Anda di halaman 1dari 8

NAMA : YUSNITA P

KELAS : XII-10
NO.ABSEN : 29

Kelebihan Orde Baru
Berikut beberapa kelbihan di masa orde baru yaitu:

 Pengingkatan dari GDP per kapita dari $70 hingga $1000 pada tahun 1996

 Beberapa program untuk kesejahteraan keluarga yang tidak berhasil di laksanakan pada
orde lama bisa di jalankanpada orde baru.

 Tingkat pengangguran mulai menurun karena masyarakat semakin banyak yang pandai
membaca.

 Tercukupinya kebutuhan pangan.

 Peningkatan keamanan di dalam negri.

 Keberhasilan dari pelaksanaan gerakan wajib belajar dan juga gerakan orang tua asuh.

 Banyak dana dari investor luar.

 Rencana pembangunan 5 tahun telah sukses di jalankan.

Kekurangan (Kelemahan) Orde Baru


Beberapa kelemahannya yaitu :

 Maraknya kasus korupsi, kolusi, dan juga tindakan nepotisme hampir di semua kalangan
masyarakat

 Pembangunan yang berjalan tidak merata, terluhat perbedaan drastis pembangunan


wilayah pusat dan daerah.

 Banyak kekayaan yang di pakai untuk pemerintah kota.

 Keenjangan pembangunan yang kian nampak.

 Beberapa pelanggaran HAM karena solusi dari berbagai pemecahan masalah banyak di
gunakan berupa perang kekuasaan yang menyalahi tujuan instrumen HAM dan perbandingan
penegakan HAM di Indonesia.
 Kebebasan pers yang terbatas dilihat dari maraknya koran yang harus terpaksa tidak bisa
lagi diterbitkan.

 Kebebasan untuk berpendapat masih jauh diatas kesuksesan.

 Kesenjangan sosial dengan nampaknya mana si kaya dan mana si miskin yang kian
mencolok.

Kelebihan dan Kekurangan Orde Lama

Kelebihan masa pemerintahan Orde Lama diantaranya adalah:

1. Indonesia berhasil merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia


Pemerintahan Orde Lama juga termasuk masa pemerintahan setelah kemerdekaan Republik
Indonesia (1945 – 1950). Pada awal-awal kemerdekaan banyak terjadi peristiwa-peristiwa
bersejarah yang menunjukkan keinginan yang sangat kuat dari rakyat Indonesia untuk merdeka.
Peristiwa tersebut diantaranya adalah Pertempuran Medan Area, Pertempuran 10 November,
Pertempuran Ambarawa, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

Belanda bahkan melakukan Agresi Militer Belanda 1 dan Agresi Militer Belanda 2 untuk
kembali menegakkan pengaruhnya di Indonesia. Namun, pemerintah pada masa Orde Lama tetap
berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemerintah secara aktif menyelenggarakan
berbagai perundingan dan perjanjian untuk mendamaikan kondisi sekaligus mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Perjanjian yang dihasilkan misalnya Perjanjian Linggarjati atau
Perjanjian Renville.

2. Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda


Pemerintah Orde Lama berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur
diplomasi dan militer. Presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember 1961, mengumumkan
pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Operasi Trikora atau Tri Komando Rakyat
merupakan konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua
bagian barat. Presiden Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayjen (Mayor Jenderal)
Soeharto diangkat sebagai panglima. Mereka bertugas untuk merencanakan, mempersiapkan, dan
mengadakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indoesia.
3. Indonesia menjadi pelopor diadakannya Konferensi Asia Afrika
Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dari diadakannya Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika merupakan konferensi
antara negara-negara Asia dan Afrika. Pada saat itu, negara-negara Asia dan Afrika umumnya
adalah negara-negara yang baru saja memperoleh kemerdekannya. Konferensi Asia Afrika
diadakan oleh Indonesia, Burma (saat ini Myanmar), Ceylon (saat ini Sri Lanka), India, dan
Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia (Sunario). Pertemuan tersebut
berlangsung pada 18 – 24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia.

4. Indonesia menjadi pelopor Gerakan Non-Blok


Tidak hanya Konferensi Asia Afrika, pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia juga
menjadi pendiri Gerakan Non-Blok. Gerakan ini berawal dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi
Asia Afrika yang diadakan di Bandung, Indonesia pada 1955. GNB (Gerakan Non-Blok) adalah
kumpulan negara-negara yang tidak ingin berpihak pada blok tertentu pada saat Perang Dingin.
Indonesia melalui Presiden Soekaron beserta keempat pemimpin lainnya mendirikan gerakan ini.
Keempat pemimpin negara lainnya adalah Josip Broz Tito (Presiden Yugoslavia), Gamal Abdul
Nasser (Presiden Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India), dan Kwame
Nkrumah (Gana).

5. Pemilihan Umum pertama di Indonesia


Orde Lama berhasil menyelanggaraka Pemilihan Umum pertama di Indonesia pada tahun 1955.
Pemilu ini dianggap sebagai pemilu Indonesia yang paling demokratis. Pemilu pertama ini
diselenggarakan saat keamanan negara masih kurang kondusif, karena pemberontakan DI/TII.
Baca juga Pemilu pada masa Orde Lama, sejarah singkat Pemilu di Indonesia, sejarah Pemilu
1955, dan sejarah partai politik di Indonesia.

Kekurangan dari masa pemerintahan Orde Lama diantaranya adalah:

1. Situasi politik yang tidak stabil


Pada masa pemerintahan Orde Lama, situasi politik Indonesia terkesan tidak stabil. Hal ini dapat
terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang mencapai 7 kali pergantian kabinet pada masa
pemerintahan demokrasi liberal saat Orde Lama. Kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa Orde
Lama ialah Kabinet Natsir (1950 – 1951), Kabinet Sukiman-Suwirjo (1951 – 1952), Kabinet
Wilopo (1952 – 1953), Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953 – 1955), Kabinet Burhanuddin
Harahap (1955 – 1956), Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956 – 1957), dan Kabinet Djuanda
(1957 – 1959).

2. Munculnya Sistem Demokrasi Terpimpin


Pergantian kabinet yang terus terjadi karena penerapan sistem demokrasi liberal, memaksa
Indonesia untuk membentuk suatu sistem pemerintahan baru yang lebih stabil. Pada tahun 1959,
Presiden Soekarno memperkenalkan suatu sistem pemerintahan baru yang dinamai Demokrasi
Terpimpin. Perbedaan sistem demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal terletak pada kekuasaan
presiden. Pada demokrasi liberal, parlemen mempunyai kekuasaan yang luas untuk menjalankan
pemerintahan dan pengambilan keputusan negara.

Sementara itu, pada sistem demokrasi terpimpin maka presidenlah yang mempunyai kekuasaan
tersebut. Presiden bahkan memiliki kekuasaan hampir di seluruh bidang pemerintahan.
Kekuasaan Presiden Soekarno selaku Presiden Indonesia sangat dominan, sehingga kehidupan
politik tidak tumbuh secara demokratis.

Indonesia menerapkan sistem ini sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden
Soekarno. Kabinet Djuanda kemudian dibubarkan dan digantikan dengan kabinet kerja yang
dipimpin oleh Soekarno sendiri selaku perdana menteri dan Ir. Djuanda selaku menteri pertama.
Fokus kebijakan berada di sektor sandang, pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pada masa ini
juga, Indonesia membentuk badan-badan eksekutif maupun legislatif, seperti MPRS, DPRS,
DPA, Depernas, dan Front Nasional.

3. Ideologi yang saling bertentangan


Pada masa pemerintahan Orde Lama, terdapat pertentangan ideologis antara nasionalis, agama,
dan komunis (NASAKOM). Pada saat demokrasi liberal diterapkan saat pemerintahan Orde
Lama, terdapat tiga partai yang memiliki partisipasi yang sangat besar di dalam pemerintahan.
Ketiga partai tersebut adalah PNI (Partai Nasionalis Indonesia), PKI (Partai Komunitas
Indonesia, dan Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Ketiga partai ini masing-
masing memiliki ideologi yang berbeda. PNI memiliki ideologi nasionalis, PKI mempunyai
ideologi komunis, dan Masyumi memiliki ideologi Pans Islamisme.
4. Terjadi penyimpangan dari Pancasila dan UUD 1945
Pada masa Orde Lama, terjadi beberapa penyimpangan dari Pancasila dan UUD 1945 yakni
sebagai berikut:

 Presiden seumur hidup

 Dibubarkannya DPR hasil pemilu 1955

 Pembentukan MPRS dan DPR-GR yang dipilih dan diangkat oleh Presiden

Selain itu, juga terdapat perubahan fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer yang melanggar UUD 1945.

Pada masa Orde Lama juga terjadi peristiwa Pemberontakan G30S/PKI. Namun, pemberontakan
ini berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyat. Baca juga latar belakang G30SPKI, kronologi
G30SPKI, sejarah G30SPKI lengkap, dan sejarah Museum Lubang Buaya. 

A. Orde Lama
1. Kelebihan
Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando Bung
Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konstelasi politik
dalam negeri yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan Bung Karno
sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Pada peraturan politik luar negeri, Bung
Karno telah berhasil menjadi kampium dunia yang disegani oleh kawan
maupun lawan. Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia – Afrika adalah salah
satu bukti keperkasaannya dalam peraturan politik Internasional. Kebijakan
ekonomi pada masa itu juga membuka diri untuk masuknya modal asing yang
cenderung menaikkan perekonomian. Selain itu pada masa itu, Indonesia
berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur diplomasi dan
militer, mampu membangun integritas nasional dan menjadi salah satu
Negara yang mempunyai prinsip yang kuat.

2. Kelemahan
Diantara banyaknya kelebihan yang dimiliki pada masa Bung Karno saat itu,
Orde Lama juga memiliki kelemahan yang memperburuk keadaan Indonesia
di masa itu. Salah satunya adalah keadaan ekonomi keuangan pada masa
orde lama, diantaranya adalah :
 Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari
satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk
sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang
berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uan pendudukan Jepang.
Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces
for Netherlands East Indies / pasukan sekutu) mengumumkan
berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada
bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas
baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang
Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang
beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
 Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945
untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
 Kas Negara kosong.
 Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan
 Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian
kabinet yang mencapai 7 pergantian kabinet.
 Sistem demokrasi terpimpin
 Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis
(NASAKOM)
 Pembubaran DPR oleh presiden (Soekarno).

B. Orde Baru
1. Kelebihan
Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan tahun
sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut
pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Salah satu kebijakan
pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota
PBB lagi. Orde Baru memilik perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai
tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif
yang didominasi militer. Presiden Suharto memiliki kemampuan ekonomi
politik yang kuat untuk membangun ekonomi Indonesia, salah satunya
dengan menonjolkan “kebesaran bangsa” dalam bentuk kekuatan militer dan
pembangunan proyek mercusuar. Pada masa Orde Baru, pemerintah
berhasil dengan baik menekan tingkat inflasi yang sangat tinggi pada tahun
1966 menjadi hanya sekitar 5% - 10% pada awal decade 1970-an. Juga
dengan SDM yang semakin baik, pemerintah orde baru memiliki kemampuan
menyusun program dan strategi pembangunan dengan kebijakan-kebijakan
yang terkait serta mampu mengatur ekonomi makro secara baik. Selain itu
penerapan sistem politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat. Hal
ini sangat membantu, khususnya dalam mendapatkan pinjaman luar negeri,
penanaman modal asing, dan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Tidak
hanya yang disebutkan diatas, masih banyak kelebihan yang dimiliki oleh
masa Orde Baru, antara lain :

 Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968


hanya USD $ 70 dan pada 1996 mencapai lebih dari USD $ 1,565
 Suksesnya Transmigrasi
 Program KB yang berjalan dengan lancer
 Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
 Gerakan Wajib Belajar dan Nasional Orang-Tua Asuh

2. Kelemahan
Masa Orde Baru juga tidak luput dari kelemahannya. Yang masih melekat
hingga sekarang adalah maraknya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Pelaku yang melakukan KKN dibiarkan tanpa adanya
pencegahan maupun penanggulangan. Ini berdampak hingga saat ini.
Namun, pada masa Orde Baru lebih besar. Pada masa ini, DPR dan MPR
tidak berfungsi dengan efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari
kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini
mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang besar-besaran memang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merat di
Indonesia. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun
1967, warga keturunan dianggap warga Negara asing di Indonesia dan
kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara langsung
menghapus hak-hak asasi mereka. Tidak hanya itu, kebijakan-kebijakan
ekonomi selama masa Orde Baru memang telah menghasilkan suatu proses
transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
tetapi dengan biaya ekonomi yang tinggi, fundamental ekonomi yang rapuh
dan terbentuknya konglomerasi ekonomi dimana pasar dikuasai oleh
segelintir orang. Hal ini dapat dilihat pada buruknya kondisi sektor perbankan
nasional dan semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal
asing, termasuk pinjaman dan impor. Ini semua akhirnya membuat Indonesia
akhirnya dilanda krisis ekonomi besar yang diawali oleh krisis nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS pada pertengahan tahun 1997. Berikut kelemahan
pada masa orde baru lainnya, yaitu :
 Terjadinya pelanggaran HAM
 Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain
tragedi “Penembakan Misterius” yang menelan banyak korban dan
hingga saat ini beberapa masih belum ditemukan.
 Tidak adanya rencana suksesi (penurunan kekuasaaan ke
pemerintah / presiden selanjutnya)
 Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% asset kekayaan
Negara dipegang oleh swasta.

Anda mungkin juga menyukai