TAK LANGSUNG
PENDAHULUAN
Bab IV pada e-modul ini menjelaskan tentang dua macam radiasi, yaitu radiasi
pengion langsung dan tak langsung. Materi pada radiasi pengion tidak langsung meliputi
transisi sinar-X, radiasi karakteristik, ionisasi dan eksitasi, Hukum Moseley, spektrum sinar-X,
radiasi dari partikel bermuatan yang dipercepat, pembentukan bremsstrahlung, target sinar-X,
bremsstrahlung yang dihasilkan, kualitas berkas dan pemberian filter, deposisi energi dalam
jaringan oleh berkas foton. Pada radiasi pengion langsung, materi berupa jenis berkas partikel
bermuatan yang dipakai untuk keperluan klinik, sumber berkas partikel bermuatan, dan
deposisi energi dalam jaringan oleh berkas partikel bermuatan.
TUJUAN
PENYAJIAN MATERI
Radiasi pengion berada dalam spektrum gelombang elektromagnetik. Tabel 4.1
menyajikan daftar spektrum elektromagnetik yang umum pada keseharian kita.
Tabel 4.1. Spektrum Elektromagnetik
Name (m) (Hz) Origin Interesting facts
Electric Vibrating atoms and molecules 60 Hz hum heard near
>105 <102
Power over macroscopic distances transformer
Vibrating atoms and molecules Low are reflected from
Radio/TV 10-1 - 10-4 109 -104
over macroscopic distances earth’s atmosphere
Vibrating atoms and molecules Blocked by “dots” on
Microwaves 10-3 - 10-1 1011 - 109
microwave oven doors
Vibrating atoms or electron Passes through haze in the
Infrared 10-7 - 10-3 1014 - 109
transitions atmosphere
-7 14
Visible 4-7 x 10 7.5x10 - Vibrating atoms or electron About 1/40 of total EMR
4.3x1014 transitions spectrum
Vibrating atoms or electron “Burning rays” of sun
Ultraviolet 10-8 - 7x10-7 1016 - 1014
transitions
electron transitions is size of atom, tissue
X-rays 10-11 - 10-8 1019 - 1016
damage, ionization.
-11 19
Gamma rays <10 >10 Nuclear transitions tissue damage, ionization.
Bila radiasi pengion berinteraksi dengan atom dan molekul di dalam suatu materi, maka
sebagian atau seluruh energinya akan berpindah, sehingga energinya menjadi berkurang.
Berkurangnya energi radiasi berlainan menurut jenis radiasi. Misalnya interaksi partikel
bermuatan listrik, seperti alpha dan beta dengan suatu materi berbeda dengan interaksi partikel
tidak bermuatan listrik seperti neutron dengan materi tersebut. Partikel bermuatan listrik akan
berinteraksi langsung dengan elektron dalam suatu atom secara elektromagnetik. Pada kondisi
tersebut akan terbentuk ion positif dan elektron bebas. Peristiwa ini disebut ionisasi radiasi.
Ionisasi radiasi dapat dideteksi dengan detektor listrik, detektor bilik ionisasi, dengan bahan film
foto atau dengan bahan yang dapat berfluoresensi.
Suatu materi terdiri dari atom dan molekul. Pada saat radiasi melewati materi, maka
sebagian atau seluruh energi radiasinya akan berpindah karena terjadinya hamburan dan
penyerapan. Dengan demikian, energi radiasinya akan berkurang. Proses berkurangnya energi
radiasi ini karena adanya interaksi antara radiasi dengan materi. Akibat proses interaksi antara
radiasi dan materi menyebabkan terjadinya peristiwa yang disebut ionisasi. Ion positif dan
elektron bebas yang terbentuk akibat ionisasi radiasi pada materi dapat dideteksi atau diukur
secara langsung dengan detektor listrik atau bilik ionisasi. Oleh karena itu, efek ionisasi radiasi
pada suatu materi digunakan secara luas untuk pemeriksaan dan pengukuran radioaktivitas.
Ada radiasi yang bersifat pengion langsung dan pengion tak langsung. Radiasi pengion
langsung adalah partikel bermuatan listrik (alpha, beta, dan lain-lain.) yang secara langsung
menyebabkan terjadinya ionisasi pada atom atau molekul dalam suatu materi. Berbeda dengan
hal tersebut, gelombang elektromagnetik, seperti sinar-X dan gamma (termasuk foton), akan
berinteraksi dengan elektron dalam suatu atom melalui peristiwa fotolistrik dan hamburan
Compton. Neutron yang merupakan partikel tidak bermuatan listrik akan menimbulkan radiasi
partikel bermuatan melalui interaksinya dengan inti atom. Di sini partikel bermuatan yang
dihasilkan secara sekunder oleh partikel neutron berperan pada proses ionisasinya. Jenis radiasi
ini disebut radiasi pengion tak langsung.
4.1. Produksi dan Kualitas Sinar-X
Secara umum, tabung sinar-X terdiri dari filamen sebagai sumber elektron, tabung
vakum, anoda, dan jendela tipis sebagai tempat keluar sinar-X. Gambar 4.1 menampilkan
struktur umum pada tabung sinar-X. Video 1 menampilkan animasi produksi sinar-X.
Pada saat elektron cepat menumbuk anoda, beberapa interaksi terjadi. Yang paling
banyak adalah elektron mengalami interaksi dengan elektron orbital dan transfer sebagian
energinya yang menjadikan elektron tereksitasi. Pada saat elektron kembali ke keadaan semula,
maka akan memancarkan panas. Dalam tabung diagnostik, 99% elektron akan menghasilkan
panas, yang merupakan masalah yang harus dipertimbangkan (diilustrasikan interaksi pada titik
A Gambar 4.2). Panas tersebut diredam oleh cooling fins yang menempel pada anoda dan
cooling oil di luar kaca vakum.
Ada pula elektron yang datang mendekati inti atom target. Gaya Coulomb menyebabkan
elektron akan mengalami pembelokan arah sehingga terjadi pengurangan energi disertai dengan
terpancarnya foton dalam bentuk sinar-X yang disebut bremsstrahlung. Ini merupakan spektrum
kontinu sinar-X. Spektrum kontinu timbul akibat adanya pengereman elektron-elektron yang
berenergi kinetik tinggi (berkecepatan tinggi) oleh anoda. Pada saat terjadi pengereman,
sebagian kecil energi kinetiknya berubah menjadi panas. Pengurangan energi elektron bervariasi
sehingga energi sinar-X yang dihasikan juga dalam rentang yang lebar (titik B Gambar 4.2)
sehingga disebut juga sinar-X polikromatik. Gambar 4.3 menampilkan spektrum sinar-X
bremsstrahlung.
Gambar 4.3. Spektrum Sinar-X Bremsstrahlung
Interaksi tidak hanya terjadi pada permukaan target, tapi juga di daerah lain (titik C
Gambar 4.2). Ada pula elektron yang berinteraksi dengan elektron terikat pada kulit bagian
dalam atom, misalnya kulit K. Elektron kulit menerima energi yang melebihi tenaga ikatnya
sehingga keluar dari atom. Kekosongan elektron diisi oleh elektron dari elektron dari kulit yang
lebih luar, yang kemungkinan terbesar dari kulit L ataupun kulit M. Bahkan elektron bebas di
luar atom dapat mengisi kekosongan tersebut. Pengisian kekosongan elektron tersebut akan
disertai oleh pancaran sinar X karakteristik. Untuk target tungsten (Z = 74) garis seri K akan
dalam rentang 58.5 keV (transisi dari kulit L ke kulit K) sampai 69.5 keV (elektron bebas
mengisi kekosongan kulit K). Transisi ke kulit L tidak penting dalam radiologi diagnostik,
karena berkaitan dengan foton energi rendah (11 keV), yang terserap sebelum keluar tabung. Ini
disebut sebagai sinar-X karakteristik atau sinar-X monokromatik. Intensitasnya lebih besar dan
kualitasnya lebih baik dari bremsstrahlung. Gambar 4.4 menyajikan bentuk khas spektrum sinar-
X yang dihasilkan.
Pada Gambar 4.4, tanjakan awal pada kurva merupakan sinar-X bremsstrahlung.
Spektrum garis tajam pada frekuensi paling besar dihasilkan akibat loncatan elektron ke orbit
paling dalam (orbit K). Henry Moosely melakukan pengukuran frekuensi spesifik terbesar dalam
spektrum sinar-X yang dihasilkan oleh berbagi logam. Diamati bahwa frekuensi tersebut
bergantung pada jenis logam. Ketika hasil pengamatan dibuatkan dalam bentuk grafik, maka
titik-titik pengamatan tampak berada pada garis lurus jika digambarkan dalam kurva Z sebagai
sumbu datar dan √ sebagai sumbu tegak. Gambar 4.5 menampilkan grafik dari sejumlah
pengukuran yang dilakukan oleh Moseley.
Gambar 4.5. Grafik Pengukuran yang Dilakukan oleh Moseley
dengan f adalah frekuensi gelombang sinar-X karakteristik, a adalah konstanta, dan Re adalah
konstanta Rydberg sebesar 109,737/cm. Energi sinar-X dinyatakan menggunakan rumus berikut
EK adalah energi kinetik elektron datang (keV) dan Z adalah nomor atom target. Untuk elektron
100 keV yang menumbuk target tungsten (Z = 74), perkiraan rasio radiatif terhadap kehilangan
tumbukan (100 x 74)/820 000 = 0.9%. Bila energi kinetik elektron ditingkatkan sampai 6 MeV
(untuk radioterapi), maka perkiraan rasio menjadi (6 000 x 74)/820 000= 54%. Tabel 4.2
menampilkan efisiensi konversi energi elektron menjadi sinar-X.
Tabel 4.2. Efisiensi Konversi Energi Elektron Menjadi Sinar-X
Kilovoltage (kV) % panas % sinar-X
60 99.5 0.5
200 99 1.0
4000 60 40
Komponen tabung sinar-X terdiri dari:
1. Katoda, material tungsten, pada umumnya tabung sinar X diagnostik mempunyai katoda dua
macam, fokus besar dan kecil
2. Anoda, material dengan Z tinggi yang memenuhi persyaratan berikut:
Efesien dalam konversi elektron menjadi sinar X
Mempunyai titik lebur tinggi
Mempunyai daya konduktivitas panas tinggi
Mempunyai tekanan uap rendah
Mempunyai sifat mekanik untuk mudah dikonstruksi.
Anoda memiliki 2 desain, yaitu anoda stasioner dan anoda rotasi. Gambar 4.5(a) merupakan
anoda stasioner dan (b) adalah anoda rotasi.
3. Rangkaian listrik
4. Tube housing
5. Mekanisme pengatur switch dan waktu, biasanya berupa electronic timer dan photo timer
yang menggunakan automatic exposure control (AEC). Eksposi disesuaikan dengan radiasi
yang mencapai film menggunakan bilik ionisasi atau photomultiplier.
6. Keamanan rangkaian
7. Distribusi spasial sinar-X meliputi:
Intensitas radiasi mencapai film tidak homogen
Efek Heel, merupakan penyebaran intensitas sinar-X yang tidak merata dikarenakan
penyerapan sebagian sinar-X oleh permukaan anoda sehingga intensitas sinar-X yang
lebih dekat sisi anoda akan mengalami perlemahan. Gambar 4.6 mengilustrasikan daerah
terjadinya efek Heel dan Gambar 4.7 menampilkan faktor sudut pada produksi sinar-X.
Gambar 4.8. Spektrum Sinar-X dari Elektron 100 keV pada Target Tungsten
Materi filter dipilih dengan memperhatikan sifat absorption edge. Sebagai contoh, timah
Sn (Z = 50, K-edge = 29 keV), akan meneruskan foton 25 – 29 keV yang tidak diinginkan dalam
diagnostik, misalnya untuk radiografi abdomen. Untuk diagnostik umumnya menggunakan Al
(Z = 13, K-edge = 1,6 keV). Sinar-X < 1,6 keV dan radiasi karakteristik Al akan mudah diserap
jendela tabung atau udara antara filter dan pasien.
Inherent filtration diakibatkan oleh gelas tabung, minyak isolasi, jendela tabung
(bakelite), pada umumnya ekuivalen ~ 0,5 – 1 mm Al. Filtrasi inheren tergantung pada kV. Total
filtrasi minimum 1,5 mm Al untuk tabung yang beroperasi dengan tegangan 70 kVp dan 2,5 mm
Al untuk tabung dengan tegangan > 70 kVp. Untuk tabung dengan tegangan tinggi, filter 0,5
mm Cu mungkin lebih baik. Radiasi karakteristik Cu 9 keV, sehingga dibutuhkan kombinasi
dengan fiter Al untuk menyerapnya. Gambar 4.9 mengilustrasikan penjelasan di atas.
Gambar 4.9. Pengaruh Filter pada Spektrum Sinar-X 100 kV dengan Filter Inheren 0,5 mm Al.
a) Tanpa Filter, b) Filter Ideal (Imaginasi), c) dengan Tambahan Filter 2,5 mm Al
Pemberian filter mengakibatkan penguatan kualitas sinar-X. Ini berarti meningkatkan
daya penetrasinya yang dinyatakan dengan H1/2. Namun, pemberian filter juga menurunkan
intensitas sehingga menaikkan waktu paparan pada pemeriksaan. Untuk kenaikan tegangan 2,5
kali, dibutuhkan tambahan filter 0,5 mm Cu tanpa mengubah hasil citra yang diperoleh. Energi
elektron kulit K meningkat dengan kenaikan nomor atom Z. Sebagai contoh, gadolinium Gd (Z
= 64, K-edge = 50 keV) dan erbium Er (Z = 68, K-edge = 57,5 keV). Karena material relatif
transparan pada radiasi karakteristik, maka pemberian filter dengan unsur sama dengan anoda
akan menimbulkan efek khusus, seperti pada tabung mammografi dengan anoda molybdenum.
Gambar 4.10. a) Variasi intensitas dengan ketebalan materi penyerap, b) perubahan H1/2 dengan
ketebalan penyerap
Gambar 4.11. Efek Filter 0,05 mm Molybdenum pada Spektrum Sinar-X 35 kV (garis putus =
tanpa filter, garis kontinu = dengan filter)
Gambar 4.12b. Sama seperti Gambar 4.12a, tetapi untuk filter 0,15 mm Cu + 3,9 mm Al.
Gambar 4.12c. Sama seperti Gambar 4.12a, tetapi untuk filter 2 mm Sn + 0,5 mm Cu + 4 mm
Al.
Gambar 4.12d. Perbandingan spektrum bremsstrahlung untuk To = 100 keV, target tungsten
tebal, filter 2 mm Al. Kurva padat: diturunkan dari spektrum terukur pada Gambar 4.12a; kurva
putus-putus: teoritis, sama seperti kurva C pada Gambar 4.8. Kedua kurva dinormalisasi secara
bebas pada 60 keV.
Gambar 4.12a menunjukkan spektrum yang diukur untuk To = 100 keV dengan filtrasi
tambahan, dari 2 mm Al, Gambar 4.12b menunjukkan spektrum yang sesuai untuk 0,15 mm Cu
dan 3,9 mm Al. Gambar 4.12c menunjukkan spektrum untuk filtrasi dari 2 mm Sn, 0,5 mm Cu,
dan 4 mm Al. Pada setiap gambar, ada dua kurva diberikan, yaitu kurva padat mewakili jumlah
foton per satuan interval energi dan kurva putus-putus mewakili eksposur per satuan interval
energi. Spektrum ini dapat dihubungkan dalam bentuk sebagai berikut: Spektrum bilangan foton
dikalikan dengan hv pada setiap energi untuk mendapatkan spektrum energi radiasi (tidak
ditampilkan); yang pada gilirannya dikalikan dengan ( ⁄ ) pada setiap energi untuk
Energi total (massa, kuantum, dan kinetik) foton dan partikel lain yang dilepaskan oleh proses
disintegrasi sama dengan penurunan bersih massa diam atom netral, dari induk ke anak. Energi,
momentum, dan muatan listrik masing-masing kekal dalam proses. Dalam hubungan ini, perlu
dicatat bahwa, menurut persamaan massa-energi Einstein E = , energi yang setara dengan
massa diam adalah sebagai berikut:
dengan waktu paruh 1.602 tahun. adalah atom induk yang meluruh untuk menghasilkan
anak berupa . Ketika partikel (inti He) dipancarkan oleh atom , nomor atomnya
berkurang 2 dan akibatnya melepaskan dua elektron atom dari kulit terluarnya, menjadi atom
netral . Setelah partikel melambat, ia menangkap dua elektron dari sekelilingnya,
sehingga menjadi atom yang netral. Nilai 4,78 MeV adalah energi yang setara dengan
penurunan massa diam dalam mengubah atom netral menjadi atom netral + .
Hampir semuanya muncul sebagai energi kinetik partikel, kecuali sebagian kecil yang diberikan
pada foton 0,18 MeV. Gambar 4.13 menampilkan level energi atom untuk menjadi
.
Gambar 4.13. Level Energi Atom untuk Menjadi
Diagram tingkat massa-energi yang sesuai untuk disintegrasi ini ditunjukkan pada
Gambar. 4.13. Skala vertikal berupa nilai relatif massa atom netral atau setara energinya. Ada
dua cabang untuk disintegrasi . 94,6% dari inti ini meluruh langsung ke ,
menyediakan 4,78 MeV yang dibagi sebagai energi kinetik antara partikel alpha (4,70 MeV) dan
atom rekoil sekitar 85 keV. Pembagiannya sebanding dengan kebalikan dari massa
mereka untuk menghemat momentum. Cabang alternatif untuk peluruhan hanya terjadi
pada 5,4% inti, yang melepaskan energi kinetik 4,60 MeV dan menimbulkan keadaan tereksitasi
nuklir . Keadaan ini segera menuju ke keadaan dasar melalui emisi sinar gamma 0,18
MeV. Massa diam atom dan digabungkan ke tingkat energi massa yang lebih rendah
untuk memungkinkan diagram untuk menekankan rincian energi kinetik dan kuantum yang
dilepaskan. Energi kinetik + kuantum (4,78 MeV) hanya terdiri dari sekitar [4,78/(4 x 931)]100
0,1% energi yang setara dengan total penurunan massa diam atom netral menjadi
karena massa sisa partikel alpha sangat besar.
Dalam menghitung dosis yang diserap dalam media dari proses disintegrasi radioaktif,
perhitungan selalu dilakukan dengan asumsi batas non stokastik. Oleh karena itu, digunakanlah
rasio percabangan rata-rata. Dengan mempertimbangkan contoh radium yang meluruh menjadi
radon, energi kinetik rata-rata yang diberikan kepada partikel bermuatan per disintegrasi adalah
sama dengan
4.4.2. Disintegrasi beta
Inti yang kelebihan neutron cenderung memancarkan elektron (partikel ) sehingga
meninggalkan inti dengan kekurangan satu neutron dan kelebihan satu proton. Ini berarti nomor
atom Z bertambah 1. Sebaliknya, inti dengan kelebihan proton biasanya memancarkan positron
( ), secara efektif menurunkan Z 1 tingkat dan jumlah neutronnya bertambah 1. Dalam kedua
kasus, jumlah total nukleon (proton + neutron) tetap konstan, sehingga produk anak adalah
isobar dari induknya. Emisi sinar meninggalkan banyak jenis inti dalam keadaan tereksitasi,
dan satu atau lebih sinar gamma kemudian dipancarkan untuk mencapai keadaan dasar.
Sinar yang dipancarkan dalam mode disintegrasi tertentu memiliki spektrum energi
kinetik dari nol hingga nilai maksimum tetap dengan distribusi diferensial berbentuk
lonceng yang dicontohkan oleh spektrum sinar dari yang ditunjukkan pada Gambar.
4.14.
Energi kinetik maksimum ( = 1,7 1 MeV dalam kasus ini) menunjukkan penurunan
bersih massa diam dari atom netral menjadi atom netral karena keadaan dasar
dicapai secara langsung tanpa emisi sinar gamma. Persamaan keseimbangan massa-energi atom
adalah
+ + 1,71 MeV (energi kinetik)
Energi kinetik rata-rata partikel atau dalam spektrum sinar ditemukan kira-
kira 0,3 hingga 0,4 kali , tergantung pada bentuk spektral individu, yang ditentukan oleh
klasifikasi "forbiddenness" transisi sinar . Untuk tujuan memperkirakan secara kasar dosis
serap yang dideposisi/disimpan oleh partikel bermuatan, persamaan
diasumsikan untuk sinar jika informasi yang lebih akurat tidak tersedia.
Berhubung neutrino tidak relevan secara radiologis, maka energi yang dihabiskan dalam
materi yang pemancar sinar hanyalah produk dari jumlah sinar dengan energi rata-
ratanya, bukan energi maksimumnya. Contoh sederhana dari disintegrasi adalah menjadi
. Persamaan keseimbangan massa-energi atomnya adalah
+ 1,73 MeV (energi kinetik)
dengan penurunan massa atom dari ke = 1,022 MeV + 1,73 MeV = 2,75 MeV. Hal ini
diilustrasikan pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16. Diagram Level Energi Atom untuk Emisi oleh
Selama emisi , sebuah elektron valensi dilepaskan secara bersamaan oleh atom .
Baik dan elektron menghilang oleh atom induk dan muncul sebagai partikel bebas pada
persamaan di sebelah kanan. Penurunan massa atom sama dengan jumlah energi kinetik yang
dilepaskan (1,73 MeV) dan massa sisanya (masing-masing 0,51 MeV) dari dan . Ketika
berhenti, ia bergabung dalam interaksi anihilasi dengan elektron terdekat, memancarkan
1,022 MeV dalam bentuk dua sinar gamma 0,511 MeV yang berlawanan arah. Kadang-kadang,
positron dimusnahkan sebelum berhenti. Dalam hal ini, foton juga membawa energi kinetik yang
tersisa.
Untuk perhitungan dosis absorpsi pada disintegrasi beta, bremsstrahlung dan anihilasi
positron oleh sinar diabaikan dan hanya mengasumsikan bahwa energi kinetik dihabiskan
dalam interaksi tumbukan yang menghasilkan deposisi dosis serap. Koreksi kehilangan radiasi
tersebut relatif tidak penting dalam media Z rendah (misalnya, air dan jaringan). Dalam kondisi
CPE (akan dipelajari pada bab berikutnya), dosis yang diserap karena disintegrasi per gram
medium adalah (MeV/g). Kontribusi dosis absorpsi tambahan didasarkan pada setiap
sinar gamma yang dihasilkan dari radionuklida tertentu harus diperlakukan seperti yang
dijelaskan pada Bab II.
Tugas
1. Bandingkan hasil sinar-X kulit K per elektron dalam target tebal emas, perak, dan tembaga
untuk = 0,1 dan 1 MeV. Jumlahkan semua arah dan abaikan atenuasi.
2. Sebuah linear accelerator (linac) menghasilkan berkas sinar-X dengan elektron 20 MeV
yang tegak lurus mengenai target tungsten setebal 0,05 cm. Rancanglah filter perataan sinar
tembaga yang akan menghasilkan intensitas seragam maksimum di seluruh balok berukuran
pada jarak 1 m. Filter harus ditempatkan 10 cm dari target.