Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan framing tulisan di atas, jelas bahwa skema kognitif yang dibahas dalam skema

nawacita adalah kementerian yang tidak mampu mengimplementasikan konsep nawacita,

disarankan untuk diganti dengan menteri lain. Nawacita menjadi acuan mendasar dalam evaluasi

kinerja kementerian. Nawacita merupakan konsep kognitif yang harus dipahami oleh para

menteri karena mengandung pengetahuan dasar untuk mewujudkan cita-cita dasar perubahan

yang ingin dicapai oleh pemerintahan JokowiJK. Untuk mengubah Indonesia sesuai

nawacitanya, para menteri perlu bekerja lebih keras. Apalagi didukung oleh situasi politik di

Indonesia yang cenderung berubah. Ada hal-hal penting untuk memastikan program pemerintah

JokowiJK bisa berjalan. Jika tidak, para relawan dan aktivis menganggap pemerintah akan

mendapat campur tangan dari dalam negeri karena menjadi bahan pembicaraan negatif.

Sementara itu, sorotnews.com melaporkan secara lebih rinci ulasan Nawacite dari diskusi publik

dengan topik penjaga Nawacite. Redaktur menulis pembahasan yang menarik perhatian publik

tanpa mengambil sisi lain dari komunike yang disampaikan oleh panitia. Penerbit mengusulkan

perspektif kognitif nawacita, dibandingkan dengan representasi evaluatif nawacita yang dibuat

oleh sindonews.co. Laporan yang diberitakan itu diawali dengan usulan skema Nawacita sebagai

agenda prioritas dalam pemerintahan Presiden JokowiJK. Skema Nawacita diyakini sebagai

program yang akan mengubah Indonesia menjadi Indonesia yang berdaulat secara politik,

mandiri secara ekonomi dan berwawasan budaya. Sayangnya, pola Nawacite yang ideal tidak

bisa diikuti oleh para menteri. Para menteri diyakini belum melakukan proses berpikir nawacita
dalam pengetahuan kognitifnya, sehingga mereka tidak bisa berperilaku nawacita. Banyak

menteri yang diyakini masih terjebak dengan gaya pejabat lama yang masih awam dengan skema

Nawacite, sehingga banyak yang terus bekerja dengan jabatannya sebagai menteri. Juga, banyak

menteri yang masih memiliki konsep mental tidak bekerja. Konsep mental nawacita yang dinilai

para relawan ada pada sosok pribadi Jokowi, yang ditunjukkan saat menjadi Wali Kota Solo,

Gubernur DKI hingga akhirnya terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Konsep mental

nawacita diwakili oleh kerja. Banyak menteri yang dinilai tidak bisa mengikuti langkah

Nawacite Jokowi. Para relawan memetakan beberapa nama menteri yang dikritik karena cara

kerjanya. Di antaranya kinerja Menteri Susi yang menenggelamkan kapal asing. Penampilan ini

mendapat pujian namun juga dikritik karena tebang pilih, karena dinilai hanya menenggelamkan

kapal kecil dan meninggalkan kapal besar. Menteri Hanif menyempatkan diri melompati pagar

yang dianggap mencari sensasi. Menteri Yuddy menunjuk 24 tenaga ahli, yang dinilai terlalu

berlebihan. Menteri Pemuda dan Olahraga diyakini tidak menunjukkan kinerja nyata dari

Nawacita. Menteri Tedjo mengeluarkan pernyataan kontroversial "orang tidak jelas" kepada

pendukung KPK. Menteri Sudirman Said mengizinkan PT Freeport mengirim kembali

konsentrat ke luar negeri. Dari penilaian ini, skema Nawacite menjadi pengetahuan yang tidak

seimbang bagi para menteri. Para menteri dengan konsep mental di masa lalu masih tidak bisa

membiarkan konsep mental tidak bekerja. Meskipun berfungsi, tidak sesuai dengan referensi

nawacita. Di satu sisi, presiden diminta menilai menteri yang tidak sejalan dengan prinsip
Nawacite. Nawacita direpresentasikan sebagai sebuah konsep besar, yang jika dapat

diimplementasikan akan membawa perubahan di Indonesia. Jika skema Nawacita tidak bisa

menjadi pengetahuan kognitif para menteri, maka skema tersebut hanya akan menjadi jargon

biasa. Arah wacana yang menyebar adalah jika menteri tidak bisa membuat roda pemerintahan

berjalan sesuai nawacita, maka dia harus diganti. Berikut petikan artikel dan foto tersebut:

Program Nawacita merupakan agenda prioritas dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan

Jusuf Kalla. Program ini diyakini sebagai jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat

secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian budaya. Demikian disampaikan

Presiden Jokowi Mania Nusantara (Joman), Imanuel Ebenezer dalam diskusi publik pra kongres

Joman I tentang "Mengawal Nawacita: Evaluasi Kabinet Kerja Jokowi" yang digelar di

Newseum , Jakarta Pusat, Rabu.(25). /2/2015). "Sayangnya sampai saat ini menteri Jokowi masih

berpolitik, tidak mengikuti jejak Jokowi dalam bekerja, masih memikirkan gaya lama pejabat

yang selalu dilayani rakyat," katanya.

Anda mungkin juga menyukai