Anda di halaman 1dari 12

BUKU AJAR

KONSTRUKSI BETON I

JURUSAN TEKNIK SIPIL


AKADEMI TEKNIK KUPANG

OLEH :
Ir. I MADE SUPARTA, MT

AKADEMI TEKNIK KUPANG


2019
BAB V
BALOK DENGAN TULANGAN TEKAN

1.1 Prinsip Dasar


Pengaruh tulangan tekan pada beton bertulang dapat digambarkan seperti
ditampilkan pada Gambar 5.1. Pada balok tanpa tulangan tekan, semua gaya tekan
yang terjadi akan ditahan oleh beton. Sedangkan pada balok dengan tulangan
tekan, gaya tekan ditahan baik oleh beton = maupun oleh tulangan tekan
= . Karena sebagian gaya tekan ditahan oleh tulangan tekan, maka < ,
sehingga < . Pada dasarnya, nilai lengan momen seperti ditampilkan pada
Ganbar 5.1b, tidak jauh berbeda dengan seperti Gambar 5.1a, sehingga kapasitas
momen nominal penampang dengan tulangan tekan pada kenyataannya tidaklah
jauh berbeda dengan kapasitas momen nominal penampang tanpa tulangan tekan.

Gambar 5.1 Pengaruh Tulangan Tekan pada Penampang

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 1


Alasan-alasan digunakannya tulangan tekan:
1. Mengurangi defleksi, seperti defleksi akibat rangkak pada beton di daerah
tekan, dan defleksi jangka panjang akibat beban tetap (sustained load).
2. Mengurangi tegangan tekan pada beton.
3. Meningkatkan daktilitas penampang.
Pengurangan tinggi blok tekan akan meningkatkan regangan pada baja, sehingga
penampang dapat mencapai kurvatur yang lebih besar seperti ditampilkan pada
Gambar 5.2 dan Gambar 5.3.

Gambar 5.2 Efektivitas Tulangan Tekan dalam Mengurangi Defleksi Jangka Panjang
akibat Beban Tetap (Sustained Load) (MacGregor dan Wight, 2006)

Gambar 5. 3. Efek Tulangan Tekan terhadap Kekuatan dan Daktilitas


Balok Beton Bertulang Under-reinforced (p < Pb)
(MacGregor dan Wight, 2006)

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 2


4. Mengubah jenis keruntuhan tekan menjadi keruntuhan tarik.
Pada saat > penambahan pada daerah tekan memungkinkan tulangan
tarik leleh sebelum beton hancur. Rasio tulangan efektif dalam hal ini
didefinisikan sebagai − .
5. Mempermudah Pelaksanaan.
Dengan adanya tulangan sudut di keempat sisi balok sengkang dapat
dengan mudah dipasang

1.2 Analisis Balok dengan Tulangan Tekan dan Tarik


Balok dengan tulangan tarik dan tekan biasanya dianalisis dengan cara
dipisahkan menjadi dua balok seperti terlihat pada Gambar 3.15.
Dalam analisis, balok bertulangan ganda (tarik dan tekan) dibagi menjadi:
 Balok I, terdiri atas seluruh tulangan tekan serta sejumlah tulangan tarik dengan
luasan secukupnya sehingga = (tanpa beton).
 Balok II, terdiri atas daerah tekan beton dan sisa tulangan tarik = −

Gambar 5. 4 Analisis Penampang dengan Tulangan Tekan

Berdasarkan Gambar 5.4, dapat dibuktikan :


!"
′ = # 0,003 (5.1)

Jika ≥ (, maka ) = )( . Substitusi * = + pada persamaan (5.1) maka ;


,

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 3


+, ".
′ = 1− # 0,003 (5.2)
/0 /0 ".
Dengan mengambil = ( dan ( =1 = 33333
, maka nilai batas dimana tulangan
2

tekan akan mengalami leleh adalah :


". /0
# = 1− # (5.3)
45 +, 633

". /0
 Jika nilai #> 1− #, maka tulangan tekan tidak leleh.
+, 633

". /0
 Jika nilai #≤ 1− #, maka tulangan tekan leleh.
+, 633

Jika tulangan tekan leleh, perhitungan analisis kapasitas momen penampang


akan lebih mudah dibandingkan dengan jika tulangan tekan tidak leleh.
Kasus 1: Tulangan Tekan Leleh.
 Untuk balok I :
Luas tulangan tarik yang dibutuhkan pada balok I dihitung berdasarkan
kondisi keseimbangan = , sehingga ;
)( = )( atau =
Kapasitas momen balok I dapat dihitung sebagai berikut :
8 = ′ )( − (5.4)
 Untuk balok II :
Luas tulangan sisa = −
Jika tulangan tarik leleh maka :
= − )( = − ′ )(
Gaya tekan pada beton :
= 0,85)′ ;
Berdasarkan keseimbangan gaya = , maka ;
<=2 !=.2 >/0
=
3,?@/A.

kapasitas momen nominal untuk balok II adalah :

8 = − #= − )( − # (5.5)

Sehingga momen nominal total penampang beton bertulang ganda :


8 =8 +8

8 = )( − + − − # (5.6)

Untuk membuktikan bahwa ) = )( , maka perlu diperiksa apakah ;

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 4


". ".
#≤ #
" " 45

Kasus 2 Tulangan Tekan Tidak Leleh.


Jika tulangan tarik diasumsikan leleh,gaya dalam pada balok:
= )(
= 0,85) ;
= D
+, ".
dimana : = 1− # 0,003

Persamaan keseimbangan gaya aksial pada penampang


+ = atau
+,E.
0,85) ; + D 1− # 0,003 = )( (5.7)

Persamaan ini menghasilkan persamaan kuadratik dalam a, yaitu :


0,85) ; + <0,003D ′ − )( > − 0,003D F = 0 (5.8)
Dari persamaan tersebut nilai variable dapat ditentukan, sehingga kapasitas
momen penampang dapat dihitung, yaitu :

8 = − #+ − (5.9)

Perlu dicatat bahwa persamaan kuadratis di atas hanya berlaku jika ) ≤ )(


Untuk membuktikan kebenaran asumsi ) = )( perlu dicek :
G
"#
≤ " #

1.3 Rasio Tulangan Tarik Maksimum untuk Balok dengan Tulangan Tekan
SNI Beton memberikan batasan maksimum tulangan tarik ;
 Untuk )′ = )( :

5 H = 0,75 − (5.10)
dimana :
3,?@+, / A 633
< − "
> = K633L/ M
/0 0

 Untuk )′ < )( :
N. / 2
5 H = 0,75 K − M (5.11)
/0

dimana :
N. / 2 3,?@+,O.A 633
K − /0
M = /0
K633L/ M (5.12)
0

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 5


SNI memberi batasan minimum untuk tulangan tarik :
P/ A ,Q
!54 = ; ≥ ;R
Q/0 R
(5.14)
/0

1.4 Contoh Soal Analisis Balok dengan Tulangan Tekan


Hitung kapasitas momen penampang seperti disajikan pada Gambar 5.5

Gambar 5. 5 Penampang Balok dengan Tulangan Tekan


Pembahasan :
Langkah 1 : Asumsi )′ = )( dan ) = )( dan analisis balok menjadi dua bagian sehingga ;
Karena semua baja leleh  = ′ = 1000 SS
= − = 3000 − 1000 = 2000SS
Langkah 2 : Hitung untuk balok II.
− ′ )( 2000 × 400
= = = 171SS
0,85)′ ; 0,85 × 20 × 275

Gambar 5. 5 Pemisahan Balok I dan Balok II


Langkah 3 : Cek apakah tulangan tekan leleh.
= 65SS
′ 65
= 0,380
171
" /0 Q33
Sedangkan # = 1 − 633# = 1 − 633# = 0.392
45 +, 3,?@

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 6


" "
Karena #< # maka tulangan tekan leleh.
45

Langkah 4 : Cek jika ) = )( ,


Z
= 171SS  "
#= @ 3
= 0,335
633 633
Sedangkan G
#=F = 0,85 = 0,510.
" 633L/0 633LQ33

Karena #< G
# maka tulangan tarik leleh
" "

Langkah 5 : Hitung [
a. Untuk Balok I ;
171
*= = = 201SS
F 0,85
Dengan persamaan segitiga sebangun, sehingga ;
* −*
=

3 QQ@! 3
3,33\
= ]2
 = 0,0036

[ = 0,65 + ^ − 0,002 250/3 = 0,65 0,0036 − 0,002 250/3 = 0,783


b. Untuk Balok II
Z
*= = = 201SS
+, 3,?@

* −*
=

3 Q Q! 3
=  = 0,0033
3,33\ ]2

[ = 0,65 + ^ − 0,002 250/3 = 0,65 0,0033 − 0,002 250/3 = 0,758


Langkah 6 : Hitung [8
a. Untuk Balok I :
[8 = [` ′ )( − ′ a
= 0,783b1000 × 400 510 − 65 c = 139,37 de − S
b. Untuk Balok II :

[8 = [ f − ′ )( − #g
Z
= 0,758 f 3000 − 1000 510 − #g = 257,42 de − S

Kapasitas momen total adalah :


[8 = [8 + [8 = 396,79 de − S

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 7


1.5 Perencanaan Balok Dengan Tulangan Tekan
Apabila penampang balok persegi dengan tulangan tarik tidak mampu untuk menahan
beban tertentu dan dimensinya tidak memungkinkan untuk diperbesar dengan alas an-alasan
arsitektur. Balok persegi direncakan dengan menggunakan tulangan rangkap atau tulangan
tekan.
Ringkasan prosedur dan langkah-langkah perencanaan balok persegi dengan tulangan tekan
adalah sebagai berikut :
1. Asumsikan dimensi balok dengan pendekatan ℎ = i (panjang bentang), ; = 0,5ℎ,
6

dan = ℎ − 100
2. Hitung momen ultimit total 8j dengan faktor beban dan kombinasi beban mati dan
beban hidup.
3. Dari Tabel nilai k dengan kombinasi nilai )′ dan )( didapat nilai k masimum dan

5 k . Gunakan nilai tersebut untuk menentukan kapasitas momen maksimum


penampang 85 H  85 H = [; d
4. Apabila 85 H < 8j , balok direncanakan dengan tulangan tekan, dan apabila
85 H > 8j balok direncanakan dengan tulangan tarik saja.
5. Apabila direncanakan dengan tulangan tekan, maka rasio penulangan pada
Balok II (pasangan kopel gaya beton tekan dan tulangan tarik)
= 0,90 5 k = 0,90 0,75 .
Nilai rasio ini digunakan untuk mencari nilai k yang baru
6. Menentukan kapasitas momen Balok II
8 = [; d
Menghitung luas tulangan tarik yang diperlukan untuk Balok II,
l i = ;
7. Menghitung selisih momen, atau momen yang harus ditahan oleh Balok I (pasangan
gaya tulangan baja tekan dan tarik),  8 = 8j − 8
8. Berdasarkan pasangan kopel gaya tulangan tekan dan tarik tambahan (Balok I),
mno
hitung gaya tekan pada tulangan yang diperlukan  =p
"!"

9. Dengan = ′ )′ ; sedemikian sehingga ′ dapat ditentukan. Hal yang sama


dapat dilakukan menggunakan diagram regangan dengan teorema segitiga sebangun .
/
Kemudian cek nilai regangan tulangan tekan ′ , sedangkan nilai ( = 12 :
2

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 8


)(
=
0,85)′ ;
*=
+,

*− ′
′ = 0,003
*
Apabila ′ ≥ (, tulangan baja tekan telah leleh pada momen ultimit dan )′ = )(
sedangkan untuk ′ < (, hitunglah )′ = ′ D dan gunakan tegangan tersebut
untuk langkah berikutnya.
10. Karena = ′ )′
q
Maka ′ perlu =/ 2
2

11. Menghitung perlu


/ 2= 2
=
/0

12. Menghitung jumlah luas tulangan baja tarik total yang diperlukan = +
13. Memilih batang tulangan baja tekan ′
14. Memilih batang tulangan baja tarik , Periksa lebar balok dengan mengusahakan
agar tulangan dapat dipasang dalam satu lapis saja
15. Memeruksa r actual dan bandingkan dengan r teoritis. Apabila r actual sedikit
lebih besar, berarti rancangan agak konservatif (lebih aman). Apabila r aktual lebih
kecil yang berarti perencanaan kurang aman, dilakukan perencanaan ulang.
16. Berikan sketsa rancangan dan periksa kembali kapasitas penampang

1.6 Contoh Soal Perencanaan Balok Persegi dengan Tulangan Tekan


Rencanakan penulangan balok persegi beton bertulang untuk momen 8st = 230 deS dan
8tt = 370 deS, ; = 350 SS, ℎ = 800 SS, )′ = 20 8u , )( = 240 8u , apabila
dipakai tulangan baja tekan , gunakan = 70 SS.
Pembahasan :
Langkah 1 :
Asumsi tinggi efektif = ℎ − 100SS = 800SS − 100SS = 700 SS .
Dengan memperhitungkan kemungkinan menggunakan dua lapis tulangan tarik.
Langkah 2 :
Menghitung momen rencana :
8j = 1,28st + 1,68tt

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 9


8j = 1,2 230 + 1,6 370 = 276 deS + 592 deS = 868 deS
Langkah 3 :
Terlebih dahulu dihitung apakah mungkin menggunakan balok bertulangan tarik
saja. Dari Tabel 4.1 – 4.30 didapat nilai k
k maksimum =5,979 MPa 5 H = 0,0323
8 S d = [; d
=0,8 350 700 5,979 10!6 = 820 deS
Jika 8v5 H < 8j , maka disimpulkan balok menggunakan tulangan tarik dan
tulangan tekan.
Langkah 4 :
Asumsikan Balok II (pasangan kopel gaya beton tekan dengan tulangan baja tarik)
mempunyai rasio penulangan kira-kira 90% dari 5 H

= 0,90 0,0323 =0,0291


Dengan tersebut ditentukan nilai k baru dari Tabel.
k = 5,451 MPa
Langkah 5 :
Tentukan Momen tahanan atau kapasitas Balok II adalah :
8 = [; d = 0,8 350 700 5,5451 10!6 = 761 deS
Langkah 6 :
Tentukan luas penampang tulangan tarik yang diperlukan untuk pasangan kopel gaya
beton tekan dan tulangan baja tarik.
= ; = 0,0291 350 700 = 7130 SS
Langkah 7 :
Pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik ditentukan sedemikian rupa
sehingga kuat momennya memenuhi keseimbangan terhadap moment rencana.
8 = 8j − 8 = 868 deS − 761 deS = 107 deS
Berdasarkan pada pasangan kopel gaya tulangan baja tekan dan tarik didapatkan :
8 =[ − ′
mn, 3Z333
= = = 212,3 de
p "!" 3,? Z33!Z3

Karena = ′ )′ , maka )′ dihitung berdasarkan letak garis netral pasangan kopel


gaya beton tekan dan tulangan tarik, kemudian dilakukan pemeriksaan regangan ′
pada tulangan baja tekan.
Menentukan tinggi tekan pada beton
Bahan Ajar Konstruksi Beton I 10
=2o /0 <Z \355o > Q3mw
= 3,?@/ A
= 3,?@ 3mw \@35
= 287,6 S
?Z,6
*=+ = 3,?@
= 338,4 SS
,

Dengan teorema segitiga sebangun pada diagram regangan didapat :


]2 !"
=
]Ax
!" 6?,Q!Z3
′ = # 0,003 = # 0,003 = 0,0024
6?,Q

( = 0,002
Karena ′ > (, maka terbukti bahwa tulangan baja tarik leleh dimana )′ = )( .
Langkah 8 :
Menentukan luas tulangan tekan yang diperlukan :
q2 q2 ,\× 3y
= /2
= /0
= Q3
= 884,6 SS

Digunakan tulangan baja Tekan 2D25 = 981 mm2


Tulangan Tarik digunakan 8D38

Soal

Suatu struktur balok dengan bentang 10 m (Gambar 5.6) direncanakan memikul


beban hidup merata sebesar 3x,x kN/m dan beban mati tambahan sebesar
15,xx kN/m (belum terfaktor). Tentukan b, d, dan A jika )′ = 30 8u dan
)( = 400 8u . .Hitung tulangan yang diperlukan pada bagian tekan dan tarik dari
struktur balok tersebut.

Gambar 5. 6 Analisis Penampang dengan Tulangan Tekan

Bahan Ajar Konstruksi Beton I 11

Anda mungkin juga menyukai