Regita Intan Lestari - 2A (Tugas Gizi Dan Diet)
Regita Intan Lestari - 2A (Tugas Gizi Dan Diet)
Regita Intan Lestari - 2A (Tugas Gizi Dan Diet)
NIM : P05120220032
Kelas : 2A
A. MATERI POKOK
B. TUJUAN UMUM
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan satu (1) kali diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan Pengertian jantung koroner
2. Tanda dan gejala jantung koroner
3. Menjelaskan penyebab jantung koroner
4. Menjelaskan pencegahan penyakit jantung koroner
D. POKOK MATERI
E. PENGORGANISASIAN
- SETTING TEMPAT
EVALUASI
a. Evaluasi struktur
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
2) Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
c. Evaluasi hasil
1) Mampu menjelaskan apa pengertian dari jantung koroner
2) Mampu menyebutkan apa penyebab dar jantung koroner
3) Mengetahui tanda dan gejala dari jantung koroner
MATERI PENYULUHAN
Salah satu tanda awal penyakit arteri koroner bagi sebagian orang adalah serangan jantung.
Gejala yang lazim terjadi adalah angina atau rasa nyeri pada dada. Angina bisa terjadi saat
terdapat penumpukan plak yang terlalu banyak di dalam arteri.
Arteri menjadi sempit dan memicu angina karena aliran darah ke jantung dan bagian lain
tubuh terhalang. Gejala lainnya meliputi:
– Rasa lemas
– Mual
– Berkeringat dingin
– Napas pendek
Seiring dengan berjalannya waktu, penyakit arteri koroner dapat melemahkan otot jantung.
Akibatnya bisa berupa gagal jantung, kondisi serius yang terjadi ketika jantung tak bisa
memompa darah sebagaimana mestinya.
Berkurangnya asupan darah ke jantung mungkin saja tidak menimbulkan gejala apa pun
pada awalnya. Namun, bila lemak makin menumpuk di arteri, maka akan mulai muncul
gejala penyakit jantung koroner (PJK), seperti:
1. Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Meskipun pada
umumnya tidak mengancam nyawa, tetapi angina dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena serangan jantung atau stroke.
Angina dapat berlangsung beberapa menit, dan biasanya muncul karena dipicu oleh aktivitas
fisik atau stres. Sakit yang dialami akibat angina juga beragam. Angina ringan hanya
menimbulkan rasa tidak nyaman seperti sakit maag. Tetapi, serangan angina berat dapat
menimbulkan nyeri dada seperti tertindih. Sensasi nyeri dada tersebut bisa menyebar ke
lengan, leher, dagu, perut, dan punggung.
2. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Kondisi ini harus segera
ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen pada otot jantung. Nyeri akibat serangan
jantung serupa dengan angina. Hanya saja, nyeri pada serangan jantung akan terasa lebih
berat, dan dapat terjadi walaupun penderita sedang beristirahat.
Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher,
perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain
gejala tadi, penderita juga bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh terasa
lemas.
Serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba, terutama pada penderita diabetes dan lansia.
3. Gagal jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila jantung terlalu
lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan darah
menumpuk di paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak napas.
Gagal jantung dapat terjadi seketika (akut), atau berkembang secara bertahap (kronis).
Pada beberapa kasus, penderita PJK mengalami gejala yang berbeda, seperti palpitasi
(jantung berdebar). Sebagian penderita bahkan tidak merasakan gejala apa pun, sampai
didiagnosis menderita PJK.
3. ETIOLOGI / PENYEBABNYA
Arteri akan menyempit dan mengeras akibat plak yang terus menumpuk. Dalam jangka
waktu tertentu, plak akan menutup akses aliran darah. Kejadian ini disebut aterosklerosis.
– Kebiasaan merokok
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga juga bisa meningkatkan risiko seseorang
mengalami penyakit arteri koroner. Khususnya jika anggota keluarga yang memiliki penyakit
jantung pada usia 50 tahun ke bawah.
Untuk mendeteksi risiko penyakit arteri koroner, tenaga medis akan mengukur tekanan
darah, kadar kolesterol dalam darah, serta kadar gula darah. Dokter juga dapat
menggunakan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyakit arteri koroner, misalnya
elektrokardiogram, penggunaan sinar-X pada dada, dan kateterisasi jantung.
Penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berhenti
merokok dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, kelola stres dengan baik, misalnya
dengan melakukan relaksasi otot atau latihan pernapasan dalam.
Langkah pencegahan lain adalah dengan rutin menjalani pemeriksaan jantung, gula darah
dan kolesterol tiap dua tahun. Pemeriksaan lebih rutin akan disarankan, pada pasien dengan
riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Jenis makanan lain yang harus dihindari adalah makanan berkadar gula tinggi, karena dapat
meningkatkan risiko terkena diabetes, salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner.
Sebaliknya, tingkatkan kadar kolesterol baik atau HDL dengan memperbanyak konsumsi
makanan tinggi lemak tak jenuh, seperti minyak ikan, alpukat, kacang-kacangan, serta
minyak zaitun dan minyak sayur.
http://scholar.unand.ac.id/42544/1/BAB%20I%20pendahuluan%20%281%29.pdf
http://scholar.unand.ac.id/22299/2/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/14926/2/BAB_1.pdf
: https://www.slideshare.net/WarnetRaha/makalah-penyakit-jantung-koroner
http://repository.wima.ac.id/id/eprint/1267/2/Bab%201.pdf
MENGHITUNG STATUS GIZI DEWASA DAN ANAK
IMT DEWASA
Berat badan: 50 kg
Tinggi badan: 160 cm (1,60m)
Rumus: Berat badan (kg) : Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)
IMT
• kalikan tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan= 1,60 x 1,60= 2,56
• selanjutnya bagi angka berat badan anak dengan hasil kuadrat tinggi badan= 50 : 2, 56=
19,53
•Jadi nilai IMT adalah 19, 53 (berat badan ideal)