Anda di halaman 1dari 19

KALIMAT EFEKTIF

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mahasiswa Semester Satu Pendidikan Kimia 2021

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Di Susun Oleh Kelompok 6 (Enam) :

1. 2282210039_Muhammad Raihan Saputra

2. 2282210053_Rahadatul Aisy

3. 2282210054_Vakha Amalia Al Amin

4. 2282210064_Risa Nurazkiah

5. 2282210066_Amelianda Evelyn

6. 2282210067_Zhafirah Idzni

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang yang

telah memberikan rahmat dan melimpahkan ilmu-Nya Yang Maha Luas kepada penulis.

Sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kalimat Efektif”. Sholawat serta salam

senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-

sahabatnya kelak syafa’at beliau yang diharapkan umatnya di akhir zaman.

Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh

penulis, akan tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

 Dosen Bahasa Indonesia Ibu Hj. Tatu Huliyah, M. Pd

 Teman satu kelompok terima kasih atas kerjasamanya.

 Seluruh teman satu almamater pendidikan kimia 2021 UNTIRTA.

Akhirnya kepada Allah SWT. penulis bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya

sehingga makalah ini dapat terselesaikan, semoga makalah yang jauh dari kata sempurna ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Serang, 28 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………...…………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………...…………... 2

C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………...……………. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif ……………………………………………………………… 3

B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Kalimat Tidak Efektif ……………...…………………….. 6

C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif ……………………………………………..………………….. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….…………………. 14

B. Saran …………………………………………………………………..……………….. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan manusia

yang lainnya dengan menyampaikan maksud dari si pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur

atau aturan yang digunakan agar lebih mudah dipahami oleh lawan bicara. Kalimat efektif

adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat dan dapat

dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah

tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan

lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.

Banyak kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa

ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, yaitu : kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak

logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud

kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan pernyataan

inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita mengenal bahasa lisan dan bahasa

tulisan. Kedua bahasa ini sering menimbulkan kesalahpahaman. Penggunaan kalimat yang

baik dan benar (kalimat efektif) akan memudahkan pemahaman orang lain sehingga

kesalahpahaman yang sering terjadi akan terhindarkan. Untuk menjadikan kalimat yang

diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi.

Pertama, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran

1
2

pendengar atau pembaca seperti yang dibicarakan oleh pembicara atau penulis. Faktor yang

menjadikan gagasan diterima dengan baik adalah penggunaan kalimat yang baik dan benar

serta penggunaan huruf dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah kaidah tata bahasa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

2. Apa saja yang menyebabkan kalimat tidak efektif?

3. Apa ciri-ciri kalimat efektif?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dan maksud dari kalimat efektif.

2. Untuk mengetahui penyebab kalimat tidak efektif.

3. Untuk mengetahui cirri-ciri kalimat efektif.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan

penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara

tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan

menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca.

Berikut beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat

komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja. Tetapi juga harus hidup, segar, mudah

dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.

(Rahayu:2007)

2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah

dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,

ringkas, dan enak dibaca. (Arifin:1989)

4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan

informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan

Wahyu:2009)

Persyaratan kalimat efektif, antara lain :

1. Kelengkapan struktur subjek dan predikat.

3
4

2. Pemutasian subjek dan predikat.

3. Perwujudan makna gramatikal berdasarkan struktur.

Syarat-syarat kalimat efektif, antara lain :

1. Koherensi adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata

atau kelompok kata) yang membentuk kata itu.

2. Kesatuan adalah suatu kalimat efektif harus mempunyai struktur yang baik, artinya

kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat atau bisa ditambah

dengan objek, keterangan, dan pelengkap yang bisa melahirkan arti yang merupakan

ciri-ciri keutuhan kalimat.

3. Kehematan adalah hemat dalam pemakaian kata , frasa atau bentuk lainnya yang

dianggap tidak diperlukan. Kehematan tersebut menyangkut soal gramatikal dan

makna kata. Namun, dalam hal ini dapat tidak berarti bahwa kata yang menambah

kejelasan kalimat boleh dihilangkan.

4. Paralelisme atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang

digunakan dalam kalimat, jika makna pertama menggunakan verbal dan makna kedua

juga menggunakan verbal.

5. Penekanan gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya

dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya.

6. Kevariasian yaitu untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca,

diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subjek, predikat,

atau keterangan. Ada kalimat pendek dan panjang.

7. Logis/nalar yaitu suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi dalam kalimat

tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat bisa dilihat
5

dari segi maknanya, bukan strukturnya. Suatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan

yang disampaikan masuk akal, hubungan antar gagasan dalam kalimat masuk akal,

dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal.

Unsur-unsur kaimat efektif, sebagai berikut :

1. Subjek (S), adalah kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu

hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi

oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Contohnya :

a. Ayahku sedang melukis.

b. Meja direktur besar.

c. Berjalan kaki menyehatkan badan.

2. Predikat (P), adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau

dalam keadaan bagaimana subjek. Selain memberitahu tindakan atau perbuatan

subjek, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek.

Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau

adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Contohnya :

a. Kuda meringkik.

b. Ibu sedang tidur siang.

c. Putrinya cantik jelita.

3. Objek (O), adalah bagian kalimat melengkapi P, objek pada umumnya diisi oleh

nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu dibelakang P yang berupa verba

transititif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, contohnya :

a. Dani meminang Nurul.

b. Arsitek merancang sebuah desain interior.


6

4. Pelengkap (pel) atau komplemen, adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak

pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga

ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi pel dan O juga sama, yaitu dapat

berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara pel dan O terdapat

perbedaan. Contohnya :

a. Ketua MPR membacakan Pancasila.

S P O

b. Banyak kebijakan berlandaskan Pancasila.

S P Pel

5. Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai

bagian kalimat yang lainnya. Unsur ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan pel.

Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pegisi ket

adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. Contohnya :

a. Dalam dua hari ini, aku dan ibu akan pergi ke toko swalayan.

b. Dengan adanya surat undangan sekolah siswa diwajibkan datang bersama kedua

orang tuanya.

B. Hal-Hal Yang Menyebabkan Kalimat Tidak Efektif

Ketidakefektifan kalimat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut.

1. Kontaminasi atau keracunan

Kontaminasi ialah suatu gejala dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan

keracunan. Racun ‘kacau’, jadi keracunan artinya kekacauan. Sejalan dengan itu,
7

kalimat yang rancu berarti kalimat yang susunannya tidak teratur sehingga

informasinya sulit dipahami.

2. Pleonasme

Pleonasme berarti kata-kata yang berlebihan. Gejala pleonasme muncul

karena beberapa kemungkinan, antara lain :

a. Pembicara tidak sabar, bahwa apa yang diucapkan itu mengandung sifat yang

berlebihan.

b. Dituangkan bukan karena tidak sengaja, melainkan karena tidak tahu bahwa

kata-kata yang digunakan mengungkapkan pengertian yang berlebihan.

c. Dibuat dengan sengaja, sebagai salah satu bentuk gaya bahasa untuk

memberikan tekanan pada arti (intensitas).

3. Ambiguitas

Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan

tafsiran ganda tidak termasuk kalimat efektif. Contoh :

Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual.

Seharusnya,

- Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera di jual.

- Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera di jual.

4. Ketidakjelasan unsur inti kalimat

Suatu kalimat yang baik memang harus mengandung unsur kalimat yang

lengkap. Dalam hal ini kelengkapan unsur kalimat itu, sekurang-kurangnya harus

memenuhi dua hal, yaitu subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata
8

kerja transititif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur lain, yaitu

keterangan, kehadirannya bersifat sekunder atau tidak terlalu dipentingkan.

5. Keborosan preposisi dan kata

Ketidakefektifan kalimat sering disebabkan oleh pemakaian depan (preposisi)

yang tidak terlalu dibutuhkan. Keefektifan dalam penggunaan bahasa, selain dapat

dicapai melalui pemilihan kata yang tepat, dapat dilakukan dengan menghindari

pemakaian kata yang boros. Kata boros yang dimaksud ialah kata yang kehadirannya

tidak terlalu diperlukan sehingga jika dihilangkan tidak merubah makna yang akan

disampaikan.

6. Kesalahan nalar

Nalar menentukan apakah kalimat yang logis atau tidak. Nalar ialah aktifitas

yang memungkinkan seseorang berpikir logis. Jadi dalam bertutur atau menulis

gunakan nalar sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan kalimat yang logis dan

tepat makna serta efektif.

7. Ketidaktepatan bentuk kata

Bentuk kata seperti, pengrusakan, pengluasan, perlawatan, dan perletakan ini

timbul karena pengaruh bahasa jawa. Jadi dalam menulis atau bertutur perhatikan

bentuk kata yang digunakan, kemudian gunakan bentuk kata yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia.

8. Ketidakpastian bentuk kata

Jika sebuah kata tidak dipahami maknanya, pemakaian pun mungkin tidak

akan tepat. Hal itu akan menimbulkan keganjilan, kekaburan, dan salah tafsir.
9

Hubungan kata dengan maknanya juga sering menimbulkan ketidakefektifan kalimat,

oleh karena itu harus memperhatikannya dengan cermat.

9. Pengaruh bahasa daerah

Kata-kata bahasa daerah yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia

tampaknya tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian bahasa sehari-

hari. Akan tetapi bahasa daerah yang belum diterima ke dalam bahasa Indonesia

inilah yang perlu dihindari penggunaanya agar tidak menimbulkan kemacetan dalam

berkomunikasi sehingga informasi yang disampaikan menjadi tidak efektif.

10. Pengaruh bahasa asing

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak lepas dari bahasa lain,

bahasa daerah atau bahasa asing. Pengaruh itu disatu sisi dapat memperkaya bahasa

Indonesia, tetapi di sisi lain dapat menganggu kaidah tata bahasa Indonesia sehingga

menimbulkan ketidakefektifan kalimat.

C. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1. Kesepadanan

Kesepadanan ialah adanya kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran, gagasan,

atau struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh

kesatuan gagasan yang selaras dan kepaduan pikiran yang baik. Ciri-cirinya yaitu

sebagai berikut :

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek

atau predikat sebuah kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian

kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada dan sebagainya di depan subjek. Contoh :
10

Bagi semua mahasiswa baru harus menyertakan legalisasi ijazah SLTA.

Seharusnya,

Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah SLTA.

b. Tidak terdapat subjek yang ganda. Contoh :

Penyusunan disertasi ini saya dibimbing oleh para promotor.

Seharusnya,

Penyusunan disertasi ini dimbing oleh para promotor.

Saya dibimbing oleh para promotor ketika menyusun disertasi ini.

c. Kata penghubung antarkalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal. Contoh :

Kami datang sedikit terlambat. Sehingga tidak bisa memilih presiden.

Seharusnya,

Kami datang sedikit terlambat sehingga tidak bisa memilih presiden.

d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata “yang”. Contoh :

Mahasiswa Untirta itu yang berasal dari Jawa Barat.

Seharusnya,

Mahasiswa Untirta itu berasal dari Jawa Barat.

2. Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat, berarti jika

bentuk pertama menggunakan nomina maka bentuk kedua dan seterusnya

menggunakan nomina. Contoh :

Mahasiswa jurusan pendidikan kimia dan teknik kimia sedang melakukan praktikum

tugas mata kuliah laju reaksi dan penulisan hasil reaksinya.

Seharusnya,
11

Mahasiswa jurusan pendidikan kimia dan teknik kimia sedang melakukan praktikum

tugas mata kuliah laju reaksi dan menulis hasil reaksinya.

3. Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.

Pada sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberikan

penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Caranya yaitu sebagai berikut.

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat. Contoh :

Harapan Rektor Untirta adalah agar mahasiswa lulus tepat waktu.

b. Membuat urutan kata yang logis. Contoh :

Pencuri itu berlari, merangkak, dan meloncat agar tidak terlihat orang.

Seharusnya,

Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak terlihat orang.

c. Melakukan pengulangan kata-repetisi. Contoh :

Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan keramahan mereka.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh :

Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan cerdas.

e. Mempergunakan partikel penekanan-penegasan. Contoh :

Saudaralah yang harus datang ke tempat ini.

4. Kehematan

Kehematan adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap

tidak perlu. Kriterianya sebagai berikut.

a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Contoh :
12

Karena ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

Seharusnya,

Karena sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian

superordinat pada hiponimi kata.

Kata hijau sudah mencakupi kata warna.

Contoh :

Ia memakai baju warna hijau.

Dapat diubah menjadi, ia memakai baju hijau.

c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam

satu kalimat.

Kata sejak bersinonim dengan dari.

Contoh :

Sejak dari tadi ia menunggu temannya.

Dapat diperbaiki menjadi, sejak tadi ia menunggu temannya atau dari tadi ia

menunggu temannya.

d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang

berbentuk jamak. Contoh :

Bentuk tidak baku Bentuk baku

Para ibu-ibu Para ibu

e. Kecermatan

Cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam

pilihan kata. Contoh :


13

Yang diceritakan menceritakan tentang pengaruh teknologi informasi dan

kenakalan remaja.

Seharusnya, yang diceritakan adalah pengaruh teknologi informasi dan kenakalan

remaja.

f. Kepaduan

Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang

disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat padu tidak bertele-tele dan tidak

mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis. Contoh :

Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan komputer.

Seharusnya, buku ini membahas tentang manfaat penguasaan komputer.

g. Kelogisan

Kelogisan ialah ide kalimat yang dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan

ejaan yang berlaku. Contoh ;

Bentuk yang salah : Bentuk yang benar :

1) Waktu dan tempat kami 1) Rektor Untirta kami persilahkan.

persilahkan. 2) Untuk menghemat waktu, kita

2) Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.

lanjutkan acara ini. 3) Atas perhatian Bapak/Ibu, kami

3) Atas perhatiannya, kami ucapkan ucapkan terima kasih.

terima kasih.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat berfungsi mengungkapkan informasi

secara tepat, cepat, dan mudah dipahami dan mempunyai hubungan kalimat, penekanan

dan pengucapannya. Di dalam penyusunan kalimat efektif sangat perlu diperhatikan

struktur kalimat, kelugasan penyusunan kata serta faktor-faktor lainnya agar kalimat yang

disusun menjadi kalimat utuh yang efektif. Unsur-unsur dalam kalimat efektif, ialah :

subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Mengenai

syarat-syarat kalimat efektif meliputi : koherensi, kesatuan, kehematan, paralelisme atau

kesejajaran, penekanan, kevariasian, dan logis/nalar,

B. Saran

1. Bagi pendidik

Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama tentang bahasa Indonesia yang

memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar

terjadi komunikasi yang baik da tepat penggunaan bahasanya antar pendidik dengan

peserta didik.

2. Bagi calon pendidik

Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama

mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan

14
15

tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan

pendidik.

3. Bagi lembaga sekolah

Lembaga sekolah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap

penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
DAFTAR PUSTAKA

Https://pengetahuanbersama-sama.blogspot.com/2016/04/10-faktor-penyebab-

ketidakefektifan.html?m=1

https://www.academia.edu/30700260/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KALIMAT-

EFEKTIF_

https://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-efektif/

Anda mungkin juga menyukai