Anda di halaman 1dari 2

Studi tentang pendekatan sosio-ekologis terhadap pendidikan lingkungan: kontribusi

pada posisi kritis dalam pendidikan untuk wacana pembangunan berkelanjutan

Penelitian ini merupakan studi kritis terhadap pendidikan untuk pembangunan


berkelanjutan yang berbsis sosio-ekologi untuk pendidikan lingkungan. Penelitian dilakukan
selama 13 tahun di Swiss mengenai kurikulum dan pengembangan professional pendidikan di
Swiss Federal Institute of Technology di Zurich (ETHZ). Penelitian ini bertujuan untuk
menggali potensi dan kendala yang dihadapi guru dan siswa saat menangani masalah
lingkungan.

Konsep pendidikan lingkungan merupakan salah satu gerakan pedagodis untuk


perlindungan alam yang muncul pada abad kedua puluh. Merupakan perlawanan dari mereka
yang membela pendekatan emansipatoris terhadap pendidikan. Pendidikan lingkungan
berfokus pada tugas pendidikan dengan bias yang sangat bermoral dan normatis secara
pedagodis. Sifat pedagodis disini sangat kontekstual bergantung pada pengalaman guru dan
siswa pada lingkungan local, budaya sekolah, dan perkembangan masyarakat mereka.

Tantangan pendidikan lingkungan adalah menyediakan situasi pembelajaran di maa peserta


didik memilii kesempatan untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan menginterpretasikan
tindkan manusia dalam kehudupan nyata. Oleh karena itu, pembelajaran awal pada
pendidikan lingkungan sosio-ekologis bukanlah dampak lingkungan dan topic lingkungan
umum seperti energy, air, dan udara. Pembelajaran awal ialah situasi kehidupan nyata
konteks sosio-ekonomi di mana orang-orang melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti
rumah tangga, komunitas, bisnis, sekolah, supermarket, restoran, tempat rekreasi, lapangan
olah raga dan lain sebagainya. Ketika pelajar berinteraksi dengan konstruksi sosial yang
bersifat kontekstual maka mereka akan menghasilkan pengetahuan yang relevan secara local
dan sosial. Mereka juga dapat merefleksikan nilai, mengeksplorasi tindakan, dan bekerja pada
perubahan individu dan structural.

Pendekatan sosio-ekologi: perspektif kritis pada pendidikan untuk pembangunan


berkelanjutan. Metodologi penelitian partisipatif memberikan pandangan mendalam tentang
tantangan signifikan yang dihadapi guru dan siswa ketika bekerja di pendidikan lingkungan.
para kritikus mengamati bahwa baik guru maupun siswa kewalahan oleh tuntutan pendidikan
lingkungan yang kritis. Namun perubahan di dunia menyiratkan pengaturan pendidikan di
mana siswa dan guru belajar untuk berinteraksi dengan masalah yang kompleks. Sekolah
cenderung mereduksi masalah kehidupan nyata menjadi topik terstruktur, menyederhanakan
hal-hal dan mengecualikan pengetahuan kontroversial dan konfrontasi dengan konflik sosial
dan politik. Masalah lingkungan yang dilihat dari sudut pandang sosio-ekologis tidak
menguntungkan kita untuk menjadi disipliner, terstruktur dengan baik dan mudah diakses.

Pada kesimpulannya, penilian ini yang dilakukan di berbagai sekolah mengungkapkan bahwa
guru dan siswa mengadopsi perspektif kritis jika mereka menangani masalah lingkungan
local. Dengan hal itu, mereka dapat merefleksikan minat, kepercayaan, nilai-nilai dasar
pengetahuan dan kekuasaan. Selain itu, hal yang paling penting diperhatikan adalah
penggunaan pengetahuan secara kritis, analisis kritis tentang peran ilmu alam, ilmu alam,
sosial, dan humaniora, dan pengaturan pedagodis yang sesuai untuk diskusi dan refleksi yang
mendalam. Lingkungan masyarakat mendukung perkembangan pembelajaran dalam
masyarakat pada aspek tindakan, fakta, kemajun.

Bibliography
Regula Kyburz‐Graber, Kurt Hofer, & Balz Wolfensberger. (2006). Studies on a socio‐
ecological approach to environmental education: a contribution to a critical position in
the education for sustainable development discourse. Environmental Education
Research.

Anda mungkin juga menyukai