Anda di halaman 1dari 9

P U T U S A N

No. 1556 K/Pdt/2007


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan
sebagai berikut dalam perkara :
Ir. DEDE HIDAYAT, bertempat tinggal di Jalan Bukit Raya IV
No. 4 RT 02 RW 10, Perumahan Bukit Sariwangi, Desa
Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung,
dalam hal ini memberi kuasa kepada Erdi D. Soemantri, SH.,
dan Rozalinda Erita, SH., para Advokat, berkantor di Jalan
Purnawarman No. 70 Bandung ;
Pemohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding ;
melawan
NURSAFRIDA, SH., bertempat tinggal di Jalan Abadi IV No.
21 Kelurahan Gegerkalong, Kota Bandung ;
Termohon Kasasi dahulu Penggugat /Terbanding ;
dan
BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN
BANDUNG, berkedudukan di Komplek Pemda/Pemerintahan
Daerah-Kabupaten Bandung ;
Turut Termohon Kasasi dahulu Turut Tergugat / Turut
Terbanding ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang
Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat dan
Turut Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Bale Bandung pada
pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah menikah di Bandung,
berdasarkan kutipan akta nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukasari
Kota Bandung No. 13/13/1995 ;
Bahwa dari perkawinan tersebut di atas tidak dilahirkan seorang anak
pun ;

“Hal 1 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


Bahwa pada saat ini Penggugat dengan Tergugat telah bercerai
berdasarkan Akta Cerai No. 11128/AC/2004/PA.Bdg yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap ;
Bahwa pada masa perkawinan, Penggugat dan Tergugat pada tanggal
19 Mei 1997 telah membeli sebidang tanah kosong, sebagian Tanah Hak Milik
No. 1176/Sariwangi yang terletak di Jalan Blok Pangkalan, Desa Sariwangi,
Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Gambar Situasi tanggal 24 April
1995 No. 6494/1995 dengan luas tanah asal 1000 m² (seribu meter persegi)
yang dibeli oleh setengah bagian yaitu 500 m² (lima ratus meter persegi) ;
Hal tersebut di atas berdasarkan surat keterangan tertanggal 24 Juni 2005 dari
Ani Nuryani, SH., selaku Notaris di Kabupaten Bandung ;
Bahwa sebidang tanah kosong tersebut di atas pada saat ini telah
dibangun / berdiri bangunan rumah tinggal ;
Bahwa mengingat Pasal 119 BW jo UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974
Pasal 35 ayat (1), karena tanah berikut bangunan tersebut di atas, diperoleh
selama masa perkawinan, maka terjadi percampuran harta bersama dalam
perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat ;
Bahwa tanah berikut bangunan tersebut di atas, pada saat ini dibagi
sesuai dengan haknya masing-masing (Penggugat dengan Tergugat).
Penggugat pernah meminta bagian haknya secara baik-baik namun tidak
mendapat tanggapan yang positif ;
Bahwa Penggugat menginginkan tanah berikut bangunan tersebut
dibagi sesuai hukum dan haknya masing-masing ;
Bahwa untuk menjamin agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir),
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili dalam
perkara ini, untuk menetapkan terlebih dahulu sita jaminan terhadap objek harta
bersama yaitu : sebidang tanah berikut bangunan yang berdiri di atasnya, yang
terletak Jalan Bukt Raya IV No. 4 Perumahan Bukit Sariwangi, Desa Sariwangi,
Kecamatan Parongpong, RT 02 RW 10 ;
Yang berasal dari jual beli atas sebagaian Tanah Hak Milik No. 1176/Sariwangi
yang terletak di Jalan Blok Pangkalan, Desa Sariwangi, Kecamatan
Parongpong, Kabupaten Bandung, Gambar Situasi tanggal 24 April 1995 No.
6494/1995 dengan luas tanah asal 1000 m² (seribu meter persegi) yang dibeli
oleh setengah bagian yaitu 500 m² (lima ratus meter persegi) ;
Bahwa untuk lebih menjelaskan objek harta bersama dan adanya
kepastian hukum, maka perlu kiranya pihak BPN Kabupaten Bandung selaku

“Hal 2 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


Turut Tergugat dijadikan pihak dalam perkara ini. Untuk menjelaskan status
kepemilikan objek harta bersama ;
Maka berdasarkan uraian-uraian di atas, dengan ini Penggugat mohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta bersama dalam
perkara ini ;
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan kepada Penggugat ½ (setengah)
bagian dari harta bersama dalam perkara ini, yang apabila penyerahan
tersebut tidak dapat dilakukan dengan cara penyerahan langsung antara
para pihak-pihak, maka dapat dilakukan dengan cara menjual harta
bersama di muka umum (lelang), dimana uang hasil penjualan harta
bersama tersebut diserahkan kepada Penggugat dan Tergugat masing-
masing ½ (setengah) bagian ;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini ;
5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, walaupun ada
bantahan, banding, kasasi maupun upaya hukum lainnya ;
SUBSIDAIR :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut di atas,
Tergugat mengajukan eksepsi yang berbunyi sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Bahwa kami bermaksud menyampaikan eksepsi yang berkaitan dengan
kewenangan absolut vide Pasal 125 ayat (2), 133 dan 136 HIR jo hal 111 angka
16 poin 16.1 Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan
sebagaimana diberlakukan dengan keputusan Ketua Mahkamah Agung
Republik Indonesia No. KMA/007/SK/IV/1994 terhadap gugatan yang diajukan
oleh pihak Penggugat dalam perkara ini ;
Bahwa pertimbangan eksepsi kami ajukan dengan mendasarkan pada
ketentuan yang terdapat pada Pasal 125, Pasal 133, Pasal 136 HIR jo Pasal 49
ayat (2) beserta penjelasannya UU No. 7 Tahun 1989, tentang Pengadilan
Agama jo Pasal 88 Kompilasi Hukum Islam jo hal 111 angka 16 poin 16.1
Pedoman Pelaksanaan Tugas Administrasi Pengadilan sebagaimana

“Hal 3 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


diberlakukan dengan keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
No. KMA/007/SK/IV/1994 ;
Bahwa pertimbangan yang menjadi dasar pengajuan eksepsi ini dengan
mengingat Penggugat dan Tergugat beragama islam, sehingga ketentuan
Hukum Islam maupun kaidah-kaidan Hukum Islam berlaku bagi kedua belah
pihak. Untuk itu bagi Penggugat maupun Tergugat telah terdapat ketentuan
mengenai penyelesaian sengketa / perselisihan yang ada melalui Pengadilan
Agama, berkaitan dengan gugatan yang diajukan oleh Penggugat ;
Bahwa melihat secara yuridis hal ini kami sampaikan serta ajukan
dengan mengingat perceraian yang diajukan pun telah diajukan di Pengadilan
Agama Kota Bandung sebagaimana telah diakui pula oleh Penggugat dalam
gugatannya, sehingga hal ini menunjukkan secara tegas pula mengenai
penundukan hukum Penggugat terhadap ketentuan yang berlaku pada dirinya ;
Bahwa sengketa yang diajukan oleh pihak Pengugat, bukan berkaitan
dengan sengketa keperdataan dalam arti sengketa kepemilikan yang harus
diputus terlebih dahulu oleh Pengadilan Negeri vide Pasal 50 UU No. 7 Tahun
1989, tentang Pengadilan Agama, sehingga sengketa / perselisihan yang ada
antara Penggugat dengan Tergugat berkaitan dengan harta gono gini
seyogyanya diselesaikan di Penggadilan Agama. Hal ini berkaitan dengan
sebab-sebab perceraian yang membawa dampak terhadap harta gono gini
(pembagian harta bersama) tersebut ;
Bahwa pertimbangan yang kami ajukan dengan menyatakan sengketa
yang ada antara Penggugat dengan Tergugat bukanlah merupakan sengketa
perdata / kepemilikan dengan melihat gugatan Penggugat yang mengajukan
pembagian harta bersama, sehingga sengketa yang ada antara Penggugat dan
Tergugat merupakan sengketa pembagian harta bersama yang masuk dalam
ruang lingkup Pengadilan Agama. Hal ini sesuai ketentuan yang terdapat dalam
UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dimana merupakan
kewenangan dari Pengadilan Agama untuk memeriksa serta memutus perkara
pembagian harta bersama tersebut yang berkaitan dengan perceraian yang
pernah diajukan serta diputus di Pengadilan Agama ;
Bahwa dengan mengingat dapatnya diajukan eksepsi secara terpisah
dari jawaban atas gugatana maka kami mengajukan eksepsi ini terlebih dahulu ;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Bale Bandung
telah mengambil putusan, yaitu putusannya No. 93/Pdt.G/2005/PN.BB tanggal 5
Oktober 2005 yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Menolak eksepsi yang diajukan oleh Tergugat ;

“Hal 4 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


2. Menyatakan Pengadilan Negeri Bale Bandung berwenang untuk mengadili
perkara ini ;
3. Memerintahkan kepada para pihak untuk melanjutkan persidangan ;
4. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir ;
Menimbang, bahwa atas putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung
tersebut, dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat telah dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Bandung dengan putusannya No. 249/Pdt/2005/PT.Bdg
tanggal 7 November 2006 ;
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat /
Pembanding pada tanggal 31 Januari 2007 kemudian terhadapnya Tergugat /
Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 12 Februari 2007 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada
tanggal 12 Februari 2007 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi
No. 93/PDT.G/2005/PN.BB jo 06/PDT.KS/2007/PN.BB yang dibuat oleh
Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Bale Bandung permohonan mana diikuti
oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 23 Februari 2007 ;
Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Terbanding yang pada tanggal 15
Maret 2007 telah diberitahukan tentang memori kasasi dari Tergugat/
Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Bale Bandung pada tanggal 1 April 2007 ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang,
maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa judex facti telah salah dan keliru dalam menerapkan ketentuan
hukum dalam perkara ini, terutama UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama, Kompilasi Hukum Islam, serta Pasal 37 dan Pasal 63 ayat (1) UU
No. 1 Tahun 1974 tentang “Perkawinan” ;
2. Bahwa putusan judex facti telah tidak tepat dalam penerapan hukumnya
yaitu telah melanggar azas personalitas keislaman yang merupakan azas
umum yang paling pokok yang dianut oleh UU No. 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, artinya bahwa apabila pihak yang bersengketa beragama
islam dan hubungan hukum yang terjadi dilakukan menurut Hukum Islam,
maka pihak-pihak tersebut tetap tunduk pada kewenangan peradilan

“Hal 5 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


agama, sekalipun pada saat terjadi sengketa salah satu pihak sudah beralih
agama ke agama lain ;
3. Bahwa judex facti dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini
pun tidak dapat dibenarkan penerapan Pasal 119 BW yang dijadikan dasar
hukum oleh Penggugat dalam gugatannya, serta digunakannya Varia
Peradilan No. 15 Desember 1986 dan No. 23 Agustus 1987, adalah dalil
hukum yang tidak berlaku bagi para pihak yang telah tunduk pada Hukum
Islam, karena baik terhadap perkawinan maupun perceraian antara
Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi telah dilakukan menurut Hukum
Islam, hal ini terbukti berdasarkan gugatan Penggugat yang menyatakan
bahwa perkawinan telah dilakukan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah dari
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sukasari Kota Bandung sesuai
Akta Nikah No. 13/13/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan perceraian dilakukan
dalam persidangan di Pengadilan Agama Bandung sesuai dengan
penetapan No. 985/Pdt.G/2004/PA.Bdg tanggal 23 September 2004 jo Akta
Cerai No. 1128/AC/2004/PA.Bdg maka terhadap harta bersama seharusnya
merupakan yuridiksi Pengadilan Agama pula (penerapan hukumnya harus
sesuai dan berdasarkan ketentuan dalan UU No. 7 Tahun 1989 tentang
peradilan agama) ;
4. Bahwa Pemohon Kasasi semula Pembanding / Tergugat keberatan dengan
pertimbangan hukum putusan Pengadilan Tinggi Bandung No.
249/PDT/1006/PT.BDG halaman 3 yang menyatakan Pengadilan Negeri
Bale Bandung berwenang memeriksa perkara a quo dengan alasan sebagai
berikut :
- Bahwa pokok sengketa gugatan Penggugat adalah tentang gugatan
harta bersama, sehingga menurut Pemohon Kasasi semula Pembanding
/ Tergugat gugatan ini merupakan yuridiksi Pengadilan Agama, bukan
Pengadilan Negeri, karena baik Pemohon Kasasi maupun Termohon
Kasasi telah menunjukkan secara tegas penundukan dirinya terhadap
ketentuan dan syariat dari Hukum Islam (vide Pasal 37 jo Pasal 63 ayat 1
UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan jo Pasal 2 jo Pasal 49 ayat (1)
dan (2), Pejelasan Umum angka 2, 4, 6, Penjelasan Pasal 49 ayat (2)
angka 10 UU No. 7 Tahun 1989, jo Pasal 88 Kompilasi Hukum Islam) ;
- Bahwa ditariknya pihak ketiga yaitu BPN Kabupaten Bandung dalam
gugatan ini adalah mewakili instansi pemerintah bukan bertindak untuk
dan atas nama serta mewakili pribadi / diri sendiri, karena terhadap para
pihak yang mewakili suatu Instansi tertentu, tidak belaku status

“Hal 6 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


keagamaan. Jadi lembaga / instansi manapun dapat ditarik sebagai pihak
dalam perkara apa pun di peradilan maupun termasuk Pengadilan
Agama ;
- Bahwa mengingat pula sengketa yang diajukan oleh pihak Penggugaat,
bukan berkaitan dengan sengketa keperdataan dalam arti sengketa
kepemilikan yang harus diputus terlebih dahulu oleh Pengadilan Negeri
vide Pasal 50 UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sehingga
sengketa / perselisihan yang ada antara Pemohon Kasasi dengan
Termohon Kasasi berkaitan dengan harta bersama seyogyanya
diselesaikan di Pengadilan Agama. Hal ini berkaitan dengan sebab-
sebab perceraian yang membawa dampak terhadap pembagian harta
bersama tersebut ;
Dengan demikian sengketa ini bukanlah merupakan sengketa perdata /
kepemilikan akan tetapi merupakan sengketa pembagian harta bersama
yang masuk dalam ruang lingkup Pengadilan Agama sesuai UU No. 7
Tahun 1989, sehingga Pengadilan Negeri Bale Bandung tidak berwenang
mengadili perkara a quo ;
5. Bahwa Pemohon Kasasi semula Pembanding / Tergugat keberatan dengan
pertimbangn hukum putusan Pengadilan Negeri Bale Bandung No.
93/Pdt.G/2005/PN.BB tanggal 5 Oktober 2005 yang menyatakan bahwa
kompilasi Hukum Islam hanya merupakan doktrin semata bukan undang-
undang ;
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bale Bandung tidak memahami
dan memperhatikan ketentuan Hukum Islam yang belaku saat ini. Karena
berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991 tanggal 10 Juni 1991 jo Keputusan
Meteri Agama Republik Indonesia No. 54 Tahun 1991 tanggal 22 Juli 1991
telah menegaskan pemberlakuan kompilasi Hukum Islam khususnya dalam
sengketa-sengketa bagi orang yang beragama islam khususnya dalam
bidang hukum, kewarisan dan perwakafan. Dengan demikian kompilasi
Hukum Islam bukanlah doktrin, akan tetapi merupakan sumber hukum
tertulis ;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas,
Mahkamah Agung berpendapat :
mengenai alasan-alasan ke-1 sampai dengan ke-5 :
Bahwa alasan-alasan ini tidak dapat dibenarkan karena putusan judex
facti sudah tepat yaitu tidak salah menerapkan atau melanggar hukum yang
berlaku, lagi pula alasan-alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian

“Hal 7 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat
dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan
dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan
hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam
memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan,
yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan
atau bila Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya,
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang tentang
Mahkamah Agung (Undang-Undang No.14 Tahun 1985 yo Undang-Undang No.
5 Tahun 2004);
Menimbang, bahwa berdasarkan hal yang dipertimbangkan di atas, lagi
pula ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan
dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi : Ir. DEDE HIDAYAT tersebut tidak beralasan
sehingga harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi ditolak maka Pemohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara dalam
tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan ;
MENGADILI
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Ir. DEDE
HIDAYAT tersebut ;
Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 19 Juni 2008 oleh Prof.
Rehngena Purba, SH. MS., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, M. Hatta Ali, SH. MH., dan Andar
Purba, SH., sebagai Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut
dengan dihadiri oleh M. Hatta Ali, SH.MH., dan Andar Purba, SH., Hakim-Hakim

“Hal 8 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”


Anggota dibantu oleh Susilowati, SH. sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak
dihadiri oleh para pihak.-

Hakim-Hakim Anggota : Ketua :


Ttd./ M. Hatta Ali, SH. MH. Ttd./ Prof. Rehngena Purba, SH. MS.
Ttd./ Andar Purba, SH.

Biaya-Biaya : Panitera-Pengganti :
1. M e t e r a i …………. Rp 6.000,-
2. R e d a k s i …………... Rp 1.000,- Ttd./ Susilowati, SH.MH.
3. Administrasi kasasi ….. Rp 493.000,-
J u m l a h ……….. Rp 500.000,-

Untuk Salinan
Mahkamah Agung RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata,

MUH. DAMING SUNUSI,SH.MH.


NIP. : 040030169

“Hal 9 dari 9 hal. Put. No. 1556 K/Pdt/2007”

Anda mungkin juga menyukai