Rekomendasi ini berasal dari the International Society for the Study of
Hypertension in Pregnancy (ISSHP) berdasarkan literatur yang tersedia dan
menurut pendapat dari beberapa ahli. Hal ini dimaksudkan agar menjadi dokumen
yang dapat digunakan dalam terapan sehari-hari dan akan diperbaharui bila
didapatkan lebih banyak lagi penelitian yang menudukung secara praktik klinis.
Sayangnya, masih kurangnya percobaan namun dengan kualitas yang tinggi
terhadap percobaan dibidang hipertensi dalam kehamilan dibandingkan dengan
diluar kehamilan, dan ISSHP mendorong pendanaan yang lebih besar dan
penggunaan penelitian kolaboratif di bidang ini. Karenanya, kualitas bukti untuk
rekomendasi dalam dokumen ini belum dinilai walaupun referensi dan penjelasan
yang relevan diberikan untuk setiap dokumentasi. Dokumen tersebut akan
menjadi pedoman dalam praktik, dan kami berharap dapat meninjau rekomendasi
ini dikemudian hari.
Pedoman dan rekomendasi untuk manajemen hipertensi pada kehamilan
biasanya ditulis untuk implementasi sehungga dalam kondisi yang baik. Diakui
bahwa di beberapa bagian di dunia, tidak mungkin untuk mengadopsi semua
rekomendasi ini; untuk alasan ini, pilihan untuk manajemen dalam pengaturan
sumber daya kurang dibahas dan akan diterangkan secara terpisah dalam
kaitannya dengan diagnosis, evaluasi, dan perawatan.
1
2
Poin Utama
Semua wanita hamil dengan hipertensi harus dijaga dan ditinjau sesuai
dengan protokol manajemen dari departemen yang sama dan melakukan audit
secara rutin terhadap ibu maupun janin.
Penyebab preeklampsia dan manajemen klinis yang optimal dari gangguan
hipertensi pada kehamilan masih tidak pasti; oleh karena itu, kami
merekomendasikan bahwa setiap wanita hamil hipertensi ditawarkan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam penelitian, uji klinis, dan studi tindak lanjut.
Klasifikasi
1. Hipertensi kronis (sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum 20 minggu
kehamilan) atau de novo (baik preeklampsia atau hipertensi gestasional).
2. Hipertensi kronis dikaitkan dengan hasil ibu dan janin yang buruk dan paling
dikelola secara baik dengan mengontrol tekanan darah ibu secara ketat (TD,
110-140 / 85 mm Hg), memantau pertumbuhan janin, dan berulang kali menilai
perkembangan preeklampsia dan komplikasi ibu. Hal ini dapat dilakukan
dalam pengaturan rawat jalan.
3. White-coat Hipertensi mengacu pada peningkatan di kantor / klinik TD (≥
140/90 mm Hg), tetapi TD normal diukur di rumah atau di tempat kerja
(<135/85 mm Hg); hal ini bukan kondisi yang sepenuhnya dapat teratasi dan
membawa peningkatan risiko untuk preeklampsia.
4. Masked Hipertensi adalah bentuk lain dari hipertensi, lebih sulit untuk
didiagnosis, ditandai dengan TD yang normal di klinik atau kunjungan praktik
tetapi meningkat pada waktu lain, paling sering didiagnosis dengan
pemantauan TD ambulatori 24 jam (ABPM) atau pemantauan TD di rumah
secara otomatis.
5. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul de novo setelah usia
kehamilan 20 minggu tanpa adanya proteinuria dan tanpa kelainan biokimia
3
Pengelolaan
1. Tanpa memperhatikan dari hipertensi dari kehamilan, membutuhkan
pengobatan segeara dan pemantauan TD (> 160/110 mm hg); pengobatan dapat
diberikan oral yaitu nifedipin atau intravema yaitu labetalol atau hydralazine.
Labetalol oral dapat diberikan jika yang lain tidak tersedia.
2. Tanpa melihat gangguan hipertensi pada kehamilan, TD secara konsisten
>140/90 mmHg di klinik atau praktik (atau ≥135 / 85 mm hg di rumah) harus
diterapi, dengan target diastolik TD dari 85 mmHg dalam kantor (dan sistolik
110-140 mmHg) untuk mengurangi gejala dari hipertensi maternal yang parah
dan komplikasi yang lain, seperti platelet yang rendah dan peningkatan enzim
hati. Obat antihipertensi dihentikan jika TD diastole turun < 80 mmHg obat
oral yang dapat diberikan metildopa, labetalol, oxprenolol, dan nifedipine, dan
lini kedua atau ketiga yaitu hydralazine dan prazosin.
3. Wanita dengan preeklamsia harus ditangani dirumah sakit untuk pertama kali
perawatan; setelah itu, beberapa mungkin dapat dipulangkan apabila dalam
kondisi yang stabil dan dilakukan monitoring TD dirumah.
4. wanita dengan preeklamsia dengan proteinuria dan hipertensi berat, atau
hipertensi dengan gejala neurologus harus mendapat magnesium sulfat
(MgSO4) untuk pencegahan penyakit.
5. Pemantuan janin harus dilakukan untuk memastikan janin berkembang baik
untuk menghindari pertumbuhan janin terhambat, direkomendasikan untuk
pengawasan dengan menggunakan USG secara berkala.
6. Pemantauan maternal pada preeklamsia diantaranya TD, pemeriksaan ulang
proteinuria jika tidak ditemukan lagi, penilaian ulang seperti klonus dan
pemeriksaan darah rutin 2 kali seminggu untuk hemoglobin, platelet dan tes
fungsi hati dan ginjal termasuk ureum yang berkesdinambungan dengan
keparahan ibu dan janin.
7. Wanita dengan preeklamsia, janin harus dilahirkan jika sudah mencapai
kehamilan 37 minggu (dan nol hari) atau jika ditemukan keadaan sebagai
berikut:
6
Perawatan Pascapersalinan
1. Pada periode postpartum awal, wanita dengan preeklamsia harus dianggap
berisiko tinggi untuk komplikasi preeklampsia selama minimal 3 hari dan
harus menjalani pemeriksaan TD dan kondisi klinisnya setidaknya setiap 4
jam. Antihipertensi yang diberikan secara antenatal harus dilanjutkan, dan
pertimbangan harus diberikan untuk mengobati hipertensi sebelum hari ke 6
pascapersalinan dengan terapi antihipertensi. Setelah itu, terapi antihipertensi
dapat dihentikan secara perlahan selama beberapa hari tetapi tidak dihentikan
secara tiba-tiba. Penting untuk dicatat bahwa kejang pada eklampsia dapat
terjadi untuk pertama kalinya pada periode awal pascapersalinan.
2. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk analgesia postpartum harus
dihindari pada wanita dengan preeklampsia kecuali analgesik lain tidak
berfungsi; ini sangat penting jika mereka mengetahui penyakit ginjal, atau
preeklampsia dikaitkan dengan solusio plasenta, AKI, atau faktor risiko lain
yang diketahui untuk AKI (misalnya, sepsis, perdarahan postpartum).
3. Semua wanita harus ditinjau pada 3 bulan postpartum untuk memastikan
bahwa TD, urinalisis, dan kelainan laboratorium normal. Jika proteinuria atau
hipertensi berlanjut, maka disarankan untuk dirujuk.
4. Ada risiko kardiovaskular jangka panjang yang signifikan untuk wanita
dengan hipertensi kronis dan mereka yang memiliki hipertensi gestasional
atau preeklampsia. Salah satu rekomendasi awal mungkin bertujuan untuk
7
mencapai berat badan sebelum hamil pada 12 bulan dan untuk membatasi
kenaikan berat badan sebelum hamil melalui gaya hidup sehat.
5. Peninjauan medis setiap tahun disarankan seumur hidup, dan semua wanita
harus mempunyai gaya hidup sehat yang meliputi olahraga, makan dengan
baik, dan mencapai berat badan ideal.
Pengantar
Diseluruh dunia terdapat ketidaksepakatan tentang banyak aspek klasifikasi,
diagnosis dan pengelolaan gangguan hipertensi pada kehamilan. Kurangnya
konsensus menghambat kemampuan kita untuk mempelajari tidak hanya tingkat
langsung dari hasil ibu dan janin yang berat untuk berbagai gangguan hipertensi
dalam kehamilan, terutama preeklampsia, tetapi juga hasil kesehatan jangka
panjang dari wanita dan bayi yang selamat dari kondisi ini. Ini juga berdampak
pada penelitian dalam patofisiologi dari kondisi ini dan hampir pasti menunda
pengembangan dari efektifitas tes skirining yang mengarah pada hasil yang buruk
Satu ulasan ilmiah dari pedoman telah menujukkan persetujuan dari
berbagai bidang:
1. Definisi hipertensi, proteinuria, hipertensi kronis, dan hipertensi gestasional;
2. Pencegahan preeklampsia dengan aspirin dosis rendah dan suplemen kalsium
(jika asupan kalsium rendah);
3. Pengobatan hipertensi berat;
4. Penggunaan MgSO4 untuk eklampsia dan preeklamsia berat;
5. Penggunaan kortikosteroid antenatal untuk meningkatkan kematangan paru
janin pada usia < 34 minggu dan persalinan dapat dilakukan setelah 7 hari
kedepan jika memungkinkan
6. Persalinan untuk preeklampsia pada saat aterm;
7. Oksitosin pada manajemen aktif kala III
Namun, dalam analisis ini, ada sedikit atau tidak ada kesepakatan
1. Definisi preeklampsia;
2. Target TD ketika hipertensi tidaka berat;
8
Hipertensi Kronis
Hipertensi kronis mengacu pada TD yang tinggi sebelum kehamilan atau < 20 minggu
kehamilan
Dalam praktiknya, ini sering didiagnosis pertama kali pada kunjungan pertama pada
trimester kedua
Idealnya, hipertensi ini dikonfirmasi dengan ABPM 24 jam atau pemantauan TD dirumah
atau minimal setelah pengukuran berulang selama berjam-jam pada kunjungan yang sama
atau pada 2 kunjungan ANC berturut turut meskipun pendekatan yang terkahir ini tidak
mengeleminasi diagnosis dari white-coat hipertensi
Sebagian besar kasus adalah karena hipertensi esensial
Penyebab sekunder jarang terjadi
White-coat hipertensi megacu pada peningkatan TD (≥ 140/9 mmHg) tetapi normal ketika
diukur dirumah atau tempat kerja (< 135/85 mmHg); itu bukan kondisi yang membawa
peningkatan faktor risiko preeklamsia
Catatan
1. Banyak wanita yang tidak akan diukur tekanan darahnya dalam beberapa bulan
sebelum hamil. Oleh karena itu dalam praktiknya, kami mengandalkan TD
trimester pertama untuk menentukan TD yang normal atau tinggi.
2. Ditemukan 1 dari 4 pasien dengan peningkatan TD di klinik memiliki white-
coat hipertensi. Diagnosis ini sebagian besar dapat dihindari dengan memiliki
TD klinik atau kantor yang dicatat oleh seorang perawat, daripada seorang
dokter. Kami merekomendasikan bahwa semua wanita memiliki pemantauan
TD di rumah atau ABPM 24 jam sebelum diagnosis hipertensi esensial sejati
diterima.
3. Nilai normal untuk ABPM 24 jam dalam kehamilan telah ditentukan; sebelum
22 minggu, nilai TD harus di bawah rata-rata 24 jam 126/76 mm Hg; bangun
rata-rata TD 132/79 mm Hg; rata-rata tidur TD 114/66 mm Hg. Nilai-nilai ini
sedikit lebih rendah daripada yang digunakan sebagai ambang batas untuk
mendiagnosis hipertensi pada wanita tidak hamil.
14
wanita dengan hipertensi gestasional. Namun, asam urat tidak boleh digunakan
untuk menentukan waktu persalinan).
4. Urinalisis dan mikroskop, serta PCr atau albumin: rasio kreatinin.
Ultrasonografi ginjal jika kreatinin serum atau salah satu tes urin abnormal.
Hipertensi Transien Gestasional
Hipertensi transien gestasional adalah hipertensi de novo yang berkembang pada setiap
kehamilan yang sembuh tanpa perawatan selama kehamilan
Catatan
1. Hipertensi gestasional sementara bukanlah gangguan yang dapat dikendalikan;
hal ini terkait dengan peluang ≈20% untuk menjadi preeklampsia dan 20%
kemungkinan untuk mengembangkan hipertensi gestasional. Oleh karena itu,
wanita tersebut harus menerima pemantauan ekstra selama kehamilan mereka,
idealnya termasuk pengukuran TD di rumah.
Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipertensi de novo yang ditemukan saat atau sebelum 20
minggu kehamilan tanpa adanya gejala hipertensi
Catatan
1. Hipertensi gestasional bukan kondisi dapat dicegah. Risiko komplikasi
tergantung pada usia kehamilan saat itu berkembang. Hipertensi gestasional
penting pada 2 alasan:
Preeklamsia dapat berkembang pada 25% wanita dengan gejala ini, dan
angka ini lebih tinggi pada awal presentasi; Sampai saat ini, tidak ada tes
yang dapat terbukti benar memprediksi wanita dengan hipertensi gestasional
yang nantinya akan mengalami preeklampsia.
Hipertensi gestasional, seperti preeklampsia, juga berhubungan dengan
penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang.
Preeklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi dalam kehamilan yang mencakup ≥ 1 dari gejala saat atau
setelah 20 minggu kehamilan
Proteinuria
Disfungsi organ maternal, termasuk
AKI (creatinin ≥ 90 umol/L; 1 mg/dL)
Keterlibatan hati (peningkatan transaminase, contoh alanine aminotransferase
>40 IU/L) dengan atau tanpa nyeri RUQ atau epigastrium
Komplikasi neurologis (contohnya eklamsia, perubahan status mental,
16
kebutaan, stroke, klonus, nyeri kepala hebat dam visual skotomata persisten
Komplikasi hematologis (trombositopenia < 150.000/μL, koagulasi
intravaskuler diseminata, hemolisis)
Disfungsi uteroplasenta (Pertumbuhan jani terhambat, Abnormal arteri
umbilikalis, analisis gelombang Doppler, atau lahir mati
Catatan
1. Hiper reflek terjadi pada banyak wanita dengan preeklampsia dan membaik
postpartum. Namun, ini adalah temuan tidak spesifik yang sering hadir pada
wanita muda yang baik dan sangat patuh pada interpretasi pengamat. Oleh
karena itu, ISSHP tidak lagi merekomendasikan untuk memasukkan ini dalam
kriteria diagnostik.
2. Sakit kepala pada kehamilan bersifat multifaktorial. Namun, dengan adanya
hipertensi, sakit kepala baru harus dianggap sebagai bagian dari preeklamsia
sampai terbukti sebaliknya; ini adalah pendekatan klinis yang aman.
3. Proteinuria tidak diperlukan untuk diagnosis preeklampsia tetapi ada pada
≈75% kasus.
4. Ketika sumber daya tersedia, semua wanita tanpa gejala dengan hipertensi de
novo dan tidak ada proteinuria dipstik harus menjalani pemeriksaan
laboratorium berikut untuk mengevaluasi disfungsi organ ibu. Tanpa ini, tidak
mungkin untuk menyingkirkan preeklampsia. Di beberapa negara, pendekatan
ini akan memerlukan rujukan pasien (di antaranya beberapa tidak akan
mengalami preeklamsia) dari unit yang lebih kecil di mana fasilitas
laboratorium tidak tersedia. Strategi pengambilan keputusan lokal akan
diperlukan dalam bidang-bidang ini.
Hemoglobin, jumlah trombosit (dan jika menurun, tes koagulasi)
Serum kreatinin
Enzim hati
Asam urat serum
Hemolisis, peningkatan enzim hati, trombosit rendah: Kombinasi dari
semua atau sebagian hemolisis, peningkatan enzim hati dan trombositopenia
sering disebut sebagai HELLP sindrom. Untuk dokter yang akrab dengan
manajemen preeklampsia, kelainan ini merupakan gejala yang lebih parah dari
17
preeklamsia. Namun, itu masih dianggap sebagai bagian dari preeklampsia dan
bukan kelainan terpisah. ISSHP mendukung pendekatan ini untuk mengurangi
kebingungan di antara mereka yang kurang akrab dengan komplikasi multisistem
yang mungkin terjadi pada preeklampsia. Dengan kata lain, wanita dengan ciri-
ciri HELLP sindrom harus dianggap memiliki preeklampsia sehingga semua
gejala preeklampsia lainnya akan dicari dan ditangani.
1. Masih ada kontroversi mengenai apakah pertumbuhan janin terhambat dalam
konteks hipertensi gestasional onset baru, tanpa ciri maternal preeklampsia
lainnya, harus dipertimbangkan untuk mendefinisikan preeklampsia.
Pandangan penulis adalah bahwa ini harus diterapkan mengingat preeklampsia
paling sering merupakan gangguan plasenta primer.
2. Meskipun kemungkinan preeklampsia dapat hadir dalam beberapa kasus tanpa
hipertensi, ISSHP merekomendasikan untuk mempertahankan hipertensi onset
baru dalam diagnosis untuk saat ini.
Superimpose Preeklamsia pada Hipertensi Kronik
Sekitar 25% wanita dengan hipertensi kronis akan mengalami superimpose preeklamsia.
Angka ini mungkin lebih tinggi pada wanita dengan penyakit ginjal yang mendasari
Diagnosis ini dibuat ketika seorang wanita denan hipertensi esensial kronik
mengembangkan salah satu disfungsi organ ibu yang berkelanjutan hingga preeklamsia
Mengukur hanya dengan kenaikan TD tidak cukup untuk mendiagnosis superimpose
preeklamsia, karena kenaikan tersebut sulit dibedakan dari peningakatan TD yang
biasanyaseteah 20 minggu kehamilan.
Dengan tidak adanya proteinuria, onset yang baru dari proteinuria dalam peningkatan TD
cukup untuk mendiagnosis preeklamsia
Pada wanita dengan penyakit proteinurik ginjal, peningkatan protein pada kehamilan
tidak cukup untuk mendiagnosis preeklamsia yang mengalami peningkatan
Biomarker diagnosis (Khususnya PIGF) dapat membantu diagnosis dan prognosis
kedepannya tetapi masih belum direkomendasi untuk diagnosis ini
Pertumbuhan janin terhambat dapat menjadi bagian dari hipertensi kronis dan tidak dapat
gunakan sebagai kriteria superimpose preeklamsia.
Faktor-faktor lain yang kurang kuat terkait dengan preeklampsia, tetapi tidak
terbatas pada:
1. Usia ibu lanjut
2. Riwayat keluarga preeklampsia.
3. Durasi hubungan seksual yang singkat (<6 bulan) sebelum kehamilan.
4. Primiparitas (walaupun preeklampsia dapat terjadi pada kehamilan berikutnya
bahkan tanpa adanya preeklampsia pada yang pertama).
5. Primipaternitas — perubahan paternitas dan interval antar kehamilan > 5 tahun
telah dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklampsia.
6. CKD.
7. Penyakit jaringan ikat.
Trombofilia tidak memiliki hubungan yang jelas dengan preeklampsia yang
lebih baru, tetapi faktor V Leiden mungkin merupakan faktor risiko untuk
kasus preeklampsia onset dini yang lebih jarang, terutama ketika dikaitkan
dengan pertumbuhan janin terhambat yang parah.
Satu tinjauan sistematis besar menunjukkan bahwa paritas, riwayat
preeklampsia, ras, hipertensi kronis, dan metode konsepsi memiliki area di
bawah kurva 0,76 untuk memprediksi preeklampsia onset dini dan
diskriminasi dapat ditingkatkan dengan tes khusus. Ukuran perbedaan area
di bawah kurva sangat bervariasi mulai dari -000,005 hingga 0,24 untuk
model-model khusus. Peningkatan dalam diskriminasi yang lebih sederhana
untuk model yang memprediksi preeklampsia dan preeklampsia onset
lambat dibandingkan dengan model yang memprediksi preeklampsia onset
dini.
O'Gorman et al, menemukan bahwa tingkat deteksi untuk preeklampsia
prematur dan jangka lebih rendah menggunakan National Institute for
Health and Care Excellence (NICE) atau kriteria klinis ACOG sendiri untuk
skrining trimester pertama menggunakan pendekatan multivariabel (yang
mencakup faktor risiko ibu, TD, maternal plasma plasma terkait protein A
dan PlGF, dan Doppler arteri uterin). Pada tingkat skrining positif 10%, 370
perempuan harus diskrining, dan 37 perempuan diidentifikasi berisiko tinggi
20
terutama pada 2 studi multisenter wanita dengan definisi luas dugaan preeklamsia
pada usia kehamilan < 34 + 6 minggu. Studi PROGNOSIS (Prediction of Short-
Term Outcome in Pregnant Women with Suspeced Preeclampsia Study)
didapatkan bahwa rasio sFlt1 / PlGF < 38 terbukti dapat mengesampingkan
perkembangan preeklampsia selama 7 hari berikutnya pada wanita dengan
berbagai kriteria inklusi, temuan ini mungkin tidak memiliki keuntungan klinis di
pusat yang telah ditetapkan. Pada akhirnya dapat dilakukan tindak lanjut tetapi
dapat digunakan di daerah terpencil atau negara berpenghasilan rendah (LMIC)
setelah penelitian lebih lanjut dilakukan. Studi PELICAN (Plasma Placental
Growth Factor [PlGF] in the Dagnosis of Women with Pre-eclampsia Requiring
Delivery Within 14 Day) didapatkan bahwa nilai Triage PlGF ≤100 pg / mL atau
centile kelima konsentrasi PIGF untuk usia kehamilan memberikan tingkat
sensitifitas yang tinggi sekaligus baik untuk mengidentifikasi wanita yang
mungkin mengalami preeclampsia yang membutuhkan persalinan dalam waktu 14
hari kedepan ketika ditemukan suspek preelampsia dengan usia kehamilan
dibawah 35 minggu. PlGF sendiri atau dalam kombinasi dengan sFlt-1, tidak
direkomendasikan untuk mengesampingkan preeklampsia.
Pencegahan
Gunakan aspirin dosis rendah (150 mg/hari yang dimulai sebelum 16 minggu
kehamilan untuk wanita yang berisiko lebih tinggi preeclampsia, terutama jika
kondisi berikut
Sebelumnya preeklampsia
Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (hipertensi kronis, penyakit ginjal
atau pregestasional diabetes mellitus)
Anitbodi antifosfolipid sindrom
Kehamilan ganda
Gemuk
Bantuan reproduksi kehamilan
Dalam menghadapi asupan kalsium yang rendah ( <600 mg/hari) penggunaan
kalsium 1,2-2,5 gram/hari pada wanita yang lebih berisiko
Wanita hamil barus berolahraga setidaknya 3 hari per minggu selama rata-rata 50
menit menggunakan kombinasi latihan aerobik, strength dan pelatihan
fleksibilitas; hal ini telah dikaitkan dengn penambahan berat badan yang lebih
sedikit dan penurunan insiden gangguan hipertensi pada kehamilan; tidak ada efek
23
penggantian 500 mg / hari) dibandingkan dengan wanita yang tidak tinggi. Ini
dapat mengubah rekomendasi di masa depan.
4. Berolahraga menggunakan pedoman program ACOG (atau latihan aerobik
selama 50 menit, 3 kali per minggu) dalam 1 uji coba terkontrol secara acak
terhadap 765 wanita telah dikaitkan dengan penurunan hipertensi gestasional
dan preeklampsia, serta penambahan berat badan dan makrosomia yang lebih
sedikit.
5. Vitamin C dan E tambahan tidak dianjurkan dan mungkin sebenarnya dikaitkan
dengan hasil kehamilan yang lebih buruk.
Pemantauan Janin dan Manajemen untuk Gangguan Hipertensi pada
Kehamilan
Biometer janin (diameter biparietal bersamaan denganlingkardada, lingkar perut dan
panjang tulang paha yang dibitung untuk memperkirakan berat janin), penilaian volum
cairan ketuban dan anasilisi gelombang Doppler haris dilakukan untuk mendiagnosis
preeklampsia pertama kali.
Pada preeklamsia yang dikonfirmasi atau dimana terdapat evaluasi serial dalam
pertumbuhan janin terhambat dari pertumbuhan janin, volum cairan keruban dan UA
Doppler direkomendasikan dari usia kehamilan 24 minggu sampai kelahiran, dengan
pertumbuhan janin dievaluasi tidak lebih sering daripada jarak 2 minggu. Disarakan
untuk mencari hasil USG sebelumnya dari spesialis kandungan untuk kasus kehamilan
sebelumnya
Penggunaan USG yang lebih sering diperlukan jika ada resistensi terhadap UA yang labih
tinggi atau tidak ditemukan aliran diastolic akhir; dalam kasus ini harus tetap dicari
Kortikosteroid prenatal untuk maturasi paru janin diberikan antara 24+0 dan 34+0
minggu kehamilan tetapi tetap dapat diberikan sampai 38 + 0 dalam kasus persalinan
operasi elektif secara SC; beberapa program steroid tidak dianjurkan
MgSO4 bertujuan untuk perlindungan saraf yang harus diberikan sebleum usia kehamilan
32 minggu
Catatan
Preeklampsia, setidaknya sebagian, merupakan gejala dari plasentasi / disfungsi
plasenta dan janin berpotensi rentan terhadap efek insufisiensi uteroplasenta,
terutama hambatan pertumbuhan janin dan solusio plasenta.
1. Selain jadwal ideal dari USG trimester pertama dan pemindaian anomali
tengah trimester, biometri janin, penilaian volume cairan ketuban, dan
25
14. MgSO4 untuk perlindungan saraf janin harus diberikan jika persalinan
direncanakan sebelum usia kehamilan 32 minggu.
15. Cara persalinan perlu didiskusikan secara individual, tetapi operasi caesar
kemungkinan terjadi ketika tidak ada atau terbaliknya aliran diastolik akhir
Bentuk gelombang UA Doppler, atau pada kehamilan yang sangat prematur.
16. Jika induksi persalinan dipertimbangkan pada wanita dengan Doppler UA
didapatkan hasil abnormal, kardiotokografi terus-menerus harus dilakukan
setelah kontraksi dimulai, dengan ambang batas rendah untuk persalinan
sesar.
17. pH tali pusat dan arteri vena harus dicatat untuk semua bayi yang dibatasi
pertumbuhan janin.
18. Pemeriksaan histopatologis plasenta sangat dianjurkan dalam semua kasus di
mana restriksi pertumbuhan janin didiagnosis sebelum kelahiran atau saat
lahir untuk memahami penyebab yang mendasari dan memandu manajemen
pada kehamilan berikutnya.
Bagian 4. Prinsip Manajemen untuk Gangguan Hipertensi pada Kehamilan
Hipertensi Esensial Kronik
Gunakan antihipertensi untuk menjaga TD dalam batas 110 – 140/80 – 85 mmHg
Antihipertensi inisial termasuk labetalol, oxprenolol, metildopa, nifedipin, diltiazem;
prazosin dan hydralazine juga biasanya digunakan untuk lini kedua dan ketiga
Pemantauan TD dirumah digunakan sebagai tamabahan yang berguna untuk evaluasi
kunjungan selanjutnya ≈ ¾ pemantauan ini akurat. Jadi kami saranan untuk
memeriksa akurasi perangkat sipmomanometer untuk setiap wanita yang di cek.
Risiko dasar dari hipertensi esensial kronik diantaranya :
Superimpose preeclampsia
Pertumbuhan janin terhambat
Akselerasi hipertensi maternal
Oleh karena itu, pemantuan perkembangan preeclampsia menggunakan urinalisis setiap
kali kunjungan bersamaan dengan penilian klinis dan tes darah (Hb, jumlah trombosit,
transaminase hati, asam urat dan kreatinin) minimal 28-34 minggu
Penilian yang baik dalam melakukan USG dari usia kehamilan 26 minggun dan setelah
itu dengan interval 2 hingga 4 minggu jika biometri janin normal dan lebih lebih sering
jika terdapat dugaan perumbuhan janin terhambat.
Indikasi untuk persalinan mirip dengan yang ada pada preeklampsia (lihat dibawah); jika
tidak ada indikasi seperti iyu muncul persalinan pada usia kehamilan 39 minggu dianggap
28
optimal.
Catatan
1. Percobaan CHIPS (Control of Hypertension in Pregnancy Study) terdaftar
sebagian besar wanita hipertensi kronis; menargetkan TD diastolik 85 mmHg
dikaitkan dengan kemungkinan penurunan hipertensi ibu yang dipercepat dan
tidak ada hasil buruk pada bayi dibandingkan dengan menargetkan BP diastolik
yang lebih tinggi. Oleh karena itu, bukti saat ini mendukung pengendalian TD
ke tingkat ini.
Hipertensi Kronik karena Gangguan Ginjal
Manajemen pada kelompok ini terbilanh komplek dan diluar lingkup dari
pembahasan ini. Prinsip secara umum meliputi
Hasil ibu dan janin umumnya lebih buruk daripada populasi ini walaupun
hanya dengan CKD ringan
Kontrol TD pada ibu sangatlah penting untuk kehamilan dan terhadap keadaan
ginjal ibu dalam jangka panjang
Pemantauan untuk terjadi superimpose preeklampsia dan untuk pertumbuhan
janin yang sangat penting
Dialisis awal dengan ≈36 jam per minggu dapat memberikan hasil yang baik
bagi pasien yang memeilki gangguan ginjal yang prgresif dalam kehamilan.
White-coat Hipertensi
Ketika dipastikan diagnosis hipertensi, wanita hamil dapat dikelola dengan penilaian TD
dirumah reguler dan antihipertensi dapat dihindari, setidaknya hingga tingkat TD
mencapai 160/110 mm Hg.
Ada beberapa penelitian terbatas pada hasil kehamilan ini, tetapi tampaknya hingga
setengahnya akan mengalami hipertensi gestasional sejati atau preeklampsia; ada
kemungkinan bahwa risiko preeklampsia dua kali lipat dari populasi hamil normal
meskipun hal ini perlu dikonfirmasi. Pesan-pesan penting seputar white-coat hipertensi
adalah sebagai berikut:
Masuk akal untuk tidak memberikan terapi antihipertensi pada kelompok ini.
TD harus terus dipantau secara teratur di rumah.
Diperlukan peningkatan pengawasan selama kehamilan untuk mendeteksi munculnya
preeklampsia.
Di daerah di mana penilaian TD di rumah tidak tersedia, TD ibu harus diperiksa secara
teratur, lebih baik setiap minggu, oleh petugas kesehatan; ini mungkin paling baik
dilakukan oleh orang lain selain dokter untuk mengurangi kemungkinan efek jas putih
29
(Gambar 1).
Hipertensi Gestasional
Kunci Prinsip Manajemen Hipertensi Gestasional
Kontrol BP ke level 110 hingga 140/85 mm Hg, seperti di atas.
Pantau perkembangan preeklampsia.
Pantau pertumbuhan janin, terutama jika asam urat ibu meningkat.
Persalinan dapat ditunda hingga 39 + 6 minggu asalkan TD dapat dikontrol, pemantauan
janin meyakinkan, dan preeklampsia belum berkembang.
APBM 24 jam
White-coat Hipertensi
Diagnosis Kronik Hipertensi
Risiko dari GH 50 %
Risiko dari PE 25 %
Risiko dari PE 8 %
pada interval 2 minggu jika penilaian awal normal dan lebih sering cairan ketuban dan
Doppler untuk mengetahui pertumbuhan janin.
Pemantauan ibu dalam preeklampsia harus mencakup pemantauan TD, penilaian berulang
untuk proteinuria jika belum ada, penilaian klinis termasuk klonus, dan tes darah dua kali
seminggu untuk Hb, jumlah trombosit, transaminase hati, kreatinin, dan asam urat.
Evaluasi tes darah harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu (dan sekali lagi dalam
menanggapi perubahan status klinis) pada sebagian besar wanita dengan preeklampsia).
Seharusnya tidak ada upaya untuk mendiagnosis preeklampsia ringan versus berat secara
klinis karena semua kasus dapat menjadi keadaan darurat, seringkali cepat.
Wanita dengan preeklamsia harus dilahirkan jika mereka telah mencapai usia
kehamilan 37 minggu atau mereka mengalami salah satu dari yang berikut: episode
berulang hipertensi berat meskipun perawatan pemeliharaan dengan 3 kelas agen
antihipertensi; trombositopenia progresif; uji enzim ginjal atau hati yang semakin
abnormal; edema paru; gambaran neurologis abnormal, seperti sakit kepala hebat yang
tidak dapat diatasi, skotomata visual berulang, atau kejang; atau status janin yang tidak
meyakinkan. Baik asam urat serum maupun kadar proteinuria tidak boleh digunakan
sebagai indikasi untuk melahirkan.
Dalam pengaturan sumber daya rendah, semua wanita dengan preeklamsia harus
menerima MgSO4 untuk profilaksis kejang, biasanya dosis rumatan 4 g IV atau 10 g IM,
diikuti oleh 5 g IM setiap 4 jam atau infus 1 g / jam sampai persalinan dan untuk
setidaknya 24 jam postpartum.
Di pusat-pusat lain, perempuan harus mendapat MgSO4 jika mereka memiliki hipertensi
berat (≥160 / 110 mm Hg) dan proteinuria atau jika ada tanda-tanda eklampsi, seperti
sakit kepala berat, skotomata visual berulang, atau klonus.
ISSHP tidak menganjurkan perbedaan klinis antara preeklampsia ringan dan berat dalam
praktik klinis biasa. Sebagai gantinya, semua kasus preeklampsia harus ditangani dengan
kondisinya dapat berubah dengan cepat dan di seluruh dunia, ini tetap menjadi penyebab
utama kematian ibu.
Perbedaan antara onset dini dan lambat, dan preeklamsia ringan dan berat, mungkin
berguna untuk tujuan penelitian. Namun, untuk tujuan klinis, kondisi tersebut harus
dipertimbangkan sebagai kondisi yang setiap saat mampu menjadi parah dan
mengancam jiwa ibu dan bayi.
Ada temuan klinis yang membutuhkan perhatian lebih dekat; Contohnya termasuk
sakit kepala berat yang terus-menerus atau berulang, skotomata visual, mual atau
muntah, nyeri epigastrium, oliguria, dan hipertensi berat serta gangguan progresif
dalam tes laboratorium, seperti meningkatnya transaminase kreatinin atau hati atau
32
penurunan jumlah trombosit, atau kegagalan pertumbuhan janin atau temuan Doppler
yang abnormal. Para wanita ini harus diikuti di sebuah pusat dengan kapasitas unit
perawatan intensif ibu yang tinggi
untuk ibu dan bayi.
Persalinan harus dilakukan tergantung pada usia kehamilan dan status ibu dan janin,
sebagai berikut:
Wanita dengan onset preeklampsia pada usia kehamilan ≥ 37 minggu harus
disampaikan.
Wanita dengan onset preeklampsia antara usia kehamilan 34 dan 37 minggu harus
dikelola dengan pendekatan konservatif, seperti di bawah ini.
Wanita dengan onset preeklampsia pada usia < 34 minggu harus dikelola dengan
pendekatan konservatif (hamil) di pusat dengan keahlian Maternal dan Fetal
Wanita dengan preeklampsia dengan janin pada batas viabilitas (umumnya sebelum
kehamilan 24 minggu) harus diberi tahu bahwa penghentian kehamilan mungkin
diperlukan.
Persalinan diperlukan ketika ≥1 dari indikasi berikut muncul:
Ketidakmampuan untuk mengontrol TD ibu meskipun menggunakan ≥ 3 kelas
antihipertensi dalam dosis yang sesuai
Oksimetri nadi ibu < 90%
Kerusakan fungsi hati, kreatinin, hemolisis, atau jumlah trombosit secara progresif
Gambaran neurologis yang sedang berlangsung, seperti sakit kepala parah yang tidak
dapat diatasi, skotomata visual berulang, atau eklampsia
Solusio plasenta
Aliran balik diastolik akhir dalam velokimetri UA Doppler, kardiotokografi yang tidak
meyakinkan, atau lahir mati
Catatan
1. Tingkatan TD itu sendiri bukan cara yang dapat diandalkan untuk stratifikasi
risiko langsung pada preeklampsia karena beberapa wanita dapat menjadi
disfungsi organ yang serius, seperti kerusakan ginjal atau komplikasi
neurologis walaupun dengan tingkat hipertensi yang relatif ringan. Oleh karena
itu, keputusan untuk memantau harus didasarkan pada pengembangan
preeklampsia terlepas dari tingkat TD awal
2. TD pada atau > 160/110 mmHg dianggap sebagai penanda pengganti untuk
risiko stroke, serta refleksi dari peningkatan keparahan kondisi keseluruhan
preeklampsia. Dalam keadaan tindak lanjut wanita dalam percobaan CHIPS,
perkembangan hipertensi berat dikaitkan dengan kemungkinan hasil yang lebih
33
buruk secara signifikan untuk bayi (yaitu, berat badan lahir rendah, prematur,
kematian, dan morbiditas yang memerlukan perawatan unit neonatal) dan ibu
(yaitu trombositopenia, enzim hati abnormal dengan gejala, dan lama tinggal di
rumah sakit). Di antara wanita yang dikelola pada target TD yang lebih tinggi
(kontrol yang kurang ketat), hipertensi berat juga dikaitkan dengan komplikasi
ibu yang jauh lebih serius.
3. Tidak ada kesepakatan universal dalam pedoman praktik klinis tentang tingkat
TD yang harus dipertahankan ketika antihipertensi diberikan untuk indikasi
pada kehamilan. Namun, semua pedoman diterbitkan sebelum publikasi hasil
Uji Coba CHIPS. Pedoman di Kanada merekomendasikan 130-155/90-105
mmHg tanpa adanya komorbid, dan pedoman NICE merekomendasikan
menjaga tekanan darah sistolik < 150 mm Hg dan diastolik antara 80 dan 100
mmHg. Masyarakat Amerika Serikat memutuskan untuk tidak mendukung
temuan uji coba CHIPS. Namun, sebagaimana ditunjukkan secara editorial
untuk mengelola TD dengan harapan pada <160/110 mmHg tetapi secara tiba-
tiba pada ≥160/110 mm Hg secara tidak konsisten. ISSHP mendukung
pendekatan yang berupaya mengurangi kemungkinan terjadinya perkembangan
hipertensi ibu yang parah, yaitu memulai antihipertensi untuk mengobati
hipertensi persisten, jauh sebelum tekanan darah 160/110 mmHg tercapai.
Rekomendasi ini berlaku untuk semua gangguan hipertensi pada kehamilan.
CHIPS mendaftarkan wanita dengan hipertensi kronis (75%) atau kehamilan
(25%), tetapi terjadi preeklampsia pada hampir setengah wanita, dan mereka
terus menerima pengobatan TD yang diacak selama 2 minggu berikutnya
sebelum melahirkan.
4. Target TD untuk terapi antihipertensi pada kelompok kontrol ketat CHIPS
adalah TD diastolik 85 mm Hg dan BP sistolik <160 mm Hg.
5. Setiap unit harus memiliki protokol (berdasarkan rekomendasi nasional atau
internasional) yang mendokumentasikan target TD yang direkomendasikan dan
audit rutin hasil kehamilan terkait direkomendasikan.
6. Ada bukti yang jelas bahwa MgSO 4 mencegah eklampsia, kira-kira
mengurangi separuhnya; keseluruhan ≈100 wanita membutuhkan MgSO4 untuk
34
Tindak lanjut rutin dengan dokter umum untuk memonitor tekanan darah dan
pengukuran berkala dari lipid dan gula darah puasa.
37
Terapkan gaya hidup sehat dengan pemeliharaan berat badan ideal dan
olahraga aerobik teratur.
Catatan
1. Risiko jangka panjang preeklampsia, dan hipertensi gestasional, sekarang telah
diketahui dengan baik meskipun beberapa orang berpikir risiko ini terbatas
pada mereka dengan hipertensi yang menetap dan hipertensi kronis.
2. Ada kemungkinan bahwa dalam jangka panjang wanita-wanita ini memiliki
beberapa derajat sindrom metabolik yang mendasari dan TD yang lebih tinggi
daripada wanita yang tidak memiliki kehamilan hipertensi.
3. Nilai-nilai yang kami gunakan untuk mendefinisikan TD normal berasal dari
populasi yang lebih tua dan seringkali laki-laki; studi yang sedang berlangsung
akan menentukan kisaran TD normal baru untuk wanita muda yang belum
memiliki preeklampsia, sehingga memungkinkan penilaian ulang apakah
seorang wanita yang memiliki preeklampsia benar-benar memiliki TD normal
ketika ditindaklanjuti 6 bulan atau lebih pasca persalinan.
4. Bahkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seumur hidup,
wanita muda mungkin memiliki skor risiko kardiovaskular 10 tahun yang
rendah menggunakan alat yang sudah teruji.
5. Studi klinis yang sedang berlangsung dapat memberikan informasi yang lebih
spesifik tentang cara terbaik untuk mengelola wanita preeklampsia yang
sebelumnya.
hamil.
Pencegahan Gangguan Hipertensi pada Kehamilan
Penggunaan aspirin dosis rendah sebagai profilaksis pada wanita dengan:
Satu atau lebih faktor risiko utama untuk preeklampsia
(Preeklamsia sebelumnya, hipertensi kronis, diabetes mellitus pregestasional, IMT
ibu > 30, CKD, antifosfolipid sindrom)
Atau ≥2 faktor risiko minor
(Usia ibu lanjut, riwayat keluarga preeklampsia, durasi hubungan seksual yang
singkat [<6 bulan] sebelum kehamilan, primipara, primipaternitas-keduanya dan
jarak > 5 tahun telah dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklampsia, gangguan
jaringan ikat)
Lebih disukai mulai sebelum kehamilan 16 minggu, sampai 37 minggu, menggunakan
100 hingga 150 mg setiap hari
Suplemen kalsium 1200 mg setiap hari jika asupan kalsium dalam makanan rendah pada
populasi local
Catatan
1. Pengetahuan tentang penggunaan aspirin sebagai profilaksis, dan kalsium di
mana asupan makanan rendah, di kabupaten dan pusat kesehatan yang buruk,
bahkan di antara dokter (Analisis mendatar di Nigeria dan Bangladesh —
Ending Eclampsia — Council Populationwww.endingeclampsia.org).
2. Tantangan utama adalah mengidentifikasi wanita yang berisiko mengalami
preeklampsia untuk menerima suplemen aspirin dan kalsium sebelum 16
minggu. Wanita di LMIC biasanya tidak melalukan ANC sebelum 20 minggu.
Oleh karena itu, pesan dan pendidikan berbasis masyarakat diperlukan.
3. Ada kebutuhan untuk memastikan waktu dan keterampilan konseling agar
wanita mengonsumsi aspirin dan kalsium:
Konfirmasikan dosis dan waktu pemberian aspirin dan kalsium sesuai
rekomendasi internasional saat ini.
Pastikan profilaksis aspirin termasuk dalam semua pedoman dan protokol
nasional.
Pertimbangkan konseling dan perpindahan tugas berbasis kelompok
sehingga petugas kesehatan tingkat rendah dapat menyediakan aspirin dan
kalsium untuk wanita di daerah yang diketahui mengalami defisiensi
41
kalsium atau prevalensi preeklampsia yang tinggi dan untuk wanita dengan
faktor risiko preeklampsia seperti di atas.
4. Sindrom antibodi antifosfolipid tidak umum didiagnosis dalam LMIC atau
secara rutin dilihat sebagai faktor risiko; dalam hal apa pun enoxaparin tidak
tersedia secara luas.
5. Kepala manajer dan fasilitas kesehatan harus memperkirakan jumlah
kehamilan pertahun dan ditetapkan anggaran serta mendapatkan aspirin dan
kalsium secara tepat waktu untuk mencegah kehabisan stok dan dengan
demikian memastikan wanita mendapat manfaat dari tindakan pencegahan
sederhana ini.
Pemantauan Janin
Dalam beberapa LMIC di fasilitas tersier, USG pertama dan tengan
trimester, biometri janin, volume cairan ketuban, dan studi Doppler janin terjadi.
43
maintenance
Pada usia kehamilan < 34 minggu, berulang kali mempertimbangkan manfaat relatif dan
risiko kelanjutan kehamilan terhadap perkembangan penyakit ibu, menggunakan
rekomendasi untuk waktu persalinan dalam dokumen ini, yaitu:
Episode hipertensi berat berulang meskipun perawatan pemeliharaan dengan 3 kelas
agen antihipertensi
Trombositopenia progresif
Tes enzim ginjal atau hati secara progresif abnormal
Edema paru
Gambaran neurologis abnormal, seperti sakit kepala hebat yang tidak dapat diatasi,
skotomata visual berulang, atau kejang
Status janin yang tidak dapat diketahui
Kortikosteroid prenatal untuk maturasi paru janin harus diberikan antara 24 + 0 dan 34 +
0 minggu kehamilan tetapi dapat diberikan sampai 38 + 0 minggu dalam kasus persalinan
elektif dengan operasi caesar; beberapa program steroid tidak dianjurkan.
Catatan
1. Pedoman peralihan penanganan untuk MgSO4 dan pengobatan antihipertensi
harus tersedia di setiap unit sehingga penyedia tingkat yang lebih rendah dapat
memulai pengobatan dengan dosis rumatan dan kemudian dirujuk.
Kebijakan ini bervariasi apakah penyedia tingkat yang lebih rendah dapat
meresepkan antihipertensi untuk mempertahankan TD dalam kisaran 110
hingga 140/85 mmHg. Perubahan dalam praktik harus dieksplorasi sehingga
perempuan tanpa gejala tanpa proteinuria atau bukti preeklamsia lainnya
dapat mendapat antihipertensi.
Kebijakan penggunaan MgSO4 secara intramuskular. Dalam kasus tersebut,
seorang wanita harus menerima dosis rumatan IM 5 mg MgSO 4 di setiap
bokong dan kemudian dirujuk. Lebih baik memulai pengobatan dengan
dosis ini daripada merujuk tanpa MgSO4.
2. Diperlukan protokol yang jelas di setiap unit, memanfaatkan rekomendasi
ISSHP ini.
3. Dalam LMIC, oxprenolol, diltiazem, dan prazosin tidak tersedia dan mahal;
metildopa dan nifedipin lebih mudah tersedia dan dapat digunakan sebagai
pengobatan lini pertama.
45
6. Sering ada pengetahuan yang buruk tentang cara memantau toksisitas MgSO 4;
ini adalah bidang utama untuk studi; protokol pada Gambar 3. dapat
digunakan.
Hipertensi Kronis pada Kehamilan
Dalam LMIC, oxprenolol, diltiazem, dan prazosin tidak tersedia dan mahal;
metildopa dan nifedipin lebih mudah tersedia dan dapat digunakan sebagai
pengobatan lini pertama.
Ketika sumber daya terbatas dan kombinasi hipertensi kronis dan obesitas lazim,
tes yang disarankan dapat dikurangi menjadi hemoglobin, jumlah trombosit,
kreatinin serum, urinalisis, dan kuantifikasi protein urin yang sesuai sebagai
rujukan awal.
Pengukuran tekanan darah di masyarakat dan dipstik protein harus tersedia bagi
perempuan di tempat klinik pratama baik oleh petugas kesehatan berbasis
masyarakat atau di tingkat layanan kesehatan primer yang tinggal jauh dari
fasilitas tersier / rumah sakit
Kebijakan yang bervariasi pada penyediaan ditingkat yang lebih rendah dapat
meresepkan antihipertensi untuk menjaga TD berkisar 110-140/85 mmHg.
Perubahan ini perlu dieksplorasi sehingga wanita tanpa gejala dengan
hipertensi kronis tanpa bukti preeklampsia dapat menerima antihipertensi dari
persediaan ditingkat yang lebih rendah pada pasien dengan rawat jalan.
Perawatan Pascanatal
Tekanan darah harus dicatat segera setelah lahir dan jika kembali normal dalam 6
jam.
TD pasca persalinan harus dikontrol sesuai rekomendasi ISSHP.
Pada LMIC, tes darah biasanya dilakukan dua kali dalam seminggu setelah
kelahiran jika ditemukan gejala yang abnormal sebelum melahirkan.
Semua wanita dilaukan pemeriksaan TD kemudian dicatat selama 24 jam pertama
pasca melahirkan dan kepulangan akan ditunda hingga pencatatan selesai atau
sampai tanda-tanda vital normal dan diobati atau dirujuk. Setiap wanita dengan
komplikasi kandungan dan bayi baru lahir dengan komplikasi harus dirawat di
rumah sakit sampai keduanya stabil.
Rekomendasi WHO meliputi
Tetap di fasilitas setidaknya selama 24 jam.
Periksa dalam waktu 48 hingga 72 jam setelah kelahiran dan sekali lagi pada 7
47
hingga 14 hari dan pada 6 minggu setelah melahirkan. Kunjungan rumah dalam
minggu pertama dianjurkan bagi mereka yang tidak melahirkan di fasilitas
kesehatan.
Semua wanita harus diingatkan tentang tanda-tanda bahaya preeklampsia setelah
lahir, termasuk sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, muntah, nyeri epigastrik
atau hipokondria, merasa pingsan, atau kejang.
Infus Intravena :
Dosis Awal:
Gunakan 4 g (8 mL) MgSO4 dalam 100 mL NS
Berikan 300 mL/jam dengan infus pump (i.e lebih 20 menit)
Dosis Rumatan:
Ambil 20 mL dari 100 mL botol NS kemudian tambahkan MgSO4 (4 ampul = 20
mL) kedalam botol NS
Infus dalam 10 ml/jam (1hr/jam)
Infus Maintenance selama 24 jam pasca persalinan
Dosis Rumatan :
Setelah itu, 5 gram diberikan setiap 4 jam dalam 24 jam disalah satu bokong
secara bergantian
Catatan
1. Penanganan dan tindak lanjut harus dilakukan rujukan di fasilitas tersier;
rujukan ke dokter di rumah sakit disarankan jika masalah hipertensi atau ginjal
berkeanjutan. Setiap wanita dirujukan harus memiliki catatan medis untuk
diberikan ke fasilitas perawatan kesehatan primer untuk tindak lanjut yang
dekat.
49