Anda di halaman 1dari 2

Penjelasan tentang sitem budidaya ikan

1. KOLAM AIR DERAS


Kolam air deras adalah kolam yang memiliki debit air yang cukup besar
sehingga dengan hitungan menit seluruh volume air dapat tergantikan.[1] Kolam
air deras merupakan tempat pembesaran ikan yang airnya mengalir secara terus
menerus.[2] Teknologi pembuatan kolam sistem air deras ini diadopsi
dari Jepang.[2] Pertama kalinya tekonologi kolam sistem air deras ini
diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 80-an.[2] Lokasi kolam air deras
harus memiliki sumber air yang tetap, debitnya besar, dan mengalir sepanjang
tahun.[2] Ketinggian air untuk kolam air deras yang dipergunakan untuk usaha
perikanan sebaiknya kurang dari 800 meter di atas permukaan laut.[3] Jika
ketinggian tempat melebihi batas tersebut, suhu udaranya akan semakin dingin
sehingga mempengaruhi pertumbuhan budi daya perikanan.

2. AQUAPONIK
Akuaponik adalah sistem pertanian yang mengkombinasikan budidaya
perikanan (akuakultur) dengan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat
simbiotik dan bekelanjutan. Pada budidaya perikanan yang normal, ekskresi ikan
dan sisa pakan yang diberikan akan terakumulasi di air dikolam dan menjadi
sumber terbentuknya ammonia dikolam,hal ini akan meningkatkan toksisitas air
kolam jika tidak dibuang. 

Dalam sistem akuaponik, ammonia yang ada melalui proses mineralisasi


dan nitrifikasi oleh bakteri-bakteri pengurai justru dimanfaatkan sebagai sumber
nutrisi bagi tanaman, selanjutnya air yang sudah bebas dari ammonia
dikembalikan kedalam kolam sebagai air yang bersih dan sehat bagi ikan.
Proses sirkulasi inilah yang menyebabkan sistem akuaponik dikatakan sebagai
sistem pertanian yang berkelanjutan dan hemat.

3. BIOFLOK
Teknologi biofloc ialah teknologi yang memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) juga
banyak diaplikasikan disistem pengolahan air limbah industri serta mulai
diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur.

Kegunaan daripada sistem pengelolaan tersebut ialah engubah senyawa


organik serta anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa
sludge berupa bioflocs dengan menggunakan bakteri pembentuk flocs (flocs
forming bacteria) yang mensintesis biopolimer poli hidroksi alkanoat yaitu
sebagai ikatan bioflocs.
4. BOOSTER

Sistem boster merupakan budidaya super intensif yang menerapkan


teknologi dengan padat tebar tinggi lebih dari 500-1000 ekor per
m2 menggunakan aplikasi produk suplemen boster.

5. KERAMBA JARING APUNG

  Keramba jaring apung terdiri dari rangka dengan pijakan untuk inspeksi.
Jaring apung menggunakan pelampung agar tetap mengapung, serta tertambat
pada rangka dan jangkar sehinga tidak berpindah dari posisinya. Ikan tetap
berada di dalam keramba karena terkurung oleh jaring. [2]:69-70 Jenis keramba lain
yaitu keramba hampang, dibangun dengan menggunakan jaring yang ditegakkan
dengan tonggak kayu atau bambu. Keramba jenis ini umumnya dibangun di
pinggir sungai dan perairan yang dangkal. [4]:30-31

6. KOLAM TERPAL

Kolam terpal adalah media budidaya lele yang memiliki banyak kelebihan


diantara kolam kotak, kolam beton dan lainnnya.

7. MINA PADI

Mina padi (dari mina = "ikan" dan padi) adalah suatu bentuk usaha


tani gabungan (combined farming) yang memanfaatkan genangan
air sawah yang tengah ditanami padi sebagai kolam untuk budidaya yang
memaksimalkan hasil tanah sawah. Mina padi dengan demikian meningkatkan
efisiensi lahan karena satu lahan menjadi sarana untuk budidaya dua komoditas
pertanian sekaligus.

8. RAS (Recirculating Aquaculture System)

Teknologi RAS adalah teknologi dengan menerapkan sistem budidaya ikan


secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan
pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air). Dia menyebut,
pemanfaatan tersebut seperti fisika filter, biologi filter, ultra violet (UV), generator
oksigen yang berfungsi untuk mengontrol dan menstabilkan  kondisi lingkungan
ikan.

Anda mungkin juga menyukai