Anda di halaman 1dari 14

Promotif, Vol.7 No.

1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN ASUPAN KARBOHIDRAT


DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA
KALANGKANGAN KECAMATAN GALANG
KABUPATEN TOLITOLI.

Eka Prasetia Hati Baculu


1Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muhammadiyah Palu

ABSTRAK
Status gizi adalah keadaan tubuh manusia sebagai akibat
dari konsumsi suatu makanan dan pengunaan zat-zat gizi. Kurangnya
asupan karbohidrat dapat meempengaruhi status gizi balita sehingga
pertumbuhan dan perkembangan balita tidak normal. Pengetahuan
ibu sangat diperlukan agar dapat memberikan dan menyediakan
makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi sehingga kualitas
dan kuantitas makanan yang disajikan oleh ibu mempunyai nilai gizi
yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu dan asupan karbohidrat dengan status gizi pada
anak balita. Jenis penelitian ini observasional dengan desain
crossectional study. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 66
responden yang ada di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang
Kabupaten tolitoli. Cara pengambilan sampel adalah random
sampling. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square menunjukkan
bahwa nilai p =0,001 (<0,05) artinya ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita di Desa
Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli. Dan hasil uji
chi-square p = 0,003 (<0,05) artinya ada hubungan antara asupan
karbohidrat dengan status gizi pada balita di Desa Kalangkangan
Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli. Kesimpulan dari hasil
penelitian ini bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan status
gizi pada anak balita dan ada hubungan asupan karbohidrat dengan
status gizi pada anak balita, dari hasil penelitian disarankan agar
dapat meningkatkan kesadaran ibu akan pentingnya kebutuhan gizi
bagi balita.
Kata kunci: Status Gizi, Asupan Karbohidrat, dan Pengetahuan

14
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

PENDAHULUAN menderita akibat gizi. (Adriani,


Masalah gizi masyarakat 2012).
bukan menyangkut aspek Penyebab masalah gizi
kesehatan saja, melainkan dipengaruhi oleh dua faktor
aspek-aspek terkait yang lain, yaitu faktor langsung dan faktor
seperti ekonomi, sosial- tidak langsung. Penyebab
budaya, pendidikan langsung yaitu faktor makanan
kependudukan dan dan penyakit infeksi. Faktor
sebagainya. Oleh sebab itu, penyebab tidak langsung yaitu
penanganan atau perbaikan ketahanan pangan dalam
gizi sebagai upaya terapi yang keluarga, pola asuh, perawatan
tidak hanya pada gangguan kesehatan dan sanitasi
gizi atau kesehatan saja, lingkungan yang kurang
melainkan juga kearah bidang- memadai. Keempat faktor tidak
bidang yang lain, misalnya langsung tersebut saling
penyakit gizi KKP (kekurangan berkaitan dengan pendidikan,
kalori dan protein) pada anak- pengetahuan, penghasilan dan
anak balita,tidak cukup dengan keterampilan ibu (Giri, 2013).
hanya pemberian makanan Pengaruh orang tua juga
tambahan (PMT. sangat penting dalam
pertumbuhan dan
Perlu dipahami bahwa perkembangan anak secara
status gizi bisa diartikan suatu normal. Untuk mendapatkan
keadaan tubuh manusia anak yang tumbuh dengan
sebagai akibat konsumsi dan normal juga tidak lepas dari
pengunaan zat-zat gizi tingkat pengetahuan ibu
(Almatsier, 2009) status gizi terhadap pertumbuhan dan
yang berkaitan dengan asupan perkembangan anak.
makronutrien dan energi Terlepas dari itu
berupa karbohidrat, protein dan pengetahuan ibu sangat
lemak. Selama usia penting dalam mengatur
pertumbuham dan konsumsi makanan dengan
perkembangan asupan nutrisi pola menu seimbang sangat
sangat penting untuk proses diperlukan pada masa tumbuh
tumbuh kembang balita kembang balita
(Sekartini,2013). (Handono,2010).
Balita adalah individu Data riset kesehatan
atau sekelompok individu yang dasar (Riskesdas) tahun 2013,
berada dalam usia rentan juga prevalensi gizi kurang di
merupakan kelompok yang Indonesia sebesar 13,9 % dan
rawan gizi dan paling Sulawesi tengah sebesar
13,56% (Trihono,2013).

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

Senada dengan data ini (Helmi, 2013). Penelitian ini


berdasarkan Laporan Tahunan bertujuan untuk mengetahui
dari Dinas Kesehatan hubungan pengetahuan ibu
Kabupaten Tolitoli 2016 dan asupan karbohidrat
sebesar 26,7% balita di dengan status gizi pada anak
Kabupaten Tolitoli mengalami balita di Desa Kalangkangan
gizi kurang (Dinas Kesehatan, Kecamatan Galang Kabupaten
2017). Berdasarkan data Tolitoli.
tersebut dapat diketahui
prevalensi status gizi kurang di METODE
Desa Kalangkangan masih Jenis penelitiain yang
menjadi masalah kesehatan digunakan adalah metode
diKabupaten Tolitoli. survey analitik dengan
Desa Kalangkangan pendekatan Crossectional
merupakan salah satu Desa Study dimana penulis ingin
yang ada di Kecamatan mengetahui hubungan
Galang, sebelah utara pengetahuan ibu dan asupan
berbatasan dengan Desa karbohidrat dengan status gizi
Ginunggung, sebelah timur pada anak balita. Responden
berbatasan dengan Desa dalam penelitian ini adalah 66
Lantapan, sebelah selatan balita
berbatasan dengan Desa
Sandana dan sebelah barat
berbatasan dengan Laut
Sulawesi. Kondisi ini
menjadikan Desa
Kalangkangan menjadi desa
yang dilalui jalan antar kota.
Sementara itu masalah
kesehatan di Desa
Kalangkangan masih terdapat
masalah status gizi kurang
sebesar 23 kasus merupakan
kasus tertinggi setelah Desa
Tende dan Desa Sabang
(Murni, 2017).
Kekurangan gizi dapat
menimbulkan efek negatife
seperti lambatnya
pertumbuhan dan
perkembangan balita sebagai
akibat kurangnya asupan gizi

13
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

HASIL

Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur di Desa
KalangkanganKecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

No Umur Frekuensi Persentase (%)


(thn) (f)
1 20-25 13 19,7
2 26-30 30 45,5
3 31-35 13 19,7
4 36-40 9 13,6
5 41-45 1 1,5
Jumlah 66 100

Sumber: Data Primer 2017


Tabel 1 menunjukkan bahwa responden (45,5 %) dan
dari 66 responden sebagian sebagian kecil pada umur 41-
besar pada kelompok umur 26- 45 tahun sebanyak 1
30 tahun yaitu sebanyak 30 responden (1,5 %)
Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa
Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

No Pendidikan f Persen
(%)
1 Tidak tamat 5 7,6
2 SD 12 18,2
3 SD 14 21,2
4 SMP/Sederajat 20 30,3
5 SMA/Sederajat 15 22,7
Perguruan
tinggi
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer,2017
Tabel 2 menunjukkan yaitu sebanyak 5 responden
bahwa dari 66 responden yang (7,6%) sementara yang paling
memiliki tingkat pendidikan banyak adalah yang memiliki
paling sedikit adalah tingkat tingkat pendidikan SMA yaitu
pendidikan tidak tamat SD

14
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

sebanyak 20 responden (30,3%).


Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Balita

No Jenis kelamin Frekuensi(f) %

1 Laki-laki 26 39,4
2 Perempuan 40 60,6
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 3 dan balita yang memiliki jenis
menunjukkan bahwa balita kelamin perempuan sebanyak
yang memiliki jenis kelamin 40 (60,6 %).
laki-laki sebanyak 26 (39,4 %)
Tabel4
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Balita di Desa
Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

No Umur (Bln) Frekuensi(f) Persen (%)

1 12-23 23 34,8
2 24-35 20 30,3
3 36-47 17 25,8
4 48-59 6 9,1
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 4 Pengetahuan Ibu
menunjukkan bahwa balita Berdasarkan hasil
berumur 12-23 bulan sebanyak wawancara dan membagikan
23 (34,8%) sedangkan balita kuisioner kepada responden
berumur 48-59 bulan sebanyak diperoleh dua kategori
6 (9,1%). pengetahuan ibu yaitu
Pengetahuan Ibu dan pengetahuan rendah dan
Asupan Karbohidrat dengan pengetahuan tinggi dengan
Status Gizi anak balita di Desa nilai median 17, rendah jika
Kalangkangan Kecamatan nilai jawaban responden ≤ 17
Galang Kabupaten Tolitoli dan tinggi jika nilai jawaban
tahun 2017. responden ≥ 17 untuk
mendistribusi hasil tersebut

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

dapat disajikan dalam tabel


sebagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Responden menurut Pengetahuan Ibu di Desa
Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

No Pengetahuan ibu f Persen (%)

1 Rendah 27 40,9
2 Tinggi 39 59,1
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer, 2017
Dari data di atas dapat Asupan karbohidrat di
dilhat bahwa responden yang kategorikan Cukup dan Tidak
memiliki pengetahuan rendah Cukup. Tidak cukup jika <
sebanyak 27 (40,9%) dan yang 80%, dikatakan Cukup jika ≥
memiliki pengetahuan tinggi 80%. Dapat di lihat pada tabel
sebanyak 39 (59,1%). di bawah ini
Asupan karbohidrat
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat pada balita di Desa
Kalangkangan Kecamatan GalangKabupaten Tolitoli

No Asupan Frekuensi Persen


karbohidrat (f) (%)
1 Tidak cukup 23 34,8
Cukup 43 65,2
2
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer, 2017

Dari data di atas dapat Status Gizi


di lihat bahwa jumlah balita Status gizi dikategorikan
yang memiliki Asupan normal dan tidak normal, tidak
Karbohidrat yang Tidak Cukup normal jika nilai -3SD
berjumlah 23(34,5 %) lebih sedangkan normal nilai -2SD,
banyak di bandingkan dengan untuk mendistribusi hasil
jumlah balita yang asupan tersebut dapat di sajikan pada
karbohidrat cukup yaitu tabel di bawah ini:
berjumlah 43 (65,5%).

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Anak Balita di
Desa Kalangkangan Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

No Status gizi Frekuensi Persen (%)


(f)

1 Tidak 23 34,8
2 normal 43 65,2
Normal
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer, 2017
Analisis Bivariat
Berdasarkan data di atas Analisa Bivariat
menunjukkan bahwa dari 66 Pengetahuan Ibu dengan
responden yang memiliki Status Gizi pada Anak Balita di
status gizi kurang (tidak Desa Kalangkangan
normal) sebanyak 23 (34,8%) Kecamatan Galang Kabupaten
sedangkan yang normal Tolitoli.
sebanyak 43 (65,2%).

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Anak
pada Balita di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang
Kabupaten Tolitoli

Status
Gizi
No
Pengetahuan Tidak normal Normal F % P-value
Ibu
% F %
16 59,3
1 Rendah 11 40,7 27 100 0,001
2 Tinggi 7 18,6 32 84,3 39 100
Jumlah 23 34,8 43 65,2 66 100
Sumber: Data Primer, 2017
normal sebanyak 16 (59,3%)
Berdasarkan data dan pengetahuan ibu yang
analisis di atas diperoleh hasil rendah dengan status gizi tidak
bahwa dari 66 responden, tidak normal sebanyak 11
terdapat pengetahuan ibu yang (40,7%),
rendah dengan status gizi tidak sedangkanpengetahuan ibu

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

yang tinggi dengan status gizi (0,05) maka hasil tersebut


normal sebanyak 7 (18,6%), dapat di tarik kesimpulan
dan pengetahuan ibu dengan bahwa H0 ditolak berarti ada
status gizi tidak normal hubungan pengetahuan ibu
sebanyak 32 (84,3%). dengan Status Gizi anak balita
Hasil analisis statistik di Desa Kalangkangan
dengan mengunakan uji chi- Kecamtan Galang Kabupaten
square dengan program SPSS Tolitoli Tahun 2017
diperoleh nilai p value 0,001<

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi
pada Anak Balita di Desa Kalangkangan Kecamatan Galang
Kabupaten Tolitoli

Status Gizi
Pengetahuan f % P-value
Ibu Tidak
Normal
normal
f % f %
Tidak cukup 14 60,2 9 39,8 23 100 0,003
Cukup 9 20,6 3 79,4 43 100
Jumlah 23 34,8 43 65,2 66 100
Sumber: Data Primer,2017
Hasil analisis statistik dengan
Tabel diatas bahwa dari 66 mengunakan uji chi-square
responden diperoleh hasil dengan program SPSS
terdapat asupan karbohidrat diperoleh nilai p value 0,003<
yang tidak cukup dengan (0,05) maka hasil tersebut
status gizi tidak normal dapat di tarik kesimpulan
sebanyak 14 (60,2%) dan bahwa Ho ditolak berarti ada
asupan karbohidrat yang tidak hubungan asupan karbohidrat
cukup dengan status gizi dengan Status Gizi anak balita
normal sebanyak 9 (39,8%) di Desa Kalangkangan
sedangkan yang memiliki Kecamatan Galang Kabupaten
asupan karbohidrat cukup Tolitoli Tahun 2017.
dengan status gizi tidak normal
sebanyak 9 (20,6%) dan yang
memiliki asupan karbohidrat
dengan status gizi normal 34
(79,4%).

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

PEMBAHASAN tentang gizi dan kesehatan


untuk balitanya serta keaktifan
Hubungan antara ibu dalam mengikuti kegiatan
pengetahuan ibu dengan posyandu.
status gizi balita Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori
Pengetahuan ibu adalah Sediaoetama (2008) bahwa
tingkat pemahaman ibu semakin tinggi pengetahuan
tentang kebutuhan gizi dan ibu tentang gizi dan kesehatan
kesehatan bagi balitanya serta maka penilaian terhadap
pemilihan pengolahan makanan semakin baik, artinya
makanan bagi balita penilaian terhadap makanan
(Muntofiah, 2008).Berdasarkan tidak terpancang terhadap rasa
tabel hasil penelitian 5.8 saja, tetapi juga
menunjukkan bahwa jumlah memperhatikan hal-hal yang
pengetahuan ibu yang memiliki lebih luas.
pengetahuan rendah dengan Melihat data di atas
status gizi tidak normal peneliti berasumsi bahwa
sebanyak 16 (59,3%) dan yang semakin tinggi pengetahuan
memiliki pengetahuan rendah dan pengalaman ibu tentang
dengan status gizi normal gizi maka makin bervariasi
sebanyak 11 (40,7%) dalam menyediakan makanan
sedangkan yang memiliki bagi balitanya sehingga
pengetahuan tinggi dengan kualitas dan kuantitas
status gizi tidak normal makanan yang disajikan oleh
sebanyak 7 (18,6% ) dan yang ibu mempunyai nilai gizi yang
memiliki pengetahuan tinggi tinggi.
dengan status gizi normal Hal ini sejalan dengan
sebanyak 32 (84,3%). penelitian Sari (2007) di
Hasil uji chi-square Palembang yang mengatakan
menunjukkan nilai P-value bahwa ada hubungan antara
0,001 (P = < 0,05) maka hasil tingkat pengetahuan ibu
tersebut dapat ditarik tentang gizi dan kesehatan
kesimpulan bahwa ada dengan status gizi balita, ibu
hubungan pengetahuan ibu yang mempunyai pengetahuan
dengan status gizi anak balita tinggi maka semakin tinggi pula
di Desa Kalangkangan status gizi balitanya,
Kecamatan Galang Kabupaten sedangkan ibu yang
Tolitoli. Hal ini disebabkan pengetahuannya kurang maka
karena sebagian besar ibu akan kurang pula status gizi
balita sudah mengetahui balitanya namun bertentangan
pentingnya pengetahuan

12
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

dengan penelitian balita sebaliknya jika


Mulyaningsih (2007). kebutuhan asupan karbohidrat
tidak mencukupi maka dapat
Selain itu pengetahuan menyebabkan balita
ibu yang tinggi juga mengalami status gizi kurang.
disebabkan karena rata-rata Berdasarkan tabel 5.9
pendidikan ibu di Desa menunjukkan bahwa jumlah
Kalangkangan sebagian besar asupan karbohidrat yang tidak
tamatan sma dan perguruan cukup dengan status gizi tidak
tinggi dan dilihat dari hasil normal sebanyak 14 ( 60,2 %)
pengisian kuisioner dimana dan asupan karbohidrat yang
sebagian besar ibu sudah tidak cukup dengan status gizi
memahami tentang makanan normal sebanyak 9 (39,8%)
sebagai sumber gizi balita sedangkan asupan karbohidrat
sebanyak 66 ibu 39 ibu dengan yang cukup dengan status gizi
umur 26-30 tahun sudah tidak normal sebanyak 9
memahami benar tentang (20,6%) dan asupan
pengolahan makanan yang karbohidrat yang cukup
baik untuk balitanya. dengan status gizi normal
Tingkat pengetahuan sebanyak 34 (79,4%).
gizi yang tinggi dapat Hasil uji chi-square
membentuk sikap yang positif menunjukan Nilai P= 0,003 (P
terhadap masalah gizi. Pada = < 0,05) maka dari hasil
akhirnya pengetahuan akan tersebut dapat di tarik
mendorong seseorang untuk kesimpulan bahwa ada
menyediakan makanan sehari- hubungan asupan karbohidrat
hari dalam jumlah dan kualitas dengan status gizi pada anak
gizi yang sesuai dengan balita di desa Kalangkangan
kebutuhan. Kadar gizi anak Kecamatan Galang Kabupaten
dipengaruhi oleh pengasuhnya Tolitoli. Hal ini disebabkan
dalam hal ini adalah ibu karena karbohidrat berguna
(Helmi,2013). sebagai penghasil utama
Hubungan asupan glukosa yang selanjutnya
karbohidrat dengan status gizi digunakan sebagai sumber
anak balita, karbohidrat adalah energi utama bagi tubuh.
suatu zat gizi yang fungsi Berdasarkan hal
utamanya sebagai penghasil tersebut Konsumsi Karbohidrat
energi (Muchtadi, 2011). harus lebih banyak karena
Apabila kebutuhan asupan sesuai dengan teori yang
karbohidrat pada balita mengatakan bahwa
mencukupi maka akan karbohidrat adalah merupakan
mempengaruhi perkembangan penyediaan energi utama dan

13
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

sumber makanan relatif lebih Fungsi utama


murah dibanding dengan zat karbohidrat adalah
gizi lain (Almatsier, 2009). menyediakan keperluan energi
Melihat data di atas tubuh, juga mempunyai fungsi
peneliti berasumsi bahwa yang bagi kelangsungan proses
mempengaruhi asupan metabolisme lemak.
karbohidrat dengan status gizi Karbohidrat mengadakan suatu
anak balita khususnya di Desa aksi penghematan terhadap
Kalangkangan Kecamatan protein. Orang yang
Galang Kabupaten Tolitoli membatasi asupan kalori, akan
adalah faktor ekonomi, jumlah terlalu banyak membakar asam
anak dan asupan zat gizi yang amino bersama dengan lemak
tidak terpenuhi. Hal ini sejalan untuk menghasilkan energi.
dengan penelitian Helmi di Akibatnya orang
Lampung Timur yang tersebut mengalami kehilangan
mengatakan bahwa ada banyak asam amino yang
hubungan bermakna antara berfungsi dalam membangun
asupan karbohidrat dengan jaringan tubuh. Akan tetapi bila
status gizi balita juga sejalan kebutuhan tenaga dicukupi
dengan penelitian Andilis di oleh karbohidrat, maka tubuh
Kalimantan Timur (Andilis, cukup mengoksidasinya tanpa
2016). harus mempergunakan protein
Karbohidrat berguna yang sebenarnya mempunyai
sebagai penghasil utama fungsi lebih penting sebagai
glukosa yang selanjutnya zat pembangun.
digunakan sebagai sumber Dengan demikian akan
utama bagi tubuh. Kelebihan menyelamatkan asam amino
asupan karbohidrat akan untuk fungsinya yang lain
dirubah menjadi lemak dan daripada sekedar
disimpan dalam tubuh dalam menghasilkan energi. Selain
jumlah yang tidak terbatas. itu, otak dan susunan syaraf
Sebaliknya, ketika tubuh hanya akan mempergunakan
kekurangan asupan energi, glukosa sebagai sumber
tubuh akan merombak energi, sehingga ketersediaan
cadangan lemak tersebut. Hal glukosa yang konstan harus
tersebut akan mempengaruhi tetap terjaga bagi kesehatan
status gizi seseorang, ketika jaringan tubuh/organ tersebut.
asupan karbohidrat cukup, Kekurangan glukosa dan
maka tubuh tidak akan oksigen akan meenyebabkan
merombak cadangan lemak kerusakan otak kelainan syaraf
yang ada (Helmi,2013). yang tidak dapat diperbaiki
(Helmi, 2013).

14
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

Untuk itu sangat penting dan menjadi informasi ilmiah


sekali memenuhi kebutuhan bagi peneliti lain yang
karbohidrat. Tubuh kurus berhubungan dengan
maupun pendek bisa jadi pengetahuan ibu dan Asupan
karena jaringan asam amino Karbohidrat dengan Status Gizi
dan lemak tubuh telah pada balita.
dioksidasi untuk menggantikan Penelitian lebih lanjut,
peran karbohidrat dalam direkomendasikan untuk
memenuhi kebutuhan energi. peneliti selanjutnya adalah
Pemenuhan karbohidrat juga area penelitian dapat
penting untuk mengoptimalkan dikembangkan dengan jumlah
kerja otak dan populasi lebih banyak dan
pertumbuhannya (Helmi, jumlah variabel yang diteliti
2013). berbeda, sehingga dapat
menghasilkan hasil yang lebih
KESIMPULAN akurat. Analisis data yang
Ada Hubungan digunakan untuk penelitian
pengetahuan ibu dengan berikutnya tidak hanya pada
Status Gizi pada anak balita di analisis univariatdan bivariat
Desa Kalangkangan saja, tetapi dapat dilakukan
Kecamatan Galang Kabupaten analisis secara multivariat.
Tolitoli dengan nilai p value =
0,001, Ada Hubungan Asupan DAFTAR PUSTAKA
Karbohidrat dengan Status Gizi
pada anak balita di Desa Andi Lis G, Umi Kalsum,
Kalangkangan Kecamatan Sutrisno.2016faktor-
Galang Kabupaten Tolitoli faktor yang
dengan nilai p Value = 0,003. mempengaruhi kejadian
malnutrisipada balita.
REKOMENDASI Mahakam Nursing
Perlunya peran Journal Vol 1, No. 2,
pemerintah dari pihak instansi Nov 2016 : 90-98
dalam program perbaikan gizi Adriani.M, Wirjatmadi.B. 2012.
anak dan program promosi Peranan Gizi dalam
kesehatan tentang manfaat siklus Kehidupan
Asupan Karbohidrat terhadap Prenadamedia, Jakarta
perkembangan anak balita
agar dapat meningkatkan Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip
kesadaran akan pentingnya Dasar Ilmu Gizi.
status gizi anak balita. Gramedia Pustaka
Perlu adanya penambahan Utama. Jakarta
pustaka dan menjadi sumber

15
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

Giri, Made.K.W, dkk. Mboi.N. Angka Kecukupan Gizi


2013."Hubungan yang dianjurkan oleh
Pengetahuan Ibu Dan Indonesia. Kemenkes RI,
Sikap Ibu Tentang Jakarta.
Pemberian ASI Ekslusif Muntofiah.S. 2008. Hubungan
dengan Status Gizi antara pengetahuan,
Balita Usia 6-24 Bulan sikap dan Perilaku ibu
(Di Kelurahan Kampung dengan status gizi anak
KajananKecamatan balita.Tesis magister
Buleleng)".Jurnal kedokteran keluarg
Magister Kedokteran Murni.2016. Laporan gizi
Keluarga. Vol 1.No 1, pp bulanan tahun 2016.
24-37 Puskesmas Kecamatan
Helmi R. 2013. Faktor-faktor Galang Tolitoli.
yang berhubungan Mulyaningsih.F. 2007.
dengan status gizi pada Hubungan antara
balita di wilayah kerja pengetahuan ibu tentang
puskesmas margototo gizi balita dan pola
kecamatan metro kibang makan balita terhadap
kabupaten lampung status gizi balita. Skripsi.
Jurnal Kesehatan, Fakultas tehnik UNY.
Volume IV, Nomor 1. Muhctadi.B. 2011. Karbohidrat
April 2013. hlm 233-242 pangan dan Kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Alfabeta, Bandung
Tolitoli.2016. Laporan
tahunan program Notoatmodjo, 2012. Ilmu
perbaikan Kesehatan Masyarakat.
giziTolitoli.Dinas Rineka Cipta, Jakarta`
Kesehatan Kabupaten Sari. 2007. Hubungan
Tolitoli Pengetahuan Gizi Ibu dan
Nugroho.HP, 2010. Hubungan Pola Makan Balita di
Tingkat Pengetahuan Kelurahan 7 Ulu
Pada Nutrisi, Pola Palembang (Skripsi, Sari).
Makan, Dan Energi STIK BinaHusada
Tingkat Konsumsi Sekartini.R, Evan.R.2012.
Dengan Status Gizi Hubungan Kecukupan
Anak Usia Lima Tahun Asupan Energi dan
Di Wilayah Kerja Makronutrien dengan
Puskesmas Selogiri, Status Gizi Anak Usia 5-7
Wonogiri. Jurnal Tahun di Kelurahan
Keperawatan, Vol. 1 No. Kampung Melayu, Jakarta
1, Juli 2010 (1-7).

16
Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 14-17 Artikel II

Timur. EJKI Vol. 1, No. 3,


Desember
Soediatama, Achmad Djaeni.
2008. Ilmu Gizi. Dian
Rakyat. Jakarta.
Rivolta.W, dkk. Pola Makan,
Asupan Zat Gizi, dan
Status Gizi Anak Balita
Bawah Garis Merah di
Pesisir Pantai Desa
Tatengesan dan Makalu
Wilayah Kerja Puskesmas
Pusomaen. Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes
Manado. GIZIDO Volume
7 No. 1 Mei.
Trihono. 2013. Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar
Indonesia
Tahun2013.Kemenkes RI
, Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai