ID Kandungan Arsen As Berbentuk Suspensi Da
ID Kandungan Arsen As Berbentuk Suspensi Da
A study on arsenic (As) contamination in Manado Bay Coastal Waters and its vicinity has
been conducted with aims: 1) to measure As concentration in forms of suspended (As-S) and
dissolved (As-T) arsenics; 2) to evaluate As concentration in the rivers of Bailang and Tondano
which is loading to the bay; 3) to assess the status of water quality of the bay in relation to arsenic
contamination. The results showed that: 1) concentration of As (in both forms) in Manado Bay
was < 0.0005 ppm; 2) concentration of As (in both forms) in the river of Bailang was < 0.0005
ppm; while in the river of Tondano, the concentration was 0.0012 ppm and 0.0011 ppm in forms
of As-S and As-T, respectively; 3) water quality status of Manado Bay in relation to arsenic
contamination was 'save', according to Indonesian regulation.
Keywords: Arsenic (As), Manado Bay, Bailang River, Tondano River, Manado
Penelitian tentang kandungan arsen (As) di Perairan Teluk Manado dan sekitarnya telah
dilakukan dengan tujuan untuk: 1) mengukur kandungan As yang terdapat dalam kolom air Teluk
Manado, baik berbentuk suspensi maupun terlarut; 2) mengevaluasi kandungan As yang berasal
dari Sungai Bailang dan S. Tondano yang masuk ke Perairan Teluk Manado, dan mengevaluasi
perbedaan kandungan As antara kedua sungai tersebut; 3) menilai status pencemaran As di
Perairan Teluk Manado berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : 1) kandungan As dalam kolom air Perairan Teluk Manado sebesar <
0,0005 ppm; 2) konsentrasi As dalam kolom air yang masuk ke Perairan Teluk Manado sebesar
< 0,0005 ppm untuk kedua bentuk As dari S. Bailang; 0,0012 ppm As bentuk suspensi dan 0,0011
ppm As bentuk terlarut dari S. Tondano; 3) status pencemaran As Perairan Teluk Manado masih
GDODP NRQGLVL ³DPDQ´
Kata kunci: Arsen (As), Teluk Manado, Sungai Bailang, Sungai Tondano, Manado
daerah ini merupakan daerah yang berturut-turut, sebesar 0,0061 ppm dan
terhubung dengan kegiatan 0,011 ppm; sedangkan untuk As
pertambangan (Klumpp dan Peterson, berbentuk terlarut, berturut-turut,
1979 dalam UNEP, 1988). sebesar 0,005 ppm dan 0,011 ppm.
Produksi dan penggunaan As di Selain itu, dari hasil yang mereka
dalam kegiatan industri merupakan peroleh, nampak bahwa konsentrasi As
salah satu sumber pencemarannya di bentuk suspensi dan terlarut di S. Buyat
lingkungan. Industri-industri tersebut, memiliki konsentrasi yang berbeda.
antara lain, adalah industri pengolahan Perairan Teluk Manado, di
bijih logam, industri pestisida, industri Provinsi Sulawesi Utara, merupakan
pertambangan, industri pelapisan perairan yang memiliki tingkat aktivitas
logam, dan proses penghilangan cat manusia yang cukup tinggi, baik secara
atau paint stripping (Istriani dan langsung maupun tidak, misalnya:
Pandebesie, 2014). Goulden (1952) penangkapan ikan, transportasi, dan
dalam Sukar (2003) mengemukakan pariwisata, serta aktivitas di daerah
bahwa salah satu industri tambang yang perkotaan. Kondisi perairan di teluk ini
melakukan pembakaran batubara dan berpotensi terkontaminasi dengan
pelelehan logam merupakan sumber bahan-bahan pencemar, karena
utama pencemaran As di udara. Studi di buangan limbah dari kegiatan di
inggris menunjukan bahwa kadar rata- perkotaan yang masuk ke perairan
rata tahunan bahan kimia ini di daerah tersebut dalam status tercemar (Lasut et
perkotaan sebagai total suspended al., 2005), limbah tersebut tidak diolah
particulate (TSP) berkisar antara 0,04 terlebih dahulu (Lasut et al., 2008).
µg/m3 dan 0,14 µg/m3. Arsen juga Salah satu bahan pencemar tersebut
digunakan dalam berbagai keperluan, adalah Arsen (As), yang sangat
misalnya treatment penyakit syphilis berbahaya bagi biota-biota yang hidup
(Rompas et al., 2009), di bidang di perairan dan dapat membahayakan
pertanian untuk pestisida (Garelick dan kesehatan manusia (Mukono, 2009).
Jones, 2008; WHO, 1996; WHO, 2012). Menurut Lasut et al. (2005) dan (2008),
Kontaminasi As di lingkungan limbah bahan pencemaran yang masuk
perairan laut memberikan dampak yang ke Teluk Manado berasal dari daratan,
merugikan, terutama di daerah di mana yang pada umumnya, melalui sungai-
kegiatan industri yang membuang sungai. Enam sungai utama yang ada,
limbahnya yang mengandung As jenis yaitu: S. Bailang, S. Maasing, S.
arsenous oxide/arsenite yang secara Tondano, S. Sario, dan S. Bahu, dan S.
akut dan kronis beracun terhadap Malalayang.
kehidupan perairan laut (UNEP, 1988). Berhubungan dengan buangan
Selanjutnya, karena senyawa As dalam bahan pencemar As, informasi tentang
jumlah yang signifikan ditemukan pada masuknya logam berat ini ke perairan
organisme perairan laut; hal ini Teluk Manado (baik dalam bentuk
menimbulkan tanda tanya mengenai suspensi maupun bentuk terlarut) dari
risikonya terhadap manusia manakala masing-masing sungai (S. Bailang dan
mengkonsumsi makanan dari laut. S. Tondano) belum pernah dilakukan
Informasi tentang konsentrasi As analisis, sehingga kandungan As di
di perairan (baik perairan sungai, pantai, perairan Teluk Manado belum ada
maupun laut) di Provinsi Sulawesi Utara informasi dari beberapa pustaka yang
sulit ditemukan, kecuali yang dilakukan digunakan. Hal ini menjadi penting untuk
oleh Anonimus (2014) yang memantau diteliti dalam upaya untuk memantau
perairan Sungai Buyat dan S. Totok. dan melindungi perairan Teluk Manado
Hasil penelitian mereka untuk S. Buyat dari ancaman pencemaran perairan.
dan S. Totok menunjukkan bahwa Berhubungan dengan hal tersebut,
konsentrasi As berbentuk suspensi, penelitian ini
31
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
kiri, dan sisi kanan). Pencatatan posisi digestion dengan cara sebagai
koordinat geografi dilakukan pada TS berikut:
bagian tengah. Pengambilan sampel air - menuang 50 ml sampel (yang
di ketiga TS dilakukan menggunakan telah diawet dengn HNO3 pekat
wadah kecil (volume 1,800 ml); hingga pH <2) ke dalam piala
kemudian ketiga sampel air dalam gelas 100 mL kemudian
wadah kecil dicampur (komposit) secara tambahkan 2.5 ml HNO3 pekat.
merata (dengan melakukan Tutup piala gelas tersebut
pengadukan secukupnya) di dalam dengan kaca arloji dan panaskan
wadah besar (volume 5,400 ml). Sampel pada suhu 85 ± 5ºC selama 2
air sebanyak 100 ml diambil dari wadah jam.
besar tersebut dengan menggunakan - menurunkan piala gelas dalam
botol kaca berpenutup (volume 100 ml), pemanas. Bila kaca arloji
yang telah disterilkan. penutup dan dinding piala gelas
Pengambilan sampel air sungai dengan air ultra pure.
dilakukan secara langsung Tambahkan 1.5 ml HNO3 pekat
menggunakan wadah besar (volume kemudian panaskan kembali
5,400 ml). Sampel air sebanyak 100 ml dengan suhu 85 ± 5 ºC selama
diambil dari wadah besar tersebut 15 menit.
dengan menggunakan botol kaca - mendinginkan sampel tersebut
berpenutup (volume 100 ml), yang telah dan saring dengan kertas saring
disterilkan. Selama kegiatan sampling, 0.45 µ ke dalam labu ukur 100
botol yang telah berisi sampel dan mL dan himpitkan hingga tanda
ditutup rapat diletakkan dalam kotak batas. Sampel siap untuk
penyimpanan sementara yang berisi gel dianalisis.
pendingin (cool box) sebelum dianalisis - membuat blank digestion pada
di laboratorium. awal, setiap kelipatan 15 sampel
dan air digest.
2. Persiapan sampel air untuk analisis
Pengukuran Arsen As terlarut (As-T). Analisis sampel
Pengukuran kandungan As dilakukan dengan cara sebagai
dalam sampel dilakukan di Laboratorium berikut:
WLN Manado, menurut panduan - menyaring sampel
American Public Health Association menggunakan kertas saring 0.45
dengan nomor APHA-3120-B (2012). µ, kemudian ditambahkan
Penentuan kandungan As (bentuk pengawet HNO3 pekat hingga
suspensi dan terlarut) menggunakan pH <2 dan dihomogenkan.
alat Inductively Coupled Plasma- Sampel siap untuk dianalisis.
Emmission Spectrofotometer (ICP- - membuat blank penyaringan
OES), yang memiliki batas deteksi pada awal, setiap kelipatan 15
sebesar 0,0005 ppm. Secara ringkas, sampel dan air penyaringan.
analisis laboratorium untuk pengukuran
As dalam sampel air adalah sebagai
berikut: b. Pengukuran Sampel
Dengan menggunakan alat ICP-
a. Persiapan Sampel OES, konsentrasi As dihasilkan secara
Oleh karena 2 (dua) bentuk sampel air digital dan dibaca langsung pada alat
yang diukur (suspensi dan terlarut), tersebut.
maka sampel disiapkan dengan cara
sebagai berikut:
1. Sampel air untuk analisis As
berbentuk suspensi (As-S). Dalam
analisis sampel dilakukan proses
33
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
Tabel 1. Konsentrasi Arsen berbentuk suspensi (As-S) dan terlarut (As-T) di Perairan
Teluk Manado.
34
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
Teluk Manado adalah sebesar <0,0005 terdapat pada TS-7 dan 9. Tingginya
ppm. konsentrasi As pada kedua titik tersebut
Di alam, konsentrasi As yang disebabkan karena titik-titik tersebut
tinggi, umumnya, ditemukan di air berada di bagian tepi sungai yang
sekitar daerah geothermal, yang dapat berhubungan langsung dengan daerah
mencapai 2,6 ± 50 ppm (Herdianira dan yang diduga merupakan sumber dari As.
Priadi, 2008). Konsentrasi yang rendah Hal yang sama juga terjadi pada
ditemukan pada air tanah (aquifer), konsentrasi As terlarut di mana pada
seperti yang ditemukan di daerah kedua titik tersebut konsentrasinya lebih
permukiman di pesisir Pulau Jawa, yaitu tinggi dibandingkan dengan TS-8. Hal ini
berkisar 0,59 ± 15,19 ppb (Suryono et disebabkan karena massa air di TS-8
al., 2008). Hal ini menunjukkan bahwa telah mengalami percampuran sehingga
As berasal dari berbagai sumber di konsentrasi As menurun.
alam. Perbedaan konsentrasi antara
Arsen di perairan pantai berada As berbentuk suspensi (As-S) dan
dalam konsentrasi bervariasi. terlarut (As-T) nampak pada sampel air
Keberadaannya berasal dari berbagai dari sungai. Konsentrasi As berbentuk
sumber (non-point source), misalnya suspensi lebih tinggi dari terlarut. Di TS-
dari bebatuan alamiah (Istarani dan 9, perbedaan konsentrasi dari kedua
Pandebesie, 2014) dan dari bentuk As tersebut sebesar 0,0003 ppm.
pembuangan limbah pertambangan Secara alamiah, apabila tidak
(Santosa, 2013). Di sedimen buangan ada sumber pencemar (point-source),
tailing di Teluk Buyat, As diukur sebesar As di perairan sungai berada pada
550-660 ppm (Walhi, 2007 dalam Ilyas konsentrasi yang rendah. Hal ini
et al., 2009). ditunjukkan dari hasil penelitian saat ini
(Tabel 2). Tingkatan yang sama juga
Masukan Arsen (As) dari S. Tondano ditunjukkan di perairan Sungai
dan S. Bailang ke Teluk Manado Pangkajene, Kabaten Pankep, di mana
Tabel 2 menampilkan masukan As terukur sebesar 0,03366 ppm (Bahar
(input) As, baik dalam bentuk et al., 2016).
tersuspensi (As-S) maupun terlarut (As- Keberadaan As di perairan
T), dari S. Bailang dan S. Tondano ke sungai dapat berasal dari penggunaan
Perairan Teluk Manado pada saat pestisida (insektisida dan fungisida) di
pengambilan sampel. Nampak, lahan pertanian. Contoh pestisida yang
konsentrasi kedua bentuk As pada mengandung As, yaitu: bermerek
sampel air di S. Bailang (TS-4, 5, dan 6) Dursban 200 EC, Antracol 70 WP,
sama besarnya, yaitu sebesar < 0,0005 Bamex, Reagen 50 SC, Curacron,
ppm; sedangkan konsentrasi As di S. Prevathon 50 SC, Agrimec 18 EC, Decis
Tondano (TS-7, 8, dan 9), menunjukkan 2,5 EC, dan Dithane M-4/Detazeb 80 W
variasi, baik variasi antara kedua bentuk (Fikri et al., 2012). Kegiatan
As maupun antara titik sampling (TS). Di pertambangan emas rakyat skala kecil
S. Tondano, konsentrasi As berbentuk juga dianggap sebagai sumber As di
suspensi (As-S) dan terlarut (As-T) perairan sekitarnya, di mana As tersebut
tertinggi ditemukan pada TS-9, yaitu, berasal dari bebatuan yang diolah untuk
berturut-turut, sebesar 0,0014 ppm dan mendapatkan emas (Harijoko et al.,
0,0011 ppm; dan rerata konsentrasi As 2010).
berbentuk suspensi (As-S) dan terlarut
(As-T), berturut-turut, sebesar 0,0012
ppm dan 0,0011 ppm.
Konsentrasi As berbentuk
suspensi (As-S) di S. Tondano tertinggi
35
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
Tabel 3. Status pencemaran perairan sungai dan Teluk Manado terhadap bahan kimia
Arsen
36
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
37
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2016
38