Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM

DOSEN PENGAMPU : AKMAL HUDA


NASUTION.SE,M.SI.

OLEH :
KELOMPOK 1
1. ANGGYE RIYANI SUHAIMI (7193341014)
2. ADE NURUL HANIFAH (7193341003)
3. AGNES DARNIATI RITONGA (7193341006)

JURUSAN EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KELAS B
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Konsep dasar sistem ekonomi islam” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam mempelajari ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih, kepada pihak–pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya Ibu AKMAL HUDA NASUTION
SE,M.SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Syariah yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah.

Medan, September 2021

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan ekonomi Islam dalam tataran praktis maupun akademis sangat pesat. Hal
ini dapat dilihat dari data statistik perbankan syari’ah yang dikeluarkan tiap bulannya oleh
bank Indonesia, juga penelitian di bidang perbankan syari’ah, mulai dari soal faktor-faktor
yang memengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syari’ah, bidang
investasi syari’ah, hingga soal model pemberdayaan dana zakat di Indonesia.
Inti asas ekonomi Islam adalah hak milik. Hak milik itu terdiri dari hak milik pribadi, hak
milik umum, dan milik Negara. Dalam realitas, banyak praktik ekonomi (mikro maupun
makro) mengalami kegagalan disebabkan kekeliruan pemahaman mengenai hak milik,
seperti mendapatkan harta korupsi atau suap untuk membangun fasilitas umum dianggap
benar, kebijakan sumber daya air, kebijakan sumber daya alam dan energi, kebijakan
pengentasan kemiskinan, kebijakan privatisasi BUMN Milik Umum, kenaikan harga BBM
dan berbagai penyimpangan lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paradigma Sistem Ekonomi Islam


Paradigma yang digunakan dalam ekonomi Islam (Islamic Economics) adalah
keadilan sosial dan ekonomi sebagai tujuan utama, sebagaimana tercantum dalam Q.S.
Al-Hadid ayat 25 yang artinya “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-
Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan” Tujuan utama
ekonomi Islam adalah realisasi kesejahteraan manusia melalui aktualisasi ajaran Islam.
Dalam konteks inilah dapat dipahami adanya beberapa definisi ekonomi Islam sebagai
berikut :
1. “Ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan Syariah yang
mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material
agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya
kepada Allah dan masyarakat” (Hasanuzzaman, 1984).
2. “Ekonomi Islam adalah ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam” (Mannan, 1986).
3. “Ekonomi Islam memusatkan perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia
yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar kerja sama
dan partisipasi.” (Khan, 1994).
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Kata Islam setelah
“Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih
ditentukan oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai
landasan nilai. Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara
manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah
untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter). Ekonomi adalah aktifitas yang
kolektif. Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran
dan nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran, As-Sunnah, ijma dan qiyas. Ini telah
dinyatakan dalam surat al maidah ayat (3). Sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalis maupun sosialis, sistem ekonomi islam memiliki sifat-sifat baik dari
sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, namun terlepas dari sifat buruknya.
Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistemyang tidak lahir dari ahsil akal manusia,
akan tetapi sebuah system yang berdasarkan ajaran islam yang bersumber dari al-qur’an
dan Hadits yang dikembangkan oleh pemikiran manusia yang memenuhi syarat dan ahli
dalam bidangnya. Sistem ekonomi Islam mempunyai perbedaan yang mendasar dengan
sistem ekonomi yang lain, dimana dalam sistem ekonomi Islam terdapat nilai moral dan
nilai ibadah dalam setiap kegiatannya. Prinsip ekonomi Islam adalah :
1. Kebebasan individu.
2. Hak terhadap harta
3. Kesamaan sosial
4. Keselamatan sosial
5. Larangan menumpuk kekayaan
6. Larangan terhadap institusi anti-sosial
7. Kebajikan individu dalam masyarakat

B. Pengertian Sejarah Ekonomi islam


1. Ekonomi Islam adalah bagian dari aktifitas manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dengan
berpedoman pada syariat yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah.
2. Sejarah pemikiran ekonomi Islam mempelajari tentang ekonomi Islam yang dikaitkan
dengan pemikiran para tokoh mulai dari masa Rasulullah SAW hingga saat ini
dengan segala latar belakang sosial, politik dan budayanya.
3. Pembahasan pemikiran ekonomi Islam lebih kepada refleksi para tokoh ekonomi
Islam dalam memaknai konsep hingga penerapan ekonomi Islam yang sesuai dengan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu pemikiran ekonomi Islam
sangat bervariatif, tergantung dari sudut pandang mana seorang tokoh melihat
ekonomi Islam.
Dapat diketahui fakta yang benar tentang bangunan sistem ekonomi yang berkembang di
dunia ini. Dapat dijadikan sebagai acuan model pelaksanaan ekonomi islam di masa
sekarang dan yang akan datang. Ekonomi Islam dengan segala prakteknya dari masa ke
masa dapat dijadikan referensi untukmenyusun pola penerapan ekonomi Islam yang lebih
komprehensif.

C. Karakteristik Ekonomi Islam

1. Mengutamakan Prinsip Keadilan dan Melarang Praktek Riba

Salah satu tujuan dari ekonomi syariah adalah membentuk tatanan kehidupan masyarakat
yang solid. Hal tersebut sejalan dengan prinsip keadilan dalam ekonomi Islam yang terlihat
jelas dalam konsep bagi hasil. Sistem bagi hasil tersebut menggunakan akad mudharabah
yang merupakan pengganti dari sistem ekonomi berbasis riba, dimana dalam sistem ekonomi
tersebut akan berdampak pada munculnya ketidakadilan.

Sistem ekonomi berbasis riba bertolak belakang dengan sistem ekonomi syariah yang
menerapkan sistem bagi hasil. Sistem tersebut mengutamakan prinsip keadilan, yakni adil
dalam situasi menguntungkan dengan ketentuan nisbah bagi hasil maupun adil dalam situasi
yang kurang menguntungkan karena kerugian ditanggung masing-masing pihak.

2. Bertujuan Untuk Kemaslahatan Bersama

Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, ekonomi syariah bertujuan untuk


mengarahkan penggunaan harta untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan
individu.

Prinsip ekonomi syariah melarang aktivitas ekonomi yang merugikan orang lain dan
tidak memberi manfaat seperti praktek riba (pertukaran yang tidak sama), maysir
(menghindarkan terjadinya penipuan) dan gharar (memastikan harta digunakan untuk
kegiatan produktif).

3. Menghadirkan Kebebasan Ekonomi Sesuai Akidah


Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah berarti setiap individu apapun golongan dan
statusnya dapat bebas melakukan transaksi ekonomi. Hal ini terlihat dalam praktek syirkah,
yakni kerjasama dua pihak atau lebih dalam hal permodalan, keuntungan dan kerugian.

Kebebasan ekonomi dalam ekonomi syariah juga berarti bebas dari rasa takut terzalimi
atau teraniya oleh pihak lain. Karakteristik kebebasan ekonomi ini terlihat pada suatu kaidah
fiqih muamalah yang berbunyi sebagai berikut. “Hukum asal dari suatu muamalah adalah
mubah atau boleh, sampai ada dalil atau ketentuan yang melarangnya.” (Kaidah Fiqih).

Pedoman tersebut memberi peluang bagi setiap individu untuk melakukan kegiatan
ekonomi apa pun dan membuat berbagai inovasi dalam aktivitas ekonomi selama tidak ada
ketentuan larangan syariat. Misalnya, boleh memberikan pinjaman asal bukan pinjaman riba
karena praktek riba dilarang syariat.

4. Menyeimbangkan Motif Material dan Spiritual, Rohani dan Jasmani

Karakteristik ekonomi syariah berikutnya adalah mendorong terciptanya keseimbangan


antara kerohanian dan kebendaan dalam aktivitas ekonomi. Keseimbangan yang dimaksud
adalah motif material seperti keinginan untuk memperoleh harta dan keuntungan harus
sejalan dengan motif spiritual untuk menjalankan syariat agama.

Tujuan dari keseimbangan tersebut agar pihak yang memiliki harta atau memperoleh
keuntungan tidak menzalimi atau merugikan pihak lain. Jangan sampai ada eksploitasi atau
dominasi atas golongan yang lemah secara ekonomi. Dengan adanya keseimbangan tersebut
juga akan menciptakan semangat berbagi dan mendorong pelaku kegiatan ekonomi untuk
saling membantu melalui zakat, infak atau sedekah. Jadi keuntungan bukan semata dilihat
sebagai keuntungan fisik, melainkan juga berupa ketenangan batin dalam hidup.

5. Mengakui Kepemilikan Multi Jenis

Kepemilikan multi jenis adalah pembagian kepemilikan harta yang Allah titipkan kepada
manusia yang kemudian menjadi kepemilikan oleh individu baik perorangan maupun swasta,
kepemilikan oleh publik atau milik bersama dan kepemilikan oleh negara.
Konsep kepemilikan dalam Islam adalah mengakui kepemilikan multi jenis yang menjadi
perbedaan dasar ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional. Konsep kepemilikan dalam
Islam merupakan pengusaan atas sesuatu yang menyebabkan orang lain akan terhalang dalam
memanfaatkan sesuatu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai