Anda di halaman 1dari 7

Nama : Mustiara Sari

Nim : E011201048

MID TEST SANKRI C

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang supersemar?


= Surat Perintah Sebelas Maret atau yang disingkat Supersemar merupakan salah satu
peristiwa penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Supersemar merupakan penanda
sejarah baru bangsa Indonesia peralihan dari Orde Lama menuju Orde Baru.
Supersemar adalah salah satu penanda dalam penyerahan mandat kekuasaan Presiden
Soekarno kepada Presiden Soeharto yang ditandatangani pada 11 Maret 1966.
Penyerahan ini dilatarbelakangi oleh pemberontakan peristiwa G30S/PKI pada 1
Oktober 1965 dini hari. Awalnya, surat tersebut memberikan wewenang kepada
Soeharto untuk memulihkan keamanan setelah peristiwa G30S/PKI yang melibatkan
TNI dan Partai Komunis Indonesia. Saat itu Soeharto membubarkan PKI dan
menangkap orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan tersebut. Sejak itu
kekuasaan Presiden Soekarno meredup dan kemudian ia mundur dari kursi presiden
dan digantikan oleh Letnan Jendral Soeharto. Soeharto ditunjuk sebagai presiden
melewati Sidang MPRS pada tanggal 27 Maret 1968. Surat Perintah Sebelas Maret
merupakan surat yang digunakan untuk mengatasi situasi saat itu. Soeharto mengambil
keputusan melalui SK Presiden No 1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966. Keputusan
tersebut antara lain:
a) Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormasnya dan
menyatakannya sebagai partai terlarang.
b) Penangkapan 15 menteri yang terlibat atau pun mendukung G30S/PKI.
c) Pemurnian MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan
menempatkan peranan lembaga itu sesuai UUD 1945.
Surat Perintah Sebelas Maret memiliki isi dalam mengambil tindakan dalam
mengembalikan situasi Indonesia. Berikut adalah poin penting dalam Supersemar yang
diambil dalam salah satu versi dari 3 versi yang ada:
1) Mengambil segala tindakan untuk pemulihan keamanan dan ketenangan, serta
kestabilan jalannnya pemerintahan dan revolusi, menjamin keselamatan dan
kewibawaan pemimpin negara, dan melaksanakan dengan pasti ajaran
pemimpin besar revolusi.
2) Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan panglima-panglima
angkatan lain dengan sebaik-baiknya.
3) Melaporkan sesuatu yang bersangkut-paut dengan tugas dan tanggung
jawabnya.

2. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang orde baru?


=
Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru pemerintah sukses menerapkan enam kali pemilihan umum,
yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu yang
diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu memperoleh
mayoritas suara dan memenangkan Pemilu. Pada Pemilu 1997 yang adalah pemilu
terakhir masa pemerintahan Orde Baru, Golkar memperoleh 74,51 % dengan perolehan
325 kursi di DPR, dan PPP memperoleh 5,43 %dengan peroleh 27 kursi. Dan PDI
mengalami kemorosotan perolehan suara hanya mendapat11 kursi. Hal diakibatkan hal
mempunyai konflik intern di tubuh partai berkepala banteng tersebut, dan PDI pecah
menjadi PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri yang sekarang
menjadi PDIP .Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa pemerintahan Orde
Baru telah menimbulkan bekas bahwa demokrasi di Indonesia telah berlaku dengan
adil. Lagi pula Pemilu berlaku dengan asas LUBER (langsung, umum, lepas sama
sekali, dan rahasia). Namun dalam kenyataannya Pemilu diarahkan untuk kemenangan
salah satu kontrestan Pemilu yaituGolkar.Kemenangan Golkar yang selalu mencolok
sejak Pemilu 1971 sampai dengan Pemilu 1997 menguntungkan pemerintah di mana
perimbangan suara di MPR dan DPR didominasi oleh Golkar. Kondisi ini telah
memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia selama enam periode,
karena pada masa Orde Baru presiden dipilih oleh bagian MPR. Selain itu setiap
pertanggungjawaban, rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari pemerintah
selalu mendapat persetujuan MPR dan DPR tanpa catatan.
Peran Ganda (Dwi Fungsi) ABRI
Untuk membuat stabilitas politik, pemerintah Orde Baru memberikan peran ganda
kepada ABRI, yaitu peran Hankam dan sosial. Peran ganda ABRI ini kemudian terkenal
dengan sebutan Dwi Fungsi ABRI. Timbulnya pemberian peran ganda pada ABRI
karena hal mempunyai pemikiran bahwa TNI yaitu tentara pejuang dan pejuang tentara.
Posisi TNI dan POLRI dalam pemerintahan yaitu sama. di MPR dan DPR mereka
mendapat jatah kursi dengan kegiatan pengangkatan tanpa melewati Pemilu.
Pertimbangan pengangkatan bagian MPR/DPR dari ABRI didasarkan pada fungsinya
sebagai stabilitator dan dinamisator.Peran dinamisator sebanarnya telah diperankan
ABRI sejak zaman Perang Kemerdekaan.
Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai
pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan
nama Ekaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4). Untuk mendukung pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang
Landasan 1945 secara murni dan konsekuen, maka sejak tahun 1978 pemerintah
menyelenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.
Penataran P4 ini mempunyai tujuan membentuk pemahaman yang sama
mengenai demokrasi Pancasila, sehingga dengan hal mempunyai pemahaman yang
sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Landasan 1945 diharapkan persatuan dan
kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.

Seperti telah dikatakan di muka bahwa Pembangunan nasional direalisasikan melewati


Pembangunan Jangka Pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Dan Pembangunan
Jangka Pendek dirancang melewati program Pembangunan Lima Tahun (Pelita).
Selama masa Orde Baru, pemerintah telah menerapkan enam Pelita yaitu:
Pelita I
Pelita I diterapkan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan
awal pembangunan masa Orde Baru. Tujuan Pelita I yaitu meningkatkan taraf hidup
rakyat dan sekaligus meletak dasar-dasar untuk pembangunan tahap berikutnya.
Sasarannya yaitu pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan
lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik beratnya yaitu pembangunan bagian
pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melewati
ronde pembaharuan bagian pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.
Pelita II
Pelita II mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1974 sampai 31 Maret 1979. Sasaran
utama Pelita II ini yaitu tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana
prasarana, mensejahterakan rakyat, dan menambah lapang kesempatan kerja.
Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup sukses. Pada awal pemerintahan Orde Baru
inflasi sampai 60% dan pada pengahabisan Pelita I inflasi sukses ditekan menjadi 47%.
Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun menjadi 9,5%.
Pelita III
Pelita III diterapkan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984. Pelaksanaan
Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat
pembangunan yaitu pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.
Pelita IV
Pelita IV diterapkan tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1989. Titik berat Pelita IV
ini yaitu sektor pertanian untuk menuju swasembada pangan, dan meningkatkan
industri yang mampu menghasilkan mesin industri sendiri. Dan di tengah berlaku
pembangunan pada Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980 terjadi resesi. Untuk
mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan
kebijakan moneter dan fiskal. Dan pembangunan nasional mampu berlaku terus.
Pelita V
Pelita V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994. Pada Pelita ini pembangunan
ditekankan pada sector pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia
berada pada posisi yang adil, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8% per tahun.
Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang menggembirakan.
Peningkatan ekspor semakin adil dibanding sebelumnya.
Pelita VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999. Program pembangunan pada
Pelita VI ini ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak pembangunan. Namun pada periode ini
terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian telah menyebabkan ronde pembangunan terhambat, dan juga
menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.

3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang masa reformasi?


= Menurut KBBI, Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang
sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.Reformasi di Indonesia
terjadi pada tahun 1998. Penyebab reformasi tersebut adalah kurangnya kepercayaan
terhadap pemerintah. Kepercayaan terhadap pemerintah berkurang karena pemerintah
tidak memihak pada kepentingan rakyat. Bentuk pemerintahan sebelum reformasi
terjadi banyak dikuasai oleh tentara sehingga tidak ada demokrasi. Selain itu,
perekonomian juga semakin terpuruk, KKN marak terjadi, dan hukum yang tidak bisa
ditegakkan.Karena tidak adanya demokrasi dan banyak kerugian lain yang dialami
masyarakat, Indonesia akhirnya mengalami reformasi pada tahun 1998. Reformasi
tersebut dipelopori oleh kalangan mahasiswa. Ada 3 hal yang dituntut pada reformasi
tahun 1998, yaitu berantas KKN, turunkan Soeharto dari kursi
pemerintahan, dan hapuskan dwifungsi ABRI. Puncak Reformasi 1998 terjadi pada
tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Pada puncak reformasi ini terjadi
bentrok antara aparat keamanan dan para demonstran, yang menyebabkan empat orang
mahasiswa tertembak. Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana,
Heri Hartanto, Hendrawan Sie, dan Hafidhin Royan. Tokoh lainnya yang berperan
besar dalam peristiwa reformasi ini adalah Amien Rais yang membongkar kebobrokan
sistem pengelolaan PT Freeport, Papua, yang dianggap merugikan negara.

4. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang sistem penyelenggaraan negara berdasarkan
kelembagaan:
a. kelembagaan pemerintahan negara
b. kelembagaan masyarakat
c. kelembagaan dunia usaha
d. kelembagaan profesi dan perguruan tinggi pers dan media
= a. Secara umum dikenal tiga sistem pemerintahan, yaitu sistem presidensil,
parlementer, dan campuran dengan berbagai variasinya yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing negara. Sistem presidensil, misalnya, meskipun suatu negara
memenuhi beberapa ciri utama, namun dalam praktiknya dapat berbeda dengan negara
lain yang menganut sistem yang sama. Di Indonesia sendiri dikenali dengan tiga system
pemerintahan negara yaitu legislative, yudikatif, dan eksekutif. Legislatif yakni
mencakup lembaga legislatif adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR
berwenang menyusun atau mengubah Undang-Undang Dasar dan melantik (atau
memberhentikan) presiden. MPR adalah sebuah lembaga legislatif bikameral yang
terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
DPR, yang terdiri dari 560 anggota, bertugas membentuk dan menyetujui undang-
undang, menghitung anggaran tahunan bersama presiden dan mengawasi pelaksanaan
undang-undang dan isu-isu politik. Anggota DPR dipilih untuk masa kerja lima tahun
dengan proporsi perwakilan yang adil berdasarkan hasil pemilu. Sayangnya, DPR
mengantongi reputasi buruk karena isu-isu skandal korupsi yang acap kali dilakukan
oleh para anggotanya. DPD menangani keputusan, undang-undang dan isu-isu yang
memang berhubungan dengan daerah yang dimaksud, dengan demikian keberadaanya
mampu meningkatkan perwakilan daerah di tingkat nasional. Tiap provinsi di Indonesia
memilih empat calon anggota DPD (yang akan bekerja di pemerintahanan selama lima
tahun) dari non-partai. Karena Indonesia memiliki 32 provinsi, maka jumlah anggota
DPD adalah 132 orang. Lembaga Eksekutif Yang mencakup lembaga eksekutif adalah
presiden, wakil presiden dan kabinetnya. Baik presiden maupun wakil presiden, sama-
sama dipilih oleh elektorat Indonesia dalam pemilihan presiden. Presiden dan wakil
presiden menjabat selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan (maka totalnya 10 tahun). Selama masa
kampanye presiden dan wakil presiden adalah sebuah pasangan yang tak terpisahkan.
Dengan demikian komposisi calon presiden dan calon wakil presiden butuh strategi.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi strateginya adalah latar belakang etnis (dan agama)
dan posisi sosial (sebelumnya) dalam masyarakat. Lembaga Yudikatif Yang dimaksud
lembaga yudikatif adalah Mahkamah Agung. Mahkamah Agung (MA) adalah
mahkamah tertinggi dalam sistem peradilan Indonesia. MA adalah pengadilan paling
tinggi dalam proses naik banding dan MA juga menangani sengketa di pengadilan-
pengadilan yang lebih rendah. Tahun 2003 sebuah Mahkamah baru dibentuk, yaitu
Mahkamah Konstitusi. MK memonitor keputusan-keputusan yang dibuat oleh kabinet
dan parlemen (MPR) dan posisinya sejajar dengan Konstitusi Indonesia. Sebagian besar
kasus-kasus legal dapat ditangani oleh pengadilan umum, pengadilan administrasi,
pengadilan agama dan pengadilan militer.
b. Lembaga Masyarakat, Secara umum Lembaga penyelenggara pemerintahan tingkat
masyarakat ini terbagi dalam beberapa unsur, baik dari skala low, middle, maupun top
manajement. Contoh yang paling dekat dari kehidupan sistematika kehidupan
kenegaraan di Indonesia adalah Rukun Tetangga, Rukun Warga, Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM), Lembaga atau Tetua adat setempat, dan LINMAS.
c. Lembaga Dana Usaha, pada system penyelenggaraan pemerintah di bidang ini terbagi
dalam beberapa komponen yang saling berkaitan terutama pada bidang pembangunan
ekonomi dalam suatu negara. Khususnya di Indonesia, penyelenggaraan pemerintah
negara melalui Lembaga Dana dan Usaha itu terbagi sesuai penyelenggaraannya baik
kepada internal negara maupun eksternal negara. Contohnya ada UMKM yang terikat
pada Lembaga dana dan usaha pemerintah dalam internal kenegaraan. Kemudian ada
Penerapan Ekonomi Makro yang bersifat atau berskala besar berupa kegiatan Ekspor
maupun Impor dalam pelaksanaannya.
d. Lembaga Profesi & Perguruan tinggi, Sistem penyelenggaraan pemerintah baik
dalam segi pembangunan maupun penerapan kesehariannya diwakili oleh Lembaga
keilmuan dan penalaran serta perguruan tinggi yang dibentuk oleh pemerintah.
Contohnya ada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, PD-DIKTI, LSP atau
Lembaga Sertifikasi Profesi, BLK atau Balai Latihan Kerja, Perguruan – perguruan
tinggi baik institute, universitas maupun sekolah tinggi. Lembaga profesi sendiri
dikorelasikan dengan profesi dari individu terkait sesuai dengan profesi yang ia tekuni.
Namun, semua kordinasi dikembalikan kepada pemerintahan pusat sebagai
penyelenggara komando atas.
e. Pers & Media, Sistem penyelenggaraan pemerintahan di dalam sisi pers dan media
ini, Pemerintah memusatkan semuanya dalam komando UUD 1945 yang melalui
perpanjangan pemerintah melalui Direktorat – direktorat maupun kementrian terkait
seperti KOMINFO, Lembaga Pers Nasional, KPI RI, Asosiasi Televisi baik Negeri
maupun Swasta serta berbagai macam penyelenggara yang terikat dalam sisi pers &
media di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai