KEBIJAKAN DEVIDEND
Nama Kelompok:
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-
NYA pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Kebijakan
Devidend” Tugas ini ditulis untuk memenuhi mata pelajaran seminar manajemen keuangan.
Penulis menyadari bahwa tugas ini dapat diselesaikan berkat kerjasama tim dalam kelompok.
Semoga tugas ini dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca dan pendidikan yang selalu
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................Latar Belakang 1
1.2........................................................................................Rumusan Masalah 6
1.3.........................................................................................Tujuan Penelitian 6
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selama lebih dari lima dekade, kebijakan dividen merupakan topik yang senantiasa
yang bermunculan namun belum ada yang dapat menjelaskan perilaku dividen secara
puzzle yang berkelanjutan yaitu teka-teki yang sulit untuk dijelaskan dan menimbulkan
pertanyaan bagi banyak pihak. Sampai sekarang puzzle mengenai kebijakan dividen
banyak pihak. Kebijakan dividen adalah penentuan berapakah jumlah laba yang harus
diberikan kepada pemegang saham dan jumlah laba ditahan yang akan digunakan untuk
investasi perusahaan (Brigham dan Davis, 2003). Kebijakan dividen merupakan faktor
penting yang harus dipikirkan oleh perusahaan dalam mengelola perusahaan karena
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan, pemegang saham, kreditur dan
masyarakat
dana untuk kegiatan operasional dan investasi akan berkurang. Bagi pemegang saham,
yang mampu membayar dividen tinggi akan menarik investor untuk menanamkan
1
sinyal positif bahwa perusahaan mampu untuk membayar bunga dan pokok pinjaman.
dividen adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas baik. Para peneliti terdahulu telah
Beberapa model yang terkenal adalah model Lintner, Model Brittain, Model Pettit,
Dari sekian banyak model dividen tersebut, model Lintner dinilai sebagai model
Lintner, dividen merupakan fungsi dari profitabilitas dan dividen tahun sebelumnya.
Model Lintner lebih merujuk kepada perilaku perusahaan agar membagikan dividen
secara stabil. Dari komponen model Lintner inilah maka variabel profitabilitas dan
dividen tahun sebelumnya akan diangkat dalam penelitian dan diteliti bagaimana
oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan
besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan. Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba dalam bentuk dividen maka akan mengurangi sumber
dana internal perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan memilih untuk menahan laba
dividen dalam jumlah yang relatif stabil untuk memiliki payout ratio yang rendah pada
2
saat profit tinggi dan memiliki payout ratio yang tinggi pada saat profit mengalami
oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang menguntungkan. Sejauh terdapat investasi
yang menguntungkan maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan
digunakan untuk investasi tersebut. Jika terdapat sisa barulah sisa tersebut dibagikan
sebagai dividen. Jika diamati maka akan terlihat bahwa suatu perusahaan membagikan
dividen sangat banyak karena tidak ada investasi yang menguntungkan, sedangkan
ketika seluruh dana digunakan untuk investasi perusahaan tidak membagikan dividen
sama sekali.
Pembayaran dividen dengan payout ratio yang konstan yaitu perusahaan memilih
untuk mempertahankan persentase payout atas laba yang konstan. Dengan demikian
apabila laba yang diperoleh berfluktuasi, maka dividen yang dibayarkan juga akan
berfluktuasi. Pembayaran dividen reguler yang rendah disertai pembayaran ekstra yaitu
per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan
dilakukan oleh perusahaan karena dapat memberikan kesan atau sinyal kepada investor
bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dapat
mengatasi ketidak pastian dalam pikiran pemegang saham karena dividen yang stabil
3
Di beberapa negara, terdapat ketentuan bahwa perusahaan asuransi, bank tabungan
dan dana pensiun hanya diijinkan menanamkan sahamnya pada perusahaan yang
profitabilitas adalah salah satu cara untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat
pengembalian yang diperoleh dari aktivitas investasi. Dengan kata lain bahwa
laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga memiliki arti penting dalam usaha
semakin terjamin.
dalam menghasilkan laba dengan kemampuan dan sumber yang dimiliki. Rasio
profitabilitas sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk
mengetahui kontribusi keuntungan yang diperoleh dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang serta sebagai dasar dalam pembagian dividen kepada pemegang saham. Pruitt
dan Gitman (1991) mengungkapkan laba saat ini dan laba yang diperoleh perusahaan
4
menentukan tingkat pembayaran dividen dengan stabil sehingga memberikan sinyal
bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Kebanyakan hasil penelitian menunjukkan
laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Semakin banyak keuntungan
yang dimiliki oleh perusahaan maka dividen yang dibayarkan juga semakin besar. Pada
stabil atau meningkat secara teratur. Kebijakan ini kemungkinan disebabkan oleh
asumsi bahwa investor melihat kenaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa
perusahaan memiliki prospek cerah. Hal ini membuat perusahaan cenderung untuk
tidak menurunkan pembayaran dividen. Agar kebijakan dividen menjadi stabil maka
trend kebijakan dividend tahun sebelumnya. Perusahaan yang enggan untuk merubah
kebijakan dividennya secara cepat, maka pembayaran dividen pada tahun sebelumnya
positif antara lagged dividend dengan kebijakan dividen saat ini. Lagged dividend
strategi terbaik untuk mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Manajer sebagai
pemegang kendali atas kinerja perusahaan, dituntut untuk bekerja secara efektif dan
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
6
BAB II
LANDASAN TEORI
kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam
perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang pukulan akan mempengaruhi
dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang pagar penting
yang dan kepada para pemegang saham atau ( penemu ekuitas ).Apabila perusahaan
laba yang Hadir dan selanjutnya kurangi total sumber dana intern atau internal
keuangan . Malah jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh,
maka kemampuan, dana magang akan semakin besar. Dari beberapa pengertian
kebijakan tersebut diatas dapat ditarik pengertian secara total bahwa kebijakan
7
dividen keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna5 diinvestasikan
diantaranya yaitu:
nilai perusahaan saat ini tidak dipengaruhi oleh kebijakan deviden. Keuntungan yang
diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran deviden akan diimbangi dengan
penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. Oleh karenanya pemegang
saham dapat menerima kas dari perusahaan saat ini dalam bentuk pembayaran deviden atau
menerimanya dalam bentuk capital gain. Kemakmuran pemegang saham sekali lagi tidak
Gordon dan Lintner berpendapat bahwa investor lebih merasa aman untuk
Sementara itu MM berpendapat dan telah dibuktikan secara matematis bahwa investor
merasa sama saja apakah menerima deviden saat ini atau menerima capital gain dimasa
8
datang. Gordon dan Lintner beranggapan bahwa para investor memandang satu burung
ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Sementara itu MM berpendapat
bahwa tidak semua investor berkeinginan untuk menginvestasikan kembali deviden mereka
diperusahaan yang sama atau sejenis dengan memiliki resiko yang sama, oleh sebab itu
tingkat resiko pendapatan mereka dimasa datang bukannya ditentukan oleh kebijakan
dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada deviden dalam bentuk kas. Oleh
bahkan membagikan deviden. Karena deviden cenderung dikenakan pajak yang lebih
tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih
Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor dapat dipengaruhi
9
Likuiditas sangat besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan
kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka
lebih besar cara kas dan likuiditas perusahaan secara total, akan semakin besar
doa pilihan, yaitu perusahaan membiayai hutang itu pada saat jatuh tempo atau
pinjaman, hal ini juga merupakan kabel keuangan yang tinggi sehingga
untuk Staf kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan
10
167) menyatakan bahwa: Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan
perusahaan.
Hal ini karena besar kecilnya dividen yang pukulan akan mempengaruhi besar
demikian merupakan shalat satu dari sumber dana yang pagar penting untuk
membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dan
kepada para pemeganf saham atau (penemu ekuitas). Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai membagi, maka akan mengurangi laba yang
Hadir dan selanjutnya kurangi total sumber dana intern atau internalkeuangan . Malah
jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan,
dana magang akan semakin besar. Dari beberapa pengertian kebijakan tersebut diatas
dalam perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah
keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam
bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi
dimasa yang akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi
stabilitas return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu
deviden yang stabil, kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal
ditambah jumlah ekstra tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio
dan pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian laba tidak seluruhnya dibagikan ke dalam
bentuk deviden namun perlu disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Berkaitan dengan
kebijakan deviden tersebut terlihat bahwa terdapat beberapa pihak yang saling berbeda
12
kepentingan, yaitu antara kepentingan pemegang saham, pemegang obligasi, dan pihak
perusahaan itu sendiri. Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan
13
DAFTAR PUSATAKA
Han, T. S., &Shen, C. H. (2007). The effects of bonus systems on firm performance
https://doi.org/10.1016/j.jce.2006.09.002
18.
14