Oleh
Arlin Nusi
(431418065)
JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
1. Pembangunan Wajib AMDAL
Pelingkupan adalah tahap paling awal dalam rangkaian proses AMDAL. Tahapan ini
sangat penting karena di tahap itulah dasar pemikiran dan lingkup kajian dampak lingkungan
(ANDAL) akan ditentukan. Kekeliruan dalam melingkup akan menyebabkan kajian ANDAL
menjadi tidak tajam, salah sasaran dan juga boros dana dan waktu. Prakiraan dan evaluasi
dampak yang dilakukannya menjadi kurang relevan dan kurang bermakna. Rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang dihasilkan berikutnya juga menjadi tidak tepat. Pendek
kata, kesalahan dalam pelingkupan dapat membuat seluruh perkerjaan AMDAL menjadi sisa-sia.
Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat
sasaran. Karena, sebagaimana kajian ilmiah lainnya, ANDAL harus mempunyai arah, fokus dan
lingkup yang tepat.
Pelingkupan menghasilkan sejumlah pernyataan sebagaimana diuraikan di bawah ini:
· Dampak yang akan dikaji dalam ANDAL atau dampak hipotetik. Dugaan (hipotesis)
awal menunjukkan bahwa dampak-dampak itu akan terjadi dan memerlukan kajian mendalam
untuk membuktikan dugaan tersebut.
· Lokasi dan waktu kajian ANDAL yang menggambarkan wilayah di mana kajian akan
dilakukan serta faktor waktu yang berkaitan dengan kajian.
Pernyataan dampak sebaiknya meliputi unsur-unsur informasi berikut ini:
· Komponen rencana kegiatan yang diperkirakan menjadi dampak.
· Komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkena dampak.
· Parameter yang harus dikaji dalam ANDAL.
· Lokasi prakiraan awal sebaran dampak.
· Waktu di mana dampak diperkirakan terjadi.
Proses pelingkupan dibagi menjadi dua, yaitu 1) pelingkupan dampak penting dan 2)
pelingkupan wilayah studi dan batas waktu kajian. Setelah informasi mengenai rencana kegiatan
(sumber dampak) serta rona lingkungan hidup (penerima dampak) sudah terkumpul, Pelaksana
Kajian siap untuk beranjak ke inti proses pelingkupan, yaitu mengidentifikasi dampak yang
nantinya perlu dikaji dalam ANDAL.
Proses ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1. Identifikasi Dampak Potensial. Esensinya adalah menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini
menghasilkan daftar “dampak potensial”.
2. Evaluasi Dampak Potensial. Esensinya adalah memisahkan dampak-dampak yang
perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak
lagi perlu dikaji). Langkah ini menghasilkan daftar “dampak penting hipotetik”.
3. Klasifikasi dan Prioritas. Tujuannya adalah mengelompokkan dampak-dampak yang
akan dikaji agar mudah dipahami dan digunakan dalam menentukan strategi kajian. Langkah ini
menghasilkan kelompok-kelompok dampak dan urutan prioritas dampak.
PROSES PELINGKUPAN
Proses pelingkupan merupakan proses awal untuk menentungan lingkup permasalahan
dan mengidentifikasi dampak besar dan penting potensial/hipotetik yang berkaitan dengan
pembangunan perkebunan dan Rencana Pabrik Kelapa Sawit PT. Inti Plasma. Pelingkupan
tersebut dilakukan melalui serangkaian proses berikut:
a. Mengidentifikasi dampak potensial melalui serangkaian dialog, konsultasi dan diskusi antar
anggota tim studi Konsultan Penyusun AMDAL, juga dengan para pakar, pemrakarsa, instansi
terkait dan masyarakat yang berkepentingan (termasuk masyarakat yang diduga terkena dampak)
serta dilengkapi dengan hasil pengamatan (observasi) lapangan wilayah studi yang diperkirakan
menjadi batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administratif. Metode identifikasi
dampak yang digunakan dalam studi AMDAL ini adalah menggunakan langkah-langkah
sebagaimana petunjuk dalam identifikasi dampak potensial pada Panduan Penyusunan AMDAL
dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006. Hasil langkah-
langkah proses pelingkupan berupa matriks sederhana dan bagan alir yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi antara penyebab dampak yaitu kegiatan Pembangunan Perkebunan
dan Rencana Pabrik Kelapa Sawit dan aspek lingkungan yang diperkirakan terkena dampak
penting sehingga akan mengalami perubahan mendasar. Keberadaan interaksi antara komponen
kegiatan dan komponen lingkungan ditandai dengan tanda (x) dalam sel matriks. Mengingat
dampak kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Rencana Pabrik Kelapa Sawit ini memiliki
rangkaian dampak lanjutan (dampak sekunder, dampak tersier dan seterusnya) untuk aspek
kegiatan tertentu, maka bagan alir digunakan untuk menganalisis dan mengetahui dampak
lanjutannya. Kedua metode identifikasi itu dipilih karena akan saling mengisi/melengkapi
sehingga identifikasi dampak dapat dilakukan secara optimal.
b. Evaluasi dampak potensial dilakukan dengan metode diskusi dan brainstorming dengan
mempertimbangkan hasil konsultasi dan diskusi dengan pakar, instansi yang bertanggung jawab
serta masyarakat yang berkepentingan. Pelingkupan pada tahap ini bertujuan
menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting,
sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang dipandang perlu dan relevan.
c. Klasifikasi dan prioritas dampak penting dilakukan melalui dua tahapan yakni pertama
segenap dampak penting hipotetik dikelompokkan menurut keterkaitannya satu sama lain dan
kedua kelompok dampak penting hipotetik tersebut selanjutnya diurut berdasarkan
kepentingannya, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun ekologis.
Dari lingkup telaah kaitan rencana kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Rencana
Pabrik Kelapa Sawit PT. Inti Plasma dengan dampaknya, maka lingkup rona lingkungan hidup
awal yang akan ditelaah dalam studi ini dapat diperincikan seperti pada uraian berikut ini.
Lingkup rona lingkungan hidup yang ditelaah tersebut disamping merupakan aspek atau
parameter kajian utama yang menjadi tolok ukur dampak juga ada yang merupakan parameter
pendukung kedalaman analisis dampak.
a. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
1) Iklim, dengan parameter yang ditelaah meliputi:
· Curah hujan dan hari hujan
· Tipe iklim
· Suhu udara
· Kelembaban
· Kecepatan dan arah angin
2) Kualitas Udara dan Kebisingan, dengan parameter yang ditelaah meliputi:
· Debu
· Kebisingan
· Gas CO, SO2 dan NO2
3) Fisiografi dan Geologi, dengan aspek yang ditelaah meliputi:
· Keadaan topografi dan morfologi
· Ketinggian tempat dpl
· Struktur geologi
4) Hidrologi, dengan parameter yang ditelaah meliputi:
· Karakteristik fisik sungai
· Debit air sungai
· Tingkat penyediaan dan penggunaan air
· Pola sedimentasi sungai
· Kondisi fisik daerah resapan
· Potensi air sungai
5) Kualitas Air, dengan parameter yang ditelaah terdiri dari:
· Sifat fisik dan kimia air sungai
· Sifat fisik dan kimia air sumur dangkal
6) Tata Ruang, Tata Guna Lahan dan Tanah, dengan aspek yang ditelaah terdiri dari:
· Tata guna lahan dan sumberdaya lainya
· Pemanfaatan ruang
· Rencana pengembangan wilayah
· Kegiatan lain di sektor proyek
· Rencana tata guna tanah
· Sifat fisik dan kimia tanah
· Potensi konflik penggunaan tanah