Anda di halaman 1dari 11

FEMINISME DALAM NOVEL

JUGUN IANFU: JANGAN PANGGIL AKU MIYAKO


KARYA E.ROKAJAT ASURA

Lilis Suryani, A. Totok Priyadi, Agus Wartiningsih


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: pisceslilis@gmail.com

Abstract
This research was conducted inasmuch as the researcher willingness to find study on
feminism in a novel entitled Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako by E. Rokajat
Asura. The purpose of this research was to examine the forms of gender injustice of
the main characters in Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako by E. Rokajat Asura
and profeminism figures in Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako by E. Rokajat
Asura. The theories used in this research dealed with forms of gender injustice,
authority feminsm, socialize feminism and literary criticism approach feminism.The
method used in this reaserch was descriptive qualitative with feminist literary criticsm
approach. The data resources in this reaserch was a novel entitled Jugun Ianfu:
Jangan Panggil Aku Miyako by E. Rokajat Asura. The data collection technique was
direct technique through the documenter study. Examination technique of the data
validity was trough the adequacy of references and triangulation. The data analysis
technique which was applied was describing and interpreting the forms of gender
injustice and the forms of profeminism expounded in the words in a novel Jugun Ianfu:
Jangan Panggil Aku Miyako by E. Rokajat Asura.

Keywsords: Feminism Study, Profeminisme, The Gender Injustice

PENDAHULUAN perempuan-perempuan yang seharusnya


Feminisme merupakan kesadaran dapat melahirkan generasi penerus bangsa,
terhadap ketidakadilan gender yang penganiayaan terhadap fisik dan mentalnya.
menimpa kaum perempuan, baik dalam Perawan remaja dilahirkan sebagai
keluarga maupun masyarakat. Feminis pembawa perubahan terhadap keterpurukan
sebagai jembatan untuk menuntut dirinya, keluarganya bahkan bangsa justru
persamaan hak antara perempuan dengan dihancurkan pada saat mereka berusiabelia.
laki-laki. Feminis memiliki makna lebih luas Tidak ada pengampunan bagi gadis yang
dari pada emansipasi. Emansipasi cenderung berasal dari mana pun, perawan remaja
digunakan sebagai istilah yang menuntut dijadikan alat pemuas para militer Jepang.
persamaan hak dalam aspek kehidupan NovelJugun Ianfu: Jangan Panggil
masyarakat. Emansipasi hanya menekankan Aku Miyako karya E. Rokajat Asura karena
partisipasi perempuan tanpa mempersoalkan novel ini menceritakan pelecehan yang
ketidakadilan gender, sedangkan feminis dihadapi para perawan remaja pribumi
sudah mempersoalkan hak serta kepentingan khususnya dari jawa. Novel ini menjadi
perempuan yang selama ini dinilai tidak inspirasi terutama bagi peneliti sebagai
adil. pelajaran. Selain itu, isi dari novel ini
Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku mengingatkan peneliti pada sejarah negeri,
Miyakokarya E. Rokajat Asura kehidupan dalam serba kekurangan dan

1
merupakan sebuah novel yang keterpurukan. Alasan lainnya peneliti
menggambarkan ketidakadilan gender memilih novel Jugun Ianfu: Jangan
yang menimpa tokoh perempuan. Novel Panggil Aku Miyako karya E. Rokajat
tersebut jugamenggambarkan Asura, karena tumbuhnya apresiasi sastra
perempuan yang meamahami hak- yang secara langsung ikut menopang
tercapinya tujuan pendidikan.
haknya dan berani berargumen.
Goefe berpendapat bahwa feminis
Perempuan merupakan sosok yang
ialah teori tentang persamaan antara laki-
sangat luar biasa untuk dibicarakan dan
laki dan perempuan di bidang politik,
dibahas. Perempuan seringkali dikaitkan
ekonomi, dan sosial atau kegiatan
dengan keberadaan genre yang menjadi
terorganisasi yang memperjuangkan hak-
sebuah daya tarik sendiri untuk diceritakan
hak serta kepentingan perempuan
dari banyak hal, termasuk perempuan
(Sugihastuti, 2008:18),sedangkan menurut
sebagai manusia dengan hak-haknya. Sastra
Yubahar Ilyas (1997:11), feminisme adalah
Indonesia memandang peran perempuan
kesadaran atau ketidakadilan genre yang
menjadi dua bagian kategori. Kategori
menimpa kaum perempuan, baik dalam
pertama adalah peran perempuan dilihat dari
keluarga maupun masyarakat, serta
segi biologisnya sebagai istri, ibu, dan anak
tindakan sadar oleh perempuan maupun
atau berdasarkan tradisi lingkungan. Kedua,
laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut.
bahwa perempuan berkedudukan sebagai
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
makhluk individu dan makhluk sosial bukan
disimpulkan bahwa kedudukan seorang
sebagai pendamping suami.
perempuan itu sama dengan seorang laki-
Perjuangan perempuan untuk
laki. Emansipasi seorang perempuan juga
mewujudkan persamaan hak dengan laki-
begitu penting dalam kehidupan dalam
laki dengan cara mengembangkan
bidang apa pun. Seorang laki-laki juga
kemampuan secara optimal selaras dengan
dapat menjadi pendukung kaum perempuan
prinsip perjuangan feminis. Kelemahan dan
selama ia memiliki rasa kepedulian dan
kebodohan kaum perempuan bukan karena
tolerir terhadap kaum perempuan.
kodrat melainkan karena tidak dibiasakan
Tujuan kajian feminisme adalah
dan tidak diberi kesempatan yang sama
meningkatkan kedudukan dan derajat
dengan kaum laki-laki, namun perbedaan
perempuan agar sama atau sejajar dengan
yang jelas antara konsep jenis kelamin telah
kedudukan serta derajat laki-laki. Menurut
melahirkan ketidakadilan baik kaum laki-
Endaswara (2003:148), dominasi pria
laki, terutama perempuan. Disadari atau
terhadap perempuan telah mempengaruhi
tidak, ketika gagasan feminis ini dilihat
kondisi sastra lain:(1)konvensi sastra
secara sekilas, sepertinya perempuan yang
didominasi oleh kekuasaan pria, sehingga
menjadi korban konsep-konsep genre
perempuan selalu berada pada posisi
tersebut. Sikap laki-laki yang kontras
berjuang terus-menerus ke arah ke setaraan
feminis terlihat dari tingkah laku mereka
gender, (2) perempuan selalu dijadikan
yang tidak menghargai perempuan, bahkan
objek kesenangan sepintas oleh laki-laki,
cenderung semena-mena.
(3) perempuan adalah figur yang menjadi
Hasil penelitian dengan objek karya
bunga-bunga bangsa, sehingga sering
sastra khususnya novel jika dikaitkan
terjadi tindak asussila pria, seperti
dengan pembelajaran sastra di perguruan
pemerkosaan dan sejenisnya yang akan
tinggi maka hasil penelitian dapat dijadikan
memojokkan perempuan pada posisi lemah.
sebagai pembelajaran sastra pada mata
Gerakan feminis adalah suatu gerakan
kuliah Kajian Prosa pada semester tiga. untuk mendobrak tataran sosial secara
Adapun materi yang diajarkan dalam keseluruhan terhadap nilai-nilai perempuan
mata kuliah Kajian Prosa di antaranya agar mendapatkan kedudukan dan derajat
yaitu (1) Memahami hakikat prosa, (2) yang sama baik dalam bidang sosial politik,

2
Unsur pembangun prosa, dan (3) ekonomi, dan hukum seperti yang diperoleh
Pendekatan pengkajian prosa meliputi: oleh kaum laki-laki.
(a) Pendekatan struktural, (b) Feminisme dalam penelitian ini
Pendekatan mimetik, (c) Pendekatan bukan berarti sebagai perlawanan dari kaum
ekspresif, (d) Pendekatan pragmatik, (e) perempuan terhadap kaum laki-laki dari
segi perbedaan jenis kelamin mereka.
Pendekatan estetik, (f) Pendekatan
Namun kesadaran akan persamaan yang
sosiologi sastra, (g) Pendekatan dimiliki oleh laki-laki dan perempuan yang
psikologi sastra, (h) Pendekatan memiliki keududukan yang sering menimpa
semiotik, (i) Pendekatan Hermeneutika, kaum perempuan, baik dalam lingkungan
dan (j) Pendekatan feminis. keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan Fakta
sebenarnya banyak di antara kaum laki-laki Feminisme memperjuangkan dua hal
mendukung teori feminisme. Kaum laki-laki yang selama ini tidak dimiliki kaum
dapat dikatakan sebagai kaum feminis perempuan pada umumnya, yakni (1)
selama ikut memperjuangkan hak-hak kaum memperjuangkan persamaan derajat
perempuan. Hal yang mendasari konsep ini perempuan dengan laki-laki, dan
karena teori feminisme lebih mementingkan (2) memperjuangkan otonomi perempuan
diri pada berharganya kesadaran mengenai untuk menentukan apa yang baik bagi
persamaan hak antara perempuan dan laki- dirinya. Analisis dalam kajian feminisme
laki dalam semua bidang. hendaknya mampu mengunkapkan aspek-
Istilah feminisme sering dikacaukan aspek penindasan wanita atas diri kaum
dengan istilah gender. Dalam hubungan ini, pria. Isu feminisme selalu dikaitkan dengan
feminisme adalah sebuah teori. Sedangkan persamaan hak dan kesetaraan gender.
gender adalah permasalahan penelitian. Kedua, teori kritik sastra feminisme. Kritik
Masalah-masalah gender adalah masalah sastra feminisme adalah kritik terhadap
hungan antara laki-laki dan perempuan dan karya-karya sastra, yang mana pengkritik
sebaliknya, dianalisis dengan menggunakan memandang sastra dengan kesadaran
teori feminisme. Adapun sasaran penting khusus bahwa ada jenis kelamin yang
dalam teori feminisme dalam sastra sedapat banyak berhubungan dengan budaya sastra
mungkin berhubungan dengan hal-hal dan kehidupan. Jenis kelamin yang
berikut ini, yakni (1) mengungkapkan karya- membuat perbedaan di antara semuanya
karya sastra para penulis perempuan masa yang membuat perbedaan pengarang,
lalu dan masa kini agar jelas citra wanita pembaca, perwatakan, dan pada faktor luar
yang merasa tertekan oleh tradisi, dominasi yang mempengaruhi situasi karang-
budaya pratiakhat harus terungkap secara mengarang. Kritik sastra feminisme adalah
jelas dalam analisis, (2) mengungkap alasan yang kuat untuk menyatukan
tekanan pada tokoh wanita dalam karya pendirian bahwa seorang perempuan dapat
sastra yang ditulis oleh pengarang pria, (3) membaca sebagai perempuan, mengarang
mengungkap ideology pengarang wanita dan sebagai perempuan, dan menafsirkan karya
pria, bagaimana mereka memandang diri- sastra sebagai perempuan.
sendiri dalam kehidupan nyata, (4) mengkaji Kritik sastra feminisme diawali dari
dari aspek ginokritik, yakni memahami kesadaran kaum perempuan akan sistem
bagaimana proses kreatif kaum feminis, tradisi yang mengalami ketimpangan,
apakah pengarang wanita akan memiliki kemudia kritik sastra feminisme digunakan
kekhasan dalam gaya dan ekspresi atau sebagai suatu gerakan perempuan dalam
tidak, dan (5) mengungkap aspek menyuarakan kebebasan melalui karya
psikoanalisis feminis, yaitu mengapa wanita, sastra. Secara garis besar Culler (dalam
baik tokoh wanita maupun pengarang Sugihastuti, 2015:5) menyebutnya sebagai
wanita lebih suka terhadap hal-hal yang reading as a woman, membaca sebagai

3
halus, emosional, penuh kasih saying, dan perempuan. Konsep ini dilakukan melalui
sebagainya. sebuah pendekatan yang beruasaha
Meski perempuan memiliki membuat pembaca menjadi kritis sehingga
keseragaman pengalaman, ras, dan budaya, menghasilkan penilaian.
namun mereka memiliki pandangan yang Kritik sastra feminis menawarkan
berbeda mengenai ideology feminism. Bisa pandangan bahwa para pembaca perempuan
saja sekelompok orang tertentu, memiliki dan kritikus perempuan membawa para
ras yang sama, tetapi memiliki perspektif pembaca perempuan dan kritikus
yang berbeda tentang perempuan, maka dari perempuan membawa persepsi. Kajian
itu feminisme membangkitkan kesadaran sastra feminis mempunyai dua fokus.
bersama terhadap ideology dan praktek yang Pertama, menggali, mengkaji serta menilai
rasis dan merugikan keolompok minoritas karya penulis-penulis perempuan dari masa
tertentu. silam. Mereka mempertanyakan tolak ukur
Berkaitan dengan teori feminisme, ada apa saja yang dipakai pengkritik sastra
dua fokus yang menjadi pusat perhatian, terdahulu sehingga konon sastra didominasi
yakni teori analisis sastra feminisme dan penulis laki-laki. Tujuan kedua mengkaji
teori kritik sastra feminisme. Pertama, teori karya-karya tersebut dengan pendekatan
analisis sastra feminism. Feminisme adalah feminis. Ketiga, pengritik sastra feminis
gerakan kaum perempuan untuk terutama berhasrat mengetahui bagaimana
memperoleh otonomi atau kebebasan cara menerapkan penilaian estetik,
menentukan dirinya sendiri. Teknik yang digunakan dalam
letak nilai estetiknya serta apakah nilai penelitian ini adalah studi dokumenter.
estetik yang telah dilakukan sungguh- Teknik studi dokumenter dilakukan dengan
sungguh sah. Singkatnya menilai tolak ukur cara menelaah karya sastra yang menjadi
yang digunakan untuk menentukan cara-cara sumber data dalam penelitian.Menurut
penilaian lama. Margono (2008:181) “Teknik dokumenter
Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, adalah cara mengumpulkan data melalui
dapat disimpulkan bahwa apa yang peninggalan tertulis, seperti arsip-asrip dan
dikehendaki pengkritik sastra feminis adalah termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
hak yang sama untuk mengungkapkan teori, dalil, atau hukum-hukum, dan lain-
makna-makna baru yang mungkin berbeda lain yang berhungan dengan masalah
dari teks-teks lama. penelitian.”
Alat pengumpulan data dalam
METODE PENELITIAN proposal ini ialah peneliti sebagai instrumen
Metode yang digunakan dalam kunci, maksudnya peneliti berkedudukan
penelitian ini adalah metode deskriptif, sebagai perencana, pelaksana, pengumpul
karena data di dalam penelitian ini berupa data, penganalisis, penafsir data, dan pada
kata-kata, dan kalimat bukan berupa angka- akhirnya pelapor penelitian (Moleong,
angka sebagai hasil perhitungan 2011:173). Selain itu penulis juga
statistik.Metode deskriptif digunakan untuk menggunakan alat lainnya beruapa kartu
mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti pencatat dan alat tulis.Pengecekkan
dengan menguraikan hal-hal yang menjadi terhadap keabsahan data perlu dilakukan
pusat perhatian yang mendukung objek agar data yang diperoleh benar-benar
penelitian. Penelitian ini akan menghasilkan objektif sehingga hasil penelitian dapat
data deskriptif yang kemudian data tersebut dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian
akan memberikan gambaran dan paparan ini, teknik yang digunakan untuk
yang dimaknai dan ditafsirkan oleh peneliti pengecekkan keabsahan menggunakan
secara mendalam sehingga peneliti akan empat teknik yaitu ketekunan pengamatan,
melaporkan tentang bentuk penelitian. triangulasi, kecukup referensi, pemeriksaan
Bentuk penelitian yang digunakan adalah sejawat melalui diskusi.

4
penelitian kualitatif, karena bentuk Teknik analisis data adalah proses
penelitian ini akan menghasilkan data dalam mengatur urutan data menggolongkannya
bentk kata-kata maupun kalimat dan tidak ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
dalam bentuk angka-angka atau pun uraian dasar (Moleong, 2011:248).Teknik
mengadakan perhitungan.Peneiltian ini analisis data bertujuan untuk menjawab
menggunakan pendekatan kritik sastra masalah penelitian pada penelitian ini.
feminis. Menurut Sugihastuti (2000:202)
kritik sastra feminis merupakan kesadaran HASIL PENELITIAN DAN
membaca sebagai perempuan sebagai dasar PEMBAHASAN
menyatukan pendirian bahwa perempuan Hasil Penelitian
dapat membaca dan menafsirkan sastra Dasar pemikiran dalam penelitian
sebagai perempuan. Kritik sastra feminis sastra berperspektif feminis adalah upaya
adalah membaca sebagai perempuan, yakni pemahaman kedudukan dan peran
kesadaran pembaca bahwa ada perbedaan perempuan seperti tercermin dalam karya
penting dalam jenis kelamin paka makna sastra. Pertama, kedudukan dan peran para
dan perebutan makna karya sastra. Sumber tokoh perempuan dalam karya sastra
data penelitian ini adalah novel Jugun Ianfu: Indonesia menunjukkan masih didominasi
Jangan Panggil Aku Miyako karya E. oleh laki-laki. Kedua, secara sepintas
Rokajat Asura dengan tebal 316 halaman terlihat bahwa para tokoh perempuan dalam
diterbitkan olehEdelweis The Limo karya sastra Indonesia tertinggal dari laki-
Residence, Depok 2015. Menurut Syam laki, misalnya dalam hal latar sosial,
(2011:12) di dalam penelitian sastra terdapat pendidikannya, pekerjaannya, perannya
beberapa sumber data yang berasal dari teks dalam masyarakat. Ketiga, penelitian sastra
sastra.Data dalam penelitian ini adalah Indonesia telah melahirkan banyak
ketidakadilan gender dan bentuk-bentuk perubahan analisis dan metodoginya, satu
profeminisme yang tergambar dalam kata, diantaranya adalah penelitian sastra yang
frasa, dan kalimat-kalimat dalam Jugun menganut feminis.Teori feminisme yang
Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako karya E. dipersembahkan untuk
Rokajat Asura.menciptkan kultur sama dengan laki-laki baik dalam bidang
perempuan yang radikal dan intelektual maupun bidang lainnya. Sebagai
terpisah.Feminisme kultural hasil pada saat sekarang sudah banyak
mendeskripsikan bagaimana kultural kaum perempuan yang kedudukannya lebih
perempuan yang kuat di dalam berbagai tinggi dibandingkan kaum laiki-laki.
bidang kehidupan.
Menurut Endaswara (2003:148), Pembahasan
dominasi laki-laki terhadap perempuan telah Sebagian kaum feminisme
mempengaruhi kondisi sastra antara lain: (1) berpendapat bahwa laki-laki dapat
nilai dan konvensi sastra didominasi oleh menyatakan diri mereka feminis sepanjang
kekuasaan laki-laki, sehingga perempuan mereka ikut berjuang bagi kepentingan
selalu berada pada posisi berjuang terus- kaum perempuan. Sekelompok feminis lain
menerus kearah kesastraan genre, (2) beranggapan bahwa laki-laki tidak dapat
perempuan selalu menjadi objek kesenangan menjadi feminis karena tidak mengalami
oleh kaum laki-laki, (3) perempuan adalah diskiminasi dan penindasan sebagaimana
sosok yang menjadi bunga-bunga bangsa, dialami kaum perempuan. Oleh kerana itu,
sehingga sering terjadi tindak asussila laki- kaum laki-laki yang ikut berjuang melawan
laki, seperti pemerkosaan, pernikahan penindasan terhadap perempuan lebih tepat
dibawah umur, bahkan dijadikan seorang dikatakan sebagian kelompok profeminis
pelacur. (Sugihastuti, 2002:242).
Hubungan wanita dan masyarakat Secara sederhana bisa dikatakan
dimulai dari hubungannya dengan orang- bahwa mereka adalah laki-laki yang secara

5
seorang, antar orang, sampai kehubungan aktif kesetaraan dan keadailan gender.
dengan masyarakat umum. Termasuk ke Pandangan profeminis muncul karena
dalam hubungan orang-seorang, adalah adanya gerakan kaum feminis yang
hubungan wanita dengan pria dalam menolak keterlibtan laki-laki dalam
masyarakat (Sugihastuti, 2015: penyetaraan masalah gendre. Manurut sofia
125).Kedudukan perempuan dalam aspek (2003:35), inti tujuan feminis dengan
keluarga, perempuan berperan sebagai istri, kedudukan serta derajat perempuan agar
sebagai ibu, dan sebagai anggota keluarga sama sejajar dengan kedudukan serta derajat
masing-masing peran mendatangkan laki-laki. Laki-laki pun bisa menjadi
konsekuensi sikap sosial yang satu dengan feminis jika sikap dan tingkah laku mereka
yang lainnya bergayutan. Sebagai istri menunjukkan sikap menghargai dan
misalnya, wanita mencintai suami, menghormati perempuan. Istilah profemins
memberikan motifasi, dan sebagai bagi kalangan feminis di Indonesia masih
pendamping dalam kehidupan suami. sangat baru dan belum terdengar akrab di
Kedudukan perempuan dalam telinga, itupun baru beberapa pergerakan
keluarga berperan sebagai istri mepunyai feminis dan belum sampai pada taraf yang
hak-hak yang sama dengan suami. Hak-hak intensif yang berupa pengembangan wacana
tersebut antara lain: (1) dalam memperoleh yang kritis dan analisis sifatnya apalagi
cinta, kasih sayang, dan perhatian, (2) masalah feminis laki-laki.
memperoleh kesetiaan, (3) berpendapat, dan Pembedaan perlakuan antara laki-
(4) memperoleh dukungan suami dalam laki dan perempuan kita sebut dengan
menjalani kehidupan (Sugihastuti, ketidakadilan gender. Ketidakadilan
2000:116). Kedudukan perempuan dalam gender dipelihara dengan bermacam cara,
sikap sosialnya berbentuk karena ketidakadilan gender seperti kekerasan
pengalaman pribadi dan budaya. langsung (perkosaan, kekerasan domestik)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dan diskriminasi struktural (pemisahan atau
disimpulkan seorang istri berhak pembagian kerja, serta tidak adanya
mendapatkan seperti yang didapatkan jaminan kesejahteraan atau kesehatan)
seorang suami namun seorang istri dalam Peterson dalam Djajanegara,
kehidupan sosialnya akan lebih jelas karena 2015:18).Ketidakadilan gender dalam
adanya pengalaman pribadi dan kebudayaan berbagai bentuk, yaitu proses pemiskinan
yang didapatkan. ekonomi, anggapan tidak penting dalam
Kesadaran terhadap nasib, cita-cita, keputusan politik, merupakan pemberian
dan hak membuat perempuan bangkit untuk label yang memojokkan kaum perempuan,
memperjuangkan kesetaraan yang kekerasan dan penyiksaan kaum perempuan
menjadikannya sebagai perempuan yang baik secara fisik/pemerkosaan
kuat atau kuasa. Perempuan yang kauasa sastra dan sejarah sastra, atau pengetahuan
dapat digambarkan sebagai perempuan yang tentang sastra. Pengajaran apresiasi
menyadari bahwa ia mempunyai potensi langsung menyarankan pada pengertian
yang bahwa mahasiswa langsung dihadapkan
maupun secara mental. Proses pada berbagai jenis karya sastra.
ketidakadilan gender yang tumbuh secara Berdasarkan pendapat tersebut dapat
umum tesebut menjadi alasan utama disimpulkan bahwa agar mahasiswa dapat
munculnya gerakan feminis di dunia. mengapresiasikan diperlukan bekal teoretis,
Gerakan ini berusaha memosisikan kemampuan mahasiswa untuk
perempuan dalam derajat yang sama mengapresiasi karya sastra akan lebih
dengan laki-laki. berarti daripada sekedar pengetahuan
Pembelajaran sastra di Perguruan tentang sastra dengan bekal kemampuan itu,
Tinggi memiliki nilai penting yang sama mahasiswa akan mampu menimba berbagai
seperti kelompok mata kuliah lainnya, yaitu pengalaman kehidupan melalui berbagai

6
kelompok mata kuliah kebahsaan dan karya sastra secara sendiri dan langsung, tak
pembelajaran. Pembelajaran sastra di terbatas pada lingkup dan waktu di kelas.
Perguruan Tinggi khususnya di FKIP Pengajaran apresiasi sastra yang bersifat
Program Studi Pendidikan Bahasa dan langsung haruslah lebih ditekankan.
Sastra Untan mencakup Teori, Aresiasi, Menurut Abidin (2012:26)”metode
Interrestasi, Metodologi, dan Pembelajaran merupakan rencana keseluruhan bagi
Sastra. penyajian bahan bahasa rapi dan tertib, yang
Menurut Rahmanti (1988;15-16) tidak ada bagian-bagiannya yang
pembelajaran sastra dapat memberikan berkontradiksi dan kesemuanya itu
sumbangan yang besar untuk memecahkan didasarkan pada pendekatan terpilih.”
masalah-masalah nyata yang cukup sulit Media secara umum adalah semua
untuk dipecahkan di dalam masyarakat bentuk perantara yang dipakai orang
melalui cara yang tepat. Oleh karena itu, sebagai penyebar ide/gagasan sehingga
rancangan pembelajaran sastra diperlukan ide/gagasan itu samapai pada penerima.
untuk mencapai tujuan tersebut. Kaitan antara komponen tujuan,
Menurut Burhan Nurgiyantoro bahan, dengan penilaian dalam pengajaran
(2001:321) secara umum bagaimana bunyi sastra data menjadi lebih tajam. Penilaian
tujuan pengajaran sastra, atau apa yang dalam hal ini data berfungsi ganda: (i)
diinginkan dicapai melalui pengajaran mengungkapkan kemampuan apresiasi
sastra, kiranya orang tak akan lagi berdebat. sastra mahasiswa, dan (ii) menunjang
Kita telah mempunyai kesepakatan bahwa tercapainya tujuan pengajaran apresiasi
tujuan pengajaran sastra secara umum sastra.
ditekankan, atau demi terwujudnya, Penilaian hasil belajar sastra lebih
kemampuan mahasiswa untuk ditekankan, atau bahkan mencakup, ranah
mengapresiasi sastra secara memadai. kognitif saja. Ranah psikomotoris dan
Tujuan tersebut walau bersifat umum, paling terlebih lagi afektif kurang mendapat
tidak telah memberi arah terhada tujuan- perhatian. Menilai dan mengukur hasil
tujuan yang lebih khusus dan operasional, belajar yang bersifat kognitif memang lebih
dengan kata lain semua tujuan yang lebih mudah daripada kedua ranah yang lain,
khusus dan operasional harus diarahkan dan khususnya tingkatatan kognitif yang lebih
mendukung tercapainya tujuan umum awal. Akan tetapi, hal itu tidaklah
tersebut. dibenarkan jika kemudian diartikan sebagai
Berdasarkan pendapat tersebut dapat tak perlunya penilaian terhadap ranah
disimpulkan bahwa tujuan pengajaran sastra afektif dan psikomotoris (Burhan
penting sebab ia akan memberikan pedoman Nurgiyantoro (2001:327).
bagi pemilihan bahan yang sesuai. Novel Perawan Remaja dalam
Pemilihan bahan pengajaran, dan juga bahan Cengkeraman Militer karya Pramoedya
untuk diteskan, harus menopang tercapainya Ananta Toer dapat dijadikan sebagai bahan
tujuan. pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi
Menurut Burhan Nurgiyantoro semester ganjil dengan memperhatikan
(2001:321) secara garis besar bahan beberapa aspek yaitu, kurikulum, tujuan
pengajaran sastra di Perguruan Tinggi dapat Melalui watak yang ditampilkan oleh
dibedakan ke dalam dua golongan: (i) bahan tokoh di dalam novel Jugun Ianfu: Jangan
apresiasi tak langsung, dan (ii) bahan Panggil Aku Miyako karya E. Rokajat
apresiasi langsung. Bahan pengajaran Asura, khususnya watak tokoh-tokoh
aresiasi sastra yang tak langsung terutama perempuan, siswa dapat mencontoh setiap
berfungsi untuk menunjang berhasilnya watak yang baik untuk ditiru. Seperti watak
pengajaran apresiasi sastra yang bersifat tokoh sumiyati, satu di antara perempuan
langsung. Bahan apresiasi yang tak langsung yang dibawa oleh Jepang dan dimasukkan
menyarankan pada bahan pengajaran yang kedalam kekejian, tetapi ia tidak putus asa

7
bersifat teoretis dan sejarah, teatnya: teori dan terus berjuang demi kehidupannnya.
pembelajaran sastra, pemilihan bahan ajar, Bahan pembelajaran yang akan
dan keterbacaan. Berikut pemaparan dari disampaikan kepada peserta didik pada
aspek-aspek tersebut. dasarnya disesuaikan dengan kemampuan
Pembelajaran bahasa dan sastra peserta didik. Terdapat tiga kriteria dalam
Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan pemilihan bahan pembelajaran sastra Novel
Pendidikan disusun oleh masing-masing Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako
satuan pendidikan Indonesia, sehingga karya E. Rokajat Asuradapat dijadikan
pengembangan kurikulum untuk mata bahan ajar pada peserta didik di Perguruan
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada Tinggi. Bahasa yang digunakan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku
dikembangkan oleh otoritas daerah atau Miyako karya E. Rokajat Asura adalah
sekolah. Novel Jugun Ianfu: Jangan bahasa Indonesia selain itu juga memiliki
Panggil Aku Miyako karya E. Rokajat Asura beberapa kata atau istilah asing yang dimuat
ini dapat dijadikan bahan pembelajaran di dalam percakapan. Tetapi disebutkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan penjelasannya. Sehingga dapat disimpulkan
Pendidikan. Pembelajaran tersebut dalam bahwa novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Aku Miyako karya E. Rokajat Asura dapat
tertuang dalam RPS Mata Kuliah Kajian dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra
Prosa semester3. untuk Perguruan Tinggi.
Pembelajaran sastra memiliki empat Pemilihan bahan ajar harus
macam tujuan yaitu, membantu disesuaikan dangan tingkatan psikologi
keterampilan berbahasa, meningkatkan peserta didik. Tahap perkembangan
pengetahuan budaya, mengembangkan cipta psikologi berpengaruh terhadap daya ingat,
dan rasa, serta menunjang pembentukan kemauan, kesiapan, dan kemungkinan
watak, Melalui pembelajaran sastra siswa pemahaman dalam pemecahan masalah.
akan memperoleh perbendaharaan kata Oleh karena itu, guru hendaknya dapat
yang baru. Hal tersebut dapat dilakukan menyajikan karya sastra yang secara
dengan membaca novel Jugun Ianfu: psikologi dapat menarik minat peserta
Jangan Panggil Aku Miyako karya E. didik. Perkembangan psikologi peserta
Rokajat Asurakarena, di dalam novel Jugun didik di Perguruan Tinggi secara umum
Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako karya E. sudah tergolong ke dalam tahap
Rokajat Asura terdapat penggunaan bahasa generalisasi. Hasil penelitian ini diterapkan
Inggris, Latin, dan bahasa yang berkaitan pada peserta didik yang telah mampu
dengan ilmu di bidang sains. Sehingga siswa mencapai tahap generalisasi mencermati,
dapat menambah perbendaharaan kosa kata memahami, dan menemukan serta
baru yang belum pernah diketahuinya. menganalisis. Sehingga pemilihan novel
Melalui kisah yang diceritakan di Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako
dalam novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil karya E. Rokajat Asurasebagai bahan
Aku Miyako karya E. Rokajat Asurasiswa pembelajaran sastra dapat digunakan pada
dapat mengetahui perbedaan budaya anak peserta didik di Perguruan Tinggi.
muda yang hidup di Negara Indonesia Pemilihan karya sastra sebagai bahan
dangan budaya anak muda yang hidup di ajar dalam pembelajaran sastra perlu
Negara Barat, khususnya budaya yang disesuaikan dengan latar belakang budaya
menampilkan kehidupan perempuan. yang dikenal siswa, namun hendaknya
Sehingga siswa dapat mengambil nilai-nilai pembelajaran sastra juga dapat
positif daro nudaya yang dimuat di dalam mengarahkan siswa untuk memeroleh
novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku berbagai pengetahuan dari kebudayaan lain.
Miyako karya E. Rokajat Asura. Melalui Novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku
perjuangan tokoh-tokoh yang ada di dalam Miyako

8
novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku pembelajaran kepada siswa. Selanjutnya
Miyako karya E. Rokajat Asura, khususnya guru menugaskan siswa untuk membaca
tokoh-tokoh perempuan, dapat novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku
menginspirasi siswa untuk menjadi orang Miyako karya E. Rokajat Asuradan
yang terus berjuang agar dapat mencapai menganalisis unsur-unsur intrinsik maupun
cita-cita dan tidak melupakan diri mereka ekstrinsik novel Jugun Ianfu: Jangan
sebagai seorang anak yang harus Panggil Aku Miyako. Metode diskusi
mengahrgai dan menghormati orang tua. membuat kegiatan pembelajaran lebih
Jugun Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako interaktif. Metode penugasan digunakan
karya E. Rokajat Asura yang memuat latar pada saat kegiatan penutupan pembelajaran
belakang budaya timur dan budaya barat agar dapat mengetahui sejauh mana siswa
dapat mengarahkan siswa untuk mengenal menyerap pembelajara.
budaya negeri sendiri sekaligus mengetahui Media pembelajaran merupakan alat
budaya lain. Sehingga novel Jugun Ianfu: yang digunakan untuk menyampaikan
Jangan Panggil Aku Miyako karya E. materi pembalajaran. Media yang
Rokajat Asura dapat dijadikan bahan ajar ditawarkan peneliti ialah media visual yakni
dalam pembelajaran sastra di Perguruan papan tulis dan LCD. Papan tulis digunakan
Tinggi. untuk menuliskan pokok-pokok materi
Pemilihan bahan ajar berdasarkan pembelajaran. Penggunaan LCD bertujuan
aspek keterbacaan didasari atas kemudahan untuk menarik perhatian siswa dengan
siswa untuk memahami inti pembelajaran menampilkan powerpaint yang dibuat
sastra. Novel Jugun Ianfu: Jangan Panggil dengan tampilan yang menarik.
Aku Miyakomerupakan karya sastra yang Evaluasi pembelajaran adalah suatu
ditulis oleh seorang penulis terkenal dari kegiatan dalam rangka mempertimbangkan
zaman penjajahan sampai zaman penilaian dengan menggunakan kriteria
kemerdekaan bahkan sampai saat ini, yaitu tertentu untuk menilai pengetahuan dan
E, Rokajat Asura. Sehingga cerita yang keterampilan siswa setelah melaksanakan
diangkat di dalam novel Jugun Ianfu: kegiatan pembelajaran. Adapun evaluasi
Jangan Panggil Aku Miyako pembelajaran yang ditawarkan peneliti ialah
kdilatarbelakangi oleh kehidupan masa bentuk tes tertulis yang berisi penilaian
peperangan dan hidup dalam kekurangan pengetahuan dan penilaian keterampilan.
sesuai dengan kondisi nyata masyarakat, Bentuk tes tertulis digunakan untuk menilai
khususnya kehidupan kaum perempuan sejauh mana pemahaman siswa terhadap
masa kini. materi menganalisis unsur-unsur feminisme
Model pembelajaran merupakan suatu khususnya kedudukan perempuan dan
pola yang digunakan sebagai pedoman unsur-unsur profeminisme novel Jugun
untuk merencanakan pembelajaran. Model Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyako.
pembelajaran yang ditawarkan penliti dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran ini SIMPULAN DAN SARAN
adalah model pembelajaran kontekstual. Simpulan
Model pembelajaran kontekstual adalah Berdasarkan analisis tentang kajian
pembelajaran yang holistik dan bertujuan feminisme dalam novel Jugun Ianfu:
membantu siswa untuk memahami makna Jangan Panggil Aku Miyako karya E.
materi ajar dengan mengaitkan terhadap Rokajat Asura maupun kaitannya dengan
kontekstual kehidupan mereka sehari-hari. pembelajaran sastra di perguruan tinggi,
Pembelajaran dengan menggunakan model maka dapat disimpulkan Tidak hanya saling
kontekstual menekankan pada pemahaman berinteraksi sebagai makhluk sosial
terhadap makna, hal tersebut relevan dengan manusia juga diharapkan dapat saling
materi yang akan diajarkan yaitu membantu jika dibutuhkan. Perempuan
menganalisis unsur intrinsic dan unsur adalah objek kesenangan bagi kaum laki-

9
ekstrinsik novel. Kegiatan dalam model laki satu di antaranya dijadikan sebagai istri
pembelajaran kontekstual melibatkan siswa yang sah dan dengan cara yang baik pula.
secara aktif, pembelajaran dikaitkan dengan Sebutan istri diperoleh perempuan setelah
kehidupan sehari-hari, selalu mengaitkan menikah dengan seorang laki-laki, selain
informasi dengan pengetahuan yang dimiliki menjadi istri tokoh perempuan juga hanya
siswa, dan siswa diarahkan untuk dijadikan objekpengaruh orang lain.
mengerjakan tugas melalui kerja mandiri. Sebagai makhluk sosial seorang manusia
Metode pembelajaran dapat diartikan diharapkan dapat berinteraksi dengan
sebagai cara yang digunakan untuk manusia yang lainnya.
mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan Saran
praktis agar mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini,
Metode yang ditawarkan peneliti dalam diajukan beberapa saran untuk penelitian
rencana pelaksanaan pembelajaran ini ialah selanjutnya. Adapun saran-sarannya yaitu,
metode tanya jawab, ceramah, penugasan, Penelitian ini diharapkan dapat membantu
dan diskusi. Metode tanya jawab dan perkembangan dalam penulisan karya sastra.
ceramah digunakan ketika guru menjelaskan Penulis dapat dijadikannya sebagai acuan
materi agar dapat menyajikan tulisan yang tidak
kesenangan kaum laki-laki. Memperistri hanya bersifat menghibur, tetapi juga
seorang perempuan dapat dilakukan dengan memberikan muatan nilai-nilai kehidupan di
beberapa cara. Satu diantara cara yang dalamnya. Penelitian tentang novel Jugun
dilakukakan oleh laki-laki di pulau Buru Ianfu: Jangan Panggil Aku Miyakodapat
untuk mendapat seorang istri adalah dengan dilanjutkan dengan menggunakan berbagai
memperjualbelikan perempuan berdasarkan teori dan pendekatan lain sesuai keahlian si
harga yang telah disepakati oleh kedua peneliti.Bagi masyakarat secara umum,
belah pihak. Perempuan selalu berada pada penelitian ini dapat membantu memahami
posisi berjuang terus-menerus sehingga dalam menikmati karya sastra. Tujuannnya,
kedudukan tokoh perempuan sebagai ibu selainmemperoleh hiburan, masyarakat juga
tidak pernah dianggap atau pun di mendapatkan pemahaman tentang nilai
dengar.Perempuan adalah sosok yang kehidupan setelah membaca karya sastra.
menjadi bunga-bunga bagi bangsanya, Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini
sehingga sering terjadi tindak asussila laki- diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
laki, seperti pemerkosaan, pernikahan di masukan pengajaran sastra.
bawah umur, bahkan dijadikan seorang
pelacur. Pada masa kedudukan Jepang DAFTAR RUJUKAN
kewajiban yang harus dituruti dan Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa
dilakukan sebagai seorang anak khususnya Berbasis Pendidikan Karakter.
anak perempuan adalah meneruskan Bandung: PT Refika Aditama.
sekolah sesuai perjanjian pemerintah Asura, E. R. (2015). Jugun Ianfu:
Jepang.Sifat yang dimiliki setiap manusia Jangan Panggil Aku Miyako.
adalah sifat yang tidak dapat disamakan Depok: Edelweiss.
satu dengan yang lain. Setiap manusia Djajanegara, S. (2003). Kritik Sastra
memiliki sifat yang berbeda-beda sesuai Feminis sebuah Pengantar. Jakarta:
dengan kepribadian yang dimilikinya. Ikhar Mandiri.
Sebagai makhluk yang memiliki Endraswara, S. (2008). Metodologi
kepribadian, kedudukan perempuan dalam Peneilitian Sastra, Edisi Revisi.
masyarakat memiliki hak untuk Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian
menentukan langkahnya sendiri tanpa Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:
Jakarta: MedPres. Remaja Rosda Karya.
Hollows, J. 2010. Feminisme, Feminitas, Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian

10
dan Budaya Populer. Yogyakarta: Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Jalasutra. University Press.
Hum, M. (2002) Ensiklopedia Feminisme. Sofia dan Sugihastuti. (2003). Feminisme
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. dan Sastra. Bandung: Kataris.
Kosasih. Strategi Belajar dan Sofia, A. (2009). Aplikasi Kritik Sastra
Pembelajaran Implementasi Feminis. Yogyakarta: Citra Pustaka
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama
Widya.
.

11

Anda mungkin juga menyukai