KELAS : XII-10
NO.ABSEN : 29
Kelebihan Orde Baru
Berikut beberapa kelbihan di masa orde baru yaitu:
Pengingkatan dari GDP per kapita dari $70 hingga $1000 pada tahun 1996
Beberapa program untuk kesejahteraan keluarga yang tidak berhasil di laksanakan pada
orde lama bisa di jalankanpada orde baru.
Tingkat pengangguran mulai menurun karena masyarakat semakin banyak yang pandai
membaca.
Keberhasilan dari pelaksanaan gerakan wajib belajar dan juga gerakan orang tua asuh.
Maraknya kasus korupsi, kolusi, dan juga tindakan nepotisme hampir di semua kalangan
masyarakat
Beberapa pelanggaran HAM karena solusi dari berbagai pemecahan masalah banyak di
gunakan berupa perang kekuasaan yang menyalahi tujuan instrumen HAM dan perbandingan
penegakan HAM di Indonesia.
Kebebasan pers yang terbatas dilihat dari maraknya koran yang harus terpaksa tidak bisa
lagi diterbitkan.
Kesenjangan sosial dengan nampaknya mana si kaya dan mana si miskin yang kian
mencolok.
Belanda bahkan melakukan Agresi Militer Belanda 1 dan Agresi Militer Belanda 2 untuk
kembali menegakkan pengaruhnya di Indonesia. Namun, pemerintah pada masa Orde Lama tetap
berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah secara aktif menyelenggarakan
berbagai perundingan dan perjanjian untuk mendamaikan kondisi sekaligus mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Perjanjian yang dihasilkan misalnya Perjanjian Linggarjati atau
Perjanjian Renville.
Sementara itu, pada sistem demokrasi terpimpin maka presidenlah yang mempunyai kekuasaan
tersebut. Presiden bahkan memiliki kekuasaan hampir di seluruh bidang pemerintahan.
Kekuasaan Presiden Soekarno selaku Presiden Indonesia sangat dominan, sehingga kehidupan
politik tidak tumbuh secara demokratis.
Indonesia menerapkan sistem ini sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden
Soekarno. Kabinet Djuanda kemudian dibubarkan dan digantikan dengan kabinet kerja yang
dipimpin oleh Soekarno sendiri selaku perdana menteri dan Ir. Djuanda selaku menteri pertama.
Fokus kebijakan berada di sektor sandang, pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pada masa ini
juga, Indonesia membentuk badan-badan eksekutif maupun legislatif, seperti MPRS, DPRS,
DPA, Depernas, dan Front Nasional.
Pembentukan MPRS dan DPR-GR yang dipilih dan diangkat oleh Presiden
Selain itu, juga terdapat perubahan fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer yang melanggar UUD 1945.
Pada masa Orde Lama juga terjadi peristiwa Pemberontakan G30S/PKI. Namun, pemberontakan
ini berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyat. Baca juga latar belakang G30SPKI, kronologi
G30SPKI, sejarah G30SPKI lengkap, dan sejarah Museum Lubang Buaya.
A. Orde Lama
1. Kelebihan
Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando Bung
Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konstelasi politik
dalam negeri yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan Bung Karno
sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Pada peraturan politik luar negeri, Bung
Karno telah berhasil menjadi kampium dunia yang disegani oleh kawan
maupun lawan. Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia – Afrika adalah salah
satu bukti keperkasaannya dalam peraturan politik Internasional. Kebijakan
ekonomi pada masa itu juga membuka diri untuk masuknya modal asing yang
cenderung menaikkan perekonomian. Selain itu pada masa itu, Indonesia
berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur diplomasi dan
militer, mampu membangun integritas nasional dan menjadi salah satu
Negara yang mempunyai prinsip yang kuat.
2. Kelemahan
Diantara banyaknya kelebihan yang dimiliki pada masa Bung Karno saat itu,
Orde Lama juga memiliki kelemahan yang memperburuk keadaan Indonesia
di masa itu. Salah satunya adalah keadaan ekonomi keuangan pada masa
orde lama, diantaranya adalah :
Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk
sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uan pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces
for Netherlands East Indies / pasukan sekutu) mengumumkan
berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada
bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas
baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang
Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang
beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945
untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
Kas Negara kosong.
Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan
Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian
kabinet yang mencapai 7 pergantian kabinet.
Sistem demokrasi terpimpin
Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis
(NASAKOM)
Pembubaran DPR oleh presiden (Soekarno).
B. Orde Baru
1. Kelebihan
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan tahun
sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut
pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Salah satu kebijakan
pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota
PBB lagi. Orde Baru memilik perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai
tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif
yang didominasi militer. Presiden Suharto memiliki kemampuan ekonomi
politik yang kuat untuk membangun ekonomi Indonesia, salah satunya
dengan menonjolkan “kebesaran bangsa” dalam bentuk kekuatan militer dan
pembangunan proyek mercusuar. Pada masa Orde Baru, pemerintah
berhasil dengan baik menekan tingkat inflasi yang sangat tinggi pada tahun
1966 menjadi hanya sekitar 5% - 10% pada awal decade 1970-an. Juga
dengan SDM yang semakin baik, pemerintah orde baru memiliki kemampuan
menyusun program dan strategi pembangunan dengan kebijakan-kebijakan
yang terkait serta mampu mengatur ekonomi makro secara baik. Selain itu
penerapan sistem politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat. Hal
ini sangat membantu, khususnya dalam mendapatkan pinjaman luar negeri,
penanaman modal asing, dan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Tidak
hanya yang disebutkan diatas, masih banyak kelebihan yang dimiliki oleh
masa Orde Baru, antara lain :
2. Kelemahan
Masa Orde Baru juga tidak luput dari kelemahannya. Yang masih melekat
hingga sekarang adalah maraknya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Pelaku yang melakukan KKN dibiarkan tanpa adanya
pencegahan maupun penanggulangan. Ini berdampak hingga saat ini.
Namun, pada masa Orde Baru lebih besar. Pada masa ini, DPR dan MPR
tidak berfungsi dengan efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari
kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini
mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang besar-besaran memang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merat di
Indonesia. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun
1967, warga keturunan dianggap warga Negara asing di Indonesia dan
kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara langsung
menghapus hak-hak asasi mereka. Tidak hanya itu, kebijakan-kebijakan
ekonomi selama masa Orde Baru memang telah menghasilkan suatu proses
transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
tetapi dengan biaya ekonomi yang tinggi, fundamental ekonomi yang rapuh
dan terbentuknya konglomerasi ekonomi dimana pasar dikuasai oleh
segelintir orang. Hal ini dapat dilihat pada buruknya kondisi sektor perbankan
nasional dan semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal
asing, termasuk pinjaman dan impor. Ini semua akhirnya membuat Indonesia
akhirnya dilanda krisis ekonomi besar yang diawali oleh krisis nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS pada pertengahan tahun 1997. Berikut kelemahan
pada masa orde baru lainnya, yaitu :
Terjadinya pelanggaran HAM
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain
tragedi “Penembakan Misterius” yang menelan banyak korban dan
hingga saat ini beberapa masih belum ditemukan.
Tidak adanya rencana suksesi (penurunan kekuasaaan ke
pemerintah / presiden selanjutnya)
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% asset kekayaan
Negara dipegang oleh swasta.