0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan45 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat teknis tanah dan pondasi. Ringkumannya adalah:
1. Dokumen menjelaskan cara mengidentifikasi tanah berdasarkan ukuran butirannya menurut MIT dan ASTM.
2. Hubungan antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume tanah diperlukan dalam praktek.
3. Dokumen menjelaskan jenis tanah yang baik untuk pondasi, macam-macam pond
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat teknis tanah dan pondasi. Ringkumannya adalah:
1. Dokumen menjelaskan cara mengidentifikasi tanah berdasarkan ukuran butirannya menurut MIT dan ASTM.
2. Hubungan antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume tanah diperlukan dalam praktek.
3. Dokumen menjelaskan jenis tanah yang baik untuk pondasi, macam-macam pond
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat teknis tanah dan pondasi. Ringkumannya adalah:
1. Dokumen menjelaskan cara mengidentifikasi tanah berdasarkan ukuran butirannya menurut MIT dan ASTM.
2. Hubungan antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume tanah diperlukan dalam praktek.
3. Dokumen menjelaskan jenis tanah yang baik untuk pondasi, macam-macam pond
JL Jend Soeharto, 72-A, Naikoten I, Kec. Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. 85118
SIFAT-SIFAT TEKNIS TANAH
Dosen Pengajar : ALVA YUVENTUS LUKAS, ST., MT.,MT
MATA KULIAH : KELAS :
TKK 148 – Teknik Pondasi II A&B TAHUN AJARAN / SEMESTER / SKS : 2019-2020 / Ganjil – III / 2 Sks Identifikasi Tanah Tanah berbutir dapat diidentifikasi berdasarkan ukuran butirannya. 1. Ukuran Butiran Berdasarkan MIT (Massachussetts Institute of Technology) Nomenclature. o Butiran-butiran yang berdiameter lebih besar dari 2mm, diklasifikasikan sebagai kerikil. o Butiran-butiran yang berdiameter kurang dari 2mm, diklasifikasikan sebagai pasir. o Butiran-butiran yang berdiameter berkisar antara 2mm – 0,6mm, diklasifikasikan sebagai pasir kasar. o Butiran-butiran yang berdiameter berkisar antara 0,6mm – 0,2mm, diklasifikasikan sebagai pasir sedang. o Butiran-butiran yang berdiameter berkisar antara 0,2mm – 0,06mm, diklasifikasikan sebagai pasir halus. Identifikasi Tanah 2. Ukuran Butiran Berdasarkan ASTM (American Society for Testing and Materials). o Cobble adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan 12in (300mm) dan tinggal dalam saringan 3in (75mm) (untuk saringan dengan lubang bujur sangkar standar amerika). o Boulder adalah partikel-partikel batuan yang tidak lolos dalam saringan 12in. o Kerikil adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan 3in, dan tertahan dalam saringan no. 4 (4,75mm). o Pasir adalah partikel-partikel batuan yang lolos saringan no. 4 dan tinggal dalam saringan no.200 (0,075mm), dengan pembagian sebagai berikut : a) Pasir kasar – butirannya lolos saringan no. 4 dan tertahan dalam saringan no.10 (2mm). Identifikasi Tanah b) Pasir sedang – butirannya lolos saringan no. 10 dan tertahan dalam saringan no.40 (0,425mm). c) Pasir halus – butirannya lolos saringan no. 40 dan tertahan dalam saringan no.200. o Lanau adalah tanah yang butirannya lolos saringan no. 200mm. o Lempung adalah tanah berbutir halus yang lolos saringan no. 200mm. Menurut Peck et al, (1953), cara membedakan antara lanau dan lempung, adalah dengan menggambil tanah basah yang dicetak dan dikeringkan, kemudian dipecah ke dalam fragemen-fragmen kira-kira berukuran 1/8in (3,1mm) dan ditekan diantara jari telunjuk dan ibu jari. Fragmen lempung hanya dapat pecah jika ditekan dengan usaha yang relatif besar, sedang fragmen lanau dapat dipecah dengan mudah bila ditekan. Identifikasi Tanah KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH.
Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air, dan bahan
padat. udara dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedang air sangat mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. ruang diantara butiran-butiran, sebagian atau seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah dikatakan dalam “kondisi jenuh”. Bila rongga terisi oleh udara dan air, tanah pada kondisi “sebagian jenuh (partially saturated)”. Hubungan – hubungan antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume, dan lainnya tersebut sangat diperlukan dalam praktek. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. Contoh 1. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. Contoh 2. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. KADAR AIR, ANGKA PORI, POROSITAS, DAN BERAT VOLUME TANAH. Dalam keadaan asli, suatu tanah basah mempunyai volume = Contoh 0,33ft3 dan berat = 39,33lb. setelah dikeringkan di oven, berat Ke-3 tanah kering adalah 34,54lb. Apabila G s = 2,71. Hitung kadar air, berat volume basah, berat volume kering, angka pori, porositas, dan derajat kejenuhan ! Penyelesaian : Catatan : 1ft = 0,3048m Kadar Air : 1lb = 0,454kg 𝑤 𝑤 = 𝑊 100% = 𝑊 𝑠 − 𝑊 100% 𝑊𝑠 𝑊𝑠 𝑤 = 39,93 − 34,54 100% = 15,6% 34,54 Berat Volume Basah : 𝛾𝑏 = 𝑊𝑠 + 𝑊𝑤 𝑉 = 39,93 0,33 𝑙𝑏/𝑓𝑡3 = 121,0 Berat Volume Kering : Contoh 𝑊𝑠 = 34,54 = 104,7 Ke-3 𝛾𝑑 = 𝑉 𝑙𝑏/𝑓𝑡3 0,33 Angka pori : 𝑣 𝑒 =𝑉 𝑉𝑠 𝑉𝑠 = 𝑊𝑠 = 34,54 𝐺𝑠 . 𝛾𝑤 2,71 62,4 = 0,204 𝑓𝑡3 𝑉𝑣 = 𝑉 − 𝑉𝑠 = 0,33 − 0,204 = 0,126 𝑓𝑡 3 jadi : 3 𝑒 = 0,126 𝑓𝑡 0,204 𝑓𝑡3 = 0,62 Porositas : = 0,62 𝑛= 𝑒 1 + 0,62 = 0,38 1+𝑒 Derajat Kejenuhan : Contoh 𝑉𝑤 Ke-3 𝑆= 𝑉𝑣 𝑉𝑤 = 𝑤𝑤 = 5,39 𝛾𝑤 62,4 = 0,086𝑓𝑡3 Jadi : 𝑉𝑤 0,086𝑓𝑡3 𝑆 = 𝑣= 𝑉 0,126𝑓𝑡3 × 100% = 68,3% Contoh Ke-4 Contoh Ke-4 PENGERTIAN PONDASI Dalam ilmu teknik sipil, keamanan sebuah bangunan sangat ditentukan oleh kekuatan strukturnya, baik struktur atas (upper structure) dan struktur bawah (base structure). Yang dimaksud dengan struktur bawah adalah bagian bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Bangunan struktur bawah ini konstruksi perletakannya disebut dengan fondasi. PENGERTIAN PONDASI Konstruksi fondasi berfungsi untuk meneruskan beban struktur atas dan juga berat fondasi sendiri ke lapisan tanah yang ada di bawahnya tanpa diikuti dengan keruntuhan karena tanah bergeser dan penurunan tanah /penurunan bangunan yang berlebihan, atau istilah lainnya adalah bahwa fondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Beban dari bangunan (beban mati dan beban berguna) akan diterima oleh fondasi kemudian disebarkan ke dalam tanah, sehingga batas ambang daya dukung tanah tidak terlampaui. TANAH UNTUK PERLETAKAN PONDASI Jenis tanah untuk perletakan fondasi secara visual hampir tidak ada bedanya, akan tetapi ternyata bahwa tanah mempunyai jenis yang bermacam-macam seperti : 1. Tanah lempung (clay), 2. Tanah lumpur (sill), 3. Tanah pasir (sand), 4. Tanah berkerikil (gravel).
Apabila di disuatu daerah dijumpai lapisan tanah padat, maka lapisan
seperti ini sangat baik sebagai dasar fondasi, akan tetapi tidak jarang dijumpai suatu lapisan tanah yang sangat jelek yaitu lapisan tanah yang tidak homogin, sangat lunak, dan bersifat sangat "compressible",pada tanah yang demikian tidak baik untuk dipakai sebagai dasar Fondasi karena selain daya dukungnya rendah juga penurunan yang akan terjadi cukup besar. MACAM PONDASI
Secara garis besar macam fondasi ada dua macam yaitu
fondasi dangkal dan fondasi dalam. Pcnentuan macam fondasi dapat dilakukan berdasarkan keadaan perbandingan antara kedalaman fondasi (D) dan lebar fondasi (B), sebagai berikut : 1. Dipilih fondasi dangkal jika D/B < 1 2. Dipilih fondasi dalam jika DIB > 4-5
Pada prinsipnya hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan fondasi adalah sebagai berikut : 1. Dibuat fondasi dangkal jika lapisan tanah yang baik, berada cukup dangkal, tidak melebihi 2 meter. 2. Dibuat fondasi dalam jika lapisan tanah yang baik berada cukup dalam. 3. Keadaan tanah pondasi. MACAM PONDASI
4. Batasan – batasan akibat konstruksi diatasnya.
5. Batasan – batasan dari sekelilingnya. 6. Waktu dan biaya pekerjaan. MACAM PONDASI Secara umum yang terrnasuk jenis fondasi dangkal dan fondasi dalam adalah sebagai berikut : 1. Termasuk jenis fondasi dangkal (shallow footing) adalah :
MACAM PONDASI 3. Fondasi lingkaran (circle footing) : MACAM PONDASI 4. Fondasi kaki gabungan : MACAM PONDASI 5. Fondasi plat : MACAM PONDASI 6. Fondasi dalam : MACAM PONDASI 6. Fondasi dalam : SYARAT MERANCANG PONDASI Langkah berikut ini adalah syarat minimum untuk merancang pondasi : 1. Tentukan beban muatan yang akan bekerja pada pondasi melalui proses perhitungan. 2. Lakukan penyelidikan tanah sebelum pondasi dibangun. Penyelidikan tanah tersebut dilakukan dilapangan tempat pondasi akan dibangun hingga penyelidikan laboratorium akan sampel tanah yang diperoleh. 3. Tentukan parameter rancangan tanah yang perlu berdasarkan data uji tanah dan lakukan pertimbangan rekayasanya, apabila ditemukan sifat tanah yang tidak sesuai terhadap rancangan pondasi. 4. Buatlah rancangan pondasi sesuai dengan data tanah yang telah diuji sebelumnya. PEMILIHAN BENTUK PONDASI PEMILIHAN BENTUK PONDASI PEMILIHAN BENTUK PONDASI PEMILIHAN BENTUK PONDASI AKADEMI TEKNIK KUPANG Program Studi D3 Teknik Sipil JL Jend Soeharto, 72-A, Naikoten I, Kec. Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. 85118