SEJAK AWAL REVOLUSI INDUSTRI DAN PERKEMBANGANNYA CAPAIAN PEMBELAJARAN, MEMAHAMI PERAN PEKERJA DALAM ERA INDUSTRIALISASI
1. MASA REVOLUSI INDUSTRI PERTAMA
Sejak adanya Revolusi Indusri Pertama maka telah terjadi perubahan yang signifikan dalam proses produksi dari Sejak industri yang dibuat dengan menggunakan tangan beralih dengan menggunakan mesin, meski proses produksi yang dilakukan masih sangat sederhana dan secara manual. Meski sangat sederhana akan tetapi dengan bantuan mesin maka proses produksi menjadi lebih cepat dan efisien dengan jumlah produksi yang semakin besar. Peran pekerja dalam masa revolusi industri yang pertama sangat menentukan karena para pemilik modal pada saat itu menginginkan barang dapat diproduksi secara cepat dan murah. Apa yang terjadi kemudian adalah timbulah eksploitasi pekerja industri oleh pemilik modal. Para pekerja industri hampir tidak memiliki banyak waktu untuk istirahat bahkan sekedar untuk makan siang sehingga terjadi eksploitasi di sisi pekerja industri dan keuntungan yang sangat besar bagi kalangan industrialis. Kondisi pekerja yang demikian inilah yang kemudian menimbulkan berbagai protes di negara yang pertama masuk kategori negara industri dari kalangan pekerja. Karl Marx melihat kondisi pekerja di beberapa negara Eropa saat itu menyebutnya sebagai bentuk eksploitasi Buruh (proletar) oleh Majikan (Bourjuis) yang disebutnya sangat tidak adil. Melalui tulisannya Marx menganjurkan agar sistem kapitalisme dihapuskan sehingga dikotomi buruh majikan menjadi tidak ada. Untuk itu Marx menyerukan agar semua buruh bersatu untuk menuju sistem Sosialis, di mana kepemilikan alat produksi dimiliki secara bersama sehingga tidak terjadi lagi eksploiatasi. Menurut Marx selama terjadi eksploitasi buruh oleh majikan maka konflik yang berbeda kepentingan antara buruh dengan majikan akan terus terjadi, dan menurutnya semua itu baru berhenti saat sudah tidak ada lagi kelas buruh dengan kelas majikan karena semua yang ada adalah milik bersama dan disebutnya masyarakat “Sosialis”.
2. MASA REVOLUSI INDUSTRI KEDUA DAN KETIGA
Pikiran Marx yang terkait dengan dikotomi buruh dengan majikan mulai mendapatkan pengaruh di Eropa pada awal abad 20 di mana buruh mulai menentang sistem Kapitalisme. Dengan mengatasnamakan buruh maka kemudian memunculkan negara pertama yang menyebut atau menggunakan sistem sosialis sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat yaitu Uni Soviet pada tahun 1917 dan merupakan negara pertama yang menggunakan sistem sosialis. Industri di Uni Soviet semua dikuasai oleh negara sebagai pengejawantahan dari sistem sosialis dan semua pekerja industri ada di bawah kendali negara. Kepemilikan pribadi diganti dengan kepemilikan negara secara kolektiv dan negara mengatur semuanya, termasuk dalam kehidupan masyarakat baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan yang lain. Sistem sosialis Uni Soviet menempatkan Negara sebagai pusat kekuasaan dengan Partai Komunis sebagai pemegang kekuasaan. Belajar dari apa yang terjadi di Uni Soviet maka kalangan industrialis yang ada di Eropa Barat mulai memperhatikan hak-hak kaum pekerja. Sistem pengelolaan industri di Eropa Barat yang di kelola berdasarkan sistem kapilalis klasik mengalami metamorfose dengan lebih memperhatikan hak-hak pekerja. Kondisi ini di dukung dengan perubahan politik dan hukum di Eropa Barat yang mengarah pada negara demokrasi dan berprinsip pada Rule of Law yang ada, di mana salah satu prinsipnya adalah “keadilan untuk semua” dan adanya kesamaan hukum bagi semua manusia. Rule of Law sendiri adalah dogma hukum yang memiliki essensi bahwa di depan hukum manusia itu memiliki kedudukan yang sama tanpa melihat latar belakangnya, sehingga semua orang dianggap memiliki hak yang sama. Perubahan di Eropa Barat ini sebenarnya juga dianggap sebagai era baru karena secara hukum hak-hak pekerja mulai mendapat perhatian. Kondisi ini juga bisa dikatakan sebagai era baru dalam memandang revolusi industri karena didukung dengan adanya penemuan baru di bidang teknologi sehingga dunia industri, terutama di Eropa Barat, Amerika Serikat dan Jepang berkembang sangat pesat karena mengalami lompatan yang besar. Menyangkut peran pekerja industri pada era ini juga mengalami perubahan, misalkan adanya standar gaji yang jelas, jaminan pensiun, jaminan cuti dan berbagai jaminan yang lain yang pada prinsipnya pekerja mendapatkan perlindungan yang layak dari perusahaan (industri) karena semua industri sudah mulai menerapkan rule oh law sebagai dasar hukumnya. Peran negara adalah bertindak sebagai regulator atau yang mengatur dan memfasilitasi bila terjadi sengketa antara pihak pekerja dengan pihak perusahaan, suatu hal yang tidak mungkin terjadi pada masa revolusi industri yang pertama. Berdasarkan hal-hal di atas maka bila kita membicarakan peran pekerja dalam dunia industrial peranannya semakin penting seiring dengan perubahan yang terjadi. Pekerja industri tidak hanya sebagai obyek sebagaimana masa revolusi industri yang pertama, akan tetapi sudah dianggap sebagai mitra bahkan asset perusahaan saat revolusi industri memasuki tahap ke dua dan ke tiga. Serikat pekerja akan diajak berbicara oleh pihak manajemen bila perusahaan akan mengambil keputusan bisnis yang penting dan strategis. Hal ini juga bisa diartikan bahwa hubungan antara pekerja industri dengan perusahaan ibaratnya ada saling ketergantungan antara keduanya (bersambung) Kritisi dan tanggapi materi di atas dan jangan lupa absen