ISK, Batu Ginjal, PGA, Dan PGK Ver2
ISK, Batu Ginjal, PGA, Dan PGK Ver2
dan
ASKEP
ISK, Batu Ginjal, PGA, dan
PGK Chairul Huda Al Husna
Tim Keperawatan Medikal Bedah
S1-Keperawatan FIKES UMM
CHAPTER I
BATU GINJAL/UROLITHIASIS
Prevalensi
• Infeksi
• Kerusakan ginjal
• Gagal ginjal
Penatalaksanaan
Farmakologis
– Analgesik
– Bedah
• Nefrolitotomi
• Nefrektomi
• Pielolitotomi
• Ureterolitotomi
– ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Litrotripsi)
– Uteroskopi
– Pelarutan batu
ESWL
nefrolitotomi
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
– Minum air putih 8 gelas/hari
– Kurangi makanan yg mengandung vit. D
– Kurangi garam/ makanan tinggi natrium
– Kurangi produk susu
– Kurangi sayuran :
• Bayam, lobak, seledri, keledai
– Kurangi buah :
• Beri, kismis, anggur
– Kurangi minum :
• Teh, coklat, berkarbonat, susu/produk susu
CHAPTER III
PENYAKIT GINJAL AKUT/
ACUTE RENAL FAILURE
(PGA/ARF/AKD)
Prevalensi
• 50.000 orang/tahun menderita PGA di USA
Definisi
• Hilangnya fungsi ginjal
• Secara mendadak
• Reversibel
• Kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi
tubular/glomerular
• Tanda : anuria (<50ml/24jam), oliguri
(<400ml/24jam)
Etiologi
• Prarenal (hipoperfusi ginjal)
– Hipovolemi – hemorragi, diuresis, GI excess
– Vasodilatasi – sepsis/anafilaksis
– Gangguan fungsi jantung
• Intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
– Iskemik jantung yg lama
– Cidera – terbakar – pelepasan protein cidera – toksik
– Infeksi
– Nefrotoksik
• Pascarenal (obstruksi aliran urin)
– Sumbatan : batu, tumor, striktur, BPH, bekuan darah
TAHAPAN PGA
Periode awal
Periode oliguri (10-20 hari)
Periode diuresis (2-3 minggu)
Periode perbaikan (3-12 bulan)
Sembuh PGK
Manifestasi Klinis
• Letargi, mual, muntah, nafas bau – uremia
• SSP – lemah, sakit kepala, kejang, kaku otot
• Kulit/mukosa kering – dehidrasi
• Perubahan haluaran urin – anuria/oliguri, hematuri/
albuminuri
• Peningkatan BUN & kreatinin
• Hiperkalemia – disritmia jantung
• Asidosis metabolik – kegagalan buffer
• Abnormalitas kalsium dan fosfat
• Anemia
• Edema
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
1. Buffer
– Mencegah perubahan berlebihan pH dengan mengikat ion hidrogen (H+)
jika pH terlalu rendah (asam) dan melepaskan ion hidrogen jika pH
terlalu tinggi (basa)
– Sistem buffer utama adalah bikarbonat (HCO3-). Selain itu asam
karbonat (H2CO3), protein plasma, hemoglobin, dan fosfat
2. Pengaturan pernapasan
– Respon cepat thd perubahan pH
– Menurunkan pH yg terlalu tinggi (basa) dengan cara menahan CO2, dan
menaikkan pH yg terlalu rendah (asam) dengan cara melepaskan CO2
– CO2 sebuah asam potensial
3. Pengaturan ginjal
– Respon lambat thd perubahan pH, namun bisa bertahan dalam jangka
panjang
– Menurunkan pH yg terlalu tinggi (basa) dengan cara ginjal
mengekskresikan kelebihan bikarbonat dan ion hidrogen
dipertahankan, dan menaikkan pH yg terlalu rendah (asam) dengan cara
ginjal menyerap kembali dan meregenerasi bikarbonat dan
mengekskresikan ion hidrogen
Paru Ginjal
CO2 + H2O H2CO3 H + HCO3
Pemeriksaan Penunjang
• Kimia darah :
– Peningkatan kalium, magnesium, BUN, kreatinin, dan asam
urat
– Penurunan kalsium, karbondioksida dan natrium
• Hematologi :
– Penurunan Hb, HCT, jumlah eritrosit, peningkatan PT dan
PTT
• Kimia urin :
– Albuminuria, proteinuria, peningkatan natrium, silinder, RBC
serta WBC, berat jenis melebihi 1,025 dan menetap pada
nilai kurang dari 1,010
• Analisis arterial blood gas (ABG) : asidosis metabolik
• CT scan, MRI dapat memperlihatkan penyebab yang
mendasarinya
Penatalaksanaan
Tujuan : self restoration – cegah komplikasi
• Dialisis : hemodialisis/peritoneal dialisis (CAPD)
• Penanganan hiperkalemia
– Kurangi asupan
– Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (meningkatkan asupan kalium sel)
– Dialisis
• Keseimbangan cairan
– Pantau ketat intake – output cairan harian
– Pantau edema, BB, mual muntah
• Pengaturan diet
– Batasi protein (sampai 1gr/kgBB/hari) – fase oliguri
– Tinggi Karbohidrat
– Batasi kalium & fosfat (pisang, jeruk, kopi, dll) – 2gr/hari
• Cairan IV dan diuresis
– Manitol, furosemid, infus albumin
• Koreksi asidosis dan hiperfosfat
– Asidosis : ABG, tx oksigen, natrium karbonat, dialisis
– Hiperfosfat : agen pengikat fosfat (aluminium hidroksida) – menurunkan absorbsi fosfat
• Pemantauan berlanjut sampai fase pemulihan
CHAPTER IV
PENYAKIT GINJAL KRONIK/
CHRONIC RENAL FAILURE
(PGK/CRF/CKD)
Definisi
• PGK atau CKD (Chronic Kidney Disease)
atau ESRD (End Stage Renal Disease)/
ESKD (End Stage Kidney Disease)
• Gangguan fungsi renal yang progresif
• Ireversibel
• Gagal mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan elektrolit
• Uremia
Manifestasi Otak : -
-
-
letargi, malaise
bingung
koma
Klinik Uremia - kejang Konjungtiva : - kemerahan
- kalsifikasi
- perubahan fundus karena hipertensi
Wajah : - pucat
- warna keabu-abuan
- uraemic frost
Mulut : - napas uremik
Tekanan vena jugularis :
- tinggi atau rendah
Genital : - impotensi
- libido menurun Perifer :- edema tungkai
- amenore, mandul - neuropati perifer
- deformitas tulang pd anak
- peningkatan penyakit vaskuler
Etiologi
• DM – Nefropati Diabetikum
• Glomerulonefritis kronis
• Pielonefritis
• Hipertensi yg tidak terkontrol
• Obstruksi traktus urinarius
• Kongenital – policystic renal, renal hipoplasia
• Gangguan vaskuler
• Infeksi
• Medikasi – analgesik, NSID, jamu2an,
• Agens toksik
• Lingkungan/agens berbahaya : timah, kadmium, merkuri, dan
kromium
Manifestasi Klinis
• Kardiovaskuler
– Hipertensi, edema, friction rub, JVD, gagal jantung
• Integumen
– Kulit kering bersisik, pruritus, ekimosis
• Pulmoner
– Sputum kental, pleuritis, nafas dangkal
• Gastrointestinal
– Nafas bau amonia, anoreksia, mual, muntah, diare
• Neurologi
– Kelemahan/keletihan, konfusi, kejang
• Muskuloskeletal
– Kram otot, fraktur tulang, foot drop
• Reproduksi
– Atrofi testikuler, amenore, impoten, mandul
Patofisiologi
• Indikator utama – kreatinin serum – Kurang Pengetahuan
• Fungsi ginjal menurun – produk metabolisme protein (seharusnya keluar)
menumpuk – tertimbun dalam darah – uremia
• LFG menurun – klirens kreatinin menurun – kreatinin serum meningkat, BUN (Blood
Urea Nitrogen) meningkat – uremia
• Uremia otak – ensefalopati uremikum – penurunan kesadaran, kejang – Hambatan
Mobilitas Fisik, DPD, Resiko Cidera
• RAA teraktivasi – hipertensi – retensi cairan dan natrium – oedem, hipertensi,
gagal jantung – Intoleran Aktivitas, Penurunan Curah Jantung, Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Perifer, Kelebihan Volume Cairan
• Albuminuri/proteinuri – penurunan tekanan onkotik plasma – oedem – Kelebihan
Volume Cairan
• Oedem paru – sesak nafas – Gangguan Pertukaran Gas
• Kegagalan buffer – ion H berlebih – asidosis – sesak nafas – Gangguan Pertukaran
Gas
• Ketidakmampuan produksi eritropoetin di ginjal – produksi SDM menurun – Hb
menurun – anemi – suplai Oksigen jaringan menurun – letih, sesak – Intoleran
Aktivitas, Keletihan
• Gangguan metabolisme kalsium dan fosfat – kalsium tulang menurun –
osteodistrofi renal (penyakit tulang uremik) – resiko fraktur -- Hambatan
Mobilitas Fisik, Resiko Jatuh/Cidera
• Dialisis – jalur intravena – insisi – port de entry kuman – Resiko Infeksi,Nyeri AKut
Pruritus & ekimosis
Bendungan vena
jugularis