Anda di halaman 1dari 11

Definisi : Hipertensi merupakan suatu keadaan Klasifikasi hipertensi menurut WHO Etiologi :

yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara a. Tekanan darah normal Hipertensi terjadi sebagai respon
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari peningkatan cardiac output atau
140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau b. Tekanan darah perbatasan (broder peningkatan tekanan perifer.
lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi line) 1. Genetik: Respon neurologi
merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. c. Tekanan darah tinggi (hipertensi) terhadap stress atau kelainan
eksresi atau transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level
insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
Faktor Resiko Hipertensi 3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi, HIPERTENSI dan arterosklerosis pada orang
seperti : tua serta pelebaran pembuluh
1. Genetik darah.

2. Umur
3. Jenis Kelamin Patofisiologi : Mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak Tanda dan gejala :
4. Etnis
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari 1. Peningkatan tekanan darah >
5. Penyakit Ginjal pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
140/90 mmHg.
6. Obat-obataan yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia 2. Sakit kepala
7. Preeklampsi pada kehamilan
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan 3. Pusing / migraine
8. Keracunan timbal akut pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk 4. Rasa berat ditengkuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, 5. Penyempitan pembuluh darah
Faktor yang dapoat dimodisikasi atau
dikendalikan : neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang 6. Sukar tidur
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke 7. Lemah dan lelah
1) Stress pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
8. Nokturia
2) Obesitas noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti 9. Azotemia
3) Nutrisi
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi 10. Sulit bernafas saat beraktivitas
4) Merokok
respon pembuluh darah terhadap rangsang
5) Kurang Olahraga vasokonstriksi.
Penatalaksanaan Cara Pencegahan
Komplikasi
1. Terapi tanpa Obat 1. Pencegahan Primer
a) otak (pemekaran pembuluh darah,
2. Penurunan berat badan a) mengatur diet agar bb ideal
perdarahan, kematian sel otak:
3. Penurunan asupan etanol b) dilarang merokok
stroke),
4. Menghentikan merokok c) konsumsi makanan rendah garam
b) ginjal (malam banyak kencing,
5. Latihan Fisik d) olahraga teratur
kerusakan sel ginjal, gagal ginjal),
6. Edukasi Psikologis 2. Pencegahan Sekunder
c) jantung (membesar, sesak nafas,
7. Terapi dengan obat a) tekanan darah tetap di kontrol
cepat lelah, gagal jantung).
b) membatasi aktivitas

Diet Hipertensi
1. Konsumsi lemak dibbatasi
2. Konsumsi kolesterol dibatasi
3. Konsumsi kalori diatasi untuk yang terlalu
gemuk
4. Makanan yang boleh dikonsumsi (sumber
kalori, sumber protein hewani, sumber protein
nabati, sayur-sayuran, buah-buahan)
5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
(makanan yang banyak mengandung garam,
kolesterol, lemak jenuh)
6. Obat tradisional untuk hipertensi (buah
belimbing, daun seledri, mentimun, dan
semangka)
Umur > 40 tahun Stress Gaya hidup Obesitas

Gangguan pada Peningkatan tahan


Degenerasi kolagen Merangsang Merangsang dalam pemb. darah
ginjal
pembuluh darah perifer ACTH katekolamin

Mengubah Angiotensin I
Elastisitas pemb. Vasokontriksi
Pengeluaran menjadi Angiotensin II
darah pembuluh darah
aldosteron

Vasokontriksi
Resistensi aliran darah Reabsorpsi cairan Tahanan dalam
pemb. darah
& Na di tubulus pemb. darah

Retensi cairan
& Na

Volume CES

Tekanan darah
Kurang pajanan Kurang
HIPERTENSI Pengetahuan
informasi

Otak Retina Ginjal Pembuluh darah Hipertrofi


sistemik Ventrikel Kiri
1 Spasmus Vasokontriksi

arteriole pemb. darah


Vasokontriksi
2
pemb. darah
Diplopia Blod flow

Penglihatan Meningkatnya Suplai O2 ke jaringan Sirkulasi darah


terganggu hormone aldosteron menurun ke perifer

Gangguan Sensori Retensi Na Mekanisme anaerob


Ketidakefektifan
Persepsi Penglihatan Perfusi Jaringan
Penururnan ATP
Edema Perifer
Keterbatasan energi

Kelebihan untuk beraktifitas


Volume Cairan
Fatigue
1
2

Beban kerja jantung


Retensi pemb. Risko
Supali O2 ke
Ketidakefektifan Aliran darah koroner tidak
darah di otak otak menurun
Perfusi Jaringan adekuat
Merangsang pusat Otak
Hipertrofi kompensasi
Tekanan pembuluh Hipoksi
mual & muntah di
jantung terlampaui
darah di otak a
hipotalamus
Gagal jantung
Mekanisme
Nausea Merangsang anaerob
Curah jantung (CO)
reseptor nyeri
Adanya Rasa Penimbunan
tidak nyaman Suplai O2 ke jaringan Penurunan
asam laktat
Curah Jantung

Sering Merangsang Dispnea Penurunan Energi


terbangun Nyeri Akut
reseptor nyeri
saat tidur Pola Napas
Kelemahan
Tidak Efektif
Penurunan kewaspadaan
Gangguan Intoleransi Aktivitas
lingkungan sekitar
Pola Tidur

Risiko Jatuh
Kasus
Tn.W , berusia 72 tahun dibawa ke RS oleh keluarganya dengan keluhan utama
mengalami kelemahan tangan dan kaki kanan dan kiri, dan pasien mengalami
penurunan kesadaran kurang lebih 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga pasien
mengatakan munculnya gejala pada Tn.W ini secara tiba2 pada pagi hari,pasien tidak
bisa bangun tidur. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD: 210/110 mmHg,
N : 64x/menit, RR : 24x/menit S : 36,7 derajat celcius. Keluarga pasien menyatakan
bahwa Tn. W memiliki riwayat hipertensi 2 tahun yang lalu, namun jarang sekali Tn.W
kontrol ke Puskesmas atau datang ke Posyandu lansia, karena Tn.W sering menolak
diperiksa dan mengatakan dirinya sehat-sehat saja.

Pasien memiliki
Pasien mengatakan Riwayat Hipertensi
jarang kontrol

Pasien menolak Tekanan Darah : Esolopati hipertensi


Pemeliharaan menjalani perawatan 210/110
kesehatan pengobatan
tidak efektif Pemebuluh darah
ke otak mengeras
Pasien merasa baik-
baik saja
Penyumbatan
pembuluh darah
Pasien jarang mengikuti
Posyandu lansia Penurunan darah ke
otak

Defisit
Pengetahuan Pasien mengalami Resiko perfusi
penurunan Serebral Tidak
Kesadaran efektif

Kelemahan Tangan
Dan kaki

Gangguan Mobilitas
fisik
Hasil Pengkajian
 Keluhan utama: Mengalami kelemahan tangan dan kaki kanan kiri
 Riwayat kesehatan saat ini: pasien mengalami penurunan kesadaran kurang lebih 1
jam sebelum masuk RS. Keluarga pasien mengatakan munculnya gejala pada Tn W
ini secara tiba- tiba pada pagi hari, pasien tidak bisa bangun tidur
 Pemeriksaan fisik:
- TTV:
a. TD = 210/ 100 mmHg
b. N = 64 x/menit
c. RR = 24 x/menit
d. S = 36,70C

Analisis Data
No Data Kemungkinan Masalah
Penyebab Keperawatan
1 DS: Tekanan darah tinggi/ 1. Gangguan
- Keluarga mengatakan pasien Hipertensi mobilitas fisik
mengalami kelemahan tangan dan 2. Resiko perfusi
kaki kanan kiri Pecah pembuluh darah serebral
- Keluarga mengatakan pasien di otak 3. Devisit
mengalami penurunan kesadaran pengetahuan
kurang lebih 1 jam sebelum Stroke Hemorogik 4. Koping tidak
masuk RS. efektif
- Keluarga psien mengatakan Terjadi kelemahan
munculnya gejala pada Tn.W ini tangan dan kaki kanan
secara tiba-tiba pada pagi hari, kiri
pasien tidak bisa bangun tidur.
Imobilitas/
DO: kemampuan aktivitas
- TTV: dan latihan menurun
a. TD = 210/ 100 mmHg
b. N = 64 x/menit
c. RR = 24 x/menit

S = 36,70C
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan massa otot (D.0054)
2. Resiko perfusi Serebral Tidak efektif berhuungan dengan Hipertensi (D.0017)
3. Defisit Pengetahuan berhubungan kurang terpapar informasi (D.0111)
4. Koping tidak efektif berhubungan ketidak kuatan pemahanaman (D.0096)

Rencana Tindakan Keperawatan


SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan Mobilitas Mobilitas Fisik ( E.5042) Dukungan Mobilisasi
fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan (I.05173)
dengan penurunan kepeerwatan selama 3X24  Identifikasi aadanya
massa otot (D.0054) jam pasien mennngalama nyeri atau keluhan fisik
perkembaanngan sebagai lainya
berikut :  Identifikasi toleranfisik
 Pergerakan etremitas atau pergerakaan lainya
dari skala 3  Monitor kondisi umum
meningkat ke skala 5 selama mobilisasi
 Kekuatan otot dari  Fasilitasi mobilisasi
skala 2 meningkat ke dengan alat bantu
skala 4  Fasilitasi melakukan
 Rentan Gerak (ROM) pergerakan
dari skala 3  Libatkan keluarga untuk
meningkat ke skala 5 mebantu pasien dalm
 Kaku sendi dari skala melakukan pergerakan
2 meningkat ke skala  Ajarkaan mobilisasi
4 sederhana yang bisa
 Kelemahan fisik dari dilakukan
skala 2 meningkat ke
skala 5
2. Resiko perfusi Perfusi Serebral (L.02014) Manajeman peningkatan
Serebral Tidak Setelah dilakukan tindakan Tekanan inrakranial (I.06194)
efektif berhuungan kepeerwatan selama 3X24  Monitor tanda/gejala
dengan Hipertensi jam pasien mennngalama Peningkatan TIK
(D.0017) perkembaanngan sebagai  Identifikasi Penyebab
berikut : Peningkatan TIK
 Kognitif dari skala 3  Monitor Intra craniall
meningkat ke skala 4 prresue
 Tekanan intra kranial  Minimalkan stimulus
dari skala 2 dengn penyedian
meningkat ke skala 3 lingkungan yang tenang
 Sakit kepala dari  Berikan posisi semi
skala 3 meningkat ke fowler
skala 4  Cegah terjadinya kejang
 Agitasi dari skala 2  Kolaborasi pemberian
meningkat ke skala 4 sedasi dan antikonvulsan
 Tekanan darah bila perlu
sistolik dari skala 3
meningkat ke skala 5
 Tekanan darah
diastolik dari skala 3
meningkat ke skala 5
3. Defisit Pengetahuan Tingkat Peengetahuan Edukasi Kesehatan (I.12383)
berhubungan kurang (L.12111)  Identifikasi kesiapan dan
terpapar informasi Setelah dilakukan tindakan kemampuan menerima
(D.0111) kepeerwatan selama 3X24 informasi
jam pasien mennngalama  Identifikasi faktor-faktor
perkembaanngan sebagai yang dapat
berikut : meningkatkan dan
 Prilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi
dari skala 2 prilaku hidup bersih dan
meningkat ke skala 5 sehat
 Vibrasi minat dalam  Sediakan materi dan
belajar dari skala 3 media kesehatan
meningkat ke skala 5  Jadwalkan pendidikan
 Kemamouan kesehatan sesuai
menjelaskan kesepakatan
pentahuan tenntang  Jelaaskan faaktor resiko
suatu topik dari skala yang mempengaruhi
3 meningkat ke skala kesehatan
4  Ajarkan pola hidup
 Kemampuan bersih dan sehat
mengambarkan
pengalaman
sebelumnya sesuaai
topik dari skala 2
meningkat ke skala 5
 Prilaku sesuai topik
dari skala 3
meningkat ke skala 5
4. Koping tidak efektif Pemeliaraan Kesehatan Kontrak perilaku positif
berhubungan ketidak (L.12106) (I.092822)
kuatan pemahanaman Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi mental dan
(D.0096) kepeerwatan selama 3X24 kognitif
jam pasien mennngalama  Identifikasi cara dan
perkembaanngan sebagai sumber daya terbaik
berikut : untuk mencapai tujuan
 Menunjukkan prilaku  Ciptakan linkungan yang
adaptif dari skala 3 terbuka untuk membuat
meningkat ke skala 4 kontrak prilaku
 Menunjukan prilaku  Aasilitas pembutan
pemahaman sehat dari konrak tertulis
skala 2 meningkat ke  Diskusikan perilaku
skala 4 kesehatan yang ingin
 Menunjukan minat diubah
dari skala 2  Diskusikan
meningkat ke skala 5 pengembangan prilaaku
 Kemampuan positif
menjelaskan perilaku  Libatkan keluarga dalam
sehat dari skala 3 proses kontrak
meningkat ke skala 5
 Memiliki sistem
pendukung dari skala
2 meningkat ke skala
4

Anda mungkin juga menyukai