Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PEMBAHASAN
Ilmu dan teknologi tentang ukuran partikel dinamakan mikromeritik oleh
Dalla Valle. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet,
dan garamgranular berada dalam kisaran ayakan (Martin, 2008)
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan
sediaan dan juga terhadap efek farmakologi (Moechtar, 1990).
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur diameter partikel dari
talkum, metode yang digunakan yaitu metode pengayakan. Karena menurut Parrot
(1971). Metode paling sederhana dalam menentukan ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan
butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan
demikian dapat dipisahkan partikel lolos ayakan (butir halus) dan yang tertinggal
ayakan (butir kasar) (Martin, 2008).
Praktikum dengan metode ayakan menggunakan ayakan nomor 72, 30, 26
dan 15. Sebelum digunakan, ayakan dibersihkan menggunakan alkohol 70%.
Menurut Moenandar (1996), alkohol 70% mampu menghilangkan bakteri-bakteri
yang menempel pada benda atau ayakan tersebut, selanjutnya dikeringkan terlebih
dahulu untuk menghindari kesalahan dalam pengayakan karena tertutupnya
lubang-lubang ayakan dengan suatu zat atau benda lain yang tersisa di dalam
ayakan.
Ayakan kemudian disusun secara bertingkat dimulai dari ayakan yang
paling kasar diletakkan paling atas dilanjutkan sampai ayakan paling halus yang
diletakkan paling bawah agar jumlah bobot yang tertinggal pada masing-masing
nomor pengayakan dapat diketahui, menurut metode USP untuk menguji
kehalusan serbuk suatu sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan
digoyangkan secara konstan. Jika diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan
disusun berturut-turut mulai dari yang kasar di atas sampai dengan yang paling
halus dibawah. Menurut Sudjaswadi (2002), tujuan penyusunan ayakan adalah
memisahkan partikel sesuai dengan ukuran partikel masing-masing sehingga

12
bahan yang lolos ayakan pertama akan tersaring pada ayakan kedua dan
seterusnya hingga partikel itu tidak dapat lagi melewati ayakan dengan nomor opn
tertentu.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu talkum sebanyak 15
gram. Dimasukkan bahan talkum  kedalam pengayak yang sudah tersusun dengan
nomor ayakan 72 yang paling atas dan 15 paling bawah. Kemudian ayakan
ditutup dan digoyang menggunakan tenaga manusia dengan kecepatan yang
seimbang (tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat) selama 5 menit. Menurut
Zulfikar (2010) waktu pengayakan dilakukan selama lima menit karena waktu
tersebut dianggap waktu optimum untuk mendapatkan keseragaman bobot pada
tiap ayakan (nomor opn). Bila waktu lebih dari lima menit dikhawatirkan partikel
terlalu sering bertumbukan sehingga lolos keayakan berikutnya, dengan begitu
akan terjadi ketidakvalidan data. Jika kurang dari lima menit partikel belum
terayak sempurna.
Setelah mendapat bobot tertinggal dari talcum, kemudian menimbang
jumlah bobot yang tertinggal dimasing-masing nomor ayakan menggunakan
neraca analitik. Setelah mendapatkan jumlah bobot tertinggal dihitung diameter
partikel masing-masing bahan.
Dari hasil percobaan, ukuran diameter rata-rata bahan talkum dengan
ayakan nomor 72 yaitu 0,11 µm dengan jumlah bobot tertinggal 1,4 gram, opn 30
adalah 9,31 µm dengan jumlah bobot tertinggal 12,36 gram, opn 26 adalah 0,027
µm dengan jumlah bobot tertinggal 0,67 gram dan opn 15 yaitu 0,048 µm dengan
jumlah bobot tertinggal 0,89 gram. Untuk diameter partikel dari Laktosa diperoleh
0,075 µm dibandingkan secara teori menurut Soebagyo (1994), ukuran partikel
dari talkum adalah 1,525µm. Dari data diatas, semakin rendah nomor ayakan
maka semakin sedikit bobot jumlah tertinggal hal ini dikarenakan semakin kecil
lubang ayakan. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin
kecil pori pada ayakan semakin sedikit jumlah bobot sampel tertinggal pada
ayakan begitu pula sebaliknya (Sudjaswadi, 2002).
Kemungkinan kesalahan yang terjadi yaitu kemungkinan kurang tepat
dalam menimbang sampel, terdapat partikel yang menempel pada ayakan, pada

13
saat menuangkan bahan tertiup angin dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
proses pengayakan yaitu pengayakan yang tidak konstan seperti terlalu cepat dan
terlalu lambat, intensitas mengayak yaitu semakin cepat mengayak maka bahan-
bahan akan saling bertumbukan dan pecah.

14

Anda mungkin juga menyukai