Anda di halaman 1dari 6

Nama : Irmawati

Nim :183010007
Nama Dosen : Ns. Sri Wahyuningsih,S.Kep.,M.Kes.
Mata Kuliah : Keperawatan jiwa II

RESUME
A. Terapi Modalitas dalam keperawatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental yang sejahtera
sehingga memungkinkan seseorang berkembang secara optimal baik fisik,
intelektual dan emosional dan perkembangan tersebut berjalan secara
selaras dengan keadaan orang lain sehingga memungkinkan hidup
harmonis dan produktif.
Terapi modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa.
Sebagai seorang terapis, perawat harus mampu mengubah perilaku
maladaptif pasien menjadi perilaku yang adaptif serta meningkatkan
potensi yang dimiliki pasien.
Jenis terapi modalitas yang dikembangkan pada keperawatan jiwa
yaitu: terapi individu, terapi aktifitas kelompok, terapi keluarga, terapi
kognitif, terapi biologis dan terapi kelompok serta terapi bermain.

B. Gangguan Citra Tubuh Dan Kehilangan


Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi
negatif tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat,
kesadaran diri dan ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini.
1. Tahap denial (penolakan) Penolakan biasanya hanyalah pertahanan
sementara bagi individu.
2. Tahap anger (marah) “Mengapa aku? Ini tidak adil. Bagaimana
bisa ini terjadi padaku
3. Tahap bargainning (tawar-menawar) Tahap ketiga ini melibatkan
harapan bahwa entah bagaimana individu dapat menunda sesuatu.
4. Tahap depression (depresi), individu mulai memahami kepastian,
karena hal inilah individu mungkin menjadi lebih banyak diam,
menolak orang lain dan menghabiskan banyak waktu untuk menangis
dan berduka.
5. Tahap acceptance (penerimaan) Pada tahapan ini, individu mulai
hadir dengan kedamaian dan rasa cinta. Individu mulai menerima
kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam hidupnya.

C. Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan
perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang
secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, 1995 hal
74).
1. Mekanisme Koping
1) Jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas. Misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi
secara obsesif .
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara
Misal : ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik,
kelompok, atau geng .
c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri. Misal:olah raga yang
kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu
Misal : penyalahgunaan obat.
2) Jangka panjang
a. Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan
keinginan, aspirasi, dan potensi diri individu tersebut.
b. Identitas negatif ; asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat
diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego:
a) Penggunaan fantasi
b) Disosiasi
c) Isolasi
d) Projeksi
e) Pergeseran ( displasement )
f) Peretakan ( splitting )
g) Berbalik marah pada diri sendiri
Amuk

Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri


Akibat

Gangguan konsep diri : harga diri rendah Core problem

Gangguan citra tubuh Penyebab


D. Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap
diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Etiologi
1. Faktor predisposisi

Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan


faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin
tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut di alami
oleh individu

a. Psikologis

Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang


kemudian menyenagkan atau perasaan ditolak, dihina,
dianiaya, atau sanksi penganiayaan.

b. Perilaku reinforcement

Yang diterima saat melakukan kekerasan, dirumah atau di


luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan.

c. Teori psikoanalitik

Menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya ego dan membuat


konsep diri yang rendah.

2. Faktor presipitasi
a. Klien : kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang
berarti, konflik, merasa terancam baik internal maupun
eksternal.
E. Waham
Suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai kenyataan.
1) Jenis-jenis waham

1) Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki


kebesaran atau kekuasaan khusus dan diucapkan berulang kali,
tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “saya ini pejabat
departemen kesehatan lho!” atau, “saya punya tambang emas”.

2) Waham curiga: Individu meyakini bahwa ada seseorang atau


kelompok yang berusaha merugikan/menceerai dirinya dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,
“saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurka hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”.

3) Waham agama: Individu memiliki keyakinan terhadap suatu


agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, “kalau saya mau
masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setip
hari”.
4) Waham somatic: Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian
tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh,
“saya sakit kanker”. (Kenyataannya pada pemeriksaa
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengataka bahwa ia sakit kanker.)
5) Waham nihilistic: Individu meyakini bahwa dirinya sudah
tidak ada didunia/meniggal dan diucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai dengan kadaan nyata. Misalnya, “Ini kana lam
kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

Anda mungkin juga menyukai