Anda di halaman 1dari 2

Jauh sebelum Narkoba (Narkotika dan obat atau bahan berbahaya) dilarang seperi

ini, Hindai Belanda pernah kaya raya dari monopili Opium atau candu. Uaang

hasil penjualan barang memabukkan, membiayai pembangunan rel kereta api,

jalan raya, pelabuhan hingga perairan. Getah opium ini adalah narkoba yang lazim

dikonsumsi di Nusantara sebagai slaah satu mata dagangan penting untuk pundi-

pundi VOC. Diperkiraan dari tahun 1619-1799 tiap tahun VOC memasok rata-rata

56 ton candu kepulau Jawa. Hal yang menjadikan perdaganagn candu ini

menghasilkan pajak paling besar bagi pemerintah Hindia Belanda dikarenakan

para pejabat VOC mendirikan sebuah organisasi yang dinamakan Opium Society.

Pada awal tahun 1800 peredaran Opium sudah menjamur diseluruh pesisir jawa

dari Batavia hingga ke Tuban, Gresik, Surabaya Jawa timur bahkan pulau

Madura. Mayoritas opium gelap jawa berpindah tangan, pertama opium ini akan

dibawa oleh awak kapal yang sangat di percayai. Opium ini akan disembunyikan

pada barang bawaan lainnya, misal diseludupkan komoditas favorit bagi orang-

orang yang berlayar ke dan dari Bali. Jika para petugas tidak dapat dihindari maka

awak kapal akan berdalih dan mengatakan akan menuju ke Pegatan Kalimantan.

Selain awak kapal yang menjadi komplotan pasar gelap, penggawa desa lainnya

juga berperan dalam penyeludupan misalnya, pedagang ikan keliling, seorang

buruh harian dan lurah juga menerima kiriman-kiriman. Operasi Marungan juga

dikenal sebagai operasi yang merekrut komplotan atau anak buah yang mereka

percayai berasal dari keluarga, teman, serta sanak saudarannya yang tinggal

disekitar situ untuk membantu mereka.

Dalam penyeludupan ini tampaknya melibatkan kerjasama khusus, apabila kaki

tangan komplotan tertangkap basah dan dikenai denda atau dipenjarakan harus

tetap tenang karena bahwasannya denda itu akan dibayarkan dan keluarga mereka

tetap dilindungi dan melindungi meski mereka tidak ada ditempat.


Cara penyeludupan ini bisa menancapakn kuku di kerjaan Nusantara yakni dengan

membeikan bantuan, perserikatan dagang Belanda atau VOC juga melakukan

perjanjian misalnya, apabila Belanda berhasil membantu pihak kerajaan tersebut

maka pihak kerjaan harus memberikan izin kepad Belanda untuk membeli lada

atau memberi izin kepada Belanda untuk impor kain dan opium (candu).

Setelah bubarnya VOC pemerintah kolonial Belanda mengganti sistemmonopoli

candu dengan sistem pemborongan atau dikenal dengan pachtstetsel.

Pemborongan atau yang disebut pachtstetsel sering melakukan tindakan korupsi

dan terlibat dalam perdagangan gelap. Mereka juga melakukan pemerasan

terhadap rakyat yang berhutang candu, yang membuat rakyat menjadi miskin.

Sistem Opiumpacht dinilai sangat merugikan dan ditentang oleh banyak orang

terutama oleh anti opium bond pada tahun 1890.

Pada akhir abad 19 sistem penjualan candu yang baru, opium regie dicetuskan. Ini

merupakan monopoli penjualan candu oleh pemeritah secara keseluruhan mulai

dari impor hingga candu sampai ke tangan pembeli. Sistem opium regie ini

mengadopsi dari sistem yang dijalankan oleh Indo, China. Opium regie mulai

diberlakukan pada tahun 1894 di Madura dan pulau Jawa.

Narkoba sebagai bahan bakar penggerak perang dan revolusi terus terjadi hingga

saat ini. Pada masa revolusi Indonesia, para pejuang republik pernah

menyeludupkan ratusan peti candu ke Singapura untuk ditukar dengan senjata.

Lalu ada juga kisah ladang-ladang ganja di pedalaman Aceh menjadi salah satu

modal bagi kelompok bersenjata di masa orde baru.

Anda mungkin juga menyukai