Anda di halaman 1dari 4

Wawancara merupakan percakapan di mana pertanyaan diajukan dan jawaban diberikan.

Dalam
bahasa umum, kata “wawancara” atau “interview” mengacu pada percakapan satu-satu antara
pewawancara dan orang yang diwawancarai. Pewawancara mengajukan pertanyaan yang ditanggapi
oleh orang yang diwawancarai, sehingga informasi dapat ditransfer dari orang yang diwawancarai ke
pewawancara (dan audiens wawancara lainnya).

Dalam menyelesaikan permasalahan, kita membutuhkan data-data untuk memahami individu.


Untuk dapat memahami individu dengan sebaik-baiknya, kita perlu mengumpulkan data yang
lengkap dan akurat mengenai individu tersebut. Jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan adalah
sebagai berikut: data tentang keluarga, pertumbuhan jasmani, latar perkembangan keluarga,
kesehatan dan sebagainya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai teknik pemahaman individu teknik
non tes, salah satunya dengan wawancara.

Pengertian Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan oleh guru bimbingan
dan konseling/ konselor untuk mendapatkan data dari tujuan yang diinginkan. Wawancara juga
merupakan salah satu teknik non tes untuk mengetahui kebutuhan siswa.

Pelaksanaan wawancara bisa melibatkan guru bimbingan dan konseling dan siswa, bedanya dengan
layanan konseling adalah teknik yang digunakan dan sasarannya. Wawancara yang baik dilaksanakan
harus menggunakan pedoman yang telah dipersiapkan sebelumya.

Pengertian Wawancara Menurut Ahli

Menurut Lexy J Moleong (1991:135), Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan


tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (tatap muka) untuk
mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang dapat menjelaskan
masalah penelitian.

Sedangkan menurut Arifin (1998:44), Wawancara adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta
kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak
bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan.

tujuan yang dapat dicapai dalam wawancara yaitu:

1. Menciptakan hubungan baik diantara dua pihak yang terlibat. Pertemuan itu harus bebas
dari segala kecemasan dan ketakutan sehingga memungkinkan subyek wawancara
menyatakan sikap dan perasaan dengan bebas, tanpa mekanisme pertahanan diri yang
kadang-kadang menghambat pernyataannya
2. Meredakan ketegangan yang terdapat dalam subyek wawancara
3. Menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dalam wawancara kedua belah pihak akan
mendapat kesempatan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya
4. Mendorong ke arah pemahaman diri pada pihak subyek wawancara
5. Mendorong ke arah penyusunan kegiatan yang konstruktif pada subyek wawancara.

Jenis Wawancara

Menurut prosedurnya, wawancara dibagi menjadi dua yaitu wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
1. Wawancara terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang
diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman interview
(interview guide).
2. Wawancara tidak terstruktur adalah interview yang pertanyaaan-pertanyaan interview yang
diajukan tidak direncanakan secara rinci dan jelas, hanya memuat pokok-pokoknya saja.

Fungsi Wawancara

Fungsi wawancara pada dasarnya dapat digolongkan kedalam tiga golongan besar :

1. sebagai metode primer, yaitu ketika wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data,
atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian metode-metode
pengumpulan data lainnya

2. sebagai metode pelengkap, yaitu sebaliknya, ketika ia digunakan sebagai alat untuk mencari
informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain

3. sebagai kriterium, yaitu pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang untuk
menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti
observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan semacam itu metode
wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.

Format wawancara

Gunarsah (2003:38-39) mengungkapkan ada lima tahapan struktur wawancara sebagai berikut :

1. Rapport.

Ditandai dengan ucapan berbasa basi seperti: Apa Kabar? Tahap ini diikuti dengan rencana yang
akan dilakukan terhadap dan dengan klien, serta membawa klien merasa enak menghadapi
pewawancara. Acap kali penting menerangkan tujuan dari wawancara dan apa yang konselor bisa
dan tidak bisa melakukan.

2. Pengumpulan Data.

Tahap untuk merumuskan masalah dan mengidentifikasikan hal-hal yang bisa dilakukan dan
diberikan kepada klien. Mengetahui alasan mengapa klien sampai datang untuk wawancara dan
bagaimana klien menilai atau memandang masalahnya.

3. Menentukan Hasil Sesuai Dengan Arah Ke mana Klien Inginkan.

Mengetahui apa yang dikehendaki klien dan bagaimana kelak kalau persoalan sudah diatasi. Tahap
yang penting bagi pewawancara untuk mengetahui apa yang dikehendaki klien dan yang senada
atau tidak bertentangan dengan apa yang secara rasional dipikirkan oleh pewawancara.

4. Mengemukakan Macam-macam Alternatif penyelesaian Masalah.

Diarahkan pada apa yang klien tentukan setelah menentukan dari macam-macam alternatif.
Seringkali melibatkan penelaahan yang panjang mengenai dinamika-dinamika pribadinya dan
merupakan tahapan yang berlangsung paling lama.

5. Generalisasi dan Pengalihan Proses Belajar.

Untuk memungkinkan klien mengubah cara berpikirnya, proses belajarnya, perasaannya dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Wawancara ini jelas sudah berfungsi sebagai proses konseling itu sendiri. Kelima tahapan
wawancara ini dapat disingkat dengan lima pertanyaan sederhana dan singkat sebagai berikut :

1. Apa Kabar?

2. Apa Masalahnya?

3. Apa yang anda inginkan akan terjadi?

4. Apa yang bisa kita lakukan mengenai hal itu?

5. Apakah Anda mau melakukan hal itu?

Berikut contoh pedoman wawancara konseli

Anda mungkin juga menyukai