Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SURIYANI WELLY RUATAKUREY

NIM : 2020072014096

TUGAS : EPIDEMIOLOGI GIZI 1

EPIDEMIOLOGI MASALAH ANEMIA DEFISIENSI GIZI BESI

Anemia yang di sebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang di perlukan untuk
pemantangan eritrosit.Keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb),Hematokrit (Ht) dan Eritrosit
lebih rendah dari nilai normal,Akibat Defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang
esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

Epidemiologi Anemia Gizi Besi merupakan masalah Gizi yang paling umum terjadi,dapat terjadi
pada semua kelompok umur,akan tetapi pada kelompok wanita usia reproduktif,Balita dan
anak-anaknya prevalensinya lebih tinggi.

Peran besi (fe) merupakan komponen Hb (oxygen-carrying protein),Hb berfungsi untuk


mengikat oksigen yang sangat di perlukan dalam proses metabolisme dan faal tubuh,fe
merupakan komponen dari berbagai enzyme yang terlibat dalam reaksi oksidasi -reduksi.

Metabolisme zat besi adalah candangan besi dan status Hb menentukan Absorbsi zat besi di
dalam tubuh,zat besi ada di dalam daging,telur,sayur,buah dan serenal (tetapi konsentrasinya
di dalam susu ,sayur dan buah rendah).

Penyebab Anemia Besi

Lansung :

1) Kekurangan konsumen zat besi :jumlah,Gangguan Absorbsi serta jenis zat besi yang
ada dalam makanan ->Hem
2) Penyakit cacing (Necator Americanus,Strongyloides Stercolaris,Trichuris Trichiura) di
negara beriklim panas,lembab dan sanitasi buruk
3) Pendarahan
4) Penyakit menahun : Ca,Typoid,TBC,Malaria
5) Tropical Sprue
6) Kebutuhan meningkat

Tidak langsung

1) Tk Pendapatan
2) Tk Pengetahuan
3) Tk Pendidikan
4) Pola pemberian MP-Asi
5) Sosio budaya
Pencegahan Anemia Besi (Fe)

1.Meningkatkan Konsumsi bahan makanan sumber Fe

2.Tidak mengkomsumsi bahan makan penghambat absorbs zat besi (Fe)

3.Pemberian obat cacing

4.Fortifikasi

5.Healt Education

6.Sanitasi Lingkungan (sarana jamban,penggunaan alat kaki)

Prevalensi tertinggi terjadi di daerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi,Hasil studi
menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya
disfungsi otak permanen dan defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan,otot
kerangka,menurunnya kemampuan berfiktir serta perubahan tingkah laku.

Ciri: Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparate besi dan kadar Hb
meningkat 29 % setiap 3 minggu

Tanda dan Gelaja :

Pucat(konjungtiva,telapak tangan,palpebra),lemah,lesu,Hb rendah,sering berdebar,papil lidah


atrofi,Takirdi,sakit kepala, dan jantung membesar.

Dampak : Produktivitas rendah dan SDM untuk generasi berikutnya rendah

Kelompok sasaran prioritas : Ibu hamil dan menyusui,balita,anak usia sekolah,tenaga kerja
wanita,wanita usia subur.

Penanganan :

1) Pemberian komunikasi ,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada ibu
hamil maupun menyusui
2) Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian uplemen dalam bentuk
multivitamin kepada balita
3) Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan
anak usia sekolah serta pemberian suplemen tambahan kepada anak sekolah
4) Pembekalan KIE pada perusahan dan tenaga kerja wanita
5) Pemberian KIE dan Suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)

EPIDEMIOLOGI MASALAH KEP

Pengertian KEP (kurang energi protein adalah keadaan kurang gizi yang di sebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi protein dalam makanan.sehari-hari sehingga tidak memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG).Anak di sebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80%
indeks BB untuk baku standart WHO-NCHS.

Secara umum KEP terbagi menjadi 2 bagian diantaranya,KEP ringan yang sering di sebut
istilah kurang gizi dan KEP berat yang sering di sebut dengan istilah gizi buruk yang termasuk
di dalamnya adalah marasmus,kwashiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau
HO) dan marasmik-kwashiorkor.

Akibat KEP (kurang energi protein) adalah merosotnya mutu kehidupan,terganggunya


pertumbuhan,ganguan perkembangan mental anak.serta merupakan salah satu penyebab dari
angka kematian yang tinggi.Hubungan KEP dengan penyakit infeksi dapat di jelaskan melalui
mekanisme pertahanan tubuh yaitu pada balita yang KEP terjadi kekurangan masukan energi
dan protein kedalam tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk membentuk protein baru
berkurang.hal ini dapat menyebabkan pembentukan kekebalan tubuh seluler
terganggu,sehingga tubuh menderita rawan serangan infeksi.

Epidemiologi KEP (kurang energi protein)

Berdasarkan hasil penyelidikan di 254 desa di seluruh Indonesia,Tarwojo dkk (1978)


memperkirakan bahwa 30% atau 9 juta diantara anak-anak balita menderita gizi
kurang,sedangkan 3%atau 0,9 juta anak-anak balita menderita gizi buruk.

Penyakit KEP di pengaruhi oleh 8 faktor utama yang saling mempengaruhi satu dan lainya
diantaranya factor Pendidikan,factor social-budaya,factor penyedia pangan,factor ekonomi
,factor biologi,factor lingkungan,factor bencana dan factor kepadatan penduduk.

Dampak dari KEP adalah dapat menurunkan mutu fisik dan intelektual serta menurunkan daya
tahan tubuh yang berakibat meningkatnya resiko kesakitan dan kematian terutama pada
kelompok rentan biologis.

Upaya Pencegahan dan penangulangan KEP adalah peningkatan hasil produksi


pertanian,penyediaan makanan formula yang mengandung tinggi protein dan tinggi energi
untuk anak-anak yang disapih,perbaikan infrastruktur pemasaran,subsidi bahan
makanan,pemberian makanan supplementer,Pendidikan gizi dan pemelirahan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai