapatkan 5 sumber.

B. Analisa data dan Interprestasi


Setelah mendapatkan jurnal sesuai dengan kriteria inklusi. Peneliti
melakukan analisa data dan interpretasi terhadap jurnal – jurnal tersebut
dengan cara, sebagai berikut :
1. Mencari kesamaan (Compare) : teknik melakukan review dengan cara
mencari kesamaan diantara beberapa literatur & diambil
kesimpulannya.
2. Mencari ketidaksamaan (Contrast) : teknik melakukan review dengan
cara menemukan perbedaan diantara beberapa literatur & diambil
kesimpulannya.
3. Memberikan pandangan (Criticize) : teknik melakukan review dengan
membuat pendapat sendiri terhadap sumber yang dibaca.

23
24

4. Membandingkan (Synthesize) : teknik melakukan review dengan


menggabungkan beberapa sumber menjadi sebuah ide baru.
5. Meringkas (Summarize) : teknik melakukan review dengan menulis
kembali sumbernya dengan kalimat sendiri.

C. Etika Study Literature


Dalam melakukan penelitian dengan Study Literature terdapat
beberapa Etika Penelitian :
Standar Etika Penelitian (Wager, E & Wiffen, P.J 2011 ) terdiri
dari :
1. Good Practice in Publishing A Review
Avoiding redundant (duplicate) publication
Menghindari publikasi yang berlebihan (duplikat) dari berbagai
publikasi uji klinis. Oleh karena itu data primer harus di
publikasikan hanya sekali untuk menghindari tumpang tindih
atau data yang berlebihan.
2. Avoiding plagiarism
Penelitian yang menandai dugaan plagiarisme atau penelitian
penipuan yang merupakan perbuatan mengambil karya orang
lain dan diakui sebagai hasil karya sendiri.
3. Transparency
Hal ini sangat penting dalam memberikan informasi tentang hal
yang mengakui siapa yang mengerjakan review terkait daftar
penulis dan ucapan terima kasih
4. Ensuring accuracy
Memastikan akurasi bahwa data setidaknya telah dilakukan
oleh dua orang yang hasilnya betul – betul akurat dan tidak bias
5. Flagging Suspected Plagiarism or fraudulent research
Tidak boleh melakukan penerbitan ulang dengan cara
mengubah penulis dan Bahasa aslinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas keseluruhan yang telah dinyatakan dalam bab sebelumnya
dan menghubungkan dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.
A. Pembahasan Terkait Teori dan Populasi
Berdasarkan hasil jurnal penelitian populasi yang digunakan terdiri dari pasien
lansia yang mengalami insomnia. Menurut Sugiono, 2016 sampel yang baik di
gunakan antara 30 – 500 responden. Populasi yang belum sesuai kriteria yaitu
penelitian (Royani, 2020) menggunakan sampel 15 responden, (Widiana, 2020)
15 Responden, (Fictor, 2020) 17 responden sedangkan yang sesuai dengan
Sugiono penelitian (Mayangsari, 2018) menggunakan sampel 48 responden,
(Azadeh, 2017) 64 responden. Teknik pengambilan sampel penelitian (Royani
& Mayangsari) menggunakan simple random sampling yaitu pengumpulan
sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperlihatkan strata yang ada
dalam populasi, sedangkan penelitian (Widiana) menggunakan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria –
kriteria tertentu. Sampel yang digunakan pada jurnal penelitian yaitu sampel
homogen adalah sekumpulan sampel yang memiliki karakteristik yang sama
(Jenita, 2016).
Karakteristik responden dalam penelitian ini menggunakan usia dan jenis
kelamin. Dalam jurnal penelitian sampel responden adalah pasien lansia pada
insomnia yang berjenis kelamin perempuan (29,45%) sedangkan usia yang
lebih dari 60 tahun (25,15%). Faktor resiko terjadinya insomnia adalah usia
bahwa semakin bertambahnya usia maka semakin beresiko mengalami
insomnia dikarenakan terjadinya proses penuaan dengan diikuti berbagai
permasalahan kesehatan terutama secara degeneratif yang akan berdampak
pada perubahan – perubahan pada diri manusia baik dari perubahan fisik,
kognitif, perasaan, sosial dan seksual (Royani, 2020). Sedangkan jenis kelamin
sering terjadi pada perempuan, dikarenakan perempuan mudah mengalami
stress yang diakibatkan dari pekerjaan dan keluarga sehingga dapat membuat
pikiran menjadi aktif dimalam hari (Munir, 2015).

24
25

B. Pembahasan Terkait Teori dan Intervensi


Intervensi pada keempat jurnal diatas tidak menggambarkan berapa banyak
massage dilakukan hanya jurnal (Mayangsari, 2018) yang mengatakan bahwa
dikatakan efektif dan mengalami perubahan pada insomnia apabila
pemberian massage kaki dilakukan seminggu 2 kali selama 3 minggu dengan
waktu 30 menit. Sebelum diberikan intervensi insomnia sedang 12 responden
(80%), insomnia ringan 3 responden (20%), setelah diberikan intervensi
insomnia ringan sebanyak 14 responden (93,3%), insomnia sedang 1 (6,7%)
(Royani, 2020). Sebelum diberikan intervensi insomnia sedang sebanyak 9
responden (60%), sesudah diberikan intervensi insomnia rendah 13
responden (86,7%) (Widiana, 2020). Sebelum diberikan intervensi insomnia
sedang sebanyak 39 orang (81,2%), setelah diberikan intervensi insomnia
ringan sebanyak 40 orang (83,3%) (Mayangsari, 2018). Sebelum diberikan
32 9,06 setelah diberikan 32 4,78 (Fictor, 2020).
Sesuai dengan teori bahwa penatalaksanaan insomnia terdapat dua bagian yaitu
terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi insomnia ini
selain dengan obat oral dapat dilakukan dengan massage kaki yang bertujuan
untuk memperluas kapiler dan kapiler cadangan, sehingga meningkatkan aliran
darah ke jaringan dan organ.
C. Pembahasan Outcome
Rata – rata hasil yang didapatkan pada jurnal (Mayangsari, 2018) yang
diberikan massage kaki pada penderita insomnia untuk menurunkan
insomnia. Dikatakan pasien insomnia dapat diturunkan dengan melakukan
pijatan, salah satunya yaitu massage kaki diberikan seminggu 2x selama 30
menit dengan presentase penurunan insomnia 65,52%. 73,31% (Royani,
2020), 13,40% (Widiana, 2020), 4,28% (Fictor, 2020) dimana hasilnya akan
baik apabila semakin sering dilakukan dan durasinya lama maka akan
signifikan untuk meningkatkan waktu tidur.

D. Asumsi Penelitian
Setelah membaca jurnal penelitian, asumsi saya terhadap jurnal penelitian ini
sudah bagus. Pada jurnal 1-5 terdapat persamaan design penelitian, yaitu
menggunakan rancangan quasy eksperimental (eksperimen semu). Hanya
dalam sampel penelitian terdapat beberapa sampel yang belum sesuai kriteria
dengan jumlah sampel 30 – 500 responden.
26

E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang terdapat pada jurnal adalah ada beberapa jurnal
yang tidak menyebutkan berapa lama dan waktu pemberian massage kaki. Hal
ini sesuai dengan penelitian Royani (2020), Widiana (2020) yang tidak
menyatakan berapa lama pemberian massage kaki.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lanjut usia mengalami berbagai macam masalah kesehatan diantaranya adalah
perubahan keadaan fisik yang bisa dilihat dari menurunnya kondisi organ tubuh
seiring berjalannya waktu. Seperti kemunduran sel – sel tubuh yang
mengakibatkan fungsi dan daya tahan tubuh terus menurun, serta faktor resiko
terhadap berbagai macam penyakit meningkat. masalah yang sering dialami
oleh lanjut usia, salah satunya adalah insomnia (Lendengtariang, 2018).
insomnia merupakan situasi saat individu tidak bisa mempertahankan tidur
yang diharapkan. Ada yang kesusahan untuk mulai tidur atau insomnia inisial,
suka terbangun di saat tidur malam serta susah untuk tidur lagi atau insomnia
terminal (Widhya, 2017). faktor – faktor penyebab insomnia yaitu : Stress,
Kecemasan dan depresi, Obat – obatan, Kondisi medis.
Terapi massage kaki adalah upaya penyembuhan yang efektif dan aman, serta
tanpa efek samping rasa rileks yang dapat mengurangi stress dan dapat memicu
lepasnya endorphin, serta membuat nyaman, dan zat kimia otak yang
menghasilkan rasa nyaman tersendiri (Azis, 2017). Massage mempengaruhi
jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan kapiler cadangan, sehingga
meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ, meningkatkan proses reduksi
oksigen, memfasilitasi jantung dan berkontibusi terhadap redistribusi darah
dalam tubuh. metode massage ada lima yaitu : Mengusap (Effurage/strocking),
Meremas (Petrisage), Menggosok (Friction), Menggerakan (Vibration),
Memukul (Tapotement/tapotage).
Berdasarkan hasil penelitian dari studi literature terhadap 5 jurnal mengenai
pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia. Didapatkan
metode penelitian yang digunakan rata-rata dengan quasy eksperimen.
Intervensi pemberian massage kaki dapat menurunkan insomnia, dibandingkan
dengan pasien yang tidak diberikan perlakuan. Hal ini terkait dengan hasil
jurnal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil
peningkatan penurunan insomnia antara pre – post test.

27
28

B. Saran
Berdasarkan analisa terhadap hasil studi literatur, kesimpulan, dan keterbatasan
yang di hadapi peneliti, maka peneliti mencoba memberikan saran.
1. Bagi Rumah Sakit
Berdasarkan dari beberapa sumber literature diharapkan bahwa rumah sakit
dapat menggunakan Massage Kaki dalam menurunkan insomnia.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti ini diharapkan menjadi dasar pengembangan studi literatur terkait
pemberian Massage Kaki dalam menurunkan insomnia pada pasien
insomnia.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pemahaman terhadap tindakan
yang sesuai dengan asuhan keperawatan menggunakan latihan Massage
kaki terhadap penurunan insomnia pada pasien lansia, sehingga dapat
diaplikasikan di lahan praktik dengan optimal.
29

DAFTAR PUSTAKA

Agung yusman, dkk. (2020). Effectiveness of foot massage on sleep quality


among post surgical patients in Dr. H. Abdul moeloek hospital. Jurnal
Keperawatan.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/nursing/article/view/3465
Diakses hari Minggu, 30 Mei 2021 pukul 10.00

Azadeh kheyri, dkk. (2017). Effects of reflexology on sleep quality of


elderly women undergoing abdominal surgery. Jurnal Keperawatan.
http://jccnc.iums.ac.ir/ariicle-1-80-en.pdf
Diakses hari Minggu, 30 Mei 2021 pukul 10.30

Dewi, H & Hartati, D. T. (2015). Pijat Refleksi + Obat Herbal. Yogyakarta :


Media Book.

Maryam dkk. (2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:


Salemba Medika.

Nulih., dkk. (2018). Pengaruh teknik relaksasi massage kaki terhadap insomnia
pada lansia (Studi di posyandu Lansia Kelurahan Jombatan Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang).Jurnal Keperawatan.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1661/9/Niluh%20Dede%20Ayu%20Artikel.pdf
Diakses hari senin 22 Februari pukul 17. 50

Nasrullah dede (2016). Buku ajar keperawatan gerontik, jilid 1. Jakarta : Cv.
Trans info media

Nugroho. (2012). Keperawatan gerontik & Geriatrik, edisi 3. Jakarta : EGC

Royani., dkk. (2020). “Pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia


pada lansia di Panti Werdha Hana Tangerang Selatan”. Jurnal Keperawatan.
http://jurnal.stikesimcbintaro.ac.id/index.php/djs/article/view/88
Diakses hari Senin, 22 Februari 2021 pukul 17.00
30

Sugiono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Widiana Widi., dkk. (2020). Pengaruh massage kaki terhadap penurunan


insomnia pada lansia di Banjar Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar.
Jurnal Keperawatan.
http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/186/111
Diakses hari Senin, 22 Februari 2021 pukul 17.25
31

LAMPIRAN
32

Lampiran 1
Diagram Alir

Pencarian pada situs Google Scholar dan Google

Hasil jurnal secara keseluruhan

( n= 1,140 )

Screening

( n= 288 )

Screenig : Kriteria Inklusi :


Jurnal yang diakses
full Text pada a. Rentang waktu 5 tahun a. Jurnal yang berkaitan
Google Scholar terakhir yaitu dari tahun dengan lansia, insomnia
2016-2020 dan massage kaki.
( n= 288) b. Jurnal yang membahas
b. Artikel menggunakan
bahasa inggris pengaruhmassage kaki
(Internasional) dan Bahasa terhadap penurunan
Indonesia (Nasional) insomnia pada lansia.
c. Tipe artikel penelitian c. Google Scholar (n=5)
( Review articels, Research
articels)
d. Google scholar (n=288)

Jurnal akhir yang sesuai


dengan kriteria Inklusi
(n= 5)
33

Lampiran 2

NO BAHASAN JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3 JURNAL 4 JURNAL 5

1 Judul jurnal Pengaruh Populasi pada Pengaruh Effectiveness Effects of


massage kaki penelitian ini teknik of foot reflexology
terhadap adalah pada relaksasi massage on on sleep
penurunan semua lansia di massage kaki sleep quality quality of
insomnia pada Banjar Temesi terhadap among post elderly
lansia di panti Desa Temesi insomnia pada surgical women
Werdha Hana Kabupaten lansia (Studi patients in undergoing
Tangerang Gianyar Terdiri di Posyandu Dr. H Abdul abdominal
Selatan dari 15 lansia moeloek surgery
responden Kelurahan hospital
Jombatan
Kecamatan
Jombang
Kabupaten
Jombang)

2 Penulis Royani, dkk Widiana, dkk Mayangsari, Fictor Azadeh


dkk yusman kheyri, dkk
agung, dkk
3 Populasi Penelitian Populasi pada Populasi pada populasi Penelitian
adalah penelitian ini penelitian ini dalam ini
seluruh lansia adalah pada adalah semua penelitian ini
di Panti semua lansia di lansia di sebanyak 64
merupaka
Werdha Hana Banjar Temesi posyandu responden n uji klinis
Tangerang Desa Temesi lansia non acak
Selatan Kabupaten kelurahan (quasy
berjumlah 80 Gianyar Terdiri jombatan eksperime
lansia. dari 15 kecamatan
responden jombang
ntal)
kabupaten sebanyak
jombang 80 wanita
dengan jumlah lanjut usia
sampel 48 yang
responden.
menjalani
operasi
perut
4 Intervensi Melakukan Melakukan melakukan massage kaki Pijat refleksi
massage kaki tindakan tindakan terhadap terhadap
massage kaki relaksasi kualitas tidur kualitas
massage kaki tidur
5 Comparasi hasil penelitian hasil pada Hal ini
mengatakan penelitian kelompok menunjuk
sebelum menunjukan intervensi
diberikan bahwa hampir seblumnya
kan bahwa
tindakan seluruhnya 32 9,06 ± hasil
massage kaki responden 39 2,285 5-13 kelompok
sebagian besar orang (81,2%) 0,223 0,000 eksperime
mengalami sebelum setelah 32
34

insomnia sedang dilakukan 4,78 ± 1,184 ntal SD


yaitu sebanyak 9 teknik 3-7 0,186 2,85
orang (60%) relaksasi rata – rata
sedangkan massage kaki
sedangkan
skor kualitas
setelah mengalami tidur di
berarti
diberikan insomnia kelompok 16,10,
massage kaki sedang. intervensi sedangkan
sebagian besar Sesudah pretes 9,06 pada
mengalami dilakukan dengan
insomnia rendah teknik
kelompok
standar
yaitu sebanyak relaksasi deviasi (SD)
kontrol
13 orang massage kaki 2,285 dan SD 3,37
(86,7%) ada mengalami skor kualitas sedangkan
pengaruh yang insomnia tidur berarti
signifikan ringan terendah 5
pemberian responden 40
15,63.
(kualitas
massage kaki orang tidur baik)
Hasil
terhadap (83,3%). dan skor perbandin
penurunan kualitas tidur gan dari
insomnia tertinggi 13 dua
sebelum dan (kualitas kelompok
sesudah di tidur buruk).
berikan massage tersebut
Kemudian
kaki pada lansia setelah t = 0,671,
dilakukan df = 78, p-
intervensi value =
diketahui 0,504.
bahwa skor
kualitas tidur
rata – rata
peserta
adalah 4,78
dengan
standar
deviasi (SD)
1,184 dan
skor kualitas
tidur
terendah 3
(kualitas
tidur baik)
dan skor
kualitas tidur
tertinggi 7
(kualitas
tidur buruk).
Kualitas tidur
rata – rata
skor kualitas
tidur
partisipan
kelompok
kontrol
sebesar 9,12
dan
pengukuran
skor rata –
35

rata kualitas
tidur
partisipan
pada
kelompok
intervensi
sebesar 4,78.
Kelompok
kontrol
menunjukkan
skor sebelum
intervensi
10,41 dengan
standar
deviasi (SD)
3,573 dan
skor kualitas
tidur
terendah 4
dan skor
tertinggi 17,
sedangkan
pada pasca
intervensi
yang tidak
mendapatkan
perlakuan
diperoleh
hasil 9,12
dengan
standar
deviasi (SD)
2,959 dan
skor kualitas
tidur
terendah 4
dan skor
tertinggi 17.
Berdasarkan
hasil tersebut,
tidak terdapat
perubahan
yang
signifikan,
kelompok pra
intervensi
dan pasca
kontrol
intervensi
yang belum
melakukan
terapi pijat
kaki.
6 Hasil Dari hasil Dari hasil insomnia pada Hasil uji tidak dapat
penelitian penelitian ini penelitian ini lansia sebelum statistik perbedaan
terbukti adanya terbukti adanya teknik dengan uji bermakna
perbedaan yang pengaruh yang relaksasi independent t kualitas
signifikan signifikan massage kaki hasil tidur (p =
36

Antara pengaruh pemberian sebagian besar diperoleh p- 0,504)


terapi massage massage kaki (81,2%) value 0,000 Antara
kaki terhadap terhadap insomnia <(0,5). kelompok
penurunan penurunan sedang jumlah Sehingga kontrol dan
insomnia pada insomnia di 39 orang, dapat kelompok
lansia di Panti Banjar Temesi insomnia pada disimpulkan eksperimen,
Werdha Hana Desa Temesi lansia sesudah bahwa sebelum
Kota Tangerang Kabupaten teknik terdapat dilakukan
Selatan dengan Gianyar dengan relaksasi pengaruh intervensi.
nilai value p value 0,001<α massage kaki pijat kaki Juga, tidak
p<0,05 = 0,05 sebagian besar terhadap adaperbedaa
(83,3%) kualitas tidur n yang
insomnia klien pasca signifikan
ringan jumlah operasi yang Antara skor
40 orang dibuktikan rata – rata
berdasarkan dengan kualitas tdur
uji Wilcoxon adanya (p = 0,606)
menunjukan perubahan sebelum dan
bahwa nilai penurunan sesudah
signifikansi nilai rata – intervensi
(p)=0,000 < α rata kualitas pada
(0,05) tidur dengan kelompok
sehingga H1 kelompok kontrol.
diterima. kontrol dan Namun
kelompok terdapat
intervensi perbedaan
dengan nilai bermakna
rata – rata Antara skor
pada rata – rata
kelompok kualitas
kontrol tidur (p =
sebesar 9,12 0,048)
dan sebelum dan
kelompok sesudah
intervensi intervensi
4,78 dengan pada
nilai selisih kelompok
4,78 eksperimen.
Akhirnya
rata – rata
skor kualitas
tidur dua
kelompok
setelah
intervensi
berbeda
secara
signifikan
(p<0,001)

7 Metodologi Desain Desain desain Kuantitaif penelitian


penelitian yang penelitian yang penelitian ini dengan ini adalah
digunakan digunakan adalah pra desain pre eksperimen
adalah adalah pre eksperimen test – post semu
kuantitatif eksperimental one group pre test design dengan
rancangan one group pre test – post test with control pretest, post
penelitian yang test – post test dengan group design test dan
digunakan dengan memberikan control
37

dalam penelitian memberikan massage kaki. group, dan


ini adalah quasy massage kaki ditinjau dari
eksperimental tujuan
pre and post test merupakan
dengan penelitian
memberikan terapan.
massage kaki. Sampel
dipilih dari
rumah sakit
Hazrat-e
Rasol
(SAW) dan
Firoozgar
(Bangsal
operasi).

8 Waktu Penelitian ini Penelitian ini penelitian ini Penelitian ini Penelitian
dilaksanakan di dilaksanakan di dilaksanakan dilaksanakan ini
Panti Werdha Banjar Temesi di posyandu September dilaksanakan
Hana Kota Desa Temesi lansia 2020 02 Jul 2016
Tangerang Kabupaten kelurahan Diterima :
Selatan pada Gianyar pada jombatan 10 Des 2017
bulan Maret bulan Maret kecamatan
2020 2020 jombang
kabupaten
jombang pada
bulan agustus,
2018.

Anda mungkin juga menyukai