Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persayaratan Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
NAMA : KURNIAWATI
NIM : 18017
Dengan ini menyatakan Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya atau pikiran saya
sendiri
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut .
Pembuat Pernyataan
Kurniawati
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh massage kaki terhadap penurunan
insomnia pada lansia“ ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji .
Pembimbing KTI
Ns.Juairiah, M.Kep
NIDN : 0325016702
Mengetahui,
Direktur
NUPN : 9903022062
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh massage kaki terhadap penurunan
insomnia pada lansia“ ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji .
Penguji I
NIDN : 0321116406
Penguji II
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga peneliti dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengaruh
massage kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia”.
Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan. Selama menyusun
hasil Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti menyadari banyak menemukan hambatan,
namun berkat dukungan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak peneliti
dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu dengan
segala kerendahan hati dalam kesempatan ini izinkanlah peneliti mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin, selaku Ketua Yayasan kesehatan
Rumah Sakit Sumber Waras
2. Dr. Hj. Soesilowati S. Sp. PD., KEMD-FINASIM, selaku Pembina Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta
3. Ns. Esther Lenny D.M, SKM, M.,kep, selaku Direktur Akademi Keperawatan
Sumber Waras
4. Ns. Cicielia Ernawati Rahayu, M.Kep , selaku wakil direktur I Akademi
Keperawatan Sumber Waras
5. Ns. Edo Septa Berry, M.Kep, selaku koordinator Kelas A Angkatan XXI
Akademi Keperawatan Sumber Waras
6. Ns.Juairiah, M.Kep, selaku pembimbing, yang telah membimbing dan
memberikan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan Karya tulis ilmiahKarya
Tulis Ilmiah ini
7. Seluruh dosen dan staff Akademi Keperawatan Sumber Waras yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti
pendidikan di Akademi Keperawatan Sumber Waras Jakarta .
8. Kedua Orang Tua Bapak Kusnaya, Ibu Jumrati, yang telah memberi perhatian
dan dukungan yang tulus baik secara moral maupun material sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiahstudi kasus ini dengan baik.
v
9. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XXI Akademi Keperawatan
Sumber Waras yang turut berpartisipasi dalam pembuataan proposal.
10. Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu ,
namun bantuannya sangat berarti bagi peneliti.
Akhrinya dengan satu harapan semoga Karya tulis ilmiahKarya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat, Khususnya bagi peneliti dan institusi. Semoga Tuhan Selalu
memberikan balasan kepada Bapak atau Ibu atas bantuan yang diberikan kepada
peneliti, Aamiin.
Hormat Saya
Kurniawati
vi
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2021
Kurniawati1, Juairiah2
PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA
PADA LANSIA: STUDY LITERATURE
Xi+45 halaman + 5 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang : Massage merupakan salah satu terapi alternative dan
komplementer yang menggabungkan berbagai teknik dalam keperawatan seperti
sentuhan, teknik relaksasi dan teknik distraksi. Menurut WHO kejadian insomnia
pada lansia cukup tinggi yaitu 67 %. Tujuan : Dari study literature diharapkan
peneliti mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh massage kaki terhadap
penurunan insomnia pada lansia. Metode Penelitian : penelitian ini menggunakan
metode study literature, sumber data diperoleh dari pencarian menggunakan
database google scholar yang diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
inggris dengan rentang 2017-2021, dengan menggunakan kriteria inklusi. Hasil :
Hasil study literature dari 5 artikel yang sudah didapat, bahwa terdapat penurunan
insomnia pada lansia dalam melakukan massage kaki. Kesimpulan : Berdasarkan
pemaparan dari berbagai jurnal penelitian ilmiah menyampaikan bahwa penderita
insomnia berdasarkan usia dan jenis kelamin, usia yang lebih dari 60 tahun
(25,15%), bahwa semakin bertambahnya usia maka semakin beresiko mengalami
insomnia dikarenakan terjadinya proses penuaan sedangkan jenis kelamin sering
terjadi pada perempuan (29,45%) dikarenakan perempuan mudah mengalami
stress yang diakibatkan pekerjaan dan keluarga.
vii
Scientific Paper, May 2021
Kurniawati1, Juairiah2
PENGARUH MASSAGE KAKI TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA
PADA LANSIA: STUDY LITERATURE
ABSTRACT
Background : Massage is an alternative and complementary therapy that
combines various techniques in nursing such as touch, relaxation techniques and
distraction techniques. According to WHO, the incidence of insomnia in the
elderly is quite high, namely 67%. Objective: From the literature study,
researchers are expected to get an idea of how the effect of foot massage on
reducing insomnia in the elderly. Research Methods: this study uses the study
literature method, the data source is obtained from a search using the google
scholar database published in Indonesian and English with a range of 2017-2021,
using inclusion criteria. Results: The results of a literature study from 5 articles
that have been obtained, that there is a decrease in insomnia in the elderly in doing
foot massage. Conclusion: Based on the exposure of various scientific research
journals, it was stated that insomnia sufferers based on age and gender, those who
are more than 60 years old (25.15%), that the older the age, the more at risk of
experiencing insomnia due to the aging process while gender often occurs in
women (29.45%) because women easily experience stress caused by work and
family.
DAFTAR ISI
viii
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN PENULISAN...................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
ABSTRAK………………………………………………………………………………vii
ABSTRAC……………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………………………….....5
A. Konsep Lansia......................................................................................................5
1. Pengertian Lansia.............................................................................................5
2. Batasan – batasan Lanjut Usia........................................................................5
A. Konsep Insomnia.....................................................................................................5
1. Pengertian Insomnia…………………………………………………..................5
2. Etiologi Insomnia………………………………………………………………...5
3. Patofisiologi Insomnia…………………………………………………………...6
4. Klasifikasi Insomnia……………………………………………………………..7
5. Komplikasi Insomnia……………………………………………………………8
6. Penatalaksanaan Insomnia……………………………………………………..10
1. Pengertian Massage……………………………………………………………..13
ix
2. Manfaat Massage Kaki…………………………………………………………14
3.Metode massage kaki..........................................................................................15
4.Kontraindikasi Massage Kaki............................................................................16
5.Teknik Pemijatan................................................................................................16
A. Jurnal terkait......................................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………..23
A. Diagram Alir.......................................................................................................23
B. Analisa data dan Interprestasi..........................................................................23
C. Etika Study Literature.........................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................25
A. Pembahasan Terkait Teori dan Populasi.........................................................25
B. Pembahasan Terkait Teori dan Intervensi.......................................................26
C. Pembahasan Outcome........................................................................................26
D. Asumsi Penelitian...............................................................................................26
E. Keterbatasan Penelitian.....................................................................................27
BAB V PENUTUP..........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
B. Saran...................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia mengalami berbagai macam masalah kesehatan diantaranya
adalah perubahan keadaan fisik yang bisa dilihat dari menurunnya kondisi
organ tubuh seiring berjalannya waktu. Seperti kemunduran sel – sel tubuh
yang mengakibatkan fungsi dan daya tahan tubuh terus menurun, serta
faktor resiko terhadap berbagai macam penyakit meningkat. masalah yang
sering dialami oleh lanjut usia, salah satunya adalah insomnia
(Lendengtariang, 2018).
Berdasarkan data populasi lansia pada tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia. Diprediksi jumlah penduduk lansia akan
terus meningkat dimana pada tahun 2020 meningkat menjadi 28,08 juta
jiwa, pada tahun 2025 meningkat menjadi 33,69 juta jiwa pada tahun 2030
1
2
meningkat menjadi 40,95 juta jiwa, dan jumlah tersebut akan terus
menerus menjadi 48,19 juta jiwa pada tahun 2035. Suatu negara dikatakan
berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia diatas 7 % (Kementrian
Kesehatan RI, 2017).
Menurut WHO kejadian insomnia pada lansia cukup tinggi yaitu 67%.
(Zahro, 2020).
Tidur salah satu cara untuk menghilangkan rasa lelah baik jasmani
maupun mental, ketika seseorang mengalami kelelahan ia membutuhkan
waktu istirahat salah satunya dengan tidur. Tidur mampu mengembalikan
kondisi tubuh pada keadaan semula karena saat tertidur terdapat proses
pemulihan dan bisa bermanfaat untuk menghilangkan rasa lelah berlebihan
dan membuat tubuh menjadi segar kembali. Gangguan tidur yang terkait
seperti kelelahan, cepat marah, penurunan memori dan konsentrasi dan
lesu yang mengganggu banyak aspek fungsi di siang hari (Mayangsari,
2018) jadi Jika seseorang mengalami gangguan tidur atau insomnia maka
diperlukan cara untuk mengatasi hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh massage kaki terhadap
penurunan insomnia pada lansia ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh massage kaki
terhadap penurunan insomnia pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh
massage kaki terhadap penurunan insomnia.
b. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu
tentang pengaruh masase kaki terhadap penurunan insomnia pada
lansia.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang akan diteliti.
2. Mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan yang sudah
dilaksanakan sebelumnya.
3. Mengetahui perkembangan ilmu pada bidang yang dipilih untuk
dilakukan penelitian.
4. Memperjelas masalah penelitian.
5. Mengetahui metode – metode terkini yang diusulkan oleh peneliti
sebelumnya untuk menyelesaikan masalah penelitian yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia adalah proses alami yang tidak mungkin terjadi dihindari, usia harapan
hidup yang lebih dari 60 tahun berdampak dengan meningkatnya populasi
lansia (Nurhayati, 2016). Menua adalah suatu keadaan terjadi di dalam
kehidupan manusia, proses menua merupakan proses sepanjang hidup tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Pada masa ini
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari – hari (Kholifah,
2016).
2. Batasan – batasan Lanjut Usia
a. Menurut (WHO) lansia dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) : 45 – 59 Tahun
2) Lanjut usia (elderly) : 60 – 74 Tahun
3) Lanjut usia (old) : 75 – 90 Tahun
4) Usia sangat tua (very old) : >90 Tahun
A. Konsep Insomnia
1. Pengertian Insomnia
Menurut dr. Ida Trisnawati dari Rumah Sakit Islam Kustati (RSUI) Surakarta,
mengatakan bahwa insomnia merupakan situasi saat individu tidak bisa
mempertahankan tidur yang diharapkan. Ada yang kesusahan untuk mulai tidur
atau insomnia inisial, suka terbangun di saat tidur malam serta susah untuk
tidur lagi atau insomnia terminal (Widhya, 2017).
2. Etiologi Insomnia
Insomnia terjadi pada berbagai rentang usia, mulai dari remaja sampai lanjut
usia. Insomnia tidak memandang usia, status, pekerjaan maupun pendidikan
5
6
seseorang. Penyebab terjadinya gangguan tidur, bisa berupa faktor dari dalam
(insrinsik), yaitu kecemasan, motivasi dan umur. Serta faktor dari luar
(ekstrinsik) yang dapat berupa gaya hidup, penggunaan obat – obatan,
gangguan medis umum dan lingkungan (Astuti, 2017).
3. Patofisologi Insomnia
Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang bertujuan
untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas. Tidur dan terbangun
diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa neurohormon
dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil yang diproduksi
oleh mekanisme serebral dalam batang otak yaitu serotonin. Serotonin ini
merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam menginduksi
rasa kantuk, juga sebagai medulla kerja otak.
4. Klasifikasi Insomnia
Menurut Munir (2015) klasifikasi insomnia yaitu :
a. Difficulty In Initiating Sleep (DIS)
Jenis ini sering disebabkan Karena tidur yang berjaga yang disertai
kecemasan dan faktor lain.
b. Difficulty In Maintaining Sleep (DMS)
Biasanya terbangun secara tiba – tiba atau pada saat – saat tertentu seperti
merasa pusing tiba – tiba kemudian terbangun.
c. Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)
Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karena demensia,
penyakit Parkinson, gejala menopause, depresi, dan obat – obatan.
b. Insomnia sedang
Insomnia tipe ini berlangsung beberapa minggu hingga kurang dari satu
bulan. Biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita sejak lama.
c. Insomnia berat
Insomnia ini berlangsung lebih dari stau bulan hingga menahun dan
disebabkan karena penyakit kronis, stress dan cemas yang berkepanjangan.
5. Komplikasi Insomnia
Komplikasi dari insomnia biasanya ialah kelelahan, sulit untuk berkonsentrasi,
mengantuk data beraktivitas di siang hari, penurunan motivasi, dan performa
sosial yang buruk. Orang yang kurang tidur akan cenderung melakukan
kesalahan saat bekerja dan mudah tersinggung. Hal tersebut dikarenakan
mereka merasa lelah karena kekurangan waktu tidur (Munir, 2015).
e. Kematian dini
Insomnia yang dipicu kelainan genetik fatal familial insomnia bisa memicu
dampak yang benar – benar fatal, yakni kematian. Kelainan bawaan yang
dicirikan dengan susah tidur ini mempengaruhi fungsi otak sehingga
kehilangan memori dan sulit mengendalikan gerakan. Pasien bisa meninggal
karena kelelahan parah setelah berbulan – bulan tidak bisa tidur nyenyak.
f. Darah tinggi dan penyakit kronis lainnya
Para ilmuan di Henry Ford Center of Sleep Disorder membuktikan, makin
lama waktu yang dibutuhkan sejak berbaring hingga terlelap bisa berarti
semakin tinggi pula resiko kematian hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Demikian juga yang tidurnya tidak nyenyak, makin sering terbangun
ditengah malam resiko hipertensi juga makin meningkat. Selain hipertensi,
berbagai penyakit kronis lainnya juga sering dikaitkan dengan riwayat
insomnia. Di antaranya yang masih berkaitan dengan hipertensi adalah
serangan jantung, diabetes, obesitas dan kanker payudara.
g. Perilaku aneh saat tidur
Penderitaan yang menyertai insomnia tidak berhenti pada usaha keras dan
mati – matian saat mau tidur saja. Begitu jatuh tertidur, berbagai gangguan
perialku saat tidur bisa muncul sebagai akibat dari kurang tidur pada malam
– malam sebelumnya. Mulai dari ngelindur (sleep talking), SMS sambil
tidur (sleep texting), hingga berhubungan seks tanpa sadar sambil tidur atau
dikenal dengan istilah (seksomnia).
h. Gangguan pendengaran
Memang tidak banyak orang yang jadi tuli hanya karena insomnia atau
susah tidur. Namun bagi yang memiliki riwayat tinnitus atau telinga
berdenging, kurang tidur akibat gangguan insomnia bisa memperburuk
kondisi itu dan jika tidak diatasi mungkin bisa berakhir menjadi tuli
permanen.
10
6. Penatalaksanaan Insomnia
a. Terapi Farmakologi
menurut peneliti terdahulu penatalaksanaan farmakologi terhadap penyakit
insomnia pada lansia yaitu :
1.) Benzodiazepine (Nitrazepam, Trizolam, dan Estolam)
2.) Non benzodiazepine (Choral-hydrate, Phenobarbital)
b. Mimpi
Orang normal biasanya tidur bermimpi atau ingat kapan mereka bermimpi,
sedangkan penderita insomnia memiliki lebih banyak mimpi. Skor untuk
setiap jawaban :
Nilai 0 untuk jawaban tidak ada mimpi, jawaban 1 terkadang mimpi yang
menyenangkan, atau hanya mimpi biasa. Skor total 2 untuk jawabannya
selalu mimpi buruk atau tidak menyenangkan.
c. Kualitas tidur
Kebanyakan orang normal tdiurnya malam, sedangkan penderita insomnia
biasanya tidur dangkal. Skor tiap jawaban adalah :
Nilai 0 menunjukkan jawaban tidur nyenyak dan sulit terbangun, dan nilai 1
menunjukkan jawaban tidur nyenyak dan sulit terbangun. Meski demikian,
jawaban untuk tidur nyenyak diberi skor 2, dan snagat mudah untuk
terbangun.
d. Masuk tidur
Orang normal biasanya dapat tidur dalam waktu 5 – 15 menit atau rata –
rata kurang dari 30 menit, penderita insomnia biasanya lebih lama dari 30
menit. Nilai yang diperoleh dalam setiap jawabannya adalah :
Nilai 0 untuk jawaban kurang dari 5 menit, nilai 1 untuk jawaban memulai
waktu tidur Antara 6 – 15 menit. Nilai 2 untuk jawaban memulai tidur
waktu tidur Antara 30 – 44 menit. Nilai 4 untuk jawaban memulai aktu tidur
Antara 45 – 60 menit. Nilai 5 untuk jawaban memulai waktu tidur lebih 60
menit.
e. Bangun malam hari
Orang normal dapat mempertahankan tidur sepanjang malam, kadang –
kadang terbangun 1-2 kali, tetapi penderita insomnia terbangun lebih dari 3
kali. Nilai yang diperoleh dari setiap jawaban :
Nilai 0 untuk setiap jawaban yang tidak terbangun sama sekali, nilai 1 untuk
jawaban 1 – 2 kali terbangun untuk insomnia ringan, nilai 2 untuk jawaban
3 – 4 kali terbangun untuk insomnia sedang, nilai 3 untuk jawaban lebih dari
4 kali terbangun untuk insomnia berat.
13
e. Memukul (Tapotement/tapotage)
Gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot,
dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Ada tiga macam tampotament
beating, tapotament calapping, tapotament hacking.
5. Teknik Pemijatan
Menurut Wahyuni (2016) teknik pemijatan ini dengan cara merambatkan ibu
jari pada satu titik, teknik menekan dan menahan pada bagian tangan dan
kaki. Terapi ini diberikan selama 2 kali dalam 3 minggu selama 30 menit.
a. Letakan alas yang cukup besar seperti handuk dibawah kaki klien, lalu
tangkupkan telapak tangan kita disekitar sisi kaki kanannya. Rilekskan jari
– jari serta gerakan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat, ini akan
membuat kaki rileks. Gambar 1. Massage Kaki
b. Dan biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki. Geser tangan kaki
kebawah tumit kaki, dengan lembut Tarik kaki kearah pemijat mulai dari
tumit sampai jari kaki. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali ke
setiap arah.
17
A. Jurnal terkait
Analisa jurnal ditulis secara naratif meliputi : judul artikel, penulis, dan
analisa metode “PICOST” yang terdiri dari :
1) Judul jurnal : Pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia
pada lansia di panti Werdha Hana Tangerang Selatan
Penulis : Royani, dkk
sebesar 9,12 dan pengukuran skor rata – rata kualitas tidur partisipan
pada kelompok intervensi sebesar 4,78.
Kelompok kontrol menunjukkan skor sebelum intervensi 10,41
dengan standar deviasi (SD) 3,573 dan skor kualitas tidur terendah 4
dan skor tertinggi 17, sedangkan pada pasca intervensi yang tidak
mendapatkan perlakuan diperoleh hasil 9,12 dengan standar deviasi
(SD) 2,959 dan skor kualitas tidur terendah 4 dan skor tertinggi 17.
Berdasarkan hasil tersebut, tidak terdapat perubahan yang signifikan,
kelompok pra intervensi dan pasca kontrol intervensi yang belum
melakukan terapi pijat kaki.
O (Out Come) : Hasil uji statistik dengan uji independent t hasil
diperoleh p-value 0,000 <(0,5). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh pijat kaki terhadap kualitas tidur klien pasca
operasi yang dibuktikan dengan adanya perubahan penurunan nilai
rata – rata kualitas tidur dengan kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dengan nilai rata – rata pada kelompok kontrol sebesar
9,12 dan kelompok intervensi 4,78 dengan nilai selisih 4,78
S (Study Penelitian) : kuantitatif dengan desain pretest posttest
design with control group design
T (Time) : September 2020
23
24
24
25
D. Asumsi Penelitian
Setelah membaca jurnal penelitian, asumsi saya terhadap jurnal penelitian ini
sudah bagus. Pada jurnal 1-5 terdapat persamaan design penelitian, yaitu
menggunakan rancangan quasy eksperimental (eksperimen semu). Hanya
dalam sampel penelitian terdapat beberapa sampel yang belum sesuai kriteria
dengan jumlah sampel 30 – 500 responden.
26
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang terdapat pada jurnal adalah ada beberapa jurnal
yang tidak menyebutkan berapa lama dan waktu pemberian massage kaki. Hal
ini sesuai dengan penelitian Royani (2020), Widiana (2020) yang tidak
menyatakan berapa lama pemberian massage kaki.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lanjut usia mengalami berbagai macam masalah kesehatan diantaranya adalah
perubahan keadaan fisik yang bisa dilihat dari menurunnya kondisi organ tubuh
seiring berjalannya waktu. Seperti kemunduran sel – sel tubuh yang
mengakibatkan fungsi dan daya tahan tubuh terus menurun, serta faktor resiko
terhadap berbagai macam penyakit meningkat. masalah yang sering dialami
oleh lanjut usia, salah satunya adalah insomnia (Lendengtariang, 2018).
insomnia merupakan situasi saat individu tidak bisa mempertahankan tidur
yang diharapkan. Ada yang kesusahan untuk mulai tidur atau insomnia inisial,
suka terbangun di saat tidur malam serta susah untuk tidur lagi atau insomnia
terminal (Widhya, 2017). faktor – faktor penyebab insomnia yaitu : Stress,
Kecemasan dan depresi, Obat – obatan, Kondisi medis.
Terapi massage kaki adalah upaya penyembuhan yang efektif dan aman, serta
tanpa efek samping rasa rileks yang dapat mengurangi stress dan dapat memicu
lepasnya endorphin, serta membuat nyaman, dan zat kimia otak yang
menghasilkan rasa nyaman tersendiri (Azis, 2017). Massage mempengaruhi
jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan kapiler cadangan, sehingga
meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ, meningkatkan proses reduksi
oksigen, memfasilitasi jantung dan berkontibusi terhadap redistribusi darah
dalam tubuh. metode massage ada lima yaitu : Mengusap (Effurage/strocking),
Meremas (Petrisage), Menggosok (Friction), Menggerakan (Vibration),
Memukul (Tapotement/tapotage).
Berdasarkan hasil penelitian dari studi literature terhadap 5 jurnal mengenai
pengaruh massage kaki terhadap penurunan insomnia pada lansia. Didapatkan
metode penelitian yang digunakan rata-rata dengan quasy eksperimen.
Intervensi pemberian massage kaki dapat menurunkan insomnia, dibandingkan
dengan pasien yang tidak diberikan perlakuan. Hal ini terkait dengan hasil
jurnal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil
peningkatan penurunan insomnia antara pre – post test.
27
28
B. Saran
Berdasarkan analisa terhadap hasil studi literatur, kesimpulan, dan keterbatasan
yang di hadapi peneliti, maka peneliti mencoba memberikan saran.
1. Bagi Rumah Sakit
Berdasarkan dari beberapa sumber literature diharapkan bahwa rumah sakit
dapat menggunakan Massage Kaki dalam menurunkan insomnia.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti ini diharapkan menjadi dasar pengembangan studi literatur terkait
pemberian Massage Kaki dalam menurunkan insomnia pada pasien
insomnia.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pemahaman terhadap tindakan
yang sesuai dengan asuhan keperawatan menggunakan latihan Massage
kaki terhadap penurunan insomnia pada pasien lansia, sehingga dapat
diaplikasikan di lahan praktik dengan optimal.
29
DAFTAR PUSTAKA
Nulih., dkk. (2018). Pengaruh teknik relaksasi massage kaki terhadap insomnia
pada lansia (Studi di posyandu Lansia Kelurahan Jombatan Kecamatan
Jombang Kabupaten Jombang).Jurnal Keperawatan.
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1661/9/Niluh%20Dede%20Ayu%20Artikel.pdf
Diakses hari senin 22 Februari pukul 17. 50
Nasrullah dede (2016). Buku ajar keperawatan gerontik, jilid 1. Jakarta : Cv.
Trans info media
LAMPIRAN
32
Lampiran 1
Diagram Alir
( n= 1,140 )
Screening
( n= 288 )
Lampiran 2
rata kualitas
tidur
partisipan
pada
kelompok
intervensi
sebesar 4,78.
Kelompok
kontrol
menunjukkan
skor sebelum
intervensi
10,41 dengan
standar
deviasi (SD)
3,573 dan
skor kualitas
tidur
terendah 4
dan skor
tertinggi 17,
sedangkan
pada pasca
intervensi
yang tidak
mendapatkan
perlakuan
diperoleh
hasil 9,12
dengan
standar
deviasi (SD)
2,959 dan
skor kualitas
tidur
terendah 4
dan skor
tertinggi 17.
Berdasarkan
hasil tersebut,
tidak terdapat
perubahan
yang
signifikan,
kelompok pra
intervensi
dan pasca
kontrol
intervensi
yang belum
melakukan
terapi pijat
kaki.
6 Hasil Dari hasil Dari hasil insomnia pada Hasil uji tidak dapat
penelitian penelitian ini penelitian ini lansia sebelum statistik perbedaan
terbukti adanya terbukti adanya teknik dengan uji bermakna
perbedaan yang pengaruh yang relaksasi independent t kualitas
signifikan signifikan massage kaki hasil tidur (p =
36
8 Waktu Penelitian ini Penelitian ini penelitian ini Penelitian ini Penelitian
dilaksanakan di dilaksanakan di dilaksanakan dilaksanakan ini
Panti Werdha Banjar Temesi di posyandu September dilaksanakan
Hana Kota Desa Temesi lansia 2020 02 Jul 2016
Tangerang Kabupaten kelurahan Diterima :
Selatan pada Gianyar pada jombatan 10 Des 2017
bulan Maret bulan Maret kecamatan
2020 2020 jombang
kabupaten
jombang pada
bulan agustus,
2018.