IDENTITAS MAHASISWA
Bedo’alah sebelum mengerjakan Soal ! Nama: Irham Hamed Ayani
NIM: 200411100114
Kelas: IF 3A
Soal :
1. Jelaskan apa yang anda ketahui Definisi dari Pengertian mengenai Etika Profesional?.....
2. a.) Bagaimana seseorang itu bisa dikatakan sebagai seorang yang profesional?.....
b.) Sebutkan dan Jelaskan macam-macam isu-isu pokok pada etika komputer!.....
4. a.) Jelaskan pengertian menurut sepengetahuan Anda apa yang anda ketahui tentang Cyber
Ethics dan berilah min. 5 contohnya?.....
b.) Sebutkan dan Jelaskan Etika Profesional dalam standart Pemerintah dan berilah min. 5
contohnya?.....
c.) Sebutkan dan Jelaskan Etika Etika Profesional dalam bidang Pendidikan dan berilah
min. 5 contohnya?.....
d.) Sebutkan dan Jelaskan Etika Profesional dalam bidang Kesehatan dan berilah min.5
contohnya?.....
5. Berikan beberapa alasan mengapa internet memberikan dampak besar dalam segala aspek
kehidupan min. 10!...
8. Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pekerja professional?.....
9. Uraikan mengenai pelanggaran etika apa saja yang sering ditemui dari seorang professional di
bidang TI?.....
10. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai konsep organisasi profesi?.....
11. Jelaskan apa saja yang membedakan organisasi profesi dengan organisasi lain?.....
12. Menurut anda, apa urgensinya bagi seorang professional bergabung kedalam suatu organisasi
profesi?.....
14. Mengapa banyak Tokoh Filsafat di awal terbentuknya berasal dari bangsa Yunani pada Etika
Profesional?.....
15. Berdasarkan Teori Teleleologi dan Deontologi, Bagaimana kita dapat menentukan bahwa suatu
tindakan itu baik atau tidak baik?.....
16. Sebutkan dan Jelaskan tindakan yang mencerminkan sifat keutamaan pada Etika Profesional
dan berilah contoh min.10?.....
17. a.) Berikan contoh-contoh hak yang termasuk hak umum dalam Etika Profesional?.....
b.) Jelaskan karakteristik profesi teknologi informasi dalam bidang pemerintahan?.....
18. a.) Apa yang Anda ketahui manfaat dari kode etik profesi?.....
b.) Sebutkan 7 faktor penyebab pelanggaran kode etik profesi teknologi informasi ?.....
c.) Apa yang anda ketahui pengertian dari netiket??.....
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
20. Jelaskan 6 tahap perkembangan moral yang dekat hubungannya dengan etika (menurut
Lawrence Konhberg)
GOOD LUCK
Jawaban :
1. Etika Profesional adalah suatu sikap/pengambilan keputusan hidup yang bertujuan untuk dapat
memberikan suatu pelayanan yang sifatnya profesional kepada orang lain/klien.
Taat hukum – mengikuti semua hukum yang mengatur di yurisdiksi tempat mereka
melakukan aktivitas
b. R.O. Mason dan kawan-kawan, yang mengkategorikan isu etika menjadi empat jenis
yaitu Privacy, Accuracy, Property, Accessibility.
1. Isu privacy (Koleksi, penyimpanan)
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh
isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus
seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena
diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email pribadi daripada email para
pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia
telah melanggar privasi bawahannya.
Secara umum, privasi adalah hak untuk sendiri dan hak untuk bebas terhadap gangguan
orang yang tidak bertanggung jawab. Privasi informasi adalah hak untuk menentukan
kapan, dan untuk apa diperluas terhadap informasi diri sendiri yang dapat dikomunikasikan
dengan orang lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok dan institusi. Ada 4 hal
umum untuk identifikasi empat pernyataan privasi yaitu:
1. Solitude: Pernyataan sendiri, keluar dari interferensi luar.
2. Intiimacy: Pernyataan privasi seseorang yang ingin menikmati dari dunia
luar.
3. Anonimity: Pernyataan bebas dari gangguan eksternal.
4. Reserve: Mampu untuk mengendalikan informasi mengenai
diri sendiri.
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak.
Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk
tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
4. Isu Accessibility (Hak untuk mengakses informasi dan pembayaran fee untuk akses
informasi tersebut.)
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan. Teknologi
informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan terhadap informasi
bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan untuk semua
pihak.
Sebagai pedoman bagi semua profesi mengenai prinsip profesionalitas yang ditetapkan.
Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.
Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi, terkait
hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
Etika profesi membantu meningkatkan pelayanan suatu profesi diatas kepentingan pribadi
profesi itu sendiri
Secara etimologis, filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia. Philosophia
merupakan gabungan kata yang terdiri dari kata “Philos” yang berarti kekasih atau sahabat
dan kata “Sophia” yang berarti kebijaksanaan atau pengetahuan. Oleh karena itu,
philosophia dapat diartikan menjadi “yang mencintai kebijaksanaan” atau “sahabat
pengetahuan”.
Filsafat mempunyai dua pengertian: Pertama, filsafat sebagai produk mengandung
arti filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan, konsep-konsep, teori, sistem aliran yang
merupakan hasil proses berfilsafat. Kedua filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini
filsafat diartikan sebagai bentuk aktivitas berfilsafat sebagai proses pemecahan masalah
dengan menggunakan cara dan metode tertentu. (Kaelan: 6-7) Filsafat dalam konsep ilmu
adalah sebuah ilmu untuk berpikir menelaah berbagai masalah yang timbul terkait objek-
objek material nya, yaitu manusia, alam, dan tuhan. Etika merupakan cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
buruk. Dengan belajar etika diharapkan kita dapat mengetahui dan memahami tingkah laku
apa yang baik menurut suatu teori-teori tertentu, dan sikap yang baik sesuatu dengan kaidah
etika. Etika mengkritisi pandangan atau nilai baik buruknya suatu tindakan dan moral
adalah pemahaman yang menilai baik buruk dan benar salahnya dari sebuah tingkah laku
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
manusia. Maka, dapat dikatakan bahwa etika itu berlandaskan moral dan moral melandasi
etika. Sedangkan filsafat sebagai telaah, pandangan atau pemikiran awal, dapat dikatakan
sebagai asal terbentuknya etika dan moral.
4. a. Interaksi seperti dengan manusia pada umumnya, karena kita berinteraksi dengan manusia
seperti di dunia nyata
Jangan memberi hal-hal pribadi, hanya kita saja yang boleh tau
Hindari Perselisihan
Hati-hati ketika menggunakan huruf kapital atau kata kapital karena penggunaan tersebut
bisa berarti berteriak.
lainnya (honesty).
Berpakaian rapi, bersih, dan seuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
Bersikap rendah hati di hadapan guru, teman maupun warga sekolah lainnya
Menggunakan bahasa yang sopan saat berkomunikasi dengan guru, teman maupun warga
sekolah
Bergaul dengan siapa saja tanpa memandang Ras, Suku, maupun Agama
d. Pasal 1
Setiap profesi kesehatan masyarakat harus menjujung tinggi, menghayati dan mengamalkan
etika profesi
kesehatan masyarakat.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Dalam melakukan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan masyarakat atas
pertimbangan
Pasal 5
Dalam melakukan fungsi dan tugasnya hanya melaksanakan profesi atau keahliannya.
6. 1. Profesi adalah janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap
atau permanen
2. Profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan
memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral yang mengarahkan
serta mendasari perbuatan .
3. Profesionalisme adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan
benar dan juga komitmen dari para anggota dari sebuah profesi untuk meningkatkan
kemampuan dari seorang karyawan.
7. Pekerjaan tidak membutuhkan pelatihan khusus, namun lebih kepada niat seseorang untuk mau
berusaha. Sedakan dalam profesi, Anda harus memiliki keterampilan serta sudah mengikuti
pelatihan khusus untuk meningkatkan pengetahuan. Profesi memiliki tingkat pendidikan yang
lebih tinggi dibandingkan pekerjaan.
8. 1. Menguasai pekerjaan
2. Mempunyai loyalitas
3. Mempunyai integritas
5. Mempunyai Visi
6. Mempunyai kebanggaan
7. Mempunyai Komitmen
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
8. Mempunyai Motivasi
10. Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan
untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun profesional
pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau menerapkan suatu standar
pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi kepentingan publik.
11. Organisasi profesi mempunyai sifat-sifat khusus atau ciri tersendiri yang mengandung makna
untuk melindungi hajat hidup orang banyak. Ciri-ciri yang dimaksud adalah satu organisasi
profesi tentunya tunggal untuk satu profesi , tujuan utama didirikannya organisasi profesi
adalah untuk menjaga martabat dan kehormatan profesi , jenis program yang dilaksanakan oleh
organisasi profesi sangat dibatasi oleh profesionalisme dan etika , ikatan utama anggota dengan
organisasi profesi adalah kebanggaan dan kehormatan , kedudukan dan hubungan antar anggota
dalam organisasi profesi bersifat persaudaraan , sifat kepemimpinan dalam organisasi profesi
adalah kepemimpinan bersama, mekanisme pengambilan keputusan dalam organisasi profesi
adalah forum rapat bersama.
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
12. Menurut saya urgensinya seorang profesional mengikuti profesi adalah dengan menerapkan
profesionalitasnya terhadap profesi yang di ikuti dengan tujuan membangun bangsa dengan
sumber daya manusia yang banyak mengembangkan profesionalitas.
c. Perjumpaan dengan praktek akan memberikan banyak masukan berharga yang dapat
dimanfaatkan oleh refleksi etika teoretis.
d. Sebaliknya, etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari teori etika, sebagai pegangan
dalam memasuki pergumulan dengan masalah-masalah praktis.
e. Dengan demikian kualitas etika terapan turut ditentukan oleh kualitas teori etika yang
dipergunakannya.
14. Pada masa renaissance dan aufklarung ilmu telah memperoleh kemandiriannya. Sejak itu pula
manusia merasa bebas, tidak terikat dengan dogma agama, tradisi maupun sistem sosial. Pada
masa ini perombakan secara fundamental di dalam sikap pandang tentang apa hakekat ilmu dan
bagaimana cara perolehannya telah terjadi pertama, ilmu yang satu sangat berkait dengan yang
lain, sehingga sulit ditarik batas antara ilmu dasar dan ilmu terapan, antara teori dan praktik;
kedua semakin kaburnya garis batas tadi sehingga timbul permasalahan sejauh mana seorang
ilmuwan terlibat dengan etika dan moral; ketiga, dengan adanya implikasi yang begitu luas
terhadap kehidupan umat manusia, timbul pula permasalahan akan makna ilmu itu sendiri
sebagai sesuatu yang membawa kemajuan atau malah sebaliknya
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
15. Teori teologis adalah teori etika yang berdasarkan berkeyakinan dengan Tuhan yang Maha
Kuasa dan Teori Deontologis adalah Teori etika yang mengajarkan kewajiban menjadi umat
manusia yang baik. Cara membedakan yang baik dan buruk yaitu pastinya agama mengajarkan
hal baik dan yang buruk pada setiap umatnya. jadi, kepercayaan merekalah yang mengajarkan
Tersebut.
16. Kuiy
17. A. hak kita untuk melakukan sesuatu menemukan batasnya dalam hak orang lain atas
kebebasan yang sama dengan kita; contoh kita berhak melewati jalan, bebas
menggunakan jalan itu namun orang lainpun berhak melewatinya dan bebas
melewtinya, oleh karena sama-sama mempunyai hak, maka ada batasan kebebasan
1. Etikatetapberlakudimanapundankapanpunseseorangberada,baik
4. Etika sangat terkait dengan perbuatan serta perilaku pada manusia itu sendiri.
5. Etika tetap harus dilakukan meskipun tidak ada orang yang melihat di sekitarnya.
18. a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai bidang. Kode etik yang
ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya pemilik kode etik
adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia
(IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode
Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang
telah memiliki kode etik.
B. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi IT untuk
menjaga martabat luhur profesinya.
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
C. Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan.
Nitiket memiliki fungsi yang sama dengan etika yang ada di dalam lingkungan sosial manusia,
yaitu merupakan tata krama atau sopan santun yang harus diperhatikan dalam pergaulan agar
hubungan selalu baik.
b. Pendidikan : Karakteistik dalam bidang ini yakni sebagai wadah untuk mempelajari
pembelajaran yang tidak hanya di bangku sekolah, seperti adanya pembelajaran di luar sekolah
dengan menggunakan teknologi informasi ini.
c. Medis : Karakteristik dalam bidang ini seperti sekarang sebagai contohnya medis
menggunakan teknologi informasi untuk mencetak kartu vaksin, serta tata cara mendaftarkan
diri untuk vaksin
d. Keluarga : karakteristik dalam bidang ini keluarga dapat mengontrol anggota keluarga yang
memanfaatkan teknologi informasi
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
e. Masyarakat : karakteristik dari masyarakat dalam teknologi informasi ini yakni masyarakat
diharapkan tidak menyebar luaskan tentang berita yang hoax, tidak aktual
Tingkat 2 (Konvensional)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
( Principled conscience)
Tingkat Pra-Konvensional :
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun
orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari
tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara
moral bila orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap
semakin salah tindakan itu.[12] Sebagai tambahan, ia tidak tahu bahwa sudut pandang orang
lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini bisa dilihat sebagai sejenis otoriterisme.
Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan
dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian
pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap
kebutuhannya sendiri, seperti “kamu garuk punggungku, dan akan kugaruk juga
punggungmu.”[4] Dalam tahap dua perhatian kepada oranglain tidak didasari oleh loyalitas
atau faktor yang berifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat dalam tingkat
pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan
dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua, perpektif
dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.
Tingkat Konvensional :
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di
tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan
pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan
keempat dalam perkembangan moral.
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran sosial. Individu mau
menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal tersebut
merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba
menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut,[4] karena telah mengetahui ada
gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan
dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai
menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terima kasih, dan golden rule. Keinginan untuk
mematuhi aturan dan otoritas ada hanya untuk membantu peran sosial yang stereotip ini.
Maksud dari suatu tindakan memainkan peran yang lebih signifikan dalam penalaran di tahap
ini; 'mereka bermaksud baik…'.[4]
Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial
karena berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap
empat lebih dari sekadar kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga;
kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi. Idealisme utama sering menentukan
apa yang benar dan apa yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme. Bila seseorang bisa
melanggar hukum, mungkin orang lain juga akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas
untuk mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar hukum, maka ia salah secara
moral, sehingga celaan menjadi faktor yang signifikan dalam tahap ini karena memisahkan
yang buruk dari yang baik.
Pasca Konvensional :
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima
dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang
terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
sebelum perspektif masyarakat. Akibat ‘hakikat diri mendahului orang lain’ ini membuat
tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak menggunakan prinsip
etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan, dan komitmen terhadap
keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Hak tidak
perlu sebagai kontrak sosial dan tidak penting untuk tindakan moral deontis. Keputusan
dihasilkan secara kategoris dalam cara yang absolut dan bukannya secara hipotetis secara
kondisional (lihat imperatif kategoris dari Immanuel Kant[13]). Hal ini bisa dilakukan dengan
membayangkan apa yang akan dilakukan seseorang saat menjadi orang lain, yang juga
memikirkan apa yang dilakukan bila berpikiran sama (lihat veil of ignorance dari John
Rawls[14]). Tindakan yang diambil adalah hasil konsensus. Dengan cara ini, tindakan tidak
pernah menjadi cara tapi selalu menjadi hasil; seseorang bertindak karena hal itu benar, dan
bukan karena ada maksud pribadi, sesuai harapan, legal, atau sudah disetujui sebelumnya.
Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan
KEMENTERIAN, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011147, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id
seseorang yang menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada,
yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg ini.[11]