18 Pedoman Pengelolaan Laboratorium - Print
18 Pedoman Pengelolaan Laboratorium - Print
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai nderajat kesehatan yang optimal.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat
menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. RUANG LINGKUP :
Ruang lingkup pelayanan laboratorium mencakup mulai dari menerima surat
permintaan dari dalam dan luar puskesmas, melakukan pemeriksaan sampai proses
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien .
C. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
1. Tujuan
Melakukan pemeriksaan penunjang kesehatan guna membantu menegakkan
diagnosa penyakit.
2. Kegunaan
Tempat pemeriksaan, pengujian, penetapan dan pengukuran terhadap bahan
(sample) tertentu untuk mendapatkan hasil sebagai informasi guna membantu
menegakkan diagnosa penyakit.
1
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. POLA KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
Puskesmas. Laboratorium Puskesmas Purnama mempunyai pola ketenagaan. Yang dapat
dilihat pada tabel berikut :
B. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen
3
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium
Puskesmas.
Keterangan:
B A. Meja Terima Pasien dan
Pengambilan Sampel
A B. Meja Komputer
C C. Meja Alat
D. Kulkas
E. Lemari Alat
F. Ruang sampel BTA dan
F
C wastafel
E D
B. Standar Sarana
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium
Puskesmas. Persyaratan sarana/ruangan laboratorium Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Ruangan yang ada di laboratorium terdiriri dari 2 ruangan diantaranya ruang
pendaftaran dan ruang tunggu, ruang konseling ( VCT ), ruang pemeriksaan sampel,
ruang pemeriksaan BTA, ruang pengambilan sampel IMS.
b. Langit langit berwarna putih dan mudah dibersihkan.
c. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik).
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
e. Pintu diruang pemeriksaan memakai kaca yang bisa dilihat dari luar.
f. Kamar kecil/WC pasien laboratorium bergabung dengan WC pasien Puskesmas.
C. Peralatan
Peralatan yang ada di puskesmas :
1. Meja pengambilan sampel darah
4
a. Menggunakan meja kayu ukuran 2m x 1m
b. Mempunyai laci
2. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien :
a. Kursi mempunyai sandaran baik, kursi petugas maupum kursi pasien
b. Berbahan material kuat dari besi
3. Bak cuci/sink
a. Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih
b. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air
limbah Puskesmas.
4. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang . . .cm
b. Meja terdiri dari tiga tempat dalam ruang pemeriksaan. Meja satu untuk tempat alat
hematologi analyzer, meja kedua untuk tempat fotometer dan mikroskop, dan
meja ketiga untuk tempat sentrifuge dan rotator. Meja terbuat dari bahan keramik
berwarna putih
5. Lemari pendingin
a. Berfungsi untuk menyimpan reagen dan sampel
b. Reagent dan sampel disimpan dalam lemari pendingin
6. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat
b. ukuran panjang 160 cm lebar 40 cm tinggi 100 cm
c. bahan terbuat dari kayu atau almunium dan rakdari kaca
d. Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
7. Rak reagent
a. Fungsi untuk menyimpan reagent
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/formika
5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM
6
Pasien diminta kembali ke pengirim/perujuk (BPU, BPG, KIA) untuk pasien
rawat jalan, sedangkan untuk pasien rawat inap petugas laboratorium
memberikan hasil pemeriksaaan kepada bidan atau perawat yang jaga
2. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.
7
BAB V
PENGADAAN LOGISTIK
1. REAGEN
Reagen yang ada di laboratorium Puskesmas Purnama meliputi reagen cair untuk
pemeriksaan hematologi analyzer, mikrobiologi, dan reagen stik untk pemeriksaan
gula dan asam urat.
Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan antara lain :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode first in first out ( seusai urutan penerimaan ).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan, yang terjadi pada
sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena
cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
8
B. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM
Mulai
Menerima permintaan
pemeriksaan & memberi no urut
Tidak Kembali ke
Apakah
pengirim
pasien setuju?
Ya
Mengambil sampel
Melakukan pemeriksaan
sampel
Mencatat hasil
pemeriksaan
Memverifikasi dan
menandatangani hasil
pemeriksaan lab
Menyerahkan hasil pemeriksaandan
menginformasikan untuk kembali ke
perujuk
Menuliskan biaya Dokumentasi Selesai
pemeriksaan (pasien umum)
9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
10
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
11
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam dan
barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan diberi
keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi limbah
medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan
pengolahan spesimen dengan benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika
dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran dari
luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka
tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti
sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar (antara
lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik
dan persyaratan penyimpanannya).
Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
12
Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang
sesuai.
13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
14
BAB IX
PENUTUP
15