Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita tidak lepas dari makanan karena
makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, tapi tidak semua makanan
baik untuk tubuh kita, makanan yang terasa lezat belum tentu kandungan
didalamnya tidak berbahaya. Ada beberapa makanan yang mengandung zat
berbahaya misalnya pada garam yang kurang mengandung iodium dan misalnya
makanan beracun yang didalamnya memiliki asam sianida (HCN) misalnya pada
singkong.
Garam merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dalam
kehidupan sehari-hari banyak digunakan sebagai bahan tambahan bumbu pada
makanan, sebagai pengawet makanan seperti ikan asin, asinan buah-buahan, dan
dasar pembuatan senyawa kimia (NaOH, Na2SO4, NaHCO3, Na2CO3).
Sedangkan Asam sianida adalah bentuk hidrogen sianida (HCN) yang dapat
menyebabkan kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi
tertentu. Sifat-sifat murni asam sianida, yaitu mempunyai sifat tidak berwarna,
mudah larut, mempunyai bau khas dan mudah menguap pada suhu kamar.
Masih banyak garam yang kurang memiliki kandungan iodium
didalamnya. Hasil survei garam beriodium dalam beberapa tahun menunjukkan
bahwa masih ada 13% garam yang digunakan oleh rumah tangga ternyata tidak
mengandung yodium. Sebanyak 16% garam yang digunakan rumah tangga di
perdesaan dan 9% di perkotaan tidak mengandung iodium. Garam tanpa iodium
masih beredar di pasaran karena masih ada penjualan langsung dari petani garam
atau pedagang kecil. Garam beriodium adalah garam yang telah diperkaya
dengan iodium yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Kurangnya yodium paada balita akan menyebabkan status gizi pada balita akan
menurun.
Sedangkan untuk asam sianida singkong sebagai salah satu bahan pangan
yang biasa dikonsumsi masyarakat dan memiliki kandungan HCN. Asam sianida
dalam singkong terikat dalam suatu rangkaian yang dikenal dengan nama
glukosida sianogenik, yang terdiri dari glukosa, aseton dan HCN. Sianogen pada
dasarnya bersifat non toksik, tetapi proses hidrolisis oleh enzim yang terdapat
dalam tanaman tersebut dapat menghasilkan sianida yang toksik.
Gejala keracunan akut asam sianida pada manusia meliputi: nafas
tersengal, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat, sakit kepala, sakit perut,
mual, diare, pusing, kekacauan mental dan kejang. Selain itu, sistem saraf juga
menjadi sasaran utama asam sianida. Paparan asam sianida (HCN) secara lama
dalam konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf pusat yang kemudian
diikuti oleh depresi, kejang-kejang, lumpuh dan kematian.
Maka dari itu dalam kimia farmasi kita mempelajari tentang zat-zat
berbahaya bagi tubuh contohnya uji analisa zat berbahaya dalam makanan yaitu
garam beryodium dan uji sianida, agar kita bisa mengetahui merk garam apasaja
yang mengandung kurang iodium dan pada makanan apa saja terdapat sianida.
Penting bagi kita untuk memiliki pengetahuan mengenai zat-zat berbahaya dalam
makanan agar bisa menjaga kesehatan masyarakat sekitar.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan praktikum Uji Analisis
zat bermanfaat dan zat beracun pada makanan.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui kandungan yodium atau kadar
yodium pada garam yang dikonsumsi sehari-hari.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menentukan
pengujian kualitatif HCN.
1.3 Manfaat Percoban
Mahasiswa mengetahui kandungan-kandungan atau zat berbahaya
dalam makanan
1.4 Prinsip Percobaan
1. Uji iodium
Prinsip uji ini yaitu analisis kadar iodium berdasarkan intensitas warna
larutan kompleks yang terbentuk antara iodin dan garam. Semakin
pekat warna yang dihasilkan maka kandungan iodium dalam garam
semakin besar.
2. Uji kemurnian garam
Prinsip dari pengujian ini yaitu garam kan larut dalam air dan partikel
yang tersisa merupakan serpihan kaca.

3. Uji sianida
Prinsip pengujian ini adalah asam sianida larut dalam air, dalam
suasana panas asam sianida akan menguap, lalu uap asam sianida akan
bereaksi dengan pikrat membentuk warnah merah bata

Anda mungkin juga menyukai