ABSTRAK
Pada praktikum kali ini akan dilakukan percobaan hukum ohm dengan tujuan
mengetahui berapa besar arus, tegangan, dan hambatan yang ada. Selain itu juga untuk
membuktikan bahwa hasil pengukuran multimeter selaras dengan prinsip yang digunakan
yaitu hukum ohm. Alat dan bahan yang digunakan ialah kabel USB, kepala charger,
gunting, cutter, solder listrik, dan multimeter. Praktikum ini dilakukan dengan
pengulangan sebanyak lima kali untuk mendapatkan hasil yang stabil. Praktikum kali ini
mengharuskan kita untuk melakukan 3 kali kerja yaitu mengukur tegangan dengan cara
meililitkan serabut tembaga ke jarum probe multimeter kemudian diukur dengan
menggunakan multimeter yang selektornya sudah diset kea rah tegangan DC. Kemudian
yang kedua yaitu mengukur resistor dengan cara menempelkan jarum probe pada masing-
masing sisi colokan solder kemudian diukur menggunakan multimeter yang sudah diset
ke pengaturan resistor. Terakhir mengukur kuat arus dengan cara melilitkan serabut
tembaga yang positif ke salah satu sisi colokan solder, dan sisi yang lain ditempelkan
jarum probe. Sedangkan serabut tembaga kabel yang lain dililitkan ke jarum probe sisa.
Hasil dari praktikum dengan multimeter didapatkan rata-rata nilai tegangan, arus, dan
hambatan berturut-turut sebesar 5.16V, 2.724A, dan 1.86Ω. sedangkan dari hasil
pengukuran secara rumus didaptkan hasil 5.10012V, 2.77A, dan 1.88Ω. Dari sini dapat
dilihat bahwa nilai dari perhitungan menunjukkan hasil yang selaras dengan nilai yang
dihasilkan multimeter. Oleh karenanya dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perhitungan
secara manual dengan nilai yang didapatkan di multimeter menunjukkan hasil yang
hamper sama, hanya beda angka dibelakang koma saja. Selain itu tegangan listrik
dipengaruhi oleh kuat arus dan hambatan. Jika hambatannya besar maka membutuhkan
arus yang besar pula agar tegangan yang dihasilkan besar.
Gambar 1.1 (a)Tegangan DC dan arus konstan dalam waktu, setelah arus terbentuk. (b)
Grafik tegangan dan arus versus waktu untuk daya AC 60-Hz. Tegangan dan arus
sedang dalam fase sinusoidal untuk rangkaian resistensi sederhana.
(Oppermann, 1941)
2.3 Tegangan
Sebuah benda bermuatan positif jika benda tersebut kehilangan elektron dan
bermuatan negatif jika benda tersebut kelebihan elektron. Dalam keadaan berbeda
muatan inilah munculnya tenaga potensial yang berada di antara benda-benda itu
(David, 2014 dalam Atina, 2015). Karena itu bila sepotong kawat penghantar
dihubungkan diantara kedua benda yang berbeda muatan menyebabkan terjadinya
perpindahan energi diantara benda – benda itu. Peralihan energi ini berlangsung terus
selama ada beda potensial yang lebih dikenal dengan tegangan listrik. Terjadinya
tegangan disebabkan adanya beda tiap muatan yang mempunyai tenaga potensial
untuk menggerakkan suatu muatan lain dengan cara menarik atau menolak. Beda
potensial atau tegangan listrik dapat dihasilkan dengan memberikan tegangan listrik
dari suatu pembangkit listrik pada salah satu tempat penghantar. Dengan kata lain,
dalam suatu rangkaian listrik, tegangan listrik diartikan sebagai beda potensial di
antara dua titik (Young, Freedman, & Ford, 2012 dalam Atina, 2015).
2.4 Hambatan
Resistensi suatu objek tergantung pada bentuknya dan bahan yang disusunnya.
Resistor silinder pada Gambar 1.2 mudah dianalisis, dengan demikian, kita dapat
memperoleh wawasan tentang resistensi bentuk yang lebih rumit. Seperti yang sudah
diduga, resistansi listrik silinder R berbanding lurus dengan panjangnya L, mirip
dengan resistansi pipa terhadap aliran fluida. Semakin lama silinder, semakin banyak
muatan yang bertumbukan yang dilakukan masing-masing atomnya. Semakin besar
diameter silinder, semakin banyak arus yang dapat dibawanya (sekali lagi mirip
dengan aliran cairan melalui pipa). Bahkan, R berbanding terbalik dengan area
penampang silinder A.
b. Pengukuran Hambatan
Pengukuran R
ke- (Ω)
1 1.86
2 1.86
3 1.86
4 1.86
5 1.86
Rata-rata 1.86
Pengukuran V
ke- (Volt)
1 5.16
2 5.16
3 5.16
4 5.16
5 5.16
Rata-Rata 5.16
Pengukuran I
ke- (A)
1 2.75
2 2.74
3 2.74
4 2.75
5 2.75
Rata-rata 2.742
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang disajikan dalam bentuk tabel pada subbab 4.1
dengan lima kali pengulangan pada masing-masing parameternya, didapatkan hasil
rata-rata yaitu 1.86 Ω, 5.16 V, dan 2.742 A. Hasil ini kemudian dipakai untuk
membuktikan rumus dari hukum ohm yang mana rumusnya ialah V=I.R seperti yang
sudah tertulis pada subbab 4.2 di atas. Dapat dilihat, bahwa hasil perhitungan
menggunakan hukum ohm didapatkan nilai V sebesar 5.10012 volt, nilai I sebesar
2.77 A, dan nilai R sebesar 1.88 Ω. Jika dicermati lebih baik, hasil antara multimeter
dengan pengukuran secara hukum ohm menunjukkan kemiripan. Perbedaan hanya
terletak pada nilai yang berada di belakang koma dan itu pun tidak terlalu jauh. Hal
ini bisa saja terjadi karena adanya error. Baik itu human error ataupun alat yang
digunakan terdapat error.
Berdasarkan hasil praktikum ini sesuai dengan rumusan hukum ohm, besar
tegangan akan dipengaruhi oleh kuat arus dan hambatan. Semakin besar kuat arus
yang dihasilkan dan semakin kecil hambatan yang ada, maka tegangan yang akan
dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Hasil prakrikum dengan teori
ini selaras sehingga dapat dikatakan juga bahwa penggunaan multimeter untuk
menghitung ketiga parameter tersebut sangatlah tepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah dilakukan pada praktikum kali ini dan juga
hasil yang telah didapat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Hasil pengukuran kuat arus, tegangan, dan hambatan dengan multimeter
didapatkan hasil berturut-turut sebesar 2.742 A, 5.16 V, dan 1.86 Ω.
b. Hasil pengukuran dengan rumusan hukum ohm, didapatkan nilai sebesar
5.10012 V, 2.77 A, dan 1.88 Ω.
c. Pengukuran secara manual dengan hukum ohm dan hasil yang didapatkan
pada multimeter menunjukkan hasil yang selaras walau terpaut koma.
d. Praktikum yang dilakukan sesuai dengan hukum ohm yang mana, nilai V akan
semakin besar jika nilai I besar dan nilai R nya kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (n.d.). Bab 1 pengenal komponen elektronika 1.1. 1–68.
Atina, A. (2015). Tegangan Dan Kuat Arus Listrik Dari Sifat Asam. 12(2), 28–42.
Kitaigorodsky, A., & Freier, G. D. (1966). Introduction to Physics. American Journal of
Physics, 34(10), 992–993. https://doi.org/10.1119/1.1972385
Morrison, T. J. (2011). Basic Principles with Applications. In Functional Analysis.
https://doi.org/10.1002/9781118032992.ch2
Oppermann, R. H. (1941). College physics. In Journal of the Franklin Institute (Vol.
232, Issue 4). https://doi.org/10.1016/s0016-0032(41)90590-2
LAMPIRAN
Alat dan Bahan
Pengukuran Tegangan
Pengukuran Hambatan