HUKUM
HUKUM
Zaman semakin berkembang. Indonesia telah tumbuh menjadi negara berkembang dan
kini tengah menghadapi globalisasi di berbagai aspek kehidupan. Namun, jika Indonesia hanya
menerima globalisasi tanpa mampu menyaring mana yang baik dan mana yang buruk, maka
sama saja seperti membawa Indonesia menuju perubahan yang menghancurkan. Mahasiswa
adalah mata tombak negara. Mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki jiwa nasionalis,
dengan kreatifitas tinggi, dan semangat masa muda yang kuat mampu membawa negaranya
menuju perubahan yang lebih baik melalui daya pikirnya yang tajam dan kritis serta berani
mengambil resiko di era globalisasi yang tak kenal waktu dan batasan ini.
Berbicara tentang mahasiswa berarti berbicara tentang penggerak atau juru kunci
perubahan, sebagai mana yang sering kita dengar mahasiswa adalah agen of change, tentunya
perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan yang dibawa mahasiswa tergantung dari
kekuatannya dalam melihat keadaan sekitar. Fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini, baik
dari segi ekonomi, pendidikan, politik, agama, dan banyak lainnya.
Ketika menjadi mahasiswa, besar beban yang ada dipundak kita. Kita bukan siswa lagi,
ada kata Maha di depannya. Tentunya ada konsekuensi logis yang harus dilakukan, yakni
bagaimana kita dapat berperan aktif dalam pengawasan kebijakan negara. Dan posisi kita adalah
bagaimana kita dapat memberikan sebuah pengharapan bagi perubahan kearah yang lebih baik.
Mahasisiwa adalah kaum- kaum intelektual. Dengan intelektualitasnya, peran strategis
mahasiswa akan sangat dibutuhkan bagi kemajuan bangsa.
Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan makanan pokok yang mesti dikonsumsi
oleh rakyatnya, dengan demikian pemerintah selaku pelaksana pendidikan berkewajiban
terhadap pemenuhan pendidikan di negeri ini demi kesejahteraan intelektual dan pengembangan
sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Pendidikan
merupakan aspek paling penting pada sebuah peradaban bangsa. Dengan memiliki pendidikan
yang berkualitas dan berkarakter, sebuah bangsa dapat mengoptimalkan pembangunannya.
Kelaparan, pengangguran, kemiskinan, tidakan kriminal, KKN, dan masalah – masalah sosial
lainnya dapat teratasi. Terbentuknya sebuah bangsa yang bermartabat berawal dari pendidikan
yang bermartabat pula.
Suatu keadaan yang sangat menyedihkan bagi keterpurukan pendidikan di negara kita,
hendaklah mendapat perhatian dari mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa selaku konsumen
pendidikan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Artinya, segala kebijakan pemerintah
mengenai sistem pendidikan nasional hendaklah mengarah pada peningkatan mutu bukan
sekedar peningkatan biaya yang selama ini kita rasakan.
Kondisi pendidikan bangsa Indonesia sangat jauh dari yang dimimpikan. Bangsa yang
konon pada jaman Mojopahit pernah menguasai Asia Tenggara ini telah dibodohkan penjajah
Belanda selama 3,5 abad. Keterpurukan di bidang pendidikan itu belum juga tertuntaskan hingga
saat ini. Pada September 2001, hasil penelitian di Singapura menunjukkan bahwa sistem
pendidikan nasional pada urutan 12 dari 12 negara Asia, ini lebih rendah dari Vietnam. Selain
itu, di tahun 2000 hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP) menunjukkan kualitas
SDM Indonesia di urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan negara tetangga seperti
Singapura di urutan 24, Malaysia di urutan 61,Thailand di urutan 76 dan Philipina di urutan
77.Banyak hal yang menyebabkan kondisi pendidikan di Indonesia terpuruk seperti ini. Sistem
pendidikan di Indonesia yang tidak stabil, anggaran pendidikan Indonesia yang kurang tepat
sasaran, kualitas sumber daya pengajar yang kurang diperhatikan, serta infrastruktur yang kurang
memadai menjadi faktor penghambat kemajuan pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya fakta tersebut, diharapkan seluruh elemen bisa bergerak sinergis menuju
pendidikan Indonesia yang berkarakter dan bermartabat. Terkhusus
mahasiswa yang harus peka menanggapi masalah seputar pendidikan ini. Karena pada
hakekatnya, mahasiswa merupakan konsumen pendidikan. Mahasiswa merupakan entitas yang
bisa menikmati pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu, bukan saatnya bagi
mahasiswa untuk bersifat egois, melakukan demonstrasi atas kebijakan pendidikan di kampus
saja. Sekarang saatnya mahasiswa harus memikirkan solusi atas permasalahan di dunia
pendidikan ini.