Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aini Khairunnisa

NIM:1182060008
Fakultas: FTK/ Pendidikan Biologi
Semester : 5
Mata Kuliah: Evolusi
Dosen Pengampu : Drs. Muhammad Muttaqin, M.Pd.
Iwan Ridwan Yusup, M.Pd.
Tugas Resume 8 (Genetika Populasi)

A. Spesies
Spesies adalah suatu kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki potensi
untuk saling mengawini (interbreed) di alam dan menghasilkan keturunan yang viabel
(mampu hidup). Definisi tersebut mengacu pada konsep spesies biologis (biological
species concept).
B. Populasi
Populasi adalah sekumpulan organisme yang berfungsi bersama secara ekologis dan
evolutif sebagai suatu unit. Cirikhas dari suatu populasi ialah adanya kemampuan
untuk saling berinteraksi dalam perkawinan secara bebas dan acak. Suatu populasi
dalam genetika populasi dibedakan dengan populasi lainnya, dengan adanya suatu
alel (atau ciri) yang khas untuk populasi tersebut. Jadi kalau kita kebetulan
menggunakan suatu spesies organisme yang identik seluruhnya kita anggap sebagai
salah satu populasi dimanapun atau berapapun besar populasi tersebut.
1. Struktu Genetika
Individu-individu yang membentuk suatu populasi pada umumnya tidak pernah
identik. Kekecualian dapat kita jumpai hanya pada populasi klonal dan beberapa
kekecualian lainnya yang sangat jarang.Pada umumnya, dalam bidang genetika
populasi selalu berhubungan dengan: Organisme haploid, organisme diploid,
organisme hemafrodit, Organisme Heteromorfik,Organisme yang sistem
perkembangbiakannya dapat seksual dan aseksual, Beberapa organisme lainnya,
antara lain cacing pipih (Fasciola Eurytrema). Plasmodium mempunyai sistem
perkembangbiakan sebagian secara aseksual dan sebagian lagi secara seksual. Adanya
gen terpaut seks atau gen yang dipengaruhi seks.
2. Hukum Hardy Weinberg
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe
dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu
generasi ke generasi a kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang
mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi
perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan
aliran gen.
Syarat berlakunya asa Hardy-Weinberg
1. Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
2. Perkawinan terjadi secara acak
3. Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi yang sama besar
4. Tidak terjadi migrasi
5. Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg
1. Ukuran populasi harus besar
2. Ada isolasi dari populasi lain
3. Tidak terjadi mutasi
4. Perkawinan acak
5. Tidak terjadi seleksi alam
Rumus Hardy- Weinberg :
p2+2pq+q2=1
p = Homozigot dominan, 2pq = Heterozigot, q= Homozigot Resesif

3. Partogenensis
Partenogenesis berasal dari bahasa yunani yang secara harfiah dapat diartikan menjadi
“melahirkan secara perawan”. Hewan-hewan tersebut menghasilkan keturunan tanpa
perlu melakukan perkawinan dengan lawan jenisnya. Perubahan suhu pH atau kadar
garam dalam air sekelilingnya atau rangsangan kimiawi atau mekanis pada telur itu
sendiri dapat merangsang telur dari sejumlah spesies untuk berkembang secara
partenogenesis. Tetapi hewan dewasa yang dihasilkan biasanya lebih lemah, lebih
kecil dan mandul. Pergiliran antara partenogenesis dan reproduksi seksual disebut
heterogami.Menurut hukum hardy weindbergh partenogenesis mengarah kepada
pembentukan banyak spesies seperti pada autogami dan homogami. Dari generasi ke
generasi mutasi terus terjadi dan perubahan ini diturunkan terus tanpa ada kehilangan
yang berarti. :
1) Patial partenogenesis
Hewan jantan dihasilkan dari telur yang tidak dibuahi. Contohnya hymenoptera sosial
pada umumnya, isoptera dan banyak spesies belalang. Partial partenogenesis tidak
berperan dalam terjadinya perubahan frekuensi gen, karena hewan jantan akan
kembali mencampurkan genomnya pada generasi berikutnya.
2) Partenogenesis siklis atau haplodiploidi
Generasi haploid akan mengarah kepada homosigositas absolut. Namun hal ini tidak
akan pernah tercapai karena sistem haplodiploidi biasanya terjadi pada setiap siklus
diploid. Maka frekuensi gen hampir selalu kembali pada keseimbangan
Hardy-Weindberg. Hanya mungkin terjadi pengurangan suatu alel.
3) Autokondasi atau aotogami
Jika semua individu mengalami pembuahan sendiri, maka pada generasi ke n akan
dijumpai populasi dengan dua penotif saja seperti pada homogami. Perbedaannya
terletak pada jumlah gen yang berperan. Pada homogami akan terjadi homosigositas
gen, sedangkan pada autogami, hal ini menyangkut seluruh konstitusi genetik
individu-individu yang terlibat

Anda mungkin juga menyukai