Anda di halaman 1dari 7

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK NOVEL API TAUHID

KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY


DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Oleh: Siti Ponijah


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: Sitiponijah25@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik dalam
novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El Shirazy; (2) nilai pendidikan akhlak dalam
novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El Shirazy; dan (3) skenario pembelajaran unsur
intrinsik dan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Api Tauhid Karya
Habiburrahman El Shirazydi kelas XI SMA.Objek penelitian ini adalah unsur intrinsik dan
nilai pendidikan akhlak novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini
berfokus pada unsur intrinsikdan nilai pendidikan akhlak yang meliputi akhlak pada
Allah, keluarga, dan diri sendiri. Dalam penelitian ini instrumennya adalah penulis
selakuinstrumen utama dengan bantuan kartu pencatat data beserta alat tulis.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi. Analisis data dilakukan dengan
teknik analisis isi.Hasil analisis data disajikan dengan teknik informal.Dari hasil
penelitian, disimpulkan bahwa (1) unsur intrinsik meliputi tema, tokoh dan penokohan;
teknik pelukisan tokoh secara dramatis dan analitis; alur, yaitu mundur (flashback); latar
meliputi latar tempat, waktu, dan sosial; sudut pandang, yaitu sudut pandang orang
ketiga; amanat; dan hubungan antarunsur; (2) nilai pendidikan akhlak meliputi akhlak
pada Allah, yaitu takwa, cinta dan rida, ikhlas, khauf dan raja’, tawakal, syukur, dan
tobat; akhlak pada keluarga, yaitu birrulwalidain; hak, kewajiban dan kasih sayang suami
istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan silaturahmi dengan
karib kerabat; dan akhlak pada diri sendiri, yaitu akhlak baik (sidik, amanah, istikamah,
ifah, syaja’ah, tawaduk, sabar, dan pemaaf) dan akhlak buruk (bohong, sombong, tidak
mempunyai belas kasih, dan jaza’u (gelisah);. (3) skenario pembelajaran unsur intrinsik
dan nilai pendidikan akhlak novel Api Tauhid pada kelas XI SMA menggunakan metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Kata kunci:Unsur Intrinsik, Pendidikan Akhlak, Skenario Pembelajaran.

PENDAHULUAN
Sastra hadir sebagai perenungan pengarang terhadap fenomena yang
ada. Walau berupa hasil kerja imajinasi, khayalan, tidak benar jika fiksi dianggap
sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan
secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan
yang dilakukan dengan penuh kesadaran (Nurgiyantoro, 2013: 3). Karya sastra

1
mempunyai peran yang besar dalam pembentukan karakter peserta didik di
lingkungan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat daya kekuatan yang
mampu mempengaruhi pembaca.
Nurgiyantoro (2013: 30) menjelaskan bahwa unsur intrinsik (intrinsic)
adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah
yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang
secara faktual dijumpai jika orang membaca karya sastra. Salah satu karakter
yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu akhlak. Akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih
dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 2014: 2). Pendidikan
akhlak dapat diberikan kepada peserta didik melalui bacaan-bacaan yang
mengandung nilai-nilai sosial dan budi pekerti yang baik. Salah satu media
pendidikan akhlak berupa bacaan adalah novel.Mengacu pada perumusan
masalah di atas, tujuan penelitian adalah (1) mendeskripsikan unsur intrinsik
novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy; (2) mendeskripsikan nilai
pendidikan akhlak novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy; (3)
mendeskripsikan skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan
akhlak novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy di kelas XI SMA.
Novel adalah karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian
cerita kehidupan seseorang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku (Sugono, 2008: 969). Salah satu kelebihan novel sebagai
pembelajaran sastra adalah cukup mudahnya karya tersebut dinikmati peserta
didik sesuai tingkat kemampuannya masing-masing secara perorangan
(Rahmanto, 1988: 66).
Analisis novel Api Tauhid dibatasi pada nilai pendidikan akhlak terhadap
Allah, keluarga, dan diri sendiri. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah bagaimana unsur intrinsik, nilai pendidikan akhlak, dan skenario
pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak novel Api Tauhidkarya

2
Habiburrahman El Shirazy di kelas XI SMA. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan unsur intrinsik, nilai pendidikan akhlak, dan skenario
pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak novel Api Tauhidkarya
Habiburrahman El Shirazy di kelas XI SMA.
Pembelajaran sastra dapat dilakukan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Perencanaan dengan tipe jigsaw adalah kelompok
dibentuk oleh peserta didik itu sendiri dengan anggota 4-6 peserta didik, tiap
peserta didik dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda, anggota
dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk
kelompok baru (kelompok ahli), setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota
kembali ke kelompok asal, dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang
subbab yang mereka kuasai. Selanjutnya, setiap tim ahli dari kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di kelas, untuk saling bertukar pendapat dan
informasi tentang hasil diskusi tiap kelompok (Rusman, 2012: 217).
Penelitian yang menjadi tinjauan peneliti, yaitu Islam (2015) berjudul
“Analisis Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman
El Shirazy serta Relevansinya pada Pembelajaran Sastra di SMA”, Meirani (2012)
berjudul “Nilai Pendidikan Akhlak pada Film Rumah Tanpa Jendela Karya Aditya
Gumay dan Skenario Pembelajarannya dalam Pembelajaran Drama di Kelas XI
SMA”, dan Wardiah (2013) berjdudul “Nilai Pendidikan Akhlak Tokoh Utama
Novel Sunset Terakhir di Teheran Karya Zhaenal Fanani dan Skenario
Pembelajarannya di SMA”.

METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak
novel Api Tauhid karyaHabiburrahman El Shirazy. Fokus penelitian adalah pokok
masalah (pusat) dari objek penelitian tersebut (Sugiyono, 2012: 286). Penelitian
ini difokuskan pada unsur intrinsik yang berupa tema, tokoh dan penokohan,
alur, latar, sudut pandang, amanat, unsur-unsur dalam karya sastra, dan nilai

3
pendidikan akhlak novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy yang
meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah Swt., nilai pendidikan akhlak
dalam keluarga, dan nilai pendidikan akhlak pada diri sendiri. Instrumen dalam
penelitian ini adalah penulis selaku peneliti merupakan instrumen utama yang
dibantu dengan kartu pencatat data beserta alat tulisnya. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi, suatu metode usaha sadar untuk
mengumpulkan data secara sistematis dengan prosedur terstandar
(Arikunto,2013:265). Analisis data dilakukan dengan tekhnik analisis isi. Hasil
analisis data disajikan dengan tekhnik informal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Api Tauhid karya
Habiburrahman El Shirazy meliputi (a) tema novel tersebut adalah kedekatan
hamba dengan Allah Swt.; (b) tokoh dan penokohan, Fahmi merupakan tokoh
utama dan didukung beberapa tokoh tambahan, yaitu Ibu, Bapak, Rahmi, Ali,
Nuzula, Aysel, Hamza, Bilal, Emel, Subki, Nur Jannah, Pak Kyai Arselan, Bu Nyai,
Bu Lurah, Pak Lurah, Carlos, Si Gundul, Ibrahim Hoca, Abdulcelil Saygi, dan
Zubeyr. Penulisan tokoh dilakukan secara dramatis dan analitis; (c) alur dalam
novel Api Tauhid meliputi alur awal, tengah, dan akhir, sedangkan unsur
kemenarikan alur meliputi kebolehjadian, kejutan, kebetulan, tegangan, dan
daya duga bayang. Novel ini tergolong alur mundur atau flashback karena cerita
tersebut dimulai dari akhir cerita yang kemudian menuju awal cerita; (d) latar
terbagi menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial-budaya. Secara garis
besar latar tempat menunjukkan Negara Turki. Latar waktu dalam novel Api
Tauhid melukiskan waktu pagi, siang, sore, dan malam. Latar sosial-budaya novel
Api Tauhid, meliputi kehidupan mahasiswa, kehidupan kyai, kehidupan anak
pesantren, dan kehidupan pembimbing haji. Fungsi latar sebagai metaforis, yaitu
latar rumah keluarga Fahmi dan latar waktu sore hari, sedangkan fungsi latar
secara atmosfer, yaitu latar tempat di Hotel Merit Sahmaran; (e) sudut pandang

4
novel Api Tauhid menggunakan sudut pandang orang ketiga, pengarang sebagai
diaan dan serbatahu; (f) amanat dalam novel Api Tauhid, yaitu umat muslim
selalu mendekatkan diri pada Allah Swt, istri selalu berbakti kepada suami, dan
suami setia kepada istri. Pesan atau amanat novel tersebut disampaikan secara
implisit; (g) hubungan antarunsur dalam karya sastra dalam novel Api Tauhid
terdiri dari tiga bagian, yaitu hubungan tokoh dengan unsur cerita yang lain,
seperti hubungan tokoh Fahmi dengan keluarga dan lingkungan desa
kelahirannya, hubungan alur dengan unsur cerita yang lain, seperti hubungan
alur novel Api Tauhid dengan tema cerita, dan hubungan latar dengan unsur
cerita yang lain, seperti hubungan latar tempat Madinah dengan tipe tokoh
Fahmi.
Nilai pendidikan akhlak dalam novel Api Tauhid karya Habiburrahman El
Shirazy terdiri dari tiga nilai pendidikan akhlak meliputi (1) nilai pendidikan
akhlak pada Allah meliputi takwa (dimiliki oleh tokoh Fahmi, Hamza, Subki, Emel,
Aysel, Nuzula, Kyai Arselan, Bapak, dan Ibu), cinta dan rida(dimiliki oleh tokoh
Fahmi, Kyai Arselan, dan Bu Nyai), ikhlas(dimiliki oleh Fahmi dan Bapak), khauf
dan raja’(dimiliki oleh tokoh Kyai Arselan), tawakal (dimiliki oleh tokoh Fahmi
dan Nuzula), syukur (dimiliki oleh tokoh Fahmi, Bapak, Ibu, Aysel, Hamza, Bilal,
dan Nuzula), dan tobat (dimiliki oleh tokoh Aysel dan Nuzula); (2) nilai
pendidikan akhlak pada keluarga meliputi birrul walidain(dimiliki oleh tokoh
Fahmi dan Aysel); hak, kewajiban, dan kasih sayang suami istri(dimiliki oleh
tokoh Fahmi dan Nuzula); dan kasih sayang dan tanggung jawab orang tua
terhadap anak(dimiliki oleh tokoh Ibu dan Bapak); silaturahmi dengan karib
kerabat (dimiliki oleh tokoh keluarga Fahmi, keluarga Pak Lurah, dan keluarga
Nuzula)(3) nilai pendidikan akhlak pada diri sendiri meliputi sidik(dimiliki oleh
tokoh Fahmi, Ibu, Kyai Arselan, Aysel, dan Nuzula), amanah(dimiliki oleh tokoh
Fahmi), istikamah(dimiliki oleh tokoh Fahmi dan Aysel), ifah(dimiliki oleh tokoh
Fahmi dan Emel), syaja’ah(dimiliki oleh tokoh Fahmi), tawaduk (dimiliki oleh
tokoh Fahmi dan Bu Nyai), sabar (dimiliki oleh tokoh Fahmi dan Nuzula), dan

5
pemaaf(dimiliki oleh tokoh Fahmi dan keluarganya) dan akhlak buruk dusta atau
bohong (dimiliki oleh tokoh Nuzula), takabur atau sombong (dimiliki oleh tokoh
Carlos), tidak mempunyai rasa malu (dimiliki oleh tokoh Carlos), dan
jaza’u(dimiliki oleh tokoh Aysel).
Skenario pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak novel
Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy di kelas XI SMA disusun berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu pada Kompetensi Dasar (KD)
7.2 Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia. Langkah-langkah
pembelajarannya adalah (a) pendidik menyampaikan materi unsur intrinsik dan
nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel; (b) pendidik menugaskan
peserta didik untuk membacakan sinopsis novel Api Tauhid (tugas satu minggu
sebelumnya) dan menganalisis unsur intrinsik novel tersebut serta
mempresentasikannya; (c) pendidik mendampingi peserta didik untuk
mendiskusikan nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Api Tauhid
karya Habiburrahman El Shirazy; (d) pendidik menugaskan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi mengenai nilai pendidikan akhlak yang terdapat
dalam novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy serta kelompok lain
menanggapi hasil presentasi.
Sebelum peserta didik mempelajari unsur intrinsik dan nilai pendidikan
akhlak novel Api Tauhid karya Habiburrahman El Shirazy, pada pertemuan
sebelumnya, ditugasi untuk membaca novel tersebut di perpustakaan sekolah.
Selanjutnya, peserta didik ditugasi untuk membuat sinopsis novel tersebut sesuai
bagian kelompoknya (tiap kelompok beranggota 5-6 peserta didik dengan bagian
4-5 subbab dalam novel).

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data dapat disimpulkan
sebagai berikut. Pertama, unsur intrinsik novel Api Tauhid meliputi tema, tokoh
dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan hubungan antarunsur

6
dalam karya sastra. Kedua, nilai pendidikan akhlak meliputi akhlak pada Allah,
akhlak pada keluarga, dan akhlak pada diri sendiri. Ketiga, scenario unsur
pembelajaran unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak meliputi menyampaikan
unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak dalam novelApi Tuhid;
mempresentasikan hasil diskusi unsur intrinsik dan nilai pendidikan akhlak novel
Api Tauhid; dan merefleksi kembali hasil pembelajaran dengan Tanya jawab.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyampaikan beberapa
saran, yaitu (a) pembaca agar dapat lebih memahami unsur intrinsik dan nilai
pendidikan akhlak dalam karya sastra.; (b) peserta didik diharapkan mampu
mengapresiasi dan menganilisis novel.; (c)pendidik diharapkan dapat
menumbuhkan minat peserta didik terhadap sastra.; (d) peneliti berikutnya
diharapkan mampu memajukan dunia kesusastraan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ilyas, Yunahar. 2014. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai