Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEORI DAN METODOLOGI SEJARAH

MASALAH POKOK DALAM STUDI SEJARAH


(Konsep Peristiwa, Konsep Waktu, Fakta Sejarah, dan Historical Mindedness)

KELOMPOK II :

1. Ridho Pratama (19046051)


2. Rizka Septiani Aulia (19046052)
3. Wahyu Mustika Rani (19046063)

DOSEN PENGAMPU :
Azmi Fitrisia, Ph.D

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur selalu kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurahkan
kepada Baginda Rasulullah SAW. Allhamdulillah pada kesempatan ini, kami dari kelompok II
masih diberi rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Masalah Pokok dalam Studi Sejarah. Dengan isi pembahasan sesuai dengan yang telah
tertera dalam silabus Teori dan Metodologi Sejarah.

Makalah ini telah kami susun sebaik mungkin dan berharap dapat berguna bagi yang
membaca, terutama untuk kami yang menyusunnya. Namun kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
membangun kembali makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, 25 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHAULUAN

1. Latar Belakang 4

2. Rumusan Masalah 4

3. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Peristiwa 5

B. Konsep Waktu 6

C. Historical Mindesdnes 8

D. Fakta Sejarah 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Definisi Sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata syajaratun, yang berarti pohon/
kayu. Maksudnya, suatu kejadian atau peristiwa akan terus tumbuh, berkembang dan saling
berkelanjutan satu dengan yang lain. Ilmu Sejarah pada hakikatnya memiliki cakupan yang lebih
luas karena berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi
ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Geografi, dan Ilmu Ekonomi.
Oleh karena itu, sejarah dan ilmu-ilmu sosial saling terkait sesuai dengan kajian dan objek yang
dipelajari. Semakin luas dalam mengkaji ilmu sejarah maka akan semakin luas wawasan tentang
tentang pengertian dan ruang lingkup, metode dan ilmu bantu, tujuan dan kegunaan, sejarah
perkembangan sejarah, hubungan ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, konsep-sonsep
sejarah, dan teori-teori sejarah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep Peristiwa dalam Sejarah ?
2. Bagaimana Konsep Waktu dalam Sejarah ?
3. Apa Definisi dari Historical Mindesdnes ?
4. Bagaimana Fakta Sejarah itu ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Konsep Peristiwa dalam Sejarah.
2. Untuk mengetahui Konsep Waktu dalam Sejarah.
3. Untuk mengetahui Definisi dari Historical Mindesdnes.
4. Untuk mengetahui Fakta Sejarah itu.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Peristiwa

Pengertian Sejarah secara umum dimakanai sebagai sebuah cerita atau kejadian yang
pernah benar-benar terjadi di masa lalu. Kemudian, Depdiknas memberikan pengertian sejarah
sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses
perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa ke masa (Depdiknas,
2003: 1). Disimpulkan bahwa Sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi
peristiwa, kisah, maupun cerita yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Pada umumnya,
para ahli sepakat untuk membagi peranan dan kedudukan sejarah atas tiga hal, yakni sejarah
sebagai peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita (Ismaun, 1993: 277).

Konsep Peristiwa secara umum ialah kejadian yang pernah terjadi di masa lalu. Namun,
tidak semua peristiwa dapat disebut sebagai sejarah, karena sebuah peristiwa dapat dikatakan
sejarah, ketika peristiwa tersebut tidak berdiri sendiri atau harus ada kejadian lain yang saling
terkait bersamaan dengan adanya fakta-fakta yang bersifat objektif. Berikut ini pengelompokkan
Sejarah sebagai Peristiwa menurut para ahli, yaitu :

a) Pembagian Sejarah secara Sistematis, yaitu beradasrkan tema. Contoh: Sejarah sosial,
Sejarah politik, Sejarah kebudayaan, Sejarah perekonomian, Sejarah agama, dan lain
sebagainya.

b) Pembagian Sejarah berdasarkan Periode waktu. Contoh: Sejarah Indonesia, mulai dari
Zaman Prasejarah, Zaman Hindu-Buddha, Zaman Islam, Zaman Kolonialisme, Zaman
Pergerakan Nasional, Zaman Pendudukan Jepang, Zaman Kemerdekaan, Zaman Revolusi
Fisik, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.

c) Pembagian Sejarah berdasarkan Unsur Ruang, misal Sejarah Regional dapat menyangkut
sejarah dunia, tetapi ruang lingkupnya lebih terbatas oleh persamaan karakteristik, baik

5
fisik maupun sosial budayanya. Contoh: Sejarah Eropa, Sejarah Asia Tenggara, Sejarah
Afrika Utara, dan sebagainnya.

Sejarah sebagai peristiwa disebut juga sebagai kenyataan dan serba objektif (Ismaun,
1993: 279). Maksudnyam peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan adanya fakta-fakta
yang mendukung, seperti saksi mata, yang bisa dijadikan sumber-sumber sejarah, peninggalan-
peninggalan, dan catatan-catatan (Lucey, 1984: 27). Selain itu, sumber sejarah bisa dalam bentuk
lisan yaitu dari mulut ke mulut. Menurut Sjamsudin (1996: 78), ada dua manam sumber lisan,
yaitu: Pertama, sejarah lisan (oral history), contohnya ingatan lisan (oral reminiscence), yaitu
ingatan tangan pertama yang disampaikan dengan lisan oleh orang-orang yang diwawancarai
oleh Sejarawan. Kedua, tradisi lisan (oral tradition), yaitu narasi dan deskripsi dari orang-orang
tentang peristiwa-peristiwa masa lalu yang disampaikan dari mulut ke mulut selama beberapa
generasi.

B. Konsep Waktu

Ilmu sejarah pasti akan selalu berkaitan dengan waktu, dalam sejarah sendiri waktu
berguna untuk memperjelas dan mempertegas mengenai suatu peristiwa, perubahan, dan
perkembangan. Masa lampau yang dikaji oleh ilmu sejarah memiliki acuan dampak yang positif
bagi bangsa akan datang misalkan:

a) Masa lampau merupakan waktu yang telah berlalu, namun eksistensinya bukan akhir dari
masa itu sendiri, melainkan sebagai pembangun masa yang akan datang.

b) Sifat masa lampau itu terbuka dan saling terhubung atau berkelanjutan, dengan kata lain
apa saja hal yang terjadi pada masa lampau dapat dijadikan sebagai acuan untuk
bertindak di masa sekarang dan masa depan untuk memperoleh hal-hal yang lebih baik
(belajar dari sejarah).

Bicara mengenai konsep waktu dalam sejarah, terdapat 4 konsep waktu yaitu:

a) Perkembangan

Sesuatu yang berkembang pasti akan membawa suatu wujud baru atau perubahan yang
merupakan hasil dari modernisasi atau adaptasi zaman. Keuntungan dari adanya perkembangan
6
adalah memutakhirkan hal yang sudah tidak sesuai atau tidak efektif bagi kehidupan. Contohnya,
jika dibandingkan, industri sekarang jauh lebih berkembang dan lebih praktis daripada industri
zaman dulu, hal tersebut karena adanya perkembangan teknologi dan pola pikir manusia.

b) Kesinambungan

Konsep kesinambungan sendiri merupakan hal-hal lama yang diperbarui menjadi lebih
kekinian, namun dasar dari metode lama tersebut tetap menjadi pembangunnya meskipun telah
berubah wujud menjadi lebih modern. Contoh, alat transportasi umum sekarang memiliki sistem
online, namun cara kerjanya tetap seperti transportasi umum di masa-masa sebelumnya.

c) Pengulangan

Konsep pengulangan merupakan konsep yang terjadi karena suatu hal atau peristiwa
dalam sejarah terjadi lagi di masa selanjutnya. Contoh, lengsernya Presiden Soeharto dilatar
belakangi oleh demonstrasi mahasiswa, hal tersebut serupa dengan latar belakang lahirnya
Presiden Soekarno juga disebabkan oleh demonstrasi mahasiswa.

d) Perubahan

Ilmu sejarah sangat dekat dengan perubahan, dalam sejarah terjadi karena munculnya
suatu pengaruh yang besar dan kuat dalam masyarakat, umumnya terjadi secara dalam waktu
singkat. Misal, demonstrasi mahasiswa untuk melengserkan Soeharto pada 1998, menyebabkan
runtuhnya era Orde Baru dan digantikan oleh era Reformasi.

Konsep waktu termasuk hari, tanggal, bulan, tahun, Windu, dan abad merupakan konsep
yang sangat krusial dalam sejarah. Waktu begitu penting digunakan ketika melakukan riset
historis dan empiris dalam perspektif kronologis, fungsional, strukturalis, dan simbolis. Menurut
Sztompka, terdapat 6 fungsi waktu yaitu: Sebagai penyelaras tindakan, sebagai
koordinasi, sebagai Bagian dalam tahapan atau rentetan peristiwa, menempati ketepatan, dan
memberi perbedaan terhadap suatu zaman dengan zaman lainnya.

7
C. Historical Mindedness

Historical Mindedness (rasa hayat historis), adalah kemampuan menghayati masa lalu
berdasarkan konteks zaman dan pelaku sejarah yang dipelajari. Lebih lanjut, Gottschalk (1982)
memaparkan bahwa Historical Mindedness merupakan ukuran untuk menafsirkan kejadian di
masa lampau harus tetap bersandar pada nilai-nilai kultural masyarakat yang bersangkutan. Hal
tersebut diperjelas oleh Sartono Kartodirdjo, dari aspek teoritis sejarawan harus mengindari
prasangka-prasangka kontemporer dari interpretasi dan secara tegas memisahkan macam-macam
pendekatan yang digunakan sebagai dasar penjelasan. Setidaknya sejarawan harus menyadari
bahwa masing-masing zaman memiliki perbedaan masing-masing. Untuk dapat lebih meresapi
zaman sejarah yang diteliti, sejarawan harus memiliki pengetahuan kultur yang jelas, terlebih
lagi wawasan kultural di zaman yang diteliti. Penguasaan konsep dan teori dari ilmu bantu
sejarah akan dapat meminimalisir sejarawan agar tidak jatuh kepada opini atau pendapat yang
spekulatif.

D. Fakta Sejarah

Fakta Sejarah merupakan keterangan, baik berupa lisan, tulisan, ataupun berupa benda-
benda peninggalan sejarah yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah yang telah teruji
kebenarannya. Fakta Sejarah adalah data sejarah yang telah dikritik dan diinterpertasikan oleh
sejarawan, kemudian kebenaran yang diperoleh dapat dijadikan sumber, argument atau dasar
pemikiran dalam menulis karya sejarah. Seperti yang diketahui, suatu peristiwa sejarah itu pasti
ada bukti, bekas, jejak, dengan adanya bukti tersebut, lalu dikritik dan ditafsirkan oleh sejarawan
maka akan menghasilkan fakta sejarah. Kemudian peristiwa dapat dikatakan sebagai karya
sejarah apabila telah mendapatkan fakta-fakta itu sendiri.

Menurut Sartono Kartodirdjo, fakta dapat digolongkan menjadi dua, pertama adalah fakta
yang masih lunak yaitu fakta yang masih labil atau masih perlu diselidiki/ diuji kebenarannya,
untuk mengujinya, sejarawan harus mendapatkan bukti-bukti yang kuat. Fakta kedua adalah
fakta keras, yaitu fakta yang sudah teruji kebenarannya dan tidak perlu lagi mencari bukti yang
kuat, contoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diucapkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus
1945, dua tokoh proklamator Indonesia ialah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta.

8
Sedangkan bentuk fakta dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, Pertama: Fakta mental
adalah fakta yang bertalian dengan perilaku atau tindakan moral manusia yang menentukan baik
buruknya kehidupan manusia. Peristiwa yang terjadi pada lampau dapat mempengaruhi mental
kehidupan pada masa kini dan masa depan. Fakta mental erat kaitannya dengan peristiwa yang
terjadi dengan batin manusia. Kedua: Fakta Sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial,
yaitu suatu kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial yang terjadi pada masa
lampau. Fakta sosial ini sebagai bukti sosial dilingkungan masyarakat mampu memunculkan
suatu peristiwa atau kejadian. Disimpulkan bahwa fakta sosial adalah suatu bukti sejarah yang
menunjukan keadaan sosial tokoh sejarah, seperti suasana zaman, lingkungan dan masyarakat.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah bahwa Konsep Peristiwa dalam Sejarah adalah berbagai kejadian
yang benar-benar terjadi di masa lalu yang saling berkesinambungan atau berkelanjutan dengan
kejadian yang lain dan disertai dengan bukti-bukti yang objektif. Selain itu, Ilmu sejarah pasti
akan selalu berkaitan dengan waktu, dalam sejarah waktu berguna untuk memperjelas dan
mempertegas mengenai suatu peristiwa, perubahan, dan perkembangan. Dilanjutkan dengan,
Historical Mindedness (rasa hayat historis), adalah kemampuan menghayati masa lalu
berdasarkan konteks zaman dan pelaku sejarah yang dipelajari. Terakhir mengenai Fakta Sejarah
adalah kumpulan dari bukti-bukti yang ada yang telah teruji kebenarannya atau keterangan, baik
lisan, tulisan, ataupun berupa benda-benda peninggalan sejarah yang diperoleh dari sumber-
sumber sejarah yang telah teruji kebenarannya.

B. SARAN

Penulis menyadari makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Besar harapan semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru suatu saat terhadap makalah dengan tema yang
sama. Dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Sekian makalah ini, terima kasih karena semuanya telah berkenan membaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang membacanya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. 2018. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah: Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Ismaun. 2021. Pengertian dan Konsep Sejarah. http://repository.ut.ac.id/4100/1/PSOS4204-

M1.pdf. html. Diakses pada Rabu, 25 Agustus 2021, Pukul 11:50 WIB.

Zed, Mestika. 2018. Tentang Konsep Berpikir Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah & Kepala
Pusat Kajian Sosial – Budaya & Ekonomi. Lensa Budaya, Vol 13, No. 1, 2018. E-ISSN :
262-7273 ISSN : 0126-351X.

Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum .

Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Madjid, M. Dien & Johan Wahyudhi. 2014. Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Jakarta: Prenada

Media Grup.

Hariyono. 2021. Modul 1. Pengertian dan Konsep Sejarah. https://www.pustaka.ut.ac.id.


Diakses Rabu, 25 Agustus 2021 Pukul 09:00 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai