Anda di halaman 1dari 17

PERAN PEMBIAYAAN BANK SYARIAH TERHADAP PENGEMBANGAN KEUNGGULAN

KOMPETITIF SEKTOR UMKM

Nur Kholidah
Program Studi Ekonomi Islam STIE Muhammadiyah Pekalongan

ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia yang cukup besar, yaitu sebanyak 99,9%
dari total angkatan kerja yang bekerja. Namun peran tersebut dalam kenyataannya
terkendala oleh beberapa hal, diantaranya permasalahan modal. Disinilah peran
perbankan syariah dengan pembiayaan berprinsip bagi hasil sangat diharapkan dalam
pengembangan keunggulan bersaing sektor UMKM. Peran perbankan syariah terhadap
UMKM dapat ditunjukkan melalui seberapa besar dana yang dialokasikan untuk
pembiayaan UMKM. Alokasi pembiayaan bank syariah lebih didominasi ke pembiayaan
konsumtif atau akad murabahah (jual beli) dibandingkan ke sektor produktif atau akad
bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Hal ini menunjukkan alokasi pada sektor riil
masih lebih rendah dibandingkan alokasi untuk skim jual beli yang sebenarnya
merupakan alokasi pada sektor konsumsi masyarakat. Program keberpihakan UMKM
oleh bank syariah ditunjukkan melalui: (1) inovasi strategi pembiayaan; (2) Program
Linkage; (3) Pilot project; (4) Pemanfaatan dana sosial; (5) kerja sama technical
assistance.

Kata Kunci: Peran, Pembiayaan Bank Syariah, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)

I. PENDAHULUAN perbankan syariah disamping


A. Latar Belakang fungsi lain sebagai lembaga
Perbankan selain yang mengelola zakat, infak,
sebagai salah satu agen dan sekedah (ZIS).
pembangunan (agent of Salah satu fungsi
development) juga merupakan pokok bank syariah adalah
lembaga yang mempunyai menyalurkan pembiayaan
fungsi utama sebagai lembaga kepada masyarakat
intermediasi keuangan sebagaimana diatur dalam
(financial intermediary Undang-undang perbankan
institution), yaitu lembaga yang Syariah Nomor 21 Tahun 2008.
menghimpun dana dari Penyaluran pembiayaan
masyarakat dalam bentuk tersebut merupakan salah satu
simpanan dan menyalurkannya bisnis utama dan oleh karena itu
kembali kepada masyarakat menjadi sumber pendapatan
dalam bentuk kredit atau utama bank Syariah (Ikatan
pembiayaan. Fungsi tersebut Bankir Indonesia, 2015). Dalam
juga menjadi concern dari menjalankan kegiatan

66
usahanya, bank syariah dapat utama dalam sistem bagi hasil
memberikan pembiayaan (loss and profit sharing).
berdasarkan prinsip bagi hasil Penentuan besarnya rasio atau
(muḍharabah), pembiayaan nisbah bagi hasil dibuat pada
berdasarkan prinsip penyertaan waktu akad dengan
modal (musyarakah), prinsip berpedoman pada kemungkinan
jual beli barang dengan untung dan rugi. Dalam
memperoleh keuntungan menjalankan suatu proyek yang
(murabaḥah), atau pembiayaan dijalankan nasabah, apabila
barang modal berdasarkan terjadi kerugian maka akan
prinsip sewa murni tanpa ditanggung bersama (Antonio,
pilihan (ijarah), atau dengan 2001). Sisi lain pada sistem bagi
adanya pilihan pemindahan hasil, jumlah pembagian laba
kepemilikan atas barang yang meningkat sesuai dengan
disewa dari pihak bank oleh peningkatan jumlah pendapatan
pihak lain (ijarah wa iqtina), sedangkan sistem konvensional,
akad salam, akad istisna’, sewa jumlah pembayaran bunga tidak
menyewa yang diakhiri dengan meningkat meskipun jumlah
kepemilikan (ijarah al- keuntungan berlipat (Antonio,
muntahiya bi tamlik), dan 2001). Dengan konsep seperti
lainnya yang tidak bertentangan ini memberi peluang bagi usaha
dengan prinsip syariah (Pasal 19 UMKM untuk mengembangkan
UU No. 21 tahun 2008 tentang usahanya berdasarkan asas
Perbankan Syariah). kemitraan sebagaimana yang
Dilihat dari kegiatan diusung oleh perbankan syariah.
usahanya, produk perbankan Eksistensi UMKM
syariah lebih variatif memang tidak dapat diragukan
dibandingkan dengan produk lagi karena terbukti mampu
pada bank konvensional. Hal bertahan dan menjadi roda
tersebut memungkinkan produk penggerak ekonomi, terutama
pada bank syariah memberi pasca krisis ekonomi. UMKM
peluang yang lebih luas dalam pada saat krisis ekonomi
rangka memenuhi kebutuhan mampu melakukan penyesuaian
nasabah deposan maupun dan bertahan ketika banyak
nasabah debitur sesuai dengan perusahaan besar mengalami
kebutuhan mereka. Khusus kebangkrutan dan melakukan
dalam penyaluran dana kepada PHK dalam jumlah besar.
masyarakat, maka skim Kemampuan UMKM untuk
pembiayaannya dapat bertahan dalam kondisi krisis
disesuaikan dengan kebutuhan terjadi karena kandungan
nasabah. Produk pembiayaan domestik yang tinggi pada input
perbankan syariah secara produksinya, sehingga mampu
teoretis tetap mengacu pada menghindar dari keterpurukan
pembiayaan mudharabah dan akibat depresiasi rupiah yang
musyarakah sebagai akad menyebabkan peningkatan

67
biaya produksi pada usaha yang konsumen. Bila hal tersebut
banyak menggunakan input tidak teratasi maka dapat
impor. Namun kebanyakan dimungkinkan usaha untuk
produksi UMKM masih menciptaka lapangan pekerjaan
mengandalkan pasar lokal dan akan kembali sulit diusahakan.
permintaan dalam negeri Kemudahan akses
sebagai sumber omsetnya, permodalan menjadi kunci
kecuali pada produk tertentu. penting dalam keberhasilan
Belum banyak produk UMKM pembangunan UMKM di suatu
yang mampu melakukan ekspor negara. Perkembangan
langsung. teknologi yang semakin pesat
UMKM memiliki memunculkan inovasi-inovasi
peranan penting dalam pembiayaan keuangan yang
perekonomian di Indonesia. Ada dapat mempermudah
sekitar 62,9 juta pelaku usaha pembiayaan UMKM. Pemberian
UMKM. Akan tetapi dengan pembiayaan atau permodalan
jumlah yang besar itu ternyata kepada pelaku UMKM, secara
kelasnya jauh dibawah UMKM langsung akan mempengaruhi
di negara lain. UMKM telah volume usaha bila hal tersebut
mampu membuktikan digunakan menjadi modal kerja.
eksistensinya dalam Jika pembiayaan tersebut
perekonomian di Indonesia. digunakan untuk investasi maka
Sayangnya dari 62,9 juta pelaku akan meningkatkan pendapatan
UMKM, hanya ada sekitar 20 bagi UMKM maupun tenaga
persen yang bankable dan kerja yang bekerja pada
sisanya masih ada 80 persen perusahaan tersebut.
UMKM yang belum bankable Pengembangan UMKM
(Setyowati, 2018). Dengan di tengah arus globalisasi dan
demikian, peran perbankan tingginya persaingan membuat
syariah dalam menyediakan UMKM harus mampu
pembiayaan bagi UMKM sangat mengadapai tantangan global,
diperlukan. seperti meningkatkan inovasi
Permasalahan utama produk dan jasa,
yang dihadapi oleh sektor pengembangan sumber daya
UMKM adalah masalah manusia dan teknologi, serta
permodalan. Keterbatasan perluasan area pemasaran. Hal
modal akan menyebabkan ini perlu dilakukan untuk
ruang gerak UMKM semakin menambah nilai jual UMKM itu
sempit dan menghambat sendiri, utamanya agar dapat
perkembangan sektor usaha bersaing dengan produk-produk
kecil, misalnya mengalami asing yang kian membanjiri
kesulitan dalam sentra industri dan manufaktur
mengembangkan usahanya di Indonesia, mengingat UMKM
dikarenakan tidak mampu adalah sektor ekonomi yang
memenuhi pesanan dari

68
mampu menyerap tenaga kerja C. Tujuan Penelitian
terbesar di Indonesia. Untuk mengetahui
Berdasarkan bagaimana peran pembiayaan
keunggulan yang dimiliki dan bank syariah terhadap
kendala yang dihadapi oleh pengembangan keunggulan
UMKM sesuai paparan di atas, kompetitif sektor UMKM.
maka perlu mempersiapkan
perencanaan untuk menjadikan II. TINJAUAN PUSTAKA
UMKM yang mandiri dan A. Peran
berdaya saing tinggi sehingga Peran adalah proses
mampu meningkatkan dinamis kedudukan (status).
keunggulan kompetitif nasional. Apabila seseorang
UMKM harus diberikan arahan melaksanakan hak dan
dan kesempatan untuk kewajibannya sesuai dengan
menentukan usahanya sendiri kedudukannya, dia menjalankan
seperti produk apa yang akan suatu peranan (Soekanto,
mereka produksi, untuk siapa 2009). Manusia sebagai
dan berapa banyak produk ini makhluk sosial memiliki
akan dipasarkan sehingga kecenderungan untuk hidup
diharapkan UMKM mempunyai berkelompok. Dalam
daya saing yang tinggi baik di kehidupan berkelompok tadi
pasar lokal, regional, maupun akan terjadi interaksi antara
internasional. Hal ini harus anggota masyarakat yang satu
didukung aspek pembiayaan dengan anggota masyarakat
bagi UMKM. Salah satu sektor yang lainnya. Tumbuhnya
yang diharapkan mempunyai interaksi diantara mereka ada
andil besar terhadap aspek saling ketergantungan. Dalam
pembiayaan adalah keberadaan kehidupan bermasyarakat itu
perbankan syariah. Adapun munculah apa yang dinamakan
yang menjadi fokus kajian ini peran.
adalah membahas mengenai Jika melihat
peran pembiayaan bank syariah pengertian tersebut bisa
terhadap pengembangan dikatakan peran suatu
keunggulan kompetitif sektor tindakan atau aktivitas yang
UMKM. diharapakan oleh masyarakat
B. Rumusan Masalah atau pihak lain untuk dilakukan
Berdasarkan latar oleh seseorang sesuai dengan
belakang di atas, maka rumusan status yang mereka miliki
masalah dalam penelitian ini sehingga peran atau peranan
adalah “bagaimana peran tersebut dapat dirasakan
pembiayaan bank syariah pengaruhnya dalam lingkup
terhadap pengembangan kehidupan.
keunggulan kompetitif sektor B. Bank Syariah
UMKM?” Bank Syariah adalah
bank yang beroperasi dengan

69
tidak menggunakan sistem dan atau lembaga keuangan
bunga. Atau dengan kata lain lainnya dengan pihak lain yang
“Bank Islam adalah lembaga mewajibkan pihak peminjam
keuangan yang usaha pokoknya untuk melunasi utangnya
memberikan pembiayaan dan setelah jangka waktu tertentu
jasa-jasa lainnya dlam lalu lintas (Rivai dan Arifin, 2010).
pembayaran serta peredaran Menurut Rivai dan
uang yang pengoperasiannya Arifin (2010) pembiayaan jika
disesuaikan dengan prinsip dilihat dari tujuannya, terdapat
syariat Islam (Antonio, 2001) . dua pengelompokan yaitu:
Berdasarkan definisi 1. Pembiayaan Konsumtif
tersebut, bahwa aktivitas utama Pembiayaan
bank adalah menghimpun dana konsumtif bertujuan untuk
dari masyarakat dalam bentuk memperoleh barang-barang
simpanan yang menjadi sumber atau kebutuhan-kebutuhan
dana bank, kemudian bank lainnya guna memenuhi
menyalurkan dalam bentuk keputusan dalam konsumsi.
pembiayaan, dengan tujuan Dengan adanya penarikan
untuk meningkatkan taraf hidup pembiayaan konsumtif oleh
masyarakat. suatu perusahaan, maka
Bank syariah adalah proses produksi akan dapat
bank yang beroperasi sesuai berjalan maksimal.
dengan prinsip-prinsip syariah 2. Pembiayaan Produktif
Islam, maksudnya adalah bank Pembiayaan
yang dalam operasinya produktif adalah bentuk
mengikuti ketentuan-ketentuan pembiayaan yang bertujuan
Syariah Islam, khususnya yang untuk memperlancar
menyangkut tata cara jalannya proses produksi,
bermuamalah secara ajaran mulai dari saat
Islam. Dalam rangka pengumpulan bahan
menjalankan kegiatannya, bank mentah, pengolahan dan
syariah harus berlandaskan sampai kepada proses
pada Al-Qur’an dan Hadits. Bank penjualan barang-barang
syariah mengharamkan yang sudah jadi.
penggunaan harga produknya Pembiayaan produktif di
dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah meliputi
bank syariah, bunga bank pembiayaan investasi dan
adalah riba. modal kerja.
C. Pembiayaan Bank Syariah D. Usaha Mikro Kecil dan
Pembiayaan adalah Menengah (UMKM)
penyediaan uang atau tagihan UMKM adalah
yang dapat dipersamakan singkatan dari Usaha Mikro,
dengan itu, berdasarkan Kecil, dan Menengah. UMKM
persetujuan atau kesepakatan diatur berdasarkan UU Nomor
pinjam-meminjam antar bank 20 tahun 2008 tentang Usaha

70
Mikro, Kecil, dan Menengah. menengah didasarkan pada
Dalam undang-undang tersebut kekayaan bersih kecuali tanah
dijelaskan bahwa sebuah dan bangunan tempat usaha
perusahaan yang digolongkan serta hasil penjualan selama
sebagai UMKM adalah setahun.
perusahaan kecil yang dimiliki
dan dikelola oleh seseorang III. METODE PENELITIAN
atau dimiliki oleh sekelompok Penelitian ini
kecil orang dengan jumlah menggunakan pendekatan
kekayaan dan pendapatan eksploratif deskriptif dengan
tertentu. menganalisis peran pembiayaan
UMKM memiliki bank syariah terhadap
kriteria sebagai berikut : (1) pengembangan keunggulan
Usaha Mikro, yaitu usaha kompetitif sektor UMKM. Karya
produktif milik`orang ilmiah ini juga dikembangkan
perorangan atau badan usaha dengan menggunakan pendekatan
milik perorangan. (2) Usaha kajian literature atau studi putaka.
Kecil, yaitu usaha ekonomi Pendekatan teori/konsep dilakukan
produktif yang berdiri sendiri dengan merujuk dari beberapa
yang dilakukan oleh orang sumber, seperti buku, jurnal ilmiah,
perorangan atau badan usaha dan internet. Semua uraian gagasan
yang bukan merupakan anak yang ada digabungkan dalam satu
perusahaan atau bukan cabang susunan kerangka pemikiran.
perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian IV. ANALISIS HASIL DAN
baik langsung maupun tidak PEMBAHASAN
langsung dari usaha menengah A. UMKM dan Perekonomian
atau usaha besar. (3) Usaha Indonesia
Menengah, yaitu usaha UMKM memiliki
ekonomi produktif yang berdiri peranan yang strategis dalam
sendiri, yang dilakukan oleh membangun perekonomian di
orang perorangan atau badan Indonesia. UMKM menjadi
usaha yang bukan merupakan salah satu prioritas dalam
anak perusahaan atau cabang agenda pembangunan di
perusahaan yang dimiliki, Indonesia. Hal ini terbukti dari
dikuasai, atau menjadi bagian bertahannya sektor UMKM
baik langsung maupun tidak saat terjadi krisis hebat tahun
langsung dengan usaha kecil 1998, bila dibandingkan
atau usaha besar. Selain itu, dengan sektor lain yang lebih
berdasarkan penjelasan kriteria besar justru tidak mampu
UMKM pada Undang-undang bertahan dengan adanya krisis.
Nomor 20 tahun 2008, dapat Tidak dapat dipungkiri
disimpulkan bahwa kriteria bahwa salah satu sektor yang
yang diklasifikasi dalam kategori menopang perekonomian di
usaha mikro, kecil dan Indonesia adalah dari sektor

71
UMKM karena melalui sektor sendiri dari tabungan dan
inilah semua aspek yang aksesnya terhadap
berkaitan dengan pola perbankan sangat rendah
kehidupan manusia bersumber, (Widyanto, 2015).
mulai dari sektor konsumsi, Terbukti saat krisis
pangan, dan papan. Sebagai global yang terjadi beberapa
contoh dalam segi konsumsi waktu lalu, UMKM hadir sebagai
banyak sekali usaha-usaha suatu solusi dari sistem
UMKM yang berperan aktif, perekonomian yang sehat.
seperti usaha pengolahan hasil UMKM merupakan salah satu
pertanian, gabah, produksi sektor industri yang sedikit
pangan dan lain sebagainya. bahkan tidak sama sekali
Dan masih banyak lagi sektor terkena dampak krisis global
lain yang mengisi aktifitas lalu yang melanda dunia. UMKM
lintas produksi: memiliki proporsi sebesar
1. Pertama, sebagian besar 99,99% dari total keseluruhan
UMKM memproduksi pelaku usaha di Indonesia atau
barang konsumsi dan jasa- sebanyak 56,54 juta unit (Bank
jasa dengan elastitas Indonesia dan Lembaga
permintaan terhadap Pengembangan Perbankan
pendapatan yang rendah, Indonesia, 2015). Peranan
maka tingkat pendapatan UMKM dalam struktur
rata-rata masyarakat tidak perekonomian nasional
banyak berpengaruh sangatlah dominan, baik dari
terhadap permintaan barang sisi jumlah unit usaha,
yang dihasilkan. Sebaliknya penyerapan tenaga kerja,
kenaikan tingkat maupun sumbangan terhadap
pendapatan juga tidak PDB dan ekspor Indonesia.
berpengaruh pada Dalam kurun waktu
permintaan. lima tahun terakhir, Indonesia
2. Kedua, sebagian besar UKM merupakan salah satu dari
tidak mendapat modal dari negara-negara berkembang
bank. Implikasinya yang secara konsisten dapat
keterpurukan sektor membukukan pertumbuhan
perbankan dan naiknya suku ekonomi positif dan stabil
bunga, tidak banyak dikisaran 5%. Kuatnya
mempengaruhi sektor ini. ketahanan ekonomi dalam
Berbeda dengan sektor kurun waktu tersebut tidak
perbankan bermasalah, terlepas dari besarnya basis
maka usaha skala besar ikut permintaan domestik, yang
terganggu kegiatan didukung oleh besarnya
usahanya. Sedangkan usaha kontribusi UMKM dalam
UMKM dapat bertahan. Di memutar roda perekonomian
Indonesia, UMKM (Yufrizal, 2018).
mempergunakan modal

72
Untuk mengetahui dapat dilihat data tahun 2012
lebih jauh peranan UMKM dan tahun 2017 pada tabel 1.
dalam perekonomian nasional,

Tabel 1. Perkembangan data UMKM (Rp. Miliar) tahun 2012 – 2017


2012 2017 Pertumbuhan
No Indikator Tahun 2013-2017
Jumlah Jumlah Jumlah (%)
1. Jumlah UMKM 55.206.444 62.922.61 6.458.025 13,98
7
2. Jumlah Tenaga Kerja 101.722.45 116.673.4 9.015.907 14,70
UMKM 8 16
3. Kontribusi PDB UMKM 1.369.326, 5.425.414 3.973.954, 296,21
(harga konstan) 0 ,7 5
4. Nilai Ekspor UMKM 187.441,8 298.208,7 131.582,2 59,09
Sumber: www.depkop.go.id (2018)

Berdasarkan data pada sangatlah besar. Disamping


Tabel 1, diketahui bahwa kontribusi terhadap PDB,
selama 6 tahun terakhir yaitu UMKM mampu menyerap
tahun 2012 sampai tahun 2017 tenaga kerja yang sangat besar.
jumlah UMKM mengalami Jika produktivitas UMKM
peningkatan sebesar 6,4 juta ditingkatkan, maka dari sektor
atau 13,98% dan peningkatan UMKM akan mampu
penyerapan tenaga kerja mendongkrak lapangan kerja
sebesar 9,01 juta atau 14,70% baru dan mampu menyerap
dari total tenaga kerja. Dalam ancaman pengangguran.
pembentukan produk domestic Sehingga kekuatan ekonomi
bruto (PDB), peranan UMKM suatu negara memiliki
terhadap pembentukan total hubungan yang positif dengan
PDB tahun 2012 sampai tahun kontribusi UMKM terhadap
2017 mengalami peningkatan perekonomian suatu negara.
sebesar 3,9 juta atau 296,21%. Semakin besar kontribusi
Adapun peranan UMKM UMKM terhadap perekonomian
terhadap ekspor mengalami maka semakin kuat ekonomi
peningkatan pertumbuhan negara tersebut.
131,582 atau 59,09 %. Namun Meskipun UMKM telah
pertumbuhan ekspor tersebut terbukti dapat menunjukkan diri
belum signifikan sehingga sebagai pilar ekonomi, masih
pelaku UMKM perlu memberi banyak permasalahan klasik
perhatian khusus agar mampu yang dialami oleh UMKM yang
meningkatkan usahanya dan belum terselesaikan.
menembus pasar internasional. Permasalahan klasik dan
Kontribusi UMKM mendasar, misalnya
terhadap perekonomian keterbatasan modal, sumber
73
daya manusia, pengembangan pendanaan atau permodalan.
produk, dan akses pemasaran Para pelaku usaha pastinya
(Hubeis, 2009). Komitmen dan memerlukan modal untuk
keberpihakan pemerintah menjalankan usahanya
melalui kebijakan terhadap tersebut, dan disinilah bank
UMKM yang minim syariah berperan dalam
mengakibatkan UMKM di menyediakan modal dengan
Indonesia saat ini belum mampu menggunakan produk bank
menguasai pasar dalam negeri. syariah yang cocok dengan
Hal ini terbukti karena konsumsi UMKM tersebut, karena selama
domestik masih dipenuhi ini para pelaku usaha kesulitan
produk-produk impor dari China dalam permodalan, maka dari
yang kualitasnya bagus dan itu kehadiran bank syariah
murah. Iklim perdagangan tidak diharapkan bisa sangat
hanya akan didominasi oleh membantu perkembangan
negara-negara ASEAN saja, akan usaha masyarakat.
tetapi juga perlu Dalam rangka
dipertimbangkan kehadiran mendorong pertumbuhan
China dengan produk- ekonomi di sektor riil dan
produknya yang memiliki daya membantu program pemerintah
saing tinggi dilihat dari harga dalam penyerapan tenaga kerja,
dan kandungan teknologi. bank syariah harus
Terlebih lagi dengan berkomitmen untuk tetap
pemberlakuan perdagangan mendukung segmen UMKM.
bebas pada Masyarakat Dukungan terhadap
Ekonomi ASEAN (MEA) dan pembiayaan pada segmen
ASEAN-Cina Free Trade UMKM sejalan dengan
Agreement (ACFTA). MEA dan ketentuan PBI No.
ACFTA membuat UMKM harus 17/12/PBI/2015 mengenai
lebih giat dalam meningkatkan Pemberian Kredit atau
kualitas produknya. Hal ini Pembiayaan oleh Bank Umum
disebabkan banyak Negara di dan Bantuan Teknis dalam
dunia berlomba untuk dapat rangka Pengembangan Usaha
memasarkan produk dan jasa Mikro, Kecil dan Menengah di
mereka ke seluruh penjuru mana portofolio pembiayaan ke
dunia tanpa hambatan apapun, segmen UMKM setiap Bank
dengan demikian maka produk minimal 20%.
dalam negeri harus mampu Perkembangan sektor
bersaing dengan produk luar perbankan syariah yang
negeri di dalam Negara sendiri. semakin pesat diharapkan dapat
B. Kontribusi Perbankan Syariah lebih membantu perkembangan
dalam Pengembangan UMKM UMKM. Melalui pembiayaan
Saat ini dunia usaha yang diberikan oleh bank
khususnya di Indonesia memiliki syariah dengan karakteristik
permasalahan mengenai yang berbeda dengan kredit dari

74
bank konvensional, maka akses lebih kecil, seperti BPRS dan
pembiayaan bagi UMKM akan BMT. Hal ini dilakukan karena
semakin terbuka. Kehadiran memang jangkauan bank
perbankan syariah diharapkan syariah besar yang belum
mampu memberikan dampak menjangkau pelosok-pelosok
yang signifikan bagi sentra masyarakat usaha kecil
perkembangan sektor riil atau lembaga keuangan syariah
dikarenakan produk inti dari yang kecil lebih menyentuh
bank syariah, yaitu skim langsung dengan pelaku usaha
pembiayaan musyarakah dan UMKM. Skema pembiayaan
mudharabah. Islam memandang linkage yang dilakukan bank
bahwa sektor riil harus menjadi syariah dengan BPRS atau BMT
prioritas dalam aktivitas dapat berupa channeling,
ekonomi dikarenakan sektor riil executing atau joint financing.
merupakan sektor yang terkait Skema channeling
langsung dengan kesejahteraan menempatkan BPRS atau BMT
masyarakat. Sehingga sebagai intermediator BUS/UUS
perbankan syariah harus dengan pelaku UMKM.
mampu memberikan kontribusi Sedangkan skema executing
dalam pertumbuhan sektor riil, dilakukan ketika BUS/UUS
hal ini dapat dicapai dengan menyediakan pendanaan yang
membantu mengembangkan dapat dimanfaatkan oleh BPRS
sektor UMKM (Malik dan atau BMT dalam pembiayaan
Suliswanto, 2015). Menurut mereka ke nasabah UMKM-nya.
Aisyah (2009) program Sementara itu, skema joint
keberpihakan UMKM oleh bank financing adalah skema dimana
syariah ditunjukkan melalui: (1) BUS/UUS dan BPRS/BMT
inovasi strategi pembiayaan; (2) bekerja sama dalam
Program Linkage; (3) Pilot memberikan pembiayaan pada
project; (4) Pemanfaatan dana pelaku UMKM. Selain itu,
sosial; (5) kerja sama technical Perbankan syariah dapat
assistance. bekerjasama dengan lembaga-
Setiap bank syariah lembaga pendidikan atau
mempunyai berbagai strategi pengelola dana sosial dalam
pembiayaan yang berbeda, upaya meningkatkan budaya
misalnya bank syariah kerja, kemampuan manajemen
mendirikan pusat-pusat UMKM dan penguasaan
pelayanan pembiayaan mikro teknologi. Hal tersebut
seperti gerai UMKM atau sentra dilakukan dalam bentuk
UMKM. Di samping itu program-program pembinaan
dikembangkan pula konsep nasabah. Pembinaan nasabah,
linkage, di mana bank syariah khususnya bagi nasabah UMKM,
yang lebih besar menyalurkan menjadi faktor yang krusial
pembiayaan UMKM-nya melalui dalam menciptakan dan
lembaga keuangan syariah yang menjaga pembiayaan UMKM

75
yang berkualitas baik. Di sisi besar dana yang dialokasikan
lain, sektor UMKM memerlukan untuk pembiayaan UMKM.
upaya perbaikan sarana atau Berdasarkan data OJK
infrastruktur, baik berupa September 2018, pembiayaan
infrastruktur yang bersifat fisik perbankan syariah (14 BUS, 20
maupun non-fisik, agar mampu UUS dan 168 BPRS) berdasarkan
berproduksi dan berkinerja jenis penggunaan dan kategori
secara efisien. Perbaikan atau usaha untuk UMKM jika
pembenahan sektor UMKM dibandingkan antara tahun 2015
diharapkan mampu menekan dengan September 2018
persepsi risiko tinggi yang memang mengalami
melekat pada sektor tersebut. peningkatan dari Rp 33,382
Sedangkan pada sisi perbankan miliar menjadi Rp 38,132 miliar.
syariah diperlukan adanya Namun alokasi untuk UMKM
peningkatan pengetahuan dan tersebut ternyata lebih rendah
keahlian bankir syariah dalam dibandingkan modal kerja
dunia UMKM di semua bukan UMKM yaitu pada tahun
sektornya. Dengan begitu maka 2015 sebanyak Rp 46,567 miliar
diharapkan kontribusi meningkat menjadi Rp 65,347
perbankan syariah dapat lebih miliar pada September 2018.
maksimal, misalnya pembiayaan Penyaluran pembiayaan yang
perbankan syariah tidak hanya diberikan perbankan syariah
terkonsentrasi pada sektor kepada UMKM dari jenis
retail, jasa usaha, dan investasi ternyata alokasinya
perdagangan saja, akan tetapi juga lebih rendah dibandingkan
juga sektor potensial lainnya, investasi bukan UMKM.
khususnya sektor produktif Investasi yang dialokasikan
seperti pertanian dan untuk UMKM dari tahun 2015
manufaktur (Kara, 2013). sampai September 2018 hanya
Secara kuantitatif, sebesar Rp 77,909 dibandingkan
peran perbankan syariah investasi bukan UMKM sebesar
terhadap UMKM dapat Rp 173,338 miliar.
ditunjukkan melalui seberapa

Tabel 2 Pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Berdasarkan
Jenis Penggunaan dan Kategori Usaha (Miliar Rp)
No Jenis Penggunaan Alokasi 2015 2016 2017 Septemb
dan Kategori er 2018
Usaha
1. Modal Kerja UMKM 33,382 35,827 37,868 38,132
Bukan UMKM 46,567 51,535 61,957 65,347
2. Investasi UMKM 16,909 18,703 21,111 21,186
Bukan UMKM 34,781 41.339 45,737 51,481
3. Konsumsi Bukan UMKM 81,357 100,602 119,021 134,372
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2018
76
Pembiayaan bank kelalaian dan kesengajaan yang
syariah saat ini memang fokus menyebabkan kerugian.
pada sektor produktif, terutama Kerugian pada pembiayaan
UMKM dan sektor konsumstif. dengan akad musyarakah akan
Dalam hal ini pembiayaan dihitung sesuai dengan porsi
mudharabah dan modal masing-masing pihak,
musyarakah lebih relevan untuk yaitu pihak bank dan nasabah.
mewakili pembiayaan pada Pada dasarnya dengan prinsip
sektor UMKM. Sementara bagi kerugian (loss sharing) ini,
skim murabahah lebih relevan maka kedua pihak yaitu pihak
untuk mewakili pembiayaan nasabah dan pihak bank akan
pada sektor konsumtif. berusaha untuk menghindari
Berdasarkan tabel 2 di atas, terjadinya kerugian tersebut.
ternyata alokasi pembiayaan Mereka akan bekerja sama guna
bank syariah lebih didominasi ke menghindari terjadinya
pembiayaan konsumtif atau kerugian usaha mereka,
akad murabahah (jual beli) nasabah akan bekerja keras
dibandingkan ke sektor dalam mengembangkan
produktif atau akad bagi hasil usahanya, di sisi lain pihak bank
(mudharabah dan musyarakah). memberikan pembinaan dan
Hal ini menunjukkan alokasi pengawasan dalam usaha
pada sektor riil masih lebih tersebut.
rendah dibandingkan alokasi Pada pembiayaan
untuk skim jual beli yang mudharabah bank bertindak
sebenarnya merupakan alokasi sebagai shahibul maal yang
pada sektor konsumsi menyediakan dana secara
masyarakat. penuh dan nasabah bertindak
Menurut Burhanuddin sebagai mudharib yang
(2011) pembiayaan dengan mengelola dana dalam kegiatan
akad mudharabah dan usaha. Pembiayaan
musyarakah pada dasarnya mudharabah ini memiliki
merupakan pembiayaan yang karakter yang berbeda dengan
sempurna, pada pembiayaan kredit yang diberikan oleh bank
tersebut digunakan prinsip bagi konvensional, karakter tersebut
hasil keuntungan (profit adalah adanya keadilan dan
sharing). Selain menggunakan kebersamaan yang merupakan
prinsip bagi hasil keuntungan semangat dari perbankan
(profit sharing), hal lain yang syariah. Hal ini dapat terlihat
membuat ideal adalah adanya dari pembagian keuntungan dan
pembagian kerugian (loss kerugian di antara bank dengan
sharing). Kerugian pada nasabah pengelola dana.
pembiayaan dengan akad Keuntungan akan dibagi sesuai
mudharabah akan ditanggung dengan kesepakatan yang
sepenuhnya oleh bank, kecuali tertuang dalam akad,
bila nasabah melakukan sedangkan kerugian akan

77
ditanggung oleh bank kecuali (shahibul maal) dan pengelola
jika pihak nasabah pengelola usaha (mudharib), usaha mikro
dana melakukan kesalahan yang kecil sering dianggap sebagai
disengaja, lalai atau menyalahi unit usaha yang oleh perbankan
perjanjian. Pada pembiayaan sering disebut sebagai unit
musyarakah maka terjadi usaha yang tidak bankable.
percampuran dana antara dua Usaha yang bankable
pihak atau lebih untuk disini adalah usaha yang layak
melakukan usaha tertentu yang untuk dibiayai. Beberapa
halal dan produktif dengan kriteria untuk menjadi usaha
kesepakatan bahwa keuntungan yang bankable antara lain usaha
akan dibagi sesuai dengan tersebut harus berbadan
nisbah yang telah disepakati hukum, memiliki NPWP (Nomor
dan risiko akan ditanggung Pokok Wajib Pajak), memiliki
sesuai porsi kerjasama. pencatatan keuangan yang baik
Prosentase pemberian (termasuk di dalamnya invoice,
pembiayaan dengan prinsip bagi tagihan, kwitansi, serta semua
hasil, baik mudharabah maupun kertas atau dokumen yang
musyarakah dalam prakteknya berhubungan dengan usaha),
masih lebih kecil bila serta memiliki aset (bisa berupa
dibandingkan dengan mesin, kendaraan, tanah).
pembiayaan lain yang juga Untuk menjadi usaha yang
ditawarkan oleh perbankan bankable, kesadaran tersebut
syariah. Misalnya saja bila masih sangat minim di
dibandingkan dengan masyarakat. Hal inilah yang
pembiayaan murabahah yaitu kemudian membuat bank tidak
pembiayaan dengan prinsip jual secara langsung memberikan
beli. Pada pembiayaan pembiayaan kepada UMKM,
murabahah bank menyediakan melainkan pemberian modal
dana atau tagihan untuk usaha tersebut secara tidak
transaksi jual beli barang langsung baik dengan pola
sebesar harga pokok ditambah executing maupun pola
margin atau keuntungan chanelling kepada BMT atau
berdasarkan kesepakatan lembaga keuangan mikro
dengan nasabah. syariah yang ada. Hal tersebut
Menurut Bhakti, dkk disebabkan karena bank tidak
(2013) kecilnya porsi menginginkan risiko yang tinggi
pembiayaan dengan prinsip bagi atas pembiayaan yang
hasil muncul disebabkan karena diberikannya.
beberapa persoalan, misalnya Selain itu faktor
pembiayaan dengan prinsip bagi kejujuran juga menjadi
hasil sangat berisiko dan penghambat. Pada dasarnya
membutuhkan transparansi hanya mudharib (pengelola
informasi juga kepercayaan usaha) saja yang mengetahui
tinggi antara pemilik modal secara pasti kondisi usahanya.

78
Inilah yang kemudian terasa sangat memberatkan
menimbulkan suatu kondisi UMKM yang terbatas terutama
yang disebut dengan dalam hal asset.
asymmetric information, yaitu Kedua, bagi UMKM
kondisi dimana salah satu pihak yang terkendala dengan
menguasai informasi lebih baik jaminan, maka dapat menjadi
dibandingkan dengan pihak anggota pada suatu koperasi
lainnya, atau salah satu pihak primer. Perbankan syariah
tidak memiliki informasi yang dapat melakukan pembiayaan
sama dengan pihak lainnya. dengan prinsip syariah dalam
Bank seutuhnya bentuk modal kerja dalam hal
mempercayakan pengelolaan ini adalah pembiayaan dengan
dananya kepada mudharib, prinsip bagi hasil kepada
termasuk mempercayakan koperasi primer untuk
laporan keuntungan ataupun diteruskan kemudian
laporan kerugian. Bila mudharib pembiayaan tersebut diteruskan
menaati nilai kejujuran, maka kepada anggotanya (Karim,
mudharib tidak menjalankan 2001). Selain itu bank syariah
manipulasi data keuangan. dapat bekerja sama dengan
Kemungkinan terjadinya BMT atau lembaga keuangan
asymmetric information inilah mikro syariah yang segmentasi
yang kemudian menjadikan pembiayaannya ditujukan
pembiayaan dengan prinsip bagi memang bagi usaha mikro.
hasil yang seharusnya menjadi Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
produk unggulan pada juga merupakan lembaga
perbankan syariah saat ini ekonomi rakyat kecil yang
hanya merupakan sebagian kecil berupaya mengembangkan
saja dari seluruh pembiayaan usaha-usaha produktif dan
yang ada (Karim, 2001). investasi dalam rangka
Menurut Bhakti, dkk meningkatkan kegiatan
(2013) faktor-faktor ekonomi pengusaha kecil
penghambat diatas sebenarnya dengan berdasarkan prinsip
dapat diatasi dengan syari`ah dan prinsip koperasi
mengupayakan beberapa hal, (Ridwan, 2004). BMT sangat
antara lain: pertama, perbaikan cocok dengan kebutuhan
peraturan perbankan yaitu UMKM, yaitu menyediakan
perlu disesuaikan agar bank layanan tabungan, pembiayaan,
dapat tetap dalam kondisi pembayaran, deposito; focus
kesehatan yang baik dengan melayani UMKM; menggunakan
menerapkan prinsip kehati- prosedur dan mekanisme yang
hatian, namun tetap kontekstual dan fleksibel; serta
memperhatikan kondisi nasabah berada di tengah-tengah
yang tidak selalu sama. masyarakat kecil atau pedesaan.
Misalnya dalam hal Sebagai upaya peningkatan
pembebanan jaminan yang kekuatan dana BMT, maka

79
diperlukan sinergi antara BMT konvensional yang memiliki
dan bank syariah. Kekuatan jaringan kantor hingga ke
dana dan permodalan yang pelosok daerah, maka
dimiliki bank syariah sangat perbankan syariah juga
dibutuhkan oleh BMT untuk diharapkan mempunyai jumlah
memperluas pembiayaannya. jaringan yang luas sehingga
Bagi bank syariah menyuntikkan dapat menambah efisiensi
dana ke BMT bisa menjadi pintu usaha serta menambah
masuk dalam mengembangkan kompetisi kearah penambahan
sektor pembiayaan mikro tanpa kualitas pelayanan dan
harus membuka unit mikro mendorong inovasi produk serta
sendiri. BMT sebagai jasa perbankan syariah.
kepanjangan tangan Bank Keempat,
syariah dapat menyalurkan menumbuhkan pemahaman
pembiayaan yang telah masyarakat mengenai budaya
diamanahkan kepadanya kejujuran dan produk
sehingga Bank Syariah sendiri pembiayaan bank syariah.
tidak perlu takut menanggung Budaya kejujuran tersebut
risiko yang sangat besar. Selain berhubungan dengan akhlak
itu, dengan sinergi ini BMT atau perilaku. Menurut Ali
dapat membantu bank syariah (2008), akhlak atau perilaku
dalam mempromosikan produk dapat dipengaruhi oleh dua
pembiayaannya. pendekatan, yaitu: (a)
Ketiga, peningkatan rangsangan, yaitu perilaku
kualitas dan kuantitas Sumber manusia terwujud karena
Daya Insani perbankan syariah. adanya dorongan dari suatu
Bagi perbankan syariah, maka keadaan. Pendekatan ini bisa
peningkatan sumber daya insani dilakukan dengan cara langsung
tidak hanya membutuhkan berinteraksi ke masyarakat,
pengetahuan yang luas di memberikan pelatihan-
bidang perbankan, menafsirkan pelatihan mengenai pembukuan
implementasi prinsip-prinsip atau manajemen keuangan yang
syariah di dalam praktiknya, baik, melakukan tanya jawab
namun juga mempunyai atas prospek usaha yang sedang
komitmen yang kuat untuk dijalankan. (b) Kognitif, yaitu
mengimplementasikan secara penyampaian informasi yang
konsisten. Selain itu didasari oleh dalil-dalil yang
penambahan jaringan kantor benar. Misalnya dalil al-Qur’an
maupun lembaga keuangan dan al-Hadist. Pendekatan ini
mikro. Penambahan jaringan dilakukan dengan menggelar
kantor bank syariah sangat diskusi atau pengajian tentang
dibutuhkan dalam rangka pentingnya menjalankan usaha
perluasan cakupan pelayanan keras disertai kejujuran
kepada masyarakat. Sebagai sebagaimana yang disebutkan di
halnya pada perbankan dalam al-qur’an dan al-Hadist.

80
V. Kesimpulan (jual beli) dibandingkan ke ke sektor
Peranan UMKM dalam produktif atau akad bagi hasil
struktur perekonomian nasional (mudharabah dan musyarakah). Hal
sangatlah dominan, baik dari sisi ini menunjukkan alokasi pada
jumlah unit usaha, penyerapan sektor riil masih lebih rendah
tenaga kerja, maupun sumbangan dibandingkan alokasi untuk skim
terhadap PDB dan ekspor jual beli yang sebenarnya
Indonesia. Namun pertumbuhan merupakan alokasi pada sektor
ekspor belum signifikan sehingga konsumsi masyarakat.
pelaku UMKM perlu memberi Kecilnya porsi pembiayaan
perhatian khusus agar mampu dengan prinsip bagi hasil muncul
meningkatkan usahanya dan disebabkan karena beberapa
menembus pasar internasional. persoalan, misalnya pembiayaan
UMKM mampu menyerap tenaga dengan prinsip bagi hasil sangat
kerja yang sangat besar. Jika berisiko dan membutuhkan
produktivitas UMKM ditingkatkan, transparansi informasi juga
maka dari sektor UMKM akan kepercayaan tinggi antara pemilik
mampu mendongkrak lapangan modal (shahibul maal) dan
kerja baru dan mampu menyerap pengelola usaha (mudharib), usaha
ancaman pengangguran. Semakin mikro kecil sering dianggap sebagai
besar kontribusi UMKM terhadap unit usaha yang oleh perbankan
perekonomian maka semakin kuat sering disebut sebagai unit usaha
ekonomi negara tersebut. yang tidak bankable.
Permasalahan utama Faktor-faktor penghambat
utama yang dihadapi oleh sektor diatas sebenarnya dapat diatasi
UMKM adalah masalah dengan mengupayakan beberapa
permodalan. Keterbatasan modal hal, antara lain: pertama, perbaikan
akan menyebabkan ruang gerak peraturan perbankan yaitu perlu
UMKM semakin sempit dan disesuaikan agar bank dapat tetap
menghambat perkembangan sektor dalam kondisi kesehatan yang baik
usaha kecil, maka disinilah dengan menerapkan prinsip kehati-
pentingnya peran perbankan hatian. Kedua, bagi UMKM yang
syariah dalam menyediakan modal terkendala dengan jaminan, maka
untuk UMKM. dapat menjadi anggota pada suatu
Peran perbankan syariah koperasi primer. Ketiga,
terhadap UMKM dapat ditunjukkan peningkatan kualitas dan kuantitas
melalui seberapa besar dana yang Sumber Daya Insani perbankan
dialokasikan untuk pembiayaan syariah. Keempat, menumbuhkan
UMKM. Pembiayaan bank syariah pemahaman masyarakat mengenai
saat ini memang fokus pada sektor budaya kejujuran dan produk
produktif, terutama UMKM dan pembiayaan bank syariah.
sektor konsumstif. Alokasi
pembiayaan bank syariah lebih DAFTAR PUSTAKA
didominasi ke pembiayaan Ahmad Hasan Ridwan. 2004. BMT &
konsumtif atau akad murabahah Bank Islam Instrumen Lembaga

81
Keuangan Syari`ah. Bandung: Cet.I, Bogor: Galia Indonesia,
Pustaka Bani Quraisy. 2009.
Aisyah, Siti. 2009. Pemberdayaan UKM Nazaruddin Malik, Muhammad Sri
Melalui Bank Syariah Berbasis Wahyudi Suliswanto. Peran
Kearifan Lokal, Jurnal Pembiayaan Perbankan Syariah
Manajemen Gajayana vol. 6 Terhadap Peningkatan
No.2 November 2009, 127-136. Keunggulan Kompetitif Sektor
Ali, Zainuddin. 2008. Sosiologi Hukum. UMKM,
Jakarta: Sinar Grafika. https://www.researchgate.net/
Antonio, Muhammad Syafi'i. 2001. publication/313521527, diakses
Islamic Banking, Bank Syariah: pada 15 Desember 2018.
Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010.
Gema Insani. Islamic Banking: Sistem Bank
Bank Indonesia, & Lembaga Islam Bukan hanya Solusi
Pengembangan Perbankan Menghadapi Krisis Namun
Indonesia. 2015. Profil Bisnis Solusi dalam Menghadapi
Usaha Mikro, Kecil, dan Berbagai Persoalan Perbankan
Menengah (UMKM). & Ekonomi Global. Jakarta: Bumi
Bhakti , Rizki Tri Anugrah, dkk. 2013. Aksara.
Pemberdayaan UMKM dan Setyowati, Yuana. 2018. Kemenkop:
Lembaga Keuangan Syariah Baru 20 persen UMKM yang
Melalui Prinsip Bagi Hasil. de mengakses modal lewat bank.
Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, https://www.merdeka.com/uan
Volume 5 Nomor 1, Juni 2013, g/kemenkop-baru-20-persen-
hlm. 1-15. umkm-yang-mengakses-modal-
Burhanuddin S. 2011. Hukum Bisnis lewat-bank.html. Diakses pada
Syariah. Yogyakarta: UII Press. 17 Desember 2018.
Ikatan Bankir Indonesia. 2015. Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi
Mengelola Bisnis Pembiayaan Suatu Pengantar, Edisi Baru.
Bank Syariah. Jakarta: PT Jakarta: Rajawali Pers.
Gramedia Pustaka Utama. Undang-undang Republik Indonesia No.
Kara, Muslimin. 2013. Kontribusi 21 tahun 2008 Tentang
Pembiayaan Perbankan Syariah Perbankan Syariah.
terhadap Pengembangan Usaha UU Nomor 20 tahun 2008 tentang
Mikro, Kecil, dan Menengah Usaha Mikro, Kecil, dan
(UMKM) di Kota Makassar. Menengah
Jurnal Asy-Syir’ah, 47(1), 269– Widyanto, Ishworo. 2015. Peran UMKM
302. Dalam Perekonomian Indonesia,
Karim, Adiwarman A. 2001. Ekonomi Implementasi Kendalanya.
Islam, Suatu Kajian https://unitafisip.files.wordpres
Kontemporer. Jakarta: Gema s.com/2015/09/p-ishworo-
Insani Press. 1.pdf, diakses pada 18
Musa, Hubeis. Prospek Usaha Kecil Desember 2018.
dalam Wadah Inkubator Bisnis, www.depkop.go.id (2018)

82

Anda mungkin juga menyukai