Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III di Provinsi Riau

Angkatan/Kelas : III/G2b

Nama Mata Pelatihan : Anti Korupsi

Nama Peserta : Novika Sari, S.Pd

Nomor Daftar Hadir : 34

Lembaga Penyelenggara : BPSDM Provinsi Riau

Pelatihan : LAN RI

POKOK PIKIRAN:
Korupsi adalah mencakup perilaku pejabat-pejabat sektor publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang memperkaya diri mereka secara tidak pantas dan melanggar hukum, atau
orang- orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan kepercayaan kepada
mereka. Korupsi adalah tindakan pengkhianatan terhadap amanah yang dipercayakan kepada
seorang pegawai dan termasuk ghulul.
Termasuk Korupsi Penggunaan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi :
• Mobil dinas atau kendaraan dinas lainnya;
• Kertas dan alat tulis kantor;
• Mesin fotocopy dan atau printer;
• Telepon;
• dll
Jenis jenis korupsi
1. Transaktif : Ada kesepakatan, sama-sama berbuat dan keuntungan timbal balik.
2. Ekstroaktif : Salah satu pihak memaksa, Pihak yang dipaksa aktif malakukan, tetapi
yang memaksa tidak terlibat.
3. Investif : Adanya penawaran barang dan jasa, keuntungan diharapkan di masa datang.
4. Nepotistik : Adanya perlakuan khusus kepada keluarga, teman dan kerabat pejabat
publik.
5. Autogenik : Memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman yang hanya diketahui oleh
dirinya untuk mendapatkan keuntungan.
6. Suportif : Adanya upaya melindungi dan mempertahankan Perbuatan Korupsi.
7. Defensif : Korupsi dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari tindakan
kriminalisasi

HAL TENTANG KORUPSI


• Pelakunya : Pejabat Publik, Politisi, dan Pegawai Negeri serta orang yang berhubungan
dengannya.
• Jabatan adalah Kepercayaan Kewenangan.
• KORUPSI hakikatnya adalah Tindakan Pencurian, Pengkhianatan, Penipuan.
• Walaupun dilakukan untuk orang lain atau orang yang dekat dengan mereka.

SEBAB-SEBAB KORUPSI
• Aspek Individu Pelaku
1. Sikap tamak dan tidak puass dengan penghasilan yang ada.
2. Moral dan iman yang lemah tidak dapat menahan godaan hawa nafsu.
3. Merasa penghasilan kurang mencukupi kebutuhan yang wajar

• Aspek Organisasi
1. Kurangnya teladan dari pemimpin;
2. Tidak adanya kultur organisasi yang mendukung kebenaran;
3. Manajemen yang menutupi korupsi di dalam organisasinya
• Aspek Masyarakat
1. Adanya nilai -nilai di dalam masyarakat yang kondusif terjadinya korupsi (ex.
Permisif, apatis dan adat);
2. Dampak Korupsi tidak dirasa langsung oleh masyarakat, walaupun dampak korupsi
dapat merugikan negara dan juga masyarakat luas.

Kasus yang terjadi di Indonesia tentang korupsi yakni korupsi bansos Covid-19 yang
menjerat Juliari yakni Mantan Mentri Sosial. Sangat disayangkan seorang menteri sosial
melakukan tindakan yang sangat merugikan rakyat.
Tokoh Jend.Hoegeng Imam Santoso

Gus Dur pernah berkata, "Hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni patung
polisi, polisi tidur, dan Hoegeng." Kalimat tersebut diutarakan Gus Dur lantaran Hoegeng
memang merupakan ikon polisi jujur dan antisuap. Sepak terjangnya sebagai seorang polisi
yang amanah memang patut ditiru. Selain mobil, Hoegeng juga pernah menolak hadiah dua
motor. Oleh Hoegeng, kedua motor tersebut langsung dikembalilan pada hari kedatangan. Ia
memang tak pernah mau menerima hadiah-hadiah yang tidak jelas juntrungannya.

PENERAPAN
Menurut saya beliau mempunyai sikap keteladanan yang sangat menginspirasi kita agar
tidak melakukan tindak kasus korupsi. Semoga saya dapat menerapkan semangat kerja dan
menjadi ASN yang bermanfaat bagi negara Indonesia ini.

Referensi
Modul Anti Korupsi. 2019. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta
https://www.liputan6.com/news/read/3189836/kisah-3-tokoh-indonesia-teladan-antikorupsi
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13723/Tokoh-Inspiratif-Pegiat-Anti-korupsi-
Jenderal-Hoegeng-Sang-Polisi-Jujur.html

Anda mungkin juga menyukai