*****
SCENE 2
Bu Rosa : “Ibu mau nanya soal nilai kamu, kamu ada kendala apa dirumah? Nilai kamu ko semakin
menurun?”
Dinda : “Gaada kendala kok bu, mungkin emang saya kurang belajar aja,” (muka tidak meyakinkan)
Bu Rosa: (menghela napas) “Ya sudah, Nak, mulai sekarang harus lebih rajin lagi ya belajarnya. Udah
kamu boleh pulang sekarang,”
Dinda: (senyum palsu) “Makasih bu,” (memalingkan wajah lalu memasang ekspresi kesal)
*****
SCENE 3
Dinda: “Yaelah, Bu Rosa ngeselin banget sih,” (memutar bola mata) “Ngurusin orang lain aja, mending
ngurusin urusan sendiri,”
Dinda: *Elah, jualan lagi, kerja lagi. Kapan sih gua kaya? Cape miskin mulu,* “Koran pak, bu, dibeli
korannya 3 ribu aja,”
*****
(Tiba-tiba Lulu yang sedang berada di pinggir jalan melihat Dinda sedang berjualan)
Lulu: “Itu bukannya Dinda?” (berusaha mengenali orang yang sedang berjualan koran di halte)
Lulu: “Dia jualan koran?” (ketawa meremehkan) “Dasar miskin. Kayaknya asik nih,” (mengeluarkan
handphone-nya lalu mengambil foto Dinda yang sedang berjualan)
*****
SCENE 4
Dinda: (membentak ibunya) “Aduh bu, lama banget sih buka pintu doang! Tau kan aku capek?”
*****
SCENE 5
Dinda: (melihat keheranan dan berhenti di depan mading karena ada kerumunan disana) “Eh ada apaan
sih rame-rame?”
Dinda: “Misi dong, gua mau liat,” (berhasil masuk ke dalam kerumunan dan melihat fotonya terpampang
di mading) “HAH?!”
(Dinda panik dan mencopot foto itu dari mading lalu berusaha untuk berlari, namun Lulu dan Alice
datang)
Lulu: “Eh, tukang koran, mau kemana?” (tertawa) “Sini gua borong koran lo,”
Alice: (ikut tertawa)
*****
SCENE 6
(Dinda berjalan dari sekolah menuju tempat ia biasa berjualan dengan membawa koran di tangannya)
Dinda: *berhenti dan melihat koran yang dia bawa* “Gausah lah, nanti gua diejek lagi,”
*****
SCENE 7
Dinda: “Gaada,”
Dinda: “Apa sih bu gausah banyak nanya deh. Aku capek,” (berjalan ke kamar meninggalkan ibunya)
*****
SCENE 8
(berjalan menuju sekolah, Dinda melihat siswa-siswi sekolahnya yang juga berjalan kearah sekolahnya.
Namun, Dinda memutuskan untuk berjalan ke arah lain)
Dinda: (melihat ada taman lalu berjalan kesana, dan duduk di bawah pohon rindang)
Dinda: Males sekolah, ah, nanti gue diejek lagi. Kenapa sih hidup gue gini banget?
(sambil memegang kepalanya dan melihat kearah apel menggelinding, ternyata di dekat apel berhenti
terdapat secarik kertas)
Dinda: wah kertas apa nih (mengambil kertas dan membacanya) “ini bukan kupon pemenang”?
Dinda: dih gajelas
Narrator: HAHA
Dinda: apasih! Aduh, (tertimpuk apel lagi dan apel menggelinding lagi kearah secarik kertas)
Dinda: kalo ini pasti iya! (membuka kertas yang ternyata kupon pemenang)
*****
SCENE 9