Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

‘’KELUARGA CHILD BEARING’’

Untuk memenuhi mata kuliah keperawatan keluarga

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Dinosius panji
2. Fidia nova
3. Nurul fitria
4. Priyani

S1 KEPERAWATAN 5A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan keluarga yang berjudul “keluarga child bearing”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari itu, kami menyadari
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan keluarga yang berjudul
“keluarga child bearing” ini bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periode child bearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi terhadap perubahan
struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus
dikembangkan (May, 1994).
Pada periode transisi, ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi.
Memahami bagaimana ibu yang beradaptasi dengan perubahan fisiologik, konsep diri,
fungsi peran, dan fungsi interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi
perawat, dimana perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi
proses adaptasi yang terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan peran
barunya. Untuk itu diperlukan kemampuan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan ibu dalam masa perinatal.
Keluarga baru (Childbearing Family) merupakan tahap perkembangan keluarga ke II,
Friedman (2002), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Menurut sebagian besar orang menyatakan bahwa tahap ini merupakan
tahap penuh stressor karena merupakan tahap transisi menjadi orang tua. Sebuah
ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga bisa menimbulkan krisis keluarga yang dapat
berakhir dengan perasaan tidak memadai menjadi orang tua dan menyebabkan gangguan
dalam hubungan pernikahan.
Berdasarkan paparan di atas, maka penulis akan memaparkan mengenai Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Keluarga Childbearing yang dilakukan oleh perawat untuk
mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga menentukan pemecahan
permasalahan tersebut, sehingga keluarga mampu secara mandiri menyelesaikan tugas
perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan masalah kesehatannya dan pada

4
akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga mandiri, sejahtera, produktif dan
menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran dari
keluarga Childbearing ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Ingin berbagi pengetahuan dan kemampuan dalam berpikir kritis dalam
memberikan tindakan asuhan keperawatan pada ibu pada masa pariental.
Tujuan Khusus
1. Dapat memahami konsep keluarga dalam periode child-bearing
2. Dapat memahami ciri-ciri keluarga
3. Dapat memahami peranan keluarga
4. Dapat mengetahui fungsi keluarga
5. Dapat memahami hal-hal yang harus diterapkan pada anak oleh keluarga
6. Dapat memahami peran perawat terhadap keluarga child-bearing
7. Dapat memahami tujuan perawatan kesehatan keluarga
8. Dapat memahami peran perawat keluarga.
9. Dapat memahami prinsip-prinsip kesehatan keluarga
10. Dapat memahami perkembangan keluarga child bearing
11. Dapat memahami peran orang tua terhadap Child- bearing
12. Dapat memahami komunikasi yang baik pada Child-Bearing
13. Dapat memahami tugas perkembangan child bearing
14. Dapat memahami Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing
15. Dapat memahami Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing

5
1.4 Manfaat
a. Bagi penyusun
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.
b. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang makalah
yang dibahagia
c. Bagi jurusan keperawatan
Menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa prodi
keperawatan tentang konsep keluarga chil bearing atau tahapan tumbuh kembang
keluarga menjelang kelahiran anak pertama.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Adapun pengertian keluarga adalah sekumpulan orang yang terikat dengan
perkawinan, kelahiran serta adopsi yang saling ketergantungan, dimana mempunyai
tujuan yaitu untuk menciptakan serta mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan setiap anggota keluarga.
Sedangkan pengertian dari Child-Bearing adalah merupakan waktu transisi fisik dan
psikologis bagi ibu dan seluruh anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau
anggota keluarga lainnya harus dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena
adanya anggota keluarga baru yaitu bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem
dalam keluarga akan berubah serta pola pikir keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi ibu membutuhkan waktu yang sangat cepat sehingga kondisi itu
menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerluakan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayidan keluarga,yang berdampak padakesehatan
fisik ibu dan anak.

2.2 Ciri-ciri keluarga


a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota Keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

2.3 Peranan keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

7
Peranan ayah :
sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satukelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
fisik, mental, sosial dan spritual.

2.4 Fungsi keluarga


Dalam hal ini fungsi keluarga sangat penting dalam perkembangan anak, adapun fungsi
keluarga meliputi :
1) Faktor biologis
a. Meneruskan keturunan
b.Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Faktor psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
c. Memberikan identitas keluarga
3) Faktor sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma serta tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nalai budaya
4) Faktor ekonomi
a.Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk di masa yang akan dating.

2.5 Hal –hal Yang Diterapkan Oleh Keluarga Pada Anak


8
a) Moral
Moral merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada anak sejak dini, dimana moral
timbul dari hati tanpa ada paksaan dari luar, dan juga disertai pula dengan tanggung jawab
atas tindakan yang dilakukan. Oleh sebab itu keluarga sebagai pendidik pertama dan utama
bagi anak terutama dalam memberikan pendidikan moral.
b) Akhlak
Dalam hal ini setiap orang tua harus dapat memberikan bimbingan tentang akhlak kepada
anaknya sejak dini, karena dengan akhlak anak tersebut dapat mengatur pola sikap dan
tindakan ataupun perbuatan tanpa mengharapkan imbalan.
c) Etika
Dalam hal ini etika wajib diberikan kepada anak oleh orang tuanya baik melalui bimbingan
atau arahan agar anak tersebut dapat bertingkah laku sesuai dengan etika.

2.6 Peran Perawat terhadap Child- Bearing


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai
tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan
:Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Dalam hal ini masalah-
masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan
masyarakat.

2.7 Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.
9
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi
masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan. Untuk dapat mencapai tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para, anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :Mengenal gangguan
perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga. Mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu mudah.
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
danlembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas
-fasilitas kesehatan yang ada.

2.8 Peran Perawat Keluarga :


a. Pendidik
1. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
2. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri.
3. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.
Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai

10
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit
bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada
keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada
keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan
asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah
yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan)

h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

2.9. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.


2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.

11
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran
serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya
keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

2.10. Perkembangan keluarga child bearing

Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)Keluarga yang menantikan kelahiran,


dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan.

Persiapan menjadi orang tua : Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.

2.11. Peran Orang Tua Terhadap Child-Bearing

Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin kuat
saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka dengan
anak. periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi
(suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen . perode
yang berlangsung akan membutuhkan waktu.

2.12. Komunikasi Orangtua Terhadap Anak

12
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan oleh
kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak.Respon sensual dan kemampuan
yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi :

a. Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai suatu sarana
untuk mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih anaknya yang baru lahir
dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke dada, merangkulnya kedalam
pelukan. Begitu anak dekat dengan ibunya maka anak akan mulai proses ekspoli.

b. Kontak Mata

c. Suara

d. Aroma

2.13. Tugas perkembangan child bearing

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual& kegiatan )


b. Mempertahankan hub yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran & tanggung jawab
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan& perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 mgg
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/ dana child bearing
h. Mengfasilitasi role learning anggota keluarga

2.14. Masalah yang sering muncul pada keluarga child bearing


a. Keluarga seksual & sosial terganggu
b. Suami merasa diabaikan
c. Interupsi jadwal kontinu

13
d. Peningaktan perselisihan

2.15. Perubahan Ibu dalam periode Child Bearing


Masa nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan
yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama kurang lebih 6
pekan.
Pada masa nifas ini ibu akan mendapati beberapa perubahan pada tubuh maupun emosi. Bagi
yang belum mengetahui hal ini tentu akan merasa khawatir akan perubahan yang terjadi, oleh
sebab itu penting bagi ibu memahami apa saja perubahan yang terjadi agar dapat menangani
dan mengenali tanda bahaya secara dini.
1. Rahim.
Setelah melahirkan rahim akan berkontraksi (gerakan meremas) untuk merapatkan dinding
rahim sehingga tidak terjadi perdarahan, kontraksi inilah yang menimbulkan rasa mulas pada
perut ibu. Berangsur angsur rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, sesaat setelah
melahirkan normalnya rahim teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2 pekan setelah
melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan pulih seperti semula. Akan tetapi biasanya
perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis putih atau coklat berkelok, hal ini
dikarenakan peregangan kulit perut yang berlebihan selama hamil, sehingga perlu waktu
untuk memulihkannya, senam nifas akan sangat membantu mengencangkan kembali otot
perut.
2. Jalan lahir (servik,vulva dan vagina)
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang
memerlukan penjahitan, namun insyaalloh akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis
tidak atau seberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum
melahirkan. Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan
lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
3. Darah nifas (Lochea)
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya
berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi
berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa
nifas. Darah nifas yang berbau sangat amis atau busuk dapat menjadi salah satu petunjuk
adanya infeksi dalam rahim.
4. Payudara
14
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI belum
keluar) dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi ASI. Pada hari ke 2 hingga ke
3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya
akan anti body, dan protein, sebagian ibu membuangnya karena dianggap kotor, sebaliknya
justru ASI ini sangat bagus untuk bayi.
5. Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri jahitan
juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses
melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir,
karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang
berakibat terjadi perdarahan.
6. Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi
usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang muncul
wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena kesalahan cara
mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan.
Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas insyaalloh akan
mengurangi bahkan menghilangkan keluhan ambein ini.
7. Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keeping darah) akan
berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke jantung
akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
8. Penurunan berat badan
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-ari,
air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha tubuh
untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil. Rata-rata ibu kembali ke berat idealnya
setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
9. Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan kembali
normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai salah satu
tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
10.Perubahan emosi

15
Emosi yang berubah-ubah (mudah sedih, khawatir, tiba-tiba bahagia) disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain adanya perubahan hormon, keletihan ibu, kurangnya perhatian
keluarga, kurangnya pengetahuan akan cara merawat bayi serta konflik dalam rumah tangga.
Perubahan ini memiliki berbagai bentuk dan variasi dan akan berangsur-angsur normal
sampai pada pekan ke 12 setelah melahirkan. Yang perlu diingat, masa nifas bukan berarti
ibu terlepas sama sekali dari nilai-nilai ibadah, dzikir adalah salah satu ibadah lisan dan hati
yang cukup efektif untuk membuat ibu merasa tenang, sabar dan tegar menjalani masa nifas
ini

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Child-Bearing adalah merupakan waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya harus dapat
beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu bayi,
dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah serta pola pikir
keluarga harus dikembangkan. Adapun peran perawat pada keluarga Child-Bearing adalah
sebagai berikut ; perawat berperan sebagai Pendidik yang memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga, sebagai coordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai, sebagai pelaksana perawat yang bekerja dengan klien dan
keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
perawatan langsung, sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visite atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga, sebagai konsultan perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam
mengatasi masalah kesehatan, sebagai kolaborasi perawat komunitas juga harus bekerja dama
dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal, perawat juga sebagai fasilitator yang berfungsi membantu

16
keluarga dalam menghadapi kendala utuk meningkatkan derajat kesehatannya, perawat juga
sewbagasi penemu kasus mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak
terjadi ledakan atau wabah, dan perawat juga berperan memodifikasi lingkungan agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.

3.2. Saran

Setelah penulis menjabarkan mengenai konsep keluarga dalam periode child bearing
diharapkan memberi manfaat dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai pengetahuan tentang
konsep keluarga child bearing.

Bagi keluarga setelah membaca makalah ini di sebaiknya dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan apa itu child bearing serta dapat mengetahui hal-hal apa saja yang harus
diterapkan pada anak serta peran keluarga dan juga dapat mengetahui masalah yanng akan
dihadapi guna dapat mencegah atau mengatasi sebelum timbulnya masalah pada keluarga.

Bagi perawat diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang peran perawat pada
keluagra child bearing

Bagi rekan sejawat diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan dalam
menangani keluarga child bearing.

17
Daftar Pustaka

nursing clinical preatician http://nsharmako.blogspotwignyosastro, h.2002.


ilmu kebidanan. bina pustaka kapita selekta kedokteran. media aesculapius
nifas dan infeksinya.www.zonasehat.com online 2 feb 2009
catatan penting masa nifas. www.anakku.com. online 2 feb 2009

Sumber : http://zems88.blogspot.com/2010/07/konsep-keluarga-dalam-periode-child.html

18

Anda mungkin juga menyukai