Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

(Perkembangan Seks)

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Ahmad Fahmi Hidayatullah P07120420003

Arpiani P07120420008

Vera Fadila P07120420039

Vira Ayu Lastari P07120420040

Yellin Agustintia P07120420042

Zinta Bila Asiana Sapitri P00620420045

Fauzia Handayani P00620420003

M. Imam Darma Putra P00620420007

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Seks” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drg. GA Sri Puja WW, M.Kes
selaku dosen mata kuliah psikososial dan budaya dalam keperawatan yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis. Tak lupa, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini baik
secara lisan maupun tulisan.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang proses perkembangan seks
pada manusia.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Olah karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menjadi acuan
agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik di masa mendatang.

Mataram, 15 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1 Definisi Perkembangan Seks......................................................................3

2.2 Tahap Perkembangan Seks .......................................................................3

BAB III PENUTUP....................................................................................................13

3.1 Kesimpulan................................................................................................13

3.2 Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan manusia ditentukan oleh proses-proses biologis, kognitif,
dan sosio-emosional. Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan seksual
pada manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang.
Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah
menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam
tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
Pada masanya remaja harus melalui berbagai tugas perkembangan yang
akan di hadapi. Salah satu tugas perkembangan tersebut adalah mencapai
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun
wanita dan mencapai peran sosial pria dan wanita. Tentu saja hal ini akan
berkaitan dengan masalah seks pada remaja. Remaja memiliki rasa ingin tahu
yang besar mengenai misteri seks. Seorang remaja seharusnya mampu
mengelola dorongan dan kebutuhan seksualnya selaras dengan norma yang ada
serta mempertimbangkan diri sendiri dan orang lain sebagai konsekuensi dari
perilakunya. Selain itu, remaja juga harus bertanggung jawab dengan resiko
yang dihadapinya akibat dari keputusan yang diambilnya.
Seksualitas merupakan kebutuhan biologis yang kodrati sifatnya seperti
halnya kebutuhan makan, akan tetapi pemahaman seksualitas tidak lepas dari
konteks sosial budaya yang telah ikut mengaturnya. Oleh karena itu,
pemahaman perilaku dan orientasi seksualitas dapat berbeda dari satu budaya ke
budaya lain atau dari jangka waktu satu ke jangka waktu yang lain. Perubahan
sosial mulai terlihat dalam persepsi masyarakat yang pada mulanya meyakini
seks sebagai sesuatu yang sakral menjadi sesuatu yang tidak sakral lagi, maka
saat ini seks sudah secara umum meluas di permukaan masyarakat. Ditambah
dengan adanya budaya permisifitas seksual pada generasi muda tergambar dari
pelaku pacaran yang semakin membuka kesempatan untuk melakukan tindakan-

1
tindakan seksual juga adanya kebebasan seks yang sedang marak saat ini telah
melanda kehidupan masyarakat yang belum melakukan perkawinan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan seks ?
2. Bagaimanakah tahap-tahap perkembangan seks ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi tentang perkembangan seks
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan seks
1.4 Manfaat Penulisan
Menambah wawasan penulis dan pembaca terkait perkembangan seks

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perkembangan Seks
Perkembangan seksual adalah perkembangan yang terkait dengan sexual,
berarti sex or the sexes. Sedangkan sex or the sexes merujuk kepada makna
state of being male or female, keadaan atau status menjadi laki-laki atau
perempuan. Pengertian seksual disebut juga dengan hal yang berkenaan dengan
seks (jenis kelamin) dan berkenaan dengan perkara persetubuhan antara laki-
laki dan perempuan. Akan tetapi, banyak para ilmuwan bependapat bahwa tidak
selamanya seksual dikaitkan dengan urusan persetubuhan yang banyak
dipandang sebagai hal yang tabu untuk diperbincangkan. Seksual adalah segala
sesuatu tentang anatomi tubuh dan pengenalan diri sendiri seperti nama-nama
anggota tubuh, kebersihan tubuh dan informasi lain yang terkait dengan anatomi
tersebut. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka seksual adalah proses
pembelajaran tentang anatomi tubuh dan pengenalan diri sendiri
2.2 Tahap Perkembangan Seks
Perkembangan merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang mungkin
terjadi pada seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Sebagian besar
perkembangan meliputi perubahan, sekali pun kemunduran menjadi bagian di
dalamnya, misalnya kemampuan mengolah informasi menjadi lebih lambat
pada orang dewasa yang lebih tua. Pola dari perkembangan seksual menjadi
kompleks karena merupakan hasil dari proses pertumbuhan reproduksi sejak
bayi sampai dewasa.
1. Masa Prenatal dan Bayi
Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel
sperma memasuki ovum. Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot
adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi
tiga masa yaitu :
a. Masa germinal (minggu ke-1 hingga ke-2)
Masa germinal ini dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau
zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom

3
dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri
atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel
tersebut telah menempel pada dinding rahim.
b. Masa embrionik (minggu ke-3 hingga ke-8)
Sebelum wanita menyadari dirinya hamil, tingkat pembelahan sel
meningkat secara tajam. Pada minggu ke-3, saluran saraf yang nantinya
akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-
21, mata mulai muncul dan pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk
jantung mulai membedakan diri selama minggu ke-4, bonggol tunas yang
akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga
ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat dibedakan,
wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul.
c. Masa fetal (minggu ke-8 hingga ke-36)
Pada masa ini organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin
dapat bertahan hidup di luar rahim. Pada minggu ke-24, mata dan kelopak
mata telah terbentuk sempurna, rambut-rambut tipis mulai tumbuh pada
janin, refleks untuk menggenggam juga muncul serta pernapasan
walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 28 minggu hingga 36
minggu dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta
beberapa organ yang mulai berfungsi.
Bulan-bulan dan tahun pertama bayi dihabiskan untuk
menyempurnakan organ-organ yang penting. Masa bayi (masa
perkembangan dalam 18 hingga 24 minggu setelah kelahiran) merupakan
masa yang paling kaya akan perubahan. Semasa bayi hingga anak-anak
mengalami perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat bergerak sendiri
menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah,
mengedip, dan menguap.
Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-
apa. Mereka lahir diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara
genetika untuk menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap

4
ada sepanjang hidup, misalnya batuk, mengedip, dan menguap. Sementara
beberapa refleks lainnya seperti menggenggam apapun yang menyentuh
ujung jari atau menghisap apapun yang berada di dekat mulut akan
menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu bersamaan dengan
semakin matangnya fungsi otak mereka dan bagaimana bayi secara sadar
mampu mengatur perilaku mereka sendiri.
Selain itu, pada bayi terjadi perkembangan motorik dan persepsi. Para
peneliti beranggapan bahwa pencapaian motorik terkuat sebagai bagian dari
rancangan genetika. Akan tetapi, para psikolog kini mengakui bahwa
perkembangan motorik bukan hanya dikarenakan akibat bawaan atau
lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi melakukan sesuatu, mereka
mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru tersebut
merupakan hasil dari pertemuan berbagai faktor seperti perkembangan sistem
saraf, kemampuan tubuh, kemungkinan untuk melakukan gerak, tujuan yang
ingin dicapai oleh bayi, dan dukungan dari lingkungannya untuk mencapai
kemampuan tersebut. Para psikolog juga meyakini bahwa kemamuan
motorik dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara terus menerus
mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan
melalui indra mereka. Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi
untuk memperoleh pengetahuan mengenai dunia. Cara untuk mempelajari
persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada rangsangan tertentu.
Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi, 100 miliar neuron di
otaknya hanya saling terhubung secara minimal. Namun pertambahan usia
hingga 2 tahun, dendrit-dendrit dari neuronnya bercabang-cabang sehingga
neuron-neuronnya mulai saling berhubungan. Aspek penting lainnya dari
perkembangan otak di masa kanak-kanak adalah peningkatan secara tajam
pada hubungan antar sinaps. Sinaps yang merupakan celah antar neuron yang
menjadi jembatan neurotransmitter. Para peneliti telah menemukan bahwa
sedikitnya ada dua kali jumlah sinaps dibandingkan dengan sinaps yang akan
pernah kita gunakan. Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari

5
pengalaman yang banyak, maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara
normal.
2. Masa Kanak-Kanak
Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal
ini dikarenakan anak-anak adalah masa depan bagi masyarakat manapun.
Perjalanan melalui masa kanak-kanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut
hingga masa sekolah dasar.
Tahapan perkembangan ini disebut tahapan psikoseksual karena
mempresentasikan suatu kebutuhan dan pemuasan seksual yang menonjol
pada setiap tahapan perkembangan. Hambatan yang terjadi pada proses
pemenuhan kebutuhan seksual pada setiap tahapan disebut fiksasi, berpotensi
menyebabkan gangguan perilaku pada waktu dewasa. Tahapan-tahapan
perkembangan psikoseksual pada kanak-kanak yaitu :
a. Tahap Oral (0-1 tahun)
Kontak petama yang dilakukan bayi setelah kelahirannya adalah melalui
mulut (oral). Kepuasan seksual (kesenangan) pada saat ini diperoleh
melalui mulut, yakni melalui berbagai aktivitas mulut seperti makan,
minum, menghisap, atau menggigit. Fiksasi pada tahap ini menyebabkan
orang mengembangkan kepribadian oral, yakni menjadi orang yang
tergantung dan lebih senang unuk bertindak pasif dan menerima bantuan
dari orang lain. Tugas perkembangan utama fase oral adalah memperoleh
rasa percaya, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Cinta adalah
perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anak-anak
yang dicintai tidak akan banyak menemui kesulitan dalam menerima
dirinya, sebaliknya anak-anak yang merasa tidak diinginkan, tidak
diterima, dan tidak dicintai cendrung mengalami kesulitan dalam
menerima dirinya sendiri, belajar untuk tidak mempercayai orang lain, dan
memandang dunia sebagai tempat yang mengancam. Efek penolakan pada
fase oral akan membentuk anak menjadi pribadi yang tidak aman, haus
akan perhatian, agresif, benci, dan kesepian.

6
b. Tahap Anal (1-3 tahun)
Interaksi melalui fungsi pembuangan isi perut (anal) dan memperoleh
kesenangan melalui aktivitas-aktivitas pembuangan. Pada fase anal anak
banyak berhadapan dengan tuntutan-tuntutan orangtua, terutama yang
berhubungan dengan toilet training, dimana anak memperoleh pengalaman
pertama dalam hal kedisiplinan. Fiksasi pada tahapan ini menyebabkan
anak mengembangkan kepribadian anal, yakni menjadi orang yang sangat
menekankan kepatuhan, konformitas, keteraturan, menjadi kikir, dan suka
melawan atau memberontak. Tugas perkembangan pada fase ini adalah
anak harus belajar mandiri dan belajar mengakui dan menangani perasaan-
perasaan negatif. Banyak sikap terhadap fungsi tubuh sendiri yang
dipelajari anak dari orangtuanya. Selama fase anal anak akan mengalami
perasaan-perasaan negatif seperti benci, hasrat merusak, marah, dan
sebagainya, namun mereka harus belajar bahwa perasaan-perasaan
tersebut bisa diterima. Hal penting lain yang harus dipelajari anak adalah
bahwa mereka memiliki kekuatan, kemandirian, dan otonomi.
c. Tahap Palis (3-5 tahun)
Pada fase ini anak laki-laki dan perempuan senang menyentuh
(mengeksploitasi) organ kelaminnya untuk memperoleh kesenangan
sambil melakukan fantasi-fantasi seksual. Anak laki-laki mengembangkan
fantasi seksual dengan ibunya disebut oedipus complex dan anak
perempuan mengembangkan fantasi seksual dengan ayahnya disebut
electra complex. Jika konflik oedipal ini tak terpecahkan, anak laki-laki
akan berkembang menjadi homoseksual atau heteroseksual sedangkan
anak perempuan akan menjadi wanita genit penggoda pria atau lesbian.
Fase phalic juga merupakan periode perkembangan hati nurani, dimana
anak belajar mengenai standar-standar moral. Selama fase ini anak perlu
belajar menerima perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah dan
belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Mereka membutuhkan
contoh yang memadai bagi identifikasi peran seksual, untuk mengetahui

7
apa yang benar dan salah, serta apa yang maskulin dan feminin, sehingga
mereka memperoleh perspektif yang benar tentang peran mereka sebagai
anak laki-laki atau anak perempuan.
d. Tahap Laten (6-12 tahun)
Pada tahap ini anak laki-laki dan perempuan menekankan semua isu-isu
oedipal dan kehilangan minat seksualnya. Sebaliknya, mereka mulai
melibatkan dirinya ke dalam kelompok bermain yang terdiri atas anak-
anak lain dari jenis kelamin yang sama, baik kelomok yang bersifat full
male atau full female. Namun berkurangnya perhatian pada masalah
seksual itu bersifat laten dan masih akan terus memberikan pengaruh pada
tahap perkembangan kepribadian berikutnya. Pada tahapan ini anak
mengembangkan kemampuannya bersublimasi seperti sekolah,
mengerjakan tugas rumah, bermain, dan olahraga.
e. Tahap Genital/Kelamin
Pada tahap ini katesis-katesis dari masa pragenital bersifat narsisitik,
artinya bahwa individu-individu mendapat kepuasan dari stimulasi dan
manipulasi tubuhnya, sedangkan orang lain hanya sebagai dikatesis.
Tahap ini termasuk masa yang berbahaya, sehingga memerlukan perhatian
orang lain, terutama orang tua dan keluarga.
3. Masa Pubertas (Remaja)
Ketika memasuki masa pubertas anak-anak mulai tertarik satu sama
lain dengan lawan jenisnya dan menjadi manusia yang lebih matang. Mereka
saling mengembangkan afeksi (hubungan) dan minat-minat seksual, cinta,
dan bentuk-bentuk keterikatan yang lain.
Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan
manusia yang terentang sejak anak masih dalam kandungan sampai
meninggal dunia. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan masa
sebelumnya atau sesudahnya, karena berbagai hal yang mempengaruhinya
sehingga selalu menarik untuk dibicarakan. Kata remaja diterjemahkan dari

8
bahasa inggris adolescence atau adolecere (bahasa latin) yang berarti tumbuh
atau tumbuh untuk masak, menjadi dewasa singkat.
Masa remaja ditinjau dari rentang kehidupan manusia merupakan
masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. Sifat-sifat remaja sudah
sebagian besar melekat, tapi belum menunjukkan sifat dewasa. Masa awal
remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 18 tahun. Periodisasi
remaja ini sifatnya relatif karena masing-masing ahli maupun negara
menggunakan pendekatan yang berbeda-beda.
Masa remaja pada usia 18 tahun merupakan masa yang secara hukum
dipandang sudah matang yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Masa remaja, seperti masa sebelumnya memiliki ciri
khusus yang membedakan masa sebelumnya dan sesudahnya. Salah satu ciri
khusus pada remaja adalah perkembangan seksual yang nyata yang
tergambar dari perubahan fisik.
Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik
penting dimana tubuh anak dewasa mengalami perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan
perkembangan ciri-ciri seks.
Perubahan primer pada masa pubertas adalah tanda-tanda atau
perubahan yang menentukan sudah mulai berfungsi optimalnya organ
reproduksi pada manusia.
a. Pada Pria
Gonad atau testis yang terletak di skrotum (di luar tubuh), pada usia
14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi
pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan
menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Jika
fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi
mimpi basah, tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin luar lebih
lambat. Percepatan pertumbuhan buah pelir terjadi kira-kira bersamaan
dengan percepatan penambahan tinggi badan. Baru setahun kemudian

9
mulai penambahan panjang alat kelamin bagian luar atau penis, testis,
prostat, dan vesikula seminalis yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar
testosterone dalam tubuh. Remaja putra mulai mempunyai kumis dan
jenggot, bulu-bulu mulai tumbuh di ketiak dan daerah kelamin. Dengan
membesarnya tulang di leher bagian depan (jakun), suara mereka berubah
menjadi pecah dan parau, karena tali-tali suara di kerongkongan mereka
sedang mengalami penyesuaian menjadi suara orang dewasa, demikian
juga bidang bahunya menjadi lebih besar ketimbang pinggangnya. Di
samping perubahan suara ada pula remaja pria yang mengalami
penumbuhan atau penebalan rambut di dada.
b. Remaja Putri
Semua organ reproduksi wanita tmbuh selama masa puber,
meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia
11 tahun atau 12 tahun berkisal 5,3 gram dan pada usia 16 rata-rata
beratnya 43 gram. Tuba falopi, ovum, dan vagina juga tumbuh pesat pada
saat ini. Pada usia ini terjadi kematangan seks yakni pembesaran
payudara dan pinggul. Sesudah itu baru mulai pertumbuhan rambut di
daerah kemaluan bagian luar dan ketiak. Suaranya berubah merdu, kulit
bertambah bagus dan halus. Kadar estrogen yang meningkat
mempengaruhi genital. Uterus mulai membesar dan terjadi peningkatan
lubrikasi vaginal. Menarche atau kedatangan haid untuk pertama kalinya,
pada umumnya akan timbul setelah memuncaknya percepatan
pertumbuhan. Umur tercapainya menarche tidak sama bagi semua remaja
putri.
4. Masa Dewasa Muda dan Tengah Umur
a. Dewasa Muda (Awal)
Dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap
kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan sampai tiga
puluhan. Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia
berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat

10
ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa
depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang
akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah
mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan
dalam keluarga serta masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu
bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosio emosional adalah
perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Pada tahap ini manusia
mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap
ini juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.
b. Dewasa Tengah (Madya)
Masa dewasa madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari
masa dewasa muda yang berusia 40-45 tahun. Pada masa dewasa madya,
ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal dan ada aspek-
aspek yang berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek yang
menunjukkan kemundurannya. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban,
berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis (intelektual-
sosial-ekonomi-nilai) masih terus berkembang walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tapi berupa perluasan
dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa madya, kekuatan
aspek-aspek psikis pun berangsur menurun. Dalam masa ini seseorang
memiliki tiga macam tugas yaitu penilaian kembali masa lalu, perubahan
struktur kehidupan, dan proses individualisasi. Artinya seseorang menilai
masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini dan dengan pandangan ke
depan seseorang merubah struktur kehidupan dengan penyesuaian
pemikiran rasional zaman ini pula. Proses individualisasi akan
membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase
penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (40-45 tahun).
5. Masa Dewasa Tua (Usia Lanjut)

11
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seeorang. Masa
ini dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal yang ditandai dengan
adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang menurun. Proses
menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi
fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Penggolongan lansia menurut Departemen Kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
a. Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia.
b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun
Menurut Hurlock terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, antara lain :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.

BAB III

12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan seksual adalah perkembangan yang terkait dengan sexual,
berarti sex or the sexes. Sedangkan sex or the sexes merujuk kepada makna
state of being male or female, keadaan atau status menjadi laki-laki atau
perempuan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka seksual adalah proses
pembelajaran tentang anatomi tubuh dan pengenalan diri sendiri. Perkembangan
merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang mungkin terjadi pada
seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Pada proses kematangan seks,
sama halnya seperti aspek perkembangan lainnya akan terlihat juga adanya
perbedaan-perbedaan individu dalam hal saat permulaan mulainya perubahan
dan lamanya proses. Walaupun ada pengaruh-pengaruh individu itu, akan tetapi
prosesnya sama seperti perkembangan fisik dan tinggi badan, dimana pada
remaja putri akan dimulai rata-rata 2 tahun lebih dahulu daripada teman remaja
prianya. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh remaja itu, sebenarnya
merupakan akibat dari berfungsinya kelenjar-kelenjar seks dalam dalam tubuh
yang disertai dengan kematangan alat-alat seks atau yang lazim dikenal dengan
sebutan organ reproduksi. Tahap-tahap perkembangan seksual ada lima, yaitu
masa prenatal dan bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas (remaja), masa
dewasa muda dan tengah umur, dan masa dewasa tua (usia lanjut)
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui
tentang perkembangan seks yang terjadi pada manusia sehingga menyadari
tanda-tanda perubahan yang terjadi. Penulis juga berharap adanya kritik dan
saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Okaviana, Hilma. 2002. Makalah Tahap Perkembangan Seksual Dan Psikososial
Seks. https://123dok.com/document/z31lwl8y-makalah-tahap-perkembangan-
seksual-dan-psikososial-seks.html, diakses pada 15 September 2021

Winata. 2017. Perkembangan Seksual Anak Usia Dua Tahun (Studi Kualitatif
Perkembangan Seksual Pada Zakia).
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpud/article/view/4884, diakses pada 15
September 2021

Anda mungkin juga menyukai