Anda di halaman 1dari 17

III.

METODOELOGI

A. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2019 sampai Mei 2019,

berlokasi diperairan Sungai Musi Makarti Jaya, Kabupaten Banyuasin. Terdiri

dari 3 stasiun yang berbeda, dengan koordinat (-2o52’03.08”S dan

104o99’50.60”E), (-2o53’56.16”S dan 104o99’51.49”E) dan (-2o53’66.19”S dan

104o96’53.19”E ) dimana masing-masing stasiun dilakukan tiga kali pengulangan

pengambilan sampel dengan titik yang berbeda pada setiap stasiun. Lokasi

pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini:

PETA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL

= St 1(Sungai Sahang)

= St 2 (Tanjung Mas)

= St 3 (Tanjung Baru

Gambar 7 . Peta Lokasi pengambilan sampel


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

27
B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1

Dibawah ini:

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian


No Alat Satuan Kegunaan
1 Tangkul Mesh size Jaring untuk menangkap ikan
seluang.
2 Timbangan analitik Gr Menimbang berat ikan
4 Mistar Cm Untuk mengukur panjang ikan
5 Camera Hand Megapixel Untuk dokumentasi
phone

6 Ember Liter Wadah ikan yang belum diukur dan


sudah diukur panjang dan berat
o
7 Termometer C Mengukur suhu
8 pH meter - Mengukur Ph
10 Alat tulis - Mencatat data
11 Kertas label - Menandai botol sampel
12 Galah - Mengukur keadalan
13 Kapal nelayan M Transportasi menuju lokasi
Penelitian

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2

dibawah ini:

28
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian
No Bahan Satuan Kegunaan
1 Ikan seluang Ekor Sebagai sampel

2 Kantong Plastik Ml Tempat sampel ikan

3 Batu es - Mengawetkan ikan

- Mengelap alat yang telah


4 Tissue digiunakan

C. PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif, Menurut

Setyosari Punaji (2013), metode deskriptif yaitu data yang didapat dideskripsikan

dalam bentuk tabel dan grafik sedangkan analisa data yang dilakukan meliputi

Kelimpahan Populasi, distribusi dan hubungan panjang berat. Metode dekriptif ini

digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keberadaan ikan

seluang di Sungai Musi Makarti Jaya Kabupaten Bayuasin. Metode pengambilan

sampel menggunakan metode survei yaitu dengan mengikuti salah satu nelayan

yang sedang menangkap ikan di Sepanjang Sungai Musi Desa Makarti Jaya

Kabupaten Banyuasin. Pengambilan sampel ikan di lakukan sebanyak 3 kali

pengulangan pada masing- masing stasiun. Sampel ikan di peroleh dari nelayan

yang ada di lokasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Random

Sampling. Menurut Riduwan (2010). Lokasi pengambilan sampel pada penelitian

dilakukan pada 3 stasiun, dengan anggapan dasar sebagai berikut.

29
a. Stasiun 1

Stasiun 1 Merupakan stasiun untuk daerah Sungai Sahang dimana stasiun

tersebut terletak di sebelah selatan dari Desa Makarti Jaya dengan titik koodinat -

2o52’03.08”S dan 104o99’50.60”E, stasiun I Sungai Sahang merupakan lokasi

yang padat dan sangat dekat dengan pemukiman penduduk, jarak antara rumah

penduduk dengan lokasi pengambilan sampel di stasiun I sekitar 55 meter

sedangkan jarak dari st 1 ke st 2 adalah 1.300 meter. Pada stasiun ini ditemukan

vegetasi pohon pedada (Sonneratia caseolaris) dan rumput. Adapun kedalaman

sungai pada stasiun ini adalah 6,35 meter. Lokasi stasiun 1 dapat dilihat pada

Gambar. 8 di bawah ini:

Gambar 8. Lokasi pngambilan sampel stasiun 1


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2019)

30
b. Stasiun 2

Stasiun 2 Merupakan stasiun untuk lokasi Tanjung Mas dimana stasiun

tersebut terletak dengan titik koodinat -2o53’66.19”S dan 104o96’53.19”E, lokasi

pengambilan sampel tidak jauh dari rumah penduduk, jarak dari stasiun II ke

stasiun III berkisar 1.700 m. Di stasiun ini selain dekat dengan pemukiman warga

dan dekat dengan usaha penyedotan pasir untuk dijadikan usaha, pada stasiun ini

ditumbuhi vegetasi pohon pedada dan kedalaman sungai pada stsiun ini adalah

7,20 meter. Lokasi stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar. 9 di bawah ini:

Gambar 9. Lokasi pngambilan sampel stasiun 2


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019

31
c. Stasiun 3

Stasiun 3 Merupakan stasiun untuk daerah Tanjung Baru yang terletak di

sebelah utara dari Desa Makarti Jaya dengan titik koodinat -2o53’56.16”S dan

104o99’51.49”E, lokasi pengambilan sampel jauh dari rumah penduduk dimana

lokasi ini dekat dengan persawahan padi. Jarak anatar stasiun III ke stasiun I

berkisar 2.800 m. Pada stasiun di temukan vegetasi rumput-rumput dan pohon

kayu kecil. Kedalaman sungai pada stasiun ini yaitu mencapai 5,50 meter. Lokasi

stasiun dapat dilihat pada Gambar. 10 di bawah ini:

Gambar 10. Lokasi pngambilan sampel stasiun 3


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2019)

2. Pengumpulan Data Sampling

32
Adapun data-data yang dikumpulkan atau yang diperoleh meliputi data

primer, data sekunder dan dokumentasi. Menurut Sugiono (2010), pengumpulan

data terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Data Primer

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama, data ini

tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini

harus di cari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu

orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai

sarana mendapatkan informasi ataupun data. Sedangkan data primer yang di dapat

pada saat melakukan penelitian yaitu berupa data kualitas air, kelimpahan

populasi, distibusi ikan dan panjang berat ikan seluang (Rasbora Argyrotaenia).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai dasar untuk mendapatkan sumber

informasi yaitu salah satu nelayan yang bernama bapak Muhamad Amir.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data

primer seprti buku-buku, literatur, dan bacaan yang dipublikasikan secara umum.

Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara

berkunjung ke perpustakaan. Sedangkan data sekunder yang didapat yaitu berupa

jurnal-jurnal penelitian, skripsi dan lain-lain

c. Dokumentasi

Data dokumentasi adalah data dari hasil pengambilan gambar kegiatan

penelitian yang berupa foto-foto hasil kegiatan dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan dokumentasi.hasil data dokumentasi didapat berupa gambar-gambar hasil

33
pengambilan sampel, gambar lokasi pengambilan sampel, gambar pengukuran

kualitas air, gambar alat dan bahan penelitian dan lain-lain.

D. BIOTA UJI

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan seluang (Rasbora

Argyrotaenia) dengan ukuran random ( Besar, sedang dan kecil ) yaitu semua ikan

yang di dapat diukur panjang dan beratnya sebanyak 30 ekor setiap stasiun,

pengambilan sebanyak 30 ekor mengacu pada (Zainal dkk, 2016). Untuk

mengetahui keberadaan ikan seluang di Sungai Musi apakah ikan tersebut

memijah, beruaya atau hanya berkembang biak di sungai tersebut dengan

pengukuran panjang dan berat ikan tersebut, dengan ukuran yang di tetapkan

yaitu: ikan yang berukuran 3-7 cm tergolong benih ikan, dan ukuran 7,1-12,6 cm

tergolong ikan besar atau induk ikan. Hal ini mengacu pada Eka Yuliarti (2011),

Ukuran 2-6 cm tergolong benih ikan, ukuran 6-8 cm tergolong ikan sedang, dan

ukuran 8-12 cm tergolong ikan besar atau induk ikan dimana ikan tersebut di

dapat langsung dari perairan dengan bantuan nelayan setempat dengan

menggunakan alat tangkap tangkul yang digunakan nelayan, berasal dari 3 stasiun

berbeda. Dimana penentuan lokasi adalah berdasarkan kebiasaan nelayan

setempat dalam mencari ikan di perairan tersebut dan diduga lokasi tersebut

terdapat banyak ikan (Asumsi Nelayan). pengambilan sampel dilakukan dengan

mengikuti salah satu nelayan di Sungai Musi Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin

kemudian ikan seluang yang didapat diukur panjang, berat dan dihitung jumlah

yang diproleh setiap stasiun.

E. PROSEDUR KERJA

34
1. Persiapan Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini alat utama yang digunakan oleh nelayan untuk

menangkap ikan pelagis yaitu alat tangkap tangkul, dimana sebelum digunakan

alat tersebut sudah dibersihkan, bambu pengait diantara kempat tangkul dipasang

dan bambu sebagai pegangan dipasang sebelum digunakan, tangkul yang

digunakan yaitu berukuran 3 m x 3 m dengan lebar mata jaring yaitu 0,5 cm,

sealin itu alat tersebut dicek terlebih dahulu apakah ada jaring yang sudah bolong

atau tidak agar ikan yang tertangkap tidak keluar atau lepas dari tanggkul tersebut.

Menyiapkan alat-alat penunjang yang digunakan supaya menunjang

kegiatan penelitian ini antara lain, timbangan analitik, mistar, camera, ember,

termometer, pH meter, botol sampling dan kertas label, batu es untuk

mendinginkan ikan agar tidak bau dan menyiapkan bahan yaitu sterefom yang

digunakan sebagai wadah penampung sampel sementara sebelum diukur panjang

dan berat, alat-alat yang digunakan di sterilisasi dan di cuci serta menyiapkan

kapal nelayan yang digunakan untuk menuju lokasi pengambilan sampel dimana

pada persiapan kapal, nelayan tersebut memeriksa keadaan mesin, awak kapal,

bahan bakar, dan lain-lain agar menunjang proses penangkapan ikan supaya

berjalan lancar.

2. Alat tangkap yang digunakan

Alat tangkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tangkap ikan

yang biasa digunakan nelayan setempat yaitu:

a. Tangkul

35
Tangkul yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tangkul dengan ukuran

3m x 3m, lubang jaring 0,5 cm, panjang galah 5 m untuk dipegang pada saat

tangkul dicelupkan di sungai. Adapun langkah-langkah mengoprasikan tangkul

yaitu, dengan cara mencelupkan jaring tangkul langsung ke masing-masing

stasiun tetapi pada lokasi yang di anggap banyak ikan kemudian tunggu beberapa

saat sampai tangkul berisi ikan pada masing-masing stasiun kemudian jaring

tangkul diangkat (mengikuti asumsi nelayan setempat). Ikan yang didapat

dihitung jumlah seluruhnya kemudian hitung ikan seluang yang didapat pada

masing-masing stasiun, ikan seluang yang sudah dihitung kemudian diberi batu es

sebelum diukur panjang dan berat, tujuan dari pemberian batu es agar ikan

seluang yang didapat tidak busuk

3. Pengambilan sampel ikan seluang

Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 9 kali pada masing-masing

stasiun, dimana pegambilan sampel dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 wib

pada stasiun 1, siang hari pada pukul 13.15 wib di stasiun 2, dan sore hari pukul

16.00 wib pada stasiun 3. ikan seluang yang didapat pada masing-masing stasiun

dihitung jumlahnya, kemudian di ukur panjang dan berat. Ikan seluang yang di

dapat pada masing-masing stasiun sebelum dilakukan pengukuran panjang dan

berat di masukkan kedalam plastik dan diberi batu es. Kemudian ikat plastik,

sampel diberi label stasiun, waktu dan tempat, setelah diberi label berdasarkan

masing-masing stasiun kemudian ikan tersebut dimasukan kedalam sterofom

dengan ukuran 20 x 30 cm.

4. Teknik pengambilan sampel

36
Pada penelitian ini Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan

metode sampling menggunakan alat tangkap ikan yang digunakan nelayan yaitu

berupa tangkul dengan ukuran 3m x 3m, lubang jaring 0,5 cm, panjang galah 5 m.

Adapun langkah-langkah mengoprasikan tangkul yaitu, dengan cara mencelupkan

jaring tangkul langsung ke masing-masing stasiun tetapi pada lokasi yang di

anggap banyak ikan kemudian tunggu beberapa saat sampai tangkul berisi ikan

pada masing-masing stasiun kemudian jaring tangkul diangkat. (Mengikuti asumsi

nelayan setempat). Semua Ikan yang diperoleh dihitung tetapi hanya ikan seluang

yang diambil dan dimasukkan kedalam kantong plastik utuk diukur panjang dan

berat pada masing-masing stasiun.

Dimana pada penelitian ini sarana prasana yang digunakan untuk menuju

lokasi pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan kapal nelayan berukuran

sedang dimana kapal tersebut merupakan kapal yang biasa digunakan untuk

menagkap ikan. Kapal tersebut berukuran panjang 4,m, tinggi 2,80 m, dan lebar 2

m. Kapal yang digunakan untuk menuju lokasi dapat dilihat pada Gambar 11

dibawah ini:

37
Gambar 11: Kapal Nelayan yang digunakan untuk menuju lokasi penelitian
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

5. Pengukuran Panjang Berat Ikan ( Sampel)

Adapun data yang diambil dalam penelitian ini adalah kelimpahan,

ditribusi untuk mengetahui keberadaan populasi ikan seluang, pengambilan data

diambil di 3 stasiun, setiap stasiun diambil 3 kali pengulangan dengan waktu yang

berbeda yaitu pagi, siang dan sore ketika air pasang dan surut mengikuti ruaya

ikan. hubungan panjang berat ikan seluang dihitung dengan pembagian kelas

ukuran ikan (rentangan) yang telah ditentukan panjang dan berat yang telah

diprediksikan sebelumnya, dengan cara mengukur panjang diukur menggunakan

mistar dengan panjang mistar 30 cm dimana pengukuran panjang yang diukur

yaitu panjang total yang diukur dari moncong ikan sampai pangkal ekor ikan.

Menurut Lagler (1997), pengukuran panjang total di ukur dari moncong mulut

ikan sampai pangkal ekor ikan. adapun cara pengukuran pengukuran panjang total

dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini:

38
Gambar 12 : Pengukuran Panjang Ikan Seluang (Rasbora agyrotaenia)
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

Sedangakan pengukuran berat ikan diukur dengan menggunakan timbangan

analitik dengan ketelitian 0,1 g, dimana pada pengukuran berat ikan yang di

timbang yaitu semua ikan yang berukuran (kecil, sedang dan besar). adapun

pengukuran berat dapat dilihat pada Gambar 13 dibawah ini:

Gambar 13 : pengukuran berat ikan seluang dari yang terkecil,sedang dan besar
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)

39
F. DATA YANG DIAMATI

Data ikan yang di peroleh dihitung kelimpahan populasi, dan panjang berat

dengan menggunakan rumus

1. Kelimpahan

Kelimpahan adalah banyak individu dari suatu spesies yang menempati

area atau wilayah tertentu (Ratnasari, 2015). Ke[impahan dihitung dengan

menggunakan rumus menurut Odum (1971) yaitu:

K X 100 %

Keterangan:

K = Kelimpahan

ni = Jumlah individu spesies ke-i

N = Jumlah total individu spesies

2. Distribusi

Untuk mengetahui distribusi ikan seluang menggunakan rumus Variance-

Mean Ratio ( Krebs, 1972)

VMR=

Keterangan: = Σ(Xi-X)2 (n-1)

n = jumlah sampling pada setiap stasiun

ΣX = jumlah semua individu ikan yang tertangkap

Xi = jumlah individu ikan ke-i

X = rata-rata individu ikan yang tertangkap

40
Tabel 3. distribusi menurut Michael (1984) dalam Marhana (2017)
No Variance Distribusi
1 <1 Seragam
2 >1 Mengelompok
3 =1 Acak

3. Hubungan Panjang dan Berat

W = a Lb

W = Berat total (gr)

L = Panjang total ikan (mm)

a,b = Konstanta yang diproleh dari data persamaan tersebut, yang selanjutnya

di transformasikan ke logaritma, sehingga mendapatkan regresi garis lurus.

Dimana W adalah berat ikan (gram), L adalah panjang ikan (cm), a adalah

Intercept regresi linier, b adalah koofisien regresi (Froese, 2006).

4. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel

ikan dimana data kualitas air hanya dijadikan data pendukung, kualitas air yang

diamati pada penelitian ini diantaranya :

a. Suhu

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer. Prosedur

pengukuran suhu (temperatur)sebagai berikut):

 Ujung bawah termometer dimasukkan/dicelupkan kedalam perairan yang akan

diukur suhu airnya.

 Mendiamkan termometer beberapa saat hingga suhunya seimbang dengan

suhu sekelilingnya. Biasanya membutuhkan waktu 1-3 menit. sampai nilai

41
angka yang ditunjukkan pada termometer stabil (tidak berubah, lalu suhu di

dapat

 Skala yang ditunjukkan termometer merupakan nilai suhu perairan tersebut

dengan satuan derajat celcius.

b. pH

Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter digital

dengan cara:

 pH meter digital langsung dicelupkan kedalam air di masin-masing stasiun

yang telah di tentukan

 Tekan tombol ON pada pH meter

 Selanjutnya tunggu sebentar sampai nilai angka yang ada di pH meter stabil

dan tidak berubah

 Lalu nilai pH didapat.

G. ANALISIS DATA

Analisa data dalam penelitian ini dianalisis secara statistika menggunakan

persamaan Regresi Linear Sederhana diolah dengan menggunakan program

EXCEL untuk mengetahui pola distribusi ikan dilihat berdasarkan ketentuan

berikut ini:

1. Distribusi acak apabila nilai dari variance-mean ratio (VMR) = 1

2. Distribusi seragam apabila VMR < 1

3. Distribusi mengelompok apabila VMR > 1

Untuk mengetahui hubungan panjang berat ikan dilihat dengan ketentuan,

variabel berat sebagai peubah tak bebas (dependent variable) dan variabel panjang

42
sebagai peubah bebas (independent variable). Untuk menghitung parameter a dan

b melalui pengukuran perubahan berat dan panjang yang bersifat allometric.

Dimana jika nilai b < 3 disebut allometric negative (pertambahan panjang lebih

cepat dibandingkan dengan pertambahan bobot), bila nilai b > 3 disebut allometric

positif (pertambahan bobot lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan

panjang) dan apabila nilai b = 3 disebut isometrik (Marhana dkk, 2017).

43

Anda mungkin juga menyukai