Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

KEBIJAKAN DEVIDEND

Nama Kelompok:

Kudus Tmbunan (190521124)

Yuma Amalia (190521130)

Winaya Novrizka (190521133)


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-

NYA pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Kebijakan

Devidend” Tugas ini ditulis untuk memenuhi mata pelajaran seminar manajemen keuangan.

Penulis menyadari bahwa tugas ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dalam kelompok.

Semoga tugas ini dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca dan pendidikan yang selalu

menghadapi tantangan seiring dengan tuntutan zaman.

Medan, 17 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.............................................................................................Latar Belakang 1

1.2........................................................................................Rumusan Masalah 6

1.3.........................................................................................Tujuan Penelitian 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kebijakan Deviden......................................................................7

2.2 Teori Kebijakan Dividen..........................................................................8

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan Dividen.............................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama lebih dari lima dekade, kebijakan dividen merupakan topik yang senantiasa

diperbincangkan dan diperdebatkan di dunia keuangan dan investasi. Banyak teori-teori

yang bermunculan namun belum ada yang dapat menjelaskan perilaku dividen secara

sempurna. Black (1976) menganalogikan bahwa kebijakan dividen merupakan sebuah

puzzle yang berkelanjutan yaitu teka-teki yang sulit untuk dijelaskan dan menimbulkan

pertanyaan bagi banyak pihak. Sampai sekarang puzzle mengenai kebijakan dividen

belum terangkai sempurna dan menimbulkan terjadinya perbedaan pendapat bagi

banyak pihak. Kebijakan dividen adalah penentuan berapakah jumlah laba yang harus

diberikan kepada pemegang saham dan jumlah laba ditahan yang akan digunakan untuk

investasi perusahaan (Brigham dan Davis, 2003). Kebijakan dividen merupakan faktor

penting yang harus dipikirkan oleh perusahaan dalam mengelola perusahaan karena

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan, pemegang saham, kreditur dan

masyarakat

Bagi perusahaan pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan sehingga

dana untuk kegiatan operasional dan investasi akan berkurang. Bagi pemegang saham,

dividen merupakan bentuk pengembalian investasi yang mereka tanamkan. Perusahaan

yang mampu membayar dividen tinggi akan menarik investor untuk menanamkan

sahamnya sehingga nilai perusahaan meningkat. Bagi kreditur, dividen merupakan

1
sinyal positif bahwa perusahaan mampu untuk membayar bunga dan pokok pinjaman.

Masyarakat umum juga memandang bahwa perusahaan yang mampu membayar

dividen adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas baik. Para peneliti terdahulu telah

mengembangkan beberapa model untuk menjelaskan perilaku dividen pada perusahaan.

Beberapa model yang terkenal adalah model Lintner, Model Brittain, Model Pettit,

Model Watt, Model Charest dan Model Aharony.

Dari sekian banyak model dividen tersebut, model Lintner dinilai sebagai model

terbaik yang menggambarkan proses dalam menyusun kebijakan dividen. Menurut

Lintner, dividen merupakan fungsi dari profitabilitas dan dividen tahun sebelumnya.

Model Lintner lebih merujuk kepada perilaku perusahaan agar membagikan dividen

secara stabil. Dari komponen model Lintner inilah maka variabel profitabilitas dan

dividen tahun sebelumnya akan diangkat dalam penelitian dan diteliti bagaimana

pengaruhnya terhadap kebijakan dividen di Indonesia.

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen

oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan

besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan. Apabila perusahaan

memilih untuk membagikan laba dalam bentuk dividen maka akan mengurangi sumber

dana internal perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan memilih untuk menahan laba

yang diperolehnya maka kemampuan perusahaan untuk membentuk sumber dana

internal perusahaan akan semakin besar.Terdapat 4 jenis alternatif pembayaran dividen

(Sutrisno, 2001), yaitu, Pembayaran dividen stabil yaitu perusahaan membayarkan

dividen dalam jumlah yang relatif stabil untuk memiliki payout ratio yang rendah pada

2
saat profit tinggi dan memiliki payout ratio yang tinggi pada saat profit mengalami

penurunan. Pembayaran dividen residual yaitu penentuan besarnya dividen dipengaruhi

oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang menguntungkan. Sejauh terdapat investasi

yang menguntungkan maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan

digunakan untuk investasi tersebut. Jika terdapat sisa barulah sisa tersebut dibagikan

sebagai dividen. Jika diamati maka akan terlihat bahwa suatu perusahaan membagikan

dividen sangat banyak karena tidak ada investasi yang menguntungkan, sedangkan

ketika seluruh dana digunakan untuk investasi perusahaan tidak membagikan dividen

sama sekali.

Pembayaran dividen dengan payout ratio yang konstan yaitu perusahaan memilih

untuk mempertahankan persentase payout atas laba yang konstan. Dengan demikian

apabila laba yang diperoleh berfluktuasi, maka dividen yang dibayarkan juga akan

berfluktuasi. Pembayaran dividen reguler yang rendah disertai pembayaran ekstra yaitu

pembayaran dividen dimana perusahaan menetapkan jumlah rupiah minimal dividen

per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan

akanmembayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.Dari ke 4 jenis

alternatif pembayaran dividen tersebut, Pembayaran dividen yang stabil banyak

dilakukan oleh perusahaan karena dapat memberikan kesan atau sinyal kepada investor

bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dapat

mengatasi ketidak pastian dalam pikiran pemegang saham karena dividen yang stabil

memiliki risiko yang kecil. Membantu perusahaan dalam merencanakan alokasi

anggaran perusahaan untuk beberapa tahun ke depan. Menarik investor institusional.

3
Di beberapa negara, terdapat ketentuan bahwa perusahaan asuransi, bank tabungan

dan dana pensiun hanya diijinkan menanamkan sahamnya pada perusahaan yang

membayarkan dividennya secara stabil. Profitabilitas telah digunakan didalam

penelitian-penelitian sebelumnya sebagai indikator utama kemampuan perusahaan

dalam membayar dividen (Lintner, 1956). Arilaha (2007) berpendapat bahwa

profitabilitas adalah salah satu cara untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat

pengembalian yang diperoleh dari aktivitas investasi. Dengan kata lain bahwa

profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan atau

laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga memiliki arti penting dalam usaha

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan jangka panjang. Perusahaan akan

selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya karena semakin tinggi tingkat

profitabilitas perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan tersebut juga akan

semakin terjamin.

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan kemampuan dan sumber yang dimiliki. Rasio

profitabilitas sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk

mengetahui kontribusi keuntungan yang diperoleh dalam jangka pendek ataupun jangka

panjang serta sebagai dasar dalam pembagian dividen kepada pemegang saham. Pruitt

dan Gitman (1991) mengungkapkan laba saat ini dan laba yang diperoleh perusahaan

pada tahun-tahun sebelumnya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

pembayaran dividen. Menurut Arilaha, profitabilitas merupakan rasio keuangan yang

menunjukkan keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan yang stabil dapat

4
menentukan tingkat pembayaran dividen dengan stabil sehingga memberikan sinyal

bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Kebanyakan hasil penelitian menunjukkan

bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan. Profitabilitas

merupakan rasio keuangan yang menunjukkan keuntungan perusahaan. Dividen adalah

laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Semakin banyak keuntungan

yang dimiliki oleh perusahaan maka dividen yang dibayarkan juga semakin besar. Pada

praktiknya, perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang relatif

stabil atau meningkat secara teratur. Kebijakan ini kemungkinan disebabkan oleh

asumsi bahwa investor melihat kenaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa

perusahaan memiliki prospek cerah. Hal ini membuat perusahaan cenderung untuk

tidak menurunkan pembayaran dividen. Agar kebijakan dividen menjadi stabil maka

perusahaan sebelum membagikan dividen tahun yang dipertimbangkan harus melihat

trend kebijakan dividend tahun sebelumnya. Perusahaan yang enggan untuk merubah

kebijakan dividennya secara cepat, maka pembayaran dividen pada tahun sebelumnya

dapat dipertimbangkan sebagai ukuran untuk menentukan kebijakan dividen tahun

berjalan. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif antara lagged dividend dengan kebijakan dividen saat ini. Lagged dividend

merupakan indikator stabil tidaknya kebijakan dividen perusahaan. Persaingan yang

timbul antar perusahaan untuk mencapai tujuannya, membuat perusahaan mencari

strategi terbaik untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Manajer sebagai

pemegang kendali atas kinerja perusahaan, dituntut untuk bekerja secara efektif dan

efisien dalam setiap keputusan yang diambilnya

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep kebijakan dividen?

2. Apa saja teori-teori kebijakan dividen?

3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian Kebijakan Deviden

2. Mengetahui bentuk teori-teori kebijakan Dividen

3. Untuk mengetahui faktor-faktor dari kebijakan Dividen

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Kebijakan Deviden

Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto menyatakan

bahwa:“ Kebijakan dividen adalah kebijakan yang seri dengan penentuan

pembagian pendapatan ( menghasilkan ) antara pengguna pendapatan untuk Staf

kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam

perusahaan, yang berarti Pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan ”.

Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011: 167)

menyatakan bahwa: Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan

pembelanjaan perusahaan, khususnya terkait dengan pembelanjaan intern

perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang pukulan akan mempengaruhi

besar kecilnya laba yang diakui ”.Laba Hadir ( dipertahankan menghasilkan )

dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang pagar penting

untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas

yang dan kepada para pemegang saham atau ( penemu ekuitas ).Apabila perusahaan

memilih untuk membagikan laba sebagai membagi, maka akan mengurangi

laba yang Hadir dan selanjutnya kurangi total sumber dana intern atau internal

keuangan . Malah jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh,

maka kemampuan, dana magang akan semakin besar. Dari beberapa pengertian

kebijakan tersebut diatas dapat ditarik pengertian secara total bahwa kebijakan

7
dividen keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna5 diinvestasikan

kembali di dalam perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu

perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat

ini dan pertumbuhan dimasa depan sehingga memaksimumkan harga saham.

2.2 Teori Kebijakan Deviden

Terdapat beberapa pendapat dan teori yang mengemukakan tentang deviden

diantaranya yaitu:

1. Dividend Irrelevance Theory (ketidakrelevanan deviden)

Teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusahaan tidak mempunyai

pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. MM menyimpulkan bahwa

nilai perusahaan saat ini tidak dipengaruhi oleh kebijakan deviden. Keuntungan yang

diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran deviden akan diimbangi dengan

penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. Oleh karenanya pemegang

saham dapat menerima kas dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran deviden atau

menerimanya dalam bentuk capital gain. Kemakmuran   pemegang saham sekali lagi tidak

dipengaruhi oleh kebijakan deviden saat ini maupun dimasa datang.

2. The Bird in The Hand Theory

Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor lebih merasa aman untuk

memperoleh pendapatan berupa pembayaran deviden daripada menunggu capital gain.

Sementara itu MM berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor

merasa sama saja apakah menerima deviden saat ini atau menerima capital gain dimasa

8
datang. Gordon dan Lintner beranggapan bahwa para investor memandang satu burung

ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Sementara itu MM berpendapat

bahwa tidak semua investor berkeinginan untuk menginvestasikan kembali deviden mereka

diperusahaan yang sama atau sejenis dengan memiliki resiko yang sama, oleh sebab itu

tingkat resiko pendapatan mereka dimasa datang bukannya ditentukan oleh kebijakan

deviden, tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru.

3. Tax Preference Theory

Investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan

dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada deviden dalam bentuk kas. Oleh

karenanya perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout ratio yang rendah atau

bahkan   membagikan deviden. Karena deviden cenderung dikenakan pajak yang lebih

tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih

tinggi untuk saham dengan dividendyield yang tinggi.

4. Devidend Relevance Theory (Relevan deviden)

Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor dapat dipengaruhi

oleh kebijakan deviden.

2.3 Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang Staf oleh

perusahaan kepada pemegang saham antara lain:

1. Posisi likuiditas Perusahaan

9
Likuiditas sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan

kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka

lebih besar cara kas dan likuiditas perusahaan secara total, akan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang

Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai perluasan atau

untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi

doa pilihan, yaitu perusahaan membiayai hutang itu pada saat jatuh tempo atau

menggantikan dengan jenis surat berharga yang lain. Jika keputusannya

membayar hutang tersebut, maka biasanya perlu untuk menahan laba.

3. Kemampuan untuk meminjam

Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan

pinjaman, hal ini juga merupakan kabel keuangan yang tinggi sehingga

kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan membutuhkan

deretan melalui hutang, manajemen tidak perlu.

Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008: 265)

menyatakan bahwa: “Kebijakan dividen adalah kebijakan yang seri dengan

penentuan pembagian pendapatan (menghasilkan) antara pengguna pendapatan

untuk Staf kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan

dalam perusahaan, yang berarti Pendapatan tersebut harus ditanam di dalam

perusahaan”. Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:

10
167) menyatakan bahwa: Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan

pembelanjaan perusahaan, khususnya terkait dengan pembelanjaan intern

perusahaan.

Hal ini karena besar kecilnya dividen yang pukulan akan mempengaruhi besar

kecilnya laba yang diakui.” Laba Hadir (dipertahankan menghasilkan) dengan

demikian merupakan shalat satu dari sumber dana yang pagar penting untuk

membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dan

kepada para pemeganf saham atau (penemu ekuitas). Apabila perusahaan memilih

untuk membagikan laba sebagai membagi, maka akan mengurangi laba yang

Hadir dan selanjutnya kurangi total sumber dana intern atau internalkeuangan . Malah

jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan,

dana magang akan semakin besar. Dari beberapa pengertian kebijakan tersebut diatas

dapat ditarik pengertian secara total bahwa kebijakan dividen keputusan

keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann kembali di

dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah

keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan

dimasa ke depan sehingga memaksimumkan harga saham.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba

yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam

bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi

dimasa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi

likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan

perusahaan, pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan,

stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu

pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang

relevansi deviden (relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan

deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal

ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio

yang konstan, dan kebijakan deviden yang stabil.

Dalam keputusan pembagian deviden perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup

dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke dalam

bentuk deviden namun perlu disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Berkaitan dengan

kebijakan deviden tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda

12
kepentingan, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang obligasi, dan pihak

perusahaan itu sendiri. Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan

tergantung pada kebijakan deviden dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan

manajen sangat diperlukan.

13
DAFTAR PUSATAKA

Han, T. S., &Shen, C. H. (2007). The effects of bonus systems on firm performance

in Taiwan’s high-tech sector. Journal of Comparative Economics, 35(1), 235–249.

https://doi.org/10.1016/j.jce.2006.09.002

Herawati, T. (2013). Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang dan

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Universias Negeri Padang, 2(2), 1–

18.

Herdinata, C. (2012). Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Employee Stock

Ownership Program. Jurnal Keuangan Dan Perbankan, 16(1), 77–85.

14

Anda mungkin juga menyukai