8174 37900 4 PB
8174 37900 4 PB
8174 37900 4 PB
ABSTRACT
Long-Acting and Permanent Method (LAPM) is a very effective method of contraception, but women of
childbearing age majority use short-term contraceptive methods. The purpose of this study was to apply
multinomial logistic regression analysis in predicting factors affecting Fertile Women in the use of LAPM in
East Java Province in 2012. This research use secondary data that was result of Indonesia Demographic Health
Surveys (IDHS) year 2012 using the number of 171 respondents. The results of this study indicated the variables
that affected the use of LAPM of WUS age (p = 0.008), education level (p = 0,004), occupation (p = 0,029),
source of family planning services (p = 0,000), residence area (p = 0.016). The conclusion of this study was age,
educational level, occupation, source of FP services, and residential areas affecting the use of long-term
contraceptive methods in women of childbearing age. Therefore the government through the National Family
Planning Coordinating Board (BKKBN), still pay attention to the family planning program and ensure every
community to implement family planning programs and educate and promote family planning programs to
resolve the problems of the population.
ABSTRAK
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif, tetapi wanita
mayoritas usia subur menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menerapkan analisis regresi logistik multinomial dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi Wanita
Usia Subur dalam penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data
sekunder yang merupakan hasil SDKI tahun 2012 dengan jumlah 171 responden. Hasil penelitian ini
menunjukkan variabel yang mempengaruhi penggunaan MKJP usia WUS (p = 0,008), tingkat pendidikan (p =
0,004), pekerjaan (p = 0,029), sumber layanan keluarga berencana (p = 0,000), daerah tempat tinggal (p =
0,016). Kesimpulan dari penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, sumber layanan KB, dan
daerah pemukiman mempengaruhi penggunaan MKJP pada WUS. Karena itu pemerintah melalui Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tetap memperhatikan program keluarga berencana
dan memastikan setiap masyarakat untuk menerapkan program keluarga berencana, serta mendidik dan
mempromosikan program keluarga berencana untuk menyelesaikan permasalahan penduduk.
sehingga dapat memprediksi faktor yang penggunaan kondom masih sangat rendah
mempengaruhi penggunaan Metode yaitu sebesar 3% (SDKI, 2013). Suntikan
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). KB dan pil merupakan metode KB
MKJP merupakan usaha hormonal yang termasuk metode
pemerintah dalam menekan pertambahan kontrasepsi jangka pendek, yang rentan
penduduk. Permasalahan pertumbuhan terhadap kegagalan dan tingkat drop out
penduduk yang mengalami peningkatan, yang cukup tinggi mencapai 23-39%,
membutuhkan adanya suatu usaha dari sementara metode kontrasepsi jangka
masyarakat dan pemerintah. Dalam rangka panjang hanya sekitar 0,5-10% (Bapennas,
menekan laju pertumbuhan penduduk 2012).
pemerintah melaksanakan berbagai Berdasarkan hasil sensus penduduk
program pembangunan, salah satunya tahun 2010, jumlah penduduk di Jawa
Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Timur menjadi salah satu yang terbanyak,
Usia Subur (PUS) (BPS, 2013). Keluarga yaitu sebesar 37,476 juta orang dan
Berencana merupakan usaha untuk mengalami peningkatan hingga tahun 2016
menjarangkan atau merencanakan jumlah sebesar 39,075 juta orang (BPS, 2017).
anak dan jarak kehamilan dengan cara Cakupan jumlah PUS di Jawa Timur yang
memakai kontrasepsi dan menciptakan menjadi akseptor KB dalam 3 (tiga) tahun
kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi terakhir berfluktuasi sebesar 72,77% pada
seluruh masyarakat melalui usaha tahun 2014, 84,44% pada tahun 2015, dan
perencanaan dan pengendalian penduduk mengalami penurunan menjadi 68,79%
(Saifuddin, 2006). pada tahun 2016 (Dinkes, 2017).
Berdasarkan hasil Survei Berdasarkan hasil evaluasi BKKBN Jawa
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Timur sampai dengan bulan Februari tahun
tahun 2012 peserta KB aktif Contraceptive 2017 cakupan peserta KB aktif
Prevalence Rate (CPR) pasangan usia berdasarkan kontrasepsi yang digunakan
subur mencapai 61,9% (BPS, 2013). Pada sebesar 74,39%. Alat kontrasepsi yang
hasil Survei Penduduk Antar Sensus paling banyak diminati oleh peserta KB
(SUPAS) tahun 2015 terdapat penurunan aktif adalah jenis non MKJP yang terdiri
dibandingkan hasil SDKI 2012. Angka dari suntik, pil, dan kondom, sedangkan
prevalensi pemakaian kontrasepsi semua untuk MKJP masih cukup rendah yang
metode hasil SUPAS 2015 sebesar 57,9% terdiri dari IUD, MOP, MOW dan implan.
dan kontrasepsi modern 57,1%. Dari Penelitian yang dilakukan Magetin
sekian banyak pengguna aktif dan banyak (2016), menunjukkan bahwa umur istri,
metode kontrasepsi yang ditawarkan, jumlah anak dan tingkat pendidikan
metode suntikan KB merupakan metode memiliki hubungan yang signifikan dengan
yang banyak digunakan (BKKBN, 2015). pemilihan jenis kontrasepsi yang
Berdasarkan hasil SDKI 2012 digunakan. Umur berpengaruh dengan
prevalensi KB aktif di Indonesia 58% struktur organ, fungsi organ, komposisi
wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun biokimiawi dan sistem hormonal, sehingga
menggunakan metode modern dan 4% pada periode umur tertentu dapat
menggunakan metode tradisional. Suntikan menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi
KB adalah metode kontrasepsi yang paling yang dibutuhkan. Jumlah anak yang masih
banyak digunakan, diikuti oleh pil, masing- hidup juga berkaitan dengan perencanaan
masing sebesar 32% dan 14%. Kemudian keluarga dari pasangan suami istri dan
Intra Uterine Device (IUD) sebesar 4%, tingkat kesejahteraan keluarga. Pasangan
susuk KB/implan sebesar 3,3%, secara yang memiliki anak masih sedikit memiliki
medis yaitu Medis Operatif Wanita peluang atau kecenderungan untuk
(MOW) sebesar 3,2%, sedangkan untuk menggunakan kontrasepsi dengan
pria yaitu Medis Operatif Pria (MOP) dan efektifitas rendah, sedangkan pasangan
246 The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2 Desember 2018: 244-255
dengan jumlah anak hidup banyak Teknik sampling pada penelitian ini
cenderung untuk menggunakan kontrasepsi adalah multi stage sampling. Besar sampel
dengan efektifitas tinggi. Tingkat keseluruhan berdasarkan SDKI sebanyak
pendidikan juga mempunyai pengaruh 45.607 responden. Sesuai dengan kriteria
dalam menentukan pilihan, karena dengan keinginan peneliti, maka pada
seseorang yang memiliki pendidikan tinggi penelitian ini diperoleh sampel sebesar 171
pada umumnya akan lebih luas responden. Variabel independen pada
pandangannya dan lebih mudah menerima penelitian ini umur, tingkat pendidikan,
ide maupun hal-hal inovatif. daerah tempat tinggal. Variabel dependen
Faktor lain yang mempengaruhi metode kontrasepsi jangka panjang pada
pemilihan metode kontrasepsi adalah wanita (IUD, MOW, dan implan).
fasilitas kesehatan (Stephenson dkk, 2008). Data yang diperoleh, selanjutnya
Fasilitas kesehatan sangat penting dalam diolah dan dianalisis secara komputerisasi.
keberhasilan program KB. Fasilitas Analisis Data dalam penelitian ini
kesehatan sebagai penyedia alat/cara bertujuan untuk memprediksi faktor yang
kontrasepsi, selain itu harus melakukan mempengaruhi penggunaan metode
upaya dalam peningkatan akseptor KB dan kontrasepsi jangka panjang. Analisis data
melakukan pelayanan promotif dan yang dilakukan berupa analisis deskriptif
preventif sehingga pasangan usia subur dan analisis regresi logistik. Analisis
dapat secara rasional dalam penggunaan deskriptif yang digunakan adalah distribusi
kontrasepsi yang sesuai kebutuhan. frekuensi dan tabel statistik deskriptif yang
Sedangkan untuk menggunakan digunakan untuk mendeskripsikan variabel
MKJP, faktor yang ditemukan signifikan penelitian guna memperoleh gambaran
diantaranya usia, jumlah anak hidup, karakteristik penelitian. Metode yang
tingkat pendidikan, lama pernikahan, digunakan untuk menganalisis data adalah
sumber pelayanan KB dan tujuan ber KB regresi logistik multinomial dengan
(Nasution, 2011). bantuan software statistik.
Berdasarkan penelitian Magetin
dan faktor kondisi yang ada di Provinsi HASIL
Jawa Timur, maka dilakukan penelitian
terkait faktor yang mempengaruhi Gambaran Distribusi Frekuensi
penggunaan jenis MKJP dengan analisis pengguna MKJP Pada WUS di Provinsi
uji regresi logistik multinomial karena Jawa Timur tahun 2012
pada penelitian ini dependen variabelnya
nominal lebih dari 2 (dua) kategori. Tabel 1. Distribusi Pengguna MKJP di
Provinsi Jawa Timur tahun 2012
METODE PENELITIAN MKJP Frekuensi %
Tabel 2. Distribusi Pengguna MKJP Pada Tabel 4. Distribusi Pengguna MKJP Pada
WUS Berdasarkan Umur di WUS Berdasarkan Daerah
Provinsi Jawa Timur tahun 2012 Tempat Tinggal di Provinsi Jawa
MKJP
Timur tahun 2012
Umur Total
IUD MOW Implan MKJP
13 0 17 30 TT Total
IUD MOW Implan
≤ 30 (43,3) (0) (56,7) (100)
37 30 24 91
Kota (40,7) (33) (26,4) (100)
60 52 29 141
> 30 (42,6) (36,9) (20,6) (100)
36 22 22 80
Total 73 52 46 171
Desa (45) (27,5) (27,5) (100)
(42,7) (30,4) (26,9) (100)
Total 73 52 46 171
Keterangan: (42,7) (30,4) (26,9) (100)
Angka (dalam kurung) dinyatakan dalam satuan persen
(%) Keterangan:
TT : Tempat Tinggal
dan tidak bekerja. WUS yang memiliki Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai
pekerjaan memilih menggunakan IUD Sig. (p-value) kurang dari 0,05, sehingga
sebesar 46,8%. model tersebut memiliki signifikansi dan
dapat diaplikasikan dalam memprediski
Tabel 6. Distribusi Sumber Pelayanan faktor yang mempengaruhi penggunaan
Pengguna MKJP Pada WUS di metode kontrasepsi jangka panjang pada
Provinsi Jawa Timur tahun wanita menikah usia subur.
2012
Pelayan MKJP
Tabel 8. Likelihood Ratio Tests
Total
an IUD MOW Implan Model
9 32 0 41 Fitting
RSP Likelihood Ratio Tests
(22) (78) (0) (100)
Effect Criteria
29 9 22 60
PKM -2 Log Chi- Df Sig.
(48,3) (24,2) (27,5) (100)
Likelihood Square
RS 2 9 0 11
Swasta (18,2) (81,8) (0) (100) Kons. 96,934a .000 0
22 0 9 31 Umur 119,463 22,529 2 .000
Bidan 113,449 16,515 6 .011
(71) (0) (29) (100) Pend.
11 11 6 28 TT 104,467 7,542 2 .023
Lainnya
(39,3) (39,3) (21,4) (100) Pekerja
Total 73 61 37 171 an 103,360 6,426 2 .040
(42,7) (30,4) (26,9) (100)
Sumber
Keterangan:
RSP : Rumah Sakit Pemerintah
Pelayan 225,299 128,365 8 .000
PKM : Puskesmas
an
Keterangan:
Tabel 6 menunjukkan pemasangan Kons. : Konstanta
oleh Wilopo (1995), bahwa wanita yang menyatakan mengenai hubungan pekerjaan
tinggal di lingkungan perkotaan lebih dengan pemilihan jenis kontrasepsi.
memilih IUD karena merasa cocok dan Dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan
promosi mengenai jenis alat kontrasepsi yang signifikan antara bekerja atau
tersebut. tidaknya seseorang dengan pemilihan
kontrasepsi, karena umumnya penggunaan
Pengaruh Karakteristik WUS kontrasepsi tidak akan menganggu
berdasarkan Pekerjaan terhadap aktivitas sehari-hari (Bernadus, dkk, 2013).
Penggunaan MKJP di Provinsi Jawa
Timur tahun 2012 Pengaruh Karakteristik WUS
berdasarkan Sumber Pelayanan KB
WUS yang bekerja atau memiliki terhadap Penggunaan MKJP di Provinsi
pekerjaan yang menetap akan lebih Jawa Timur tahun 2012
memilih alat kontrasepsi MKJP karena
praktis, aman dan memiliki pengaruh Salah satu keberhasilan pelayanan
jangka panjang. Penggunaan MKJP ini keluarga berencana ditentukan oleh kondisi
dimaksudkan agar dapat membatasi jarak tempat pelayanan seperti sarana prasarana
kelahiran dan membatasi jumlah anak yang memenuhi standar baku pelayanan.
sehingga tidak mengganggu karir dan Sumber pelayanan keluarga berencana
pekerjaannya. Sejalan dengan hasil dapat menjadi salah satu faktor yang
penelitian, pekerjaan mempengaruhi WUS mempengaruhi penggunaan metode
dalam penggunaan IUD. WUS yang kontrasepsi (BKKBN, 2014). Berdasarkan
bekerja lebih memilih menggunakan IUD hasil analisis data menunjukkan bahwa
dibanding dengan menggunakan metode sumber pelayanan keluarga berencana
Implan sebesar 2,924 kali dibandingkan memiliki pengaruh terhadap wanita usia
dengan WUS yang tidak bekerja. Untuk subur yang menggunakan IUD. Wanita
wanita yang bekerja, pengaturan jarak usia subur lebih memilih memanfaatkan
kehamilan merupakan hal yang sangat sumber pelayanan keluarga berencana di
penting, karena demi mempertahankan puskesmas paling banyak diantara fasilitas
karir yang dimiliki dan untuk mendukung lainnya. Hal ini dikarenakan puskesmas
perekonomian keluarga. merupakan fasilitas kesehatan pertama
WUS yang memilih menggunakan yang akan dituju, dapat memanfaatkan
IUD lebih nyaman karena penggunaan fasilitas BPJS, dan terdapat jadwal khusus
IUD ini tidak memberikan pengaruh dalam pelayanan KB.
terhadap hormonal yang dapat Pemilihan fasilitas kesehatan dalam
mengganggu aktivitas kerja. Pada Tabel hal pemasangan alat kontrasepsi jangka
10, hubungan pekerjaan dengan panjang ini tidak terlepas dari kepercayaan
penggunaan metode IUD pada responden masyarakat, apabila masyarakat memilih
memiliki nilai Sig. (p-value) lebih dari memasang kontrasepsi di RS yang besar,
0,05 yang berarti tidak adanya hubungan maka masyarakat beranggapan bahwa
signifikan antara pekerjaan dengan fasilitas lengkap dan terjamin, tenaga
penggunaan metode kontrasepsi jangka kesehatan memiliki kualifikasi yang baik,
panjang dengan metode IUD. Hal ini serta kelengkapan alat bantu medis yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan memadai. Perbaikan dan penyampaian
oleh Sri Panuntun (2004) yang menyatakan pelayanan serta akses yang mudah
bahwa pekerjaan ibu tidak ada kaitannya dijangkau dapat meningkatkan proporsi
dengan pemilihan kontrasepsi (Wulandari, pemakaian kontrasepsi.
2015). Hal tersebut juga diungkapkan Berdasarkan hasil analisis dalam
dalam penelitiannya di Rumah Sakit penelitian ini, wanita usia subur yang
Umum Panda Arang, Boyolali yang memilih fasilitas RS pemerintah memiliki
Luki Triyanto dan Diah Indriani, Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan... 253
Estimasi probabilitas wanita usia subur memilih Implan sebagai alat kontrasepsi:
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan terhadap variabel independen BAPPENAS, 2012. Arah Pembangunan
dengan variabel dependen, diperoleh Kependudukan dan Keluarga
kesimpulan antara lain: metode kontrasepsi Berencana dalam RKP 2012 dan
yang paling banyak digunakan oleh WUS Rancangan RKP 2013. Jakarta:
di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 yaitu BAPPENAS.
IUD sebanyak 43,7%. Rata-rata pengguna Bernadus. J. D., Agnes M., Gresty M.
metode kontrasepsi jangka panjang jenis 2013. Faktor-Faktor yang
IUD pada wanita usia subur di Provinsi berhubungan dengan Pemilihan
Jawa Timur berumur 30 tahun ke atas Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
dengan latar belakang pendidikan SD. Bagi Akseptor KB di Puskesmas
Faktor yang mempengaruhi penggunaan Jailolo. Jurnal e-NERS (eNS)
MKJP di Provinsi Jawa Timur tahun 2012 Volume 1 Nomor 1. Hal.1-10.
antara lain WUS yang berumur lebih dari BKKBN. 2010. Demografi dan
30 tahun, WUS yang memiliki tingkat Kependudukan Nasional. Jakarta.
pendidikan yang lebih tinggi, mayoritas BKKBN. 2014. Peranan Rumah sakit
bertempat tinggal di daerah perkotaan dan Swasta dalam mendukung
memiliki pekerjaan. pelayanan KB. Subid Bina
Mayoritas wanita usia subur Kesertaan Kb jalur Pemerintah dan
menggunakan metode IUD dalam Swasta.
menerapkan metode kontrasepsi jangka BKKBN. 2015. Policy Brief 5: Jangan
panjang, tetapi banyak metode lain yang Terlena dengan Pencapaian Angka
cukup efektif, sehingga penting bagi Fertilitas Total (TFR) Hasil Supas
BKKBN untuk dapat mempromosikan hal 2015 dan PMA 2015. Jakarta:
tersebut kepada wanita usia subur. Puslitbang KB dan KS.
Kegiatan promosi pada wanita usia subur BPS. 2013. Proyeksi Penduduk Menurut
mengenai beberapa metode kontrasepsi Provinsi, 2010-2035 (ribuan) BPS.
selain IUD dapat dilakukan pada usia BPS. 2017. Jumlah Penduduk Provinsi
dibawah 30 tahun, pada berbagai tingkat Jawa Timur tahun 2016. BPS.
pendidikan, yang tidak memiliki pekerjaan, Hosmer, David W. Dan Lemeshow, S.Jr.,
dan bertempat tinggal di pedesaan. Selain 2000. Applied Logistic Regression,
kegiatan mengenai promosi, dapat 2nd ed. New York. John Willey &
dilakukan dengan cara konseling, Sons.inc.
informasi, dan edukasi (KIE) melalui Kuntoro, 2007. Metode Statistik. Surabaya:
penyuluhan kesehatan. Pustaka Melati.
Upaya penyampaian informasi Kusumaningrum, R., 2009. Faktor-faktor
yang dibutuhkan bagi bidan atau tenaga yang mempengaruhi Pemilihan
kesehatan di daerah pedesaan adanya jenis kontrasepsi yang digunakan
pelatihan terhadap cara pemasangan IUD. pada pasangan usia subur. Karya
Adanya hasil dan simpulan dari penelitian Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas
ini, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk Kedokteran Universitas
mengetahui faktor lain memiliki pengaruh.. Diponegoro.
Luki Triyanto dan Diah Indriani, Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan... 255