Anda di halaman 1dari 19

PAPER

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA KONDISI BENCANA


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada
Remaja, Pranikah, dan Prakonsepsi di Program Studi Profesi Bidan

Dosen Pembimbing : Laila Puteri Suptiani, SST., M.Keb

Disusun Oleh :
Siti Sarah Nurfanisa Rushmana (P20624520039)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN
TASIKMALAYA

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-
anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan
kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja, mereka mengalami penuh
gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga menyimpang dari aturan dan norma-norma
sosial yang berlaku dikalangan masyrakat. Dalam proses perkembangan kematangan
psikologis dan biologis, remaja kerap menghadapi ketegangan, kebingungan, dan
kekhawatiran. Remaja menjadi gemar coba-coba dalam emosi labil sehingga mudah
terpengaruh.
Masa remaja boleh dibilang masa peralihan, peralihan tidak berarti terputus
dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih – lebih
sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang
telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang akan terjadi
sekarang dan akan datang. Bila anak – anak beralih dari masa kanak – kanak ke masa
remaja, anak – anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak –
kanakkan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan
perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga
negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa adalah terdapatnya nilai-nilai moral
tertentu, yang keberadaannya dipengaruhi oleh budaya masyarakat, lingkungan dan
bangsanya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan psikologi masa remaja?
2. Apa hukum perkembangan psikologi masa remaja?
3. Apa saja aspek-aspek perkembangan psikologi masa remaja?
4. Bagaimana tanda perkembangan psikologi masa remaja?
5. Apa saja factor yang mempengaruhi psikologi perkembangan mas aremaja?
6. Bagaimana evidence based psikologi perkembangan pada masa remaja?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu perkembangan psikologi masa remaja.
2. Untuk mengetahui apa hukum perkembangan psikologi masa remaja.
3. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek perkembangan psikologi masa remaja.
4. Untuk mengetahui bagaimana tanda perkembangan psikologi masa remaja.
5. Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi psikologi perkembangan
mas aremaja.
6. Untuk mengetahui bagaimana evidence based psikologi perkembangan pada masa
remaja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Pemikiran
Remaja menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10-
18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk Indonesia dengan jumlah yang cukup
besar (hampir 20% dari jumlah penduduk). Remaja merupakan calon pemimpin dan
pengerak pembangunan di masa depan. Menurut menteri kesehatan masa didalam masa
remaja terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau pertumbuhan cepat, juga pubertas.
Pada fase tersebut, terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-kognitif,
psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang reproduksi yang mengatur fungsi
seksualitas.Menkes mengatakan bahwa masa remaja seringkali dianggap sebagai periode
hidup yang paling sehat. Padahal, pertumbuhan fisik pada remaja tidak selalu disertai
dengan kematangan kemampuan berpikir dan emosional. Selain itu, di masa remaja juga
terjadi proses pengenalan jati diri.
Menurut WHO remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
menteri RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-8 tahun
dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di
Indonesia menurut Sensus Penduduk tahun 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari
jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau
18% dari jum;ah penduduk dunia (WHO 2014).
Remaja merupakan proses seseorang mengalami perkembangan semua aspek dari
masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa
sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas merupakan masa dimana remaja
mengalami kematangan seksual dan organ reproduksi yang sudah mulai berfungsi. Masa
pematangan fisik pada remaja wanita ditandai dengan mulainya haid, sedangkan pada
remaja laki-laki ditandai dengan mengalami mimpi basah (Sarwono, 2011).
Remaja memiliki artian yang sangat luas dari segi fisik, psikologi, dan sosial.
Secara psikologis remaja adalah usia seseorang yang memasuki proses menuju usia
dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana remaja tidak merasa bahwa dirinya tidak
seperti anak-anak lagi dan merasa bahwa dirinya sudah sejajar dengan orang lain di
sekitarnya walaupun orang tersebut lebih tua (Hurlock, 2011).
The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry tahun 2008
membuat pengelompokan remaja menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Remaja awal, dengan rentang usia antara 11-13 tahun
2. Remaja pertengahan, dengan rentang usia antara 14-18 tahun
3. Remaja akhir, dengan rentang usia antara 19-24 tahun
Setiap tahapan usia di atas memiliki karakteristik masing-masing, mulai dari
perkembangan fisik, kogitif dan sosial-emosional.

3
2.2. Pembahasan
1. Pengertian Perkembangan Psikologi Masa Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence
seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Psikologi remaja adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara khusus
mempelajari kehidupan remaja. Disini remaja atau generasi muda adalah generasi
penerus bangsa yang kelak menjadi penerus kehidupan untuk mewujudkan kedamaian
dan ketenteraman umat manusia dimuka bumi ini. Jika generasinya rusak maka secara
otomatis bangsanya pun akan ikut rusak, sehingga demi mewujudkan cita-cita kehidupan
berbangsa dan bernegara, haruslah mampu mencetak generasi yang berkualitas sesuai
harapan bangsa dan Negara. Tetapi pada kenyataanya banyak generasi muda atau remaja
juga menjadi gudang permasalahan. Perkembangan sosial dan kepribadian remaja akan
berimplikasi pada cara ia merespon pengetahuan atau pengalamannya. Dalam
pendidikan, perkembangan sosial pada remaja akan mendorong ia untuk senantiasa
mentaati peraturan sekolah, menjalin interaksi yang baik dengan teman sekolah,
menghargai pendidik atau temannya yang sedang menjelaskan pelajaran.
Menurut teori Piaget, mengemukakan bahwa masa remaja adalah: Secara
psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu bernitegrasi dengan masyarakat
dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang – orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang–kurangnya dalam memecahkan
masalah. “Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa
apabila telah mencapai usia delapan belas tahun, bukan dua puluh satu tahun seperti
sebelumnya”. Perpangjangan masa remaja, setelah individu matang secara seksual dan
sebelum diberi hak serta tanggungjawab orang dewasa mengakibatkan kesenjangan
antara apa yang secara populer dianggap budaya remaja dan budaya dewasa. Budaya
kawula mudah menekankan kesegaran dan kelengahan terhadap tanggungjawab dewasa.
Budaya ini memiliki hirarki sosialnya sendiri, keyakinannya sendiri, gaya penampilannya
sendiri, nilai – nilai dan norma perilakunya sendiri.
2. Hukum-hukum Perkembangan Psikologi Masa Remaja
1. Hukum Konvergensi
Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan
Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan
dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor
perkembangan dan lingkungan.
Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari pembawaannya dan
lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga
memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran
sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas.
Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan
peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter
individu.
4
Contohnya yaitu seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan
sama besarnya atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena
semua bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa
yang hasil dari bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat
dalam berhitung tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Setiap anak mengalami tempo perkembangan secara berbeda-beda. Tempo
perkembangan anak dikategorikan menjadi cepat, lambat, dan sedang. Dari setiap
kategori tempo perkembangan pasti terdapat faktor-faktor tertentu misalnya dari
lingkungan, fisik, dan psikologi.
Tetapi tempo perkembangan tidak dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan
kesuksesan atau keberhasilan setiap anak. Hal itu dikarenakan setiap anak adalah individu
yang memiliki karakteristik tersendiri.
Contohnya yaitu seorang siswa dalam proses pembelajaran ada yang memahami
materi dengan mudah dan bahkan ada yang kesulitan. Sebagai seorang guru tidak boleh
langsung mengaggap anak yang lama dalam memahami materi sebagai anak bodoh dan
yang cepat memahami sebagai anak pandai.
3. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini tertuju pada perkembangan seorang anak yang mengelami
perkembangan dari ulangan kehidupan sebelumnya misalnya kehidupan sejarah suatu
bangsanya, namun proses ini sangatlah lambat yaitu memerlukan waktu yang berabad-
abad. Seorang manusia akan mengalami tingkatan masa sebagai berikut :
- Masa berburu (meramu) sampai umur kurang lebih 8 tahun, rupa kegiatannya
antara lain : menangkap binatang, bermain panah, main pistol-pistolan dan lain-lain.
- Masa menggembala kurang lebih 8-10 tahun, seorang anak senang memelihara
binatang, ikan,kambing dan lain-lain.
- Masa bertani kurang lebih 10-12 tahun, suka berkebun, memelihara dan menanam
tanaman, bunga dan lain-lain.
- Masa berdagang kurang lebih 12-14 tahun, gemar bermain pasar-pasaran, tukar-
menukar perangko, tuka rgambar dan lain-lain.
- Masa industri 14 tahun keatas, anak mulai mencoba berkarya sendiri, membuat
mainan, dan lain-lain.
Rober mengemukakan sebuah doktrin yang isinya tentang bahwa proses
perkembangan individu adalah sebuah mikrokosmik( dunia kehidupan kecil) yang
mencerminkan evolusi kehidupan jenis mahluk hidup dari tingkatan paling sederhana
ketingkat paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek
psikisdan aspek fisik.
Contohnya pada masa berburu seorang anak masih menyukai dunia bermain
terlebih dengan benda-benda mati dan masih belum memiliki rasa kasih sayang pada
mahluk hidup. Naik satu tingkat pada masa mengembala, mulai timbul rasa kasih sayang
dan kasihan, pada mahluk hidup seperti hewan, karena hewan dapat bergerak dan anak
tertarik dengan hal tersebut. Naik satu tingkat lagi, masa bertani. Pada masa ini anak
mulai menyukai tanaman dan merawatnya, meskipun tidak dapat bergerak seperti hewan.

5
Pada masa berdagang anak mulai melakukan kegiatan yang diamatinya dalam kehidupan
sehari-hari dan mulai bersosialisasi. Padamasa industry kegiatan yang dilakukan lebih
mengutamakan keuntungan untuk diri sendiri.
4. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Setiap manusia didunia ini pasti mempunyai hasrat atau dorongan untuk
mempertahankan diri. Dari sikap mempertahankan diri tersebut akan berlanjut menjadi
sikap untuk mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri terwujud dari diri
sendiri. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan diri ini berbentuk hasrat mengenal
lingkungan dan mengembangkan kemampuan diri. Padaremaja timbul rasa persaingan
dan perasaan belum puas terhadap apa yang telah tercapai.
Contohnya mempertahankan diri pada siswa biasanya adalah setelah mengetahui
hasil pembelajaranya dalam rapot hasilnya memuaskan maka siswa tidak akan merasa
puas begitu saja. Dia akan berpikir untuk mempertahankan dirinya agar tidak tersaingi
oleh temannya dengan cara belajar dengan tekun.
5. Hukum Irama (Ritme) Perkembangan
Perkembangan ini berlangsung secara silih berganti, kadang teratur dan kadang
pula kacau, semua ini tergantung dengan irama masing-masing individu. Perkembangan
jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urut-
urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-gelombang besar dan kecil yang
silih berganti.Tiap-tiap individu mengikuti pola perkembangan yang umum.
Meskipun individu memiliki irama dan tempo yang berbeda, disertai bakat yang
berbeda, namun individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan umum. Jadi
perbedaan itu bisa disebabkan karena pembawaan dan lingkungan. Menurut pengamatan
para ahli psikologi, setiapanakbiasanyamengalamidua masa pancaroba atau krisis yang
lazim disebut trotz
3. Aspek-Aspek Perkembangan Psikologi Masa Remaja
1) Perkembangan dan pertumbuhan fisik pada masa remaja
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis. Pada
mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks
pubertas.Baik anak laki-laki ataupun perempuan mengalami pertumbuhan yang
cepat, yang di sebut “growuth spurt” (percepatan pertumbuhan), di mana terjadi
perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa perkembangan fisik berdasarkan pendapat
Elizabeth B.Hurock bahwa yang terjadi selama masa remaja tersebut:
a. Perubahan tubuh selama masa remaja
a) Perubahan eksternal
 Tinggi badan
Rata – rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang
antara usis 17 tahun dan 18 tahun dan rata – rata anak laki– laki
kira – kira setahun sesudahnya. Anak yang pada masa bayi
diberi imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia ke usia,
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi imunisasi, yang

6
karena itu lebih banyak menderita sakit sehingga cenderung
memperlambat pertumbuhan.
 Berat badan
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan
perubahan tinggi. Tetapi berat badan sekarang tersebar ke
bagian – bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit
lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
 Proporsi tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
tubuh yang baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang
sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pangjang.
 Organ seks
Baik organ seks pria maupun organ seks wanita, mencapai
ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya
belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
 Ciri – ciri seks sekunder
Ciri – ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat
perkembangan yang matang pada akhir masa remaja.
b) Perubahan Internal
 Sistem pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk
pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot – otot
diperut dan dinding – dinding usus menjadi lebih tebal dan
lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah
panjang.
 Sistem peredaran darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 tahun
atau 18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir. Panjang
dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai
tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
 Sistem pernafasan
Kapasitas paru – paru anak perempuan hampir matang pada
usia 17 tahun, anak laki – laki mencapai tingkat kematangan
beberapa tahun kemudian.
 Sistem endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber
menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh
sistem endokrin pada awal masa puber. Kelenjar – kelenjar
seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum
mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal
masa dewasa.
 Jaringan tubuh

7
Perkembangan kerangka berhenti rata – rata pada usia delapan
belas. Jaringan, selain tulang, terus berkembang sampai tulang
mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan
jaringan otot.
2) Perkembangan emosi pada masa remaja
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode badai dan
tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun – tahun awal masa puber
terus berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang terjadi terutama
bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Oleh karena itu,
perlu dicari keterangan lain yang menjelaskan ketegangan emosi yang sangat khas
pada usia ini.
Sikap, perasaan atau emosi seseorang telah ada dan berkembang semenjak
ia bergal dengan lingkungannya. Timbulnya sikap, perasaan atau emosi itu
(positif atau negatif) merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu
secara unik dengan benda-benda fisik lingkungannya, dengan orang tua dan
saudara-saudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas. Sebagai suatu produk dari
lingkungan (lingkungan internal dan eksternal) yang juga berkembang, maka
sudah tentu sikap, perasaan/emosi itu juga berkembang.
Bentuk-bentuk emosi yang sering nampak dalam masa remaja awal antara
lain adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri-hati, sedih, gembira, kasih
sayang dan ingin tahu. Dalam hal emosi yang negatif, umumnya remaja belum
dapat mengontrolnya dengan baik. Sebagai remaja dalam bertingkah laku sangat
dikuasai oleh emosinya.
Elizabeth B. Hurlock berpendapat bahwa:
Pemuda remaja dapat menghilangkan “unek-unek” atau kekuatan
kekuatan yang ditimbulkan oleh emosi yang ada dengan cara mengungkapkan
hal-hal yang menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang yang
dipercayainya. Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi terpendam tersebut
disebut juga “emotional catharsis”.
Cara-cara yang dapat ditempuh dalam usaha menemukan dan
membongkar kekuatan emosi yang terpendam itu dapat dilakukan dengan cara
bermain, bekerja, dan lebih baik lagi adalah dengan mengatakannya kepada
seorang yang dapat menunjukkan gambaran masalah-masalah yang dihadapi
remaja yang bersangkutan. Peranan pendidik, guru terutama konselor sangat
penting dalam hal ini, sebab mereka dapat melakukannya dengan penerimaan dan
pemahaman dalam membantu kegiatan “emotional catharsis” tersebut.
3) Perkembangan intelegensi dan kognitif pada masa remaja
Remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya.
Disamping itu, masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran saraf prontal
lobe. Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi.
Perkembangan prontal lobe tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan

8
kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang
memberinya suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran sosial yang baru.
Kemudian, dalam kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan
remaja mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan.
a. Perkembangan kognitif menurut teori Piaget
Ditinjau dari prespektif teori kognitif Piaget: \
Maka pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran
operasional formal yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang
dimulai pada usia kira – kira antara 11 – 12 tahun dan terus berlanjut
sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
Disamping itu, remaja pada masa ini juga mampu berpikir secara
sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan secara sistematik
untuk memecahkan suatu permasalah.
b. Perkembangan pengambilan keputusan
c. Remaja adalah masa dimana terjadi peningkatan pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, mulai mengambil keputusan – keputusan
tentang masa depan,memilih teman,dll. Dalam hal pengambilan
keputusan ini, remaja lebih tua ternyata lebih kompeten disbanding
anak – anak. Apabila dibandingkan dengan remaja yang lebih
tua,remaja yang lebih muda mempunyai kemampuan yang kurang
dalam ketrampilan pengambilan keputusan. Tidak jarang remaja
terpaksa mengambil keputusan – keputusan salah oleh orientasi
masyarakat.
d. Perkembangan kognisi social
Menurut Dacey dan Kenny, yang dimaksud dengan kognisi
sosial adalah:
Kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu – isu dalam
hubungan interpersonal yang berkembang dalam usia dan sejalan
dengan pengalaman serta berguna untuk memahami orang lain dan
menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.
Menurut sejumlah ahli psikologi perkembangan, ketrampilan
ketrampilan kognitif yang muncul pada masa remaja ini mempunyai
pengaruh besar terhadap perubahan kognisi sosial mereka. Salah satu
bagian penting dari perubahan perkembangan aspek kognisi social
remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh Psikolog David Elkind
dengan “egosentrisme, yaitu kecenderungan remaja untuk menerima
dunia. Mereka menganggap semua mata terpaku pada penampilannya.
4) Perkembangan sosial remaja
Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan
pemasakan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam
perkembangan sosial remaja. Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan
yang lebih erat antara anak – anak yang sebaya. Sering juga timbul kelompok-
kelompok anak, perkumpulan – perkumpulan untuk bermain bersama atau

9
membuat rencana bersama, misalnya untuk kemah, atau saling tukar pengalaman,
merencanakan aktivitas bersama misalnya aktivitas terhadap suatu kelompok lain.
Aktivitas tersebut juga dapat bersifat agresif, kadang – kadang kriminal seperti
mencuri, penganiayaan, dll, dalam hal ini dapat dilakukan kelompok anak nakal.
Oleh karena itu, timbul masalah – masalah seperti:
a. Dorongan untuk dapat berdiri sendiri dan krisis originalitas
Dalam perkembangan sosial remaja, dapat dilihat adanya dua macam
gerak: satu yaitu memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju
ke arah teman – teman sebaya. Dua macamarah gerak ini tidak merupakan dua
hal yang berturutan meskipun yang satu dapat terkait pada yang lain.Hal itu
menyebabkan bahwa gerak pertama tanpa adanya gerka yang kedua dapat
menyebabkan rasa kesepian. Anak – anak perempuan dan laki – laki betul –
betul ada dalam situasi yang sama dalam status interim yang sama. Mereka
sama – sama berusaha untuk mencapai kebebasan, mereka punya
kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tadi sesuai dengan
usia dan jenis seksnya. Adanya kesempatan yang berbeda antara laki – laki
dan perempuan dalam masyarakat, bahwa perempuan juga ingin menduduki
fungsi yang penting dalam masyarakat. Dorongan seperti ini yang
memungkinkan adanya ingin berdiri sendiri.
b. Konformitas kelompok remaja
Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat berkembanglah suatu iklim
kelompok dan norma – norma kelompok tertentu.
Ewert menyebutnya sebagai pemberian norma tingkah laku oleh
pemimpin dalam kelompok itu. Juga meskipun norma – norma tersebut tidak
merupakan norma – norma yang buruk,namun terdapat bahaya bagi
pembentukan identitas remaja.
Dia akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok
daripada mengembangkan pola norma diri sendiri. Moral kelompok tadi dapat
berbeda sekali dengan moral yang dibawa remaja dari keluarga yang sudah
lebih dihayatinya karena sudah sejak kecil diajarkan oleh orang tua.
Di dalam sekolah, kelompok remaja sering juga dapat menimbulkan
kesukaran bila para pemimpin nonformal dalam kelasa bertentangan dengan
pemimpin formal atau gurunya. Bila pelajaran yang diberikan dipandang tidak
ada artinya maka situasi konflik sosial tersebut dengan mudah dapat terjadi.
Di sini juga ketua kelas dapat memegang peranan yang tidak mudah. Ia secara
setengah formal dan setengah tidak formal diserahi tugas untuk mengatur
kepentingan kelasnya. Ketua kelas dapat terjepit antar guru dan pimpinan
kelompok.
c. Remaja dalam waktu luang
Krisis originalitas remaja nampak paling jelas pada waktu luang yang
sering disebut sebagai waktu pribadi orang (remaja) itu sendiri. Pengisian
waktu luang dengan baik dengan cara yang sesuai dengan umur remaja,masih
merupakan masalah bagi kebanyakan remaja. Kebosenan, segan untuk

10
melakukan apa saja merupakan fenomena yang sring kita jumpai. Hal ini
sering dinilai negatif sebagai tanda desintegrasi dalam diri remaja. Sebetulnya
dapat pula dipandang positif. Yaitu bila hal tadi dipandang sebagai suatu tanda
tidak puas terhadap tuntutan luar untuk melibatkan diri dengan aktivitas
-aktivitas yang dianggapnya tidak ada artinya. Hal ini merupakan sikap
penolakan terhadap tuntutan dunia luar untuk datang pada pendapat sendiri
dan pada pilihan sendiri mengenai kesibukan – kesibukan yang baginya lebih
berarti.
Menurut teori Wersfeld, bahwa:
Banyak remaja menyukai olahraga.Disitu remaja dapat menunjukkan
originalitasnya karena ia dalam tingkatan yang hampir profesional itu masih
dapat bertindak secara main – main juga.Dengan begitu dalam berlatih
olahraga ia dapat bermain tidak sebagai anak – anak lagi,namun juga belum
sepenuhnya sebagai orang dewasa.Remaja dapat melepaskan kelbihan
energinya dalam berolahraga,dan dalam menemukan identitasnya,dapat
membandingkan kemampuan dengan teman – teman dalam mencari identitas
dan dominansi yang dengan sifat atraktif dan inteligensi.Sebagai fungsi
sampingan,maka dalam olahraga remaja juga dapat bergaul dengan teman –
teman sebaya untuk menghayati masa mudanya.
d. Hubungan dengan orang tua
Perubahan fisik, kognitif dan sosial yang terjadi dalam perkembangan
remaja mempunyai pengaruh yang besar terhadap relasi orang tua remaja.
Orang tua tidak dipandang sebagai otoritas yang serba tahu secara optimal
mengembangkan pandangan – pandangan yang lebih matang dan realistis dari
orang tua mereka. Dengan demikian, keterkaitan dengan orang tua selama
masa remaja dapat berfungsi adaptif yang menyediakan landasan yang kokoh
dimana remaja dapat menjelajahi menguasai lingkungan –lingkungan baru dan
dunia sosial yang luas.
e. Seksualitas
Salah satu kehidupan yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan
minat dan motivasi terhadap seksualitas. Dorongan seksualitas remaja itu
sangat tinggi dari dorongan seksualitas orang dewasa. Untuk melepaskan diri
dari dorongan seksualitas tersebut, remaja berusaha mengekspresikan
dorongan seksualnya dengan berbagai bentuk tingkah laku seksual, mulai dari
melaksanakan aktivitas berpacaran, berkencan, dll. Meskipun seksualitas
merupakan bagian normal dari perkembangan tapi perilaku seksual tersebut
disertai resiko – resiko yang tidak hanya ditanggung oleh remaja tapi juga
orang tua.
f. Perkembangan proaktivitas
Makna pertama yang terkandung dalam proaktivitas adalah kebebasan
memilih. Menurut Convey, dalam kebebasan memilih terkandung unsur-unsur
sebagai berikut:
a) Self awareness (kesadaran diri)

11
b) Imagination (imajinasi)
c) Conscience (kata hati)
d) Independent will (kehendak bebas).
4. Tanda Perkembangan Psikologi Masa Remaja
Perkembangan psikologi remaja 10 – 13 tahun
Apabila dilihat dari fase perkembangan remaja, usia 10 hingga 13 tahun
merupakan fase early karena ia baru memasuki tahapan masa puber.
Maka dari itu, orangtua juga perlu mempersiapkan diri karena ia akan mengalami
perubahan suasana hati serta perilaku yang berbeda dari biasanya.
Beberapa perkembangan psikologi pada remaja di usia 10 hingga 13 tahun di
antaranya adalah:
 Masih memperlihatkan kedekatan serta ketergantungan dengan orangtua.
 Membuat kelompok bersama teman-teman terdekat.
 Mulai mencari identitas diri dan memperlihatkan kemandirian.
Perkembangan psikologi remaja 14 – 17 tahun
Apabila dibandingkan dengan perkembangan anak usia 10 tahun, Anda bisa
melihat ada perbedaan di perkembangan remaja fase middle ini.
Secara umum, bisa dikatakan bahwa perkembangan psikologi remaja terlihat
karena mereka mulai membangun identitas diri.
Tidak hanya itu saja, di rentang usia ini remaja juga mulai memperlihatkan
kemandirian agar tidak terus bergantung pada orangtua.
Berikut beberapa perkembangan psikologi atau emosi remaja di usia 14 hingga 17
tahun.
 Memperlihatkan kemandirian pada orangtua.
 Menghabiskan waktu yang lebih sedikit dengan orangtua.
 Mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis.
 Mempunyai kepedulian serta perhatian pada keluarga, teman, dan lawan jenis.
 Perubahan susasana hati yang tidak menentu.
Perkembangan psikologi remaja usia 18 tahun
Pada usia ini, perkembangan remaja sudah mencapai fase terakhir, yaitu late.
Biasanya, sifat impulsif yang mereka punya menjadi lebih terkendali dibandingkan
dengan usia sebelumnya.
Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa perkembangan psikologi atau emosi remaja
di usia ini sudah lebih memikirkan risiko yang akan terjadi nantinya.
Berikut beberapa perkembangan psikologi remaja usia 18 tahun, di antaranya:
 Semakin membuka diri untuk memperluas pertemanan.
 Sudah memikirkan masa depan dan tujuan hidup.
 Mandiri dan membuat keputusan untuk diri sendiri.
 Mulai tertarik dan serius dalam hubungan lawan jenis.
5. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Psikologi Perkembangan Masa Remaja
1. Faktor Perkembangan Internal

12
Yang dimaksud dengan faktor perkembangan internal adalah segala sesuatu yang
ada dalam diri seseorang yang keberadaannya mempengaruhi dinamika
perkembangan. Termasuk ke dalam faktor perkembangan internal tersebut adalah
faktor perkembangan jasmaniah, faktor perkembangan perkembangan psikologis, dan
faktor perkembangan kematangan fisik dan psikis.
2. Faktor Perkembangan Eskternal
Faktor perkembangan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
seseorang yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan.
Yang termasuk faktor perkembangan eksternal antara lain : faktor perkembangan
sosial, faktor perkembangan budaya, faktor perkembangan lingkungan fisik, dan
faktor perkembangan lingkungan non fisik. (Baca juga mengenai hubungan psiklogi
konseling dengan sosiologi dan antropologi
3. Faktor Perkembangan Pembawaan
Pada waktu seseorang lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada
pada dirinya. Secara umum kemungkinan kemungkinan potensi yang ada pada
seseorang yang baru lahir adalah :
• Kecerdasan
• Bakat-bakat khusus
• Jenis kelamin
• Jenis ras
• Sifat-sifat fisik
• Sifat-sifat kepribadian
• Dorongan-dorongan (Baca juga mengenai hubungan psikologi klinis dengan
ilmu lain
4. Masa Kandungan dan Bayi
Pada waktu dilahirkan seseorang telah merupakan satu kesatuan psycho-physis
sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan ibu.
Selama perkembangannya seseorang-seseorang itu tidak statis, melainkan dinamis,
dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat
khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.
Masa seseorang dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan.
Masa seseorang awal dimulai ketika seseorang berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada
masa seseorang awal perkembangan fisik seseorang akan terlihat lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada seseorang usia ini faktor
perkembangan pembawaan seseorang akan mulai terlihat dan orang tua atau orang
yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan
kemampuan seseorang.
5. Lingkungan Sekitar
Kehidupan manusia khususnya seseorang dibutuhkan banyak berinteraksi dengan
seseorang lainnya. Lingkungan fisik (phiysical envirenment) banyak mempengaruhi
perkembangan seseorang. Faktor perkembangan lingkungan seperti halnya alam
sekitar disebut sebagai faktor perkembangan exogen. Pada seseorang usia ini
seseorang seseorang sudah siap memasuki dunianya yakni masuk dunia komunikasi.

13
Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya
mempercepat pertumbuhan intelektual seseorang. Pada masa seseorang usia seperti
ini telah mendapat besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas
belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan
memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.
6. Orang Tua, Budaya, Agama
Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta
menanggapi kemauan seseorang. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan
orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang seseorang, selain
itu ada pula faktor perkembangan lingkungan yang secara tidak langsung
mempengaruhi perkembangan seseorang, seperti halnya dengan kebudayan.
6. Evidence Based Psikologi Perkembangan pada Masa Remaja
Evidance Based Terkait Pada Masa Remaja
1. Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara utuh,
yang tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan progam
kesehatan reproduksi remaja adalah membantu remaja agar memahami dan
menyadari ilmu tersebut sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja
bertanggung jawab kaitannya dengan masalah reproduksi. Upaya yang dapat
dilakukan dapat melalui advokasi, promosi, KIE, konseling dan pelayananan kepada
remaja yang memiliki permasalahan khusus serta pemberian dukungan pada kegiatan
remaja yang bersifat positif.
Istilah reproduksi berasal dari kata re- yang artinya kembali dan kata produksi
yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi, reproduksi berarti suatu proses
kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia. Kesehatan reprosuksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata – mata berarti bebas penyakit atau bebas
kecatatan, tetapi juga sehat secara mental serta sosial budaya.
Tujuan umum kesehatan reproduksi remaja adalah mewujudkan keluarga
berkualitas melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, perilaku remaja dan
orang tua agar peduli, bertanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga, serta
pemberian pelayanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus.
Tujuan Umum Program kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut :
1. Menurunkan AKI dan AKB
2. Mencegah KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan)
3. Mencegah komplikasi selama kehamilan
4. Mencegah kematuan bayi dalam kandungan, prematuritas, BBLR
5. Mencegah kelainan bawaan pada bayi
6. Mencegah infeksi neonatal
7. Mencegah stunting dan KEK

14
8. Mencegah penularan HIV dan IMS dari ibu ke anak
9. Menurunkan risiko kejadian kanker pada anak
10. Menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan gangguan kardiovaskuler dikemudian
hari
Tujuan khusus program kesehatan repoduksi remaja adalah sebagai berikut :
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini
ialah peningkatan cakupan penyebaran informasi KRR melalui media masa.
2. Seluruh remaja di sekolah mendapatkan informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini
ialah peningkatan cakupan penyebaran informasi KRR di sekolah umum, SLTP, SMU,
Pesantren dll.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat
informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja dan orang
tua yang memperoleh informasi KRR melalui kelompok remaja dan orang tua, seperti
karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK, pramuka , pengajian, dan
arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan tempat kerja mendapatkan informasi tentang KRR.
Sasaran tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja yang memperoleh informasi dan
layanan KRR melalui perusahan di tempat mereka bekerja.
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasaran tujuan ini ialah peningkatan jumlah dan pemanfaatana pusat konseling dan
pelayanan khusus bagi remaja.
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya
ialah peningkatan komitmen bagi politisi. Toga, toma, serta LSM dalam pelaksanaan
KRR.
Menururt Indonesian Pediatric Society Program kesehatan reproduksi remaja
mulai menjadi perhatian pada beberapa tahun terakhir ini karena beberapa alasan:
Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan y reproduksi remaja
muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi
pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS yang tertinggi di remaja,
khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-29.3. Walaupun angka kelahiran
pada perempuan berusia di bawah 20 tahun menurun, jumlah kelahiran pada remaja
meningkat karena pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang
dibutuhkan. Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada
pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal serupa
terjadi pada populasi remaja. Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi
dasar perilaku yang sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi
pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya. Kelompok
populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah
25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.
Menanggapi hal itu, maka Konferensi Internasinal Kependudukan dan
Pembangunan di Kairo tahun 1994 menyarankan bahwa respon masyarakat terhadap
kebutuhan kesehatan reproduksi remaja haruslah berdasarkan informasi yang membantu

15
mereka menjadi dewasa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang bertanggung
jawab.
2. Keadaan yang Berpengaruh Buruk Terhadap Kesehatan Remaja
a. Masala Gizi, Meliputi
1) Anemia
Anemia sagat berpengaruh tehadap kesehatan reproduksi terutama pada wanita. Kondisi
ini akan sangat berbahaya ketika hamil dan melahirkan. Hal tersebut dapat menyebabkan
BBLR (berat bayi kurang dari 2.500 gram). Disamping itu anemia juga dapat
mengakibatkan kematian ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.
2) Kekurangan zat gizi lainnya, seperti kekurangan vitamin, mineral, atau protein, dan
sebagainya yang mengakibatkan berbagai jenis penyakit dan berujung pada gangguan
kesehatan reproduksi.
3) Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, mengakibatkan panggul sempit dan
berisiko melahirkan BBLR.
4) Penyakit lain, akibat infeksi atau yang berkaitan dengan keturunanan, sangat mungkin
berpengaruh pada kesehatan reproduksi.
a. Masalah Pendidikan, meliputi
1. Buta huruf
Buta huruf mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses terhadap informasi yang
dibutuhkan dan mungkin kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kesehatan dirinya.
2. Pendidikan rendah dapat mengakibatkan remaja kurang mampu memenuhi kebutuhan
fisik dasar ketika berkeluarga dan hal ini akan berpengaruh buruk terhadap derajat
kesehatan diri dan keluarganya.
b. Masalah lingkungan dan pekerjaan antara lain :
1. Lingkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesejahteraan remaja yang
bekerja akan mengganggu kesehatan remaja.
2. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan
fisik mental dan emosi remaja.
c. Masalah seks dan seksualitas antara lain :
1. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas misalnya
mitos yang tidak benar
2. Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas
3. penyalahgunaan ketergantungan NAPZA yang mengarah ke penularan HIV atau AIDS
melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas masalah ini semakin
mengkhawatirkan dewasa ini
4. penyalahgunaan seksual
5. kehamilan remaja
6. kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan
d. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Ketidakmatangan secara fisik dan mental
2. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar

16
3. Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri remaja
4. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
Berbagai keadaan tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi dengan cara memberi
pengetahuan dasar mengenai kesehatan reproduksi pada remaja
2.3.3 Pelayanan Remaja yang Direkomendasikan
a. Konseling , informasi dan pelayanan Keluarga Berencana (KB)
b. Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman,
pelayanan bayi baru lahir/neonatal)
c. Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual (PMS),
termasuk pencegahan kemandulan
d. Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
e. Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesehatan reproduksi
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang berhubungan. Dengan informasi
yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab
mengenai proses reproduksi.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi remaja adalah bagian dari psikologi perkembangan yang secara
khusus mempelajari kehidupan remaja. Hukum-hukum perkembangan psikologi
masa remaja dantaranya ada hokum konvergensi, hokum tempo perkembangan,
hokum rekapitulasi, hokum bertahan dan mengembangkan diri, dan hokum irama
(ritme) perkembangan. Aspek-aspek perkembangan psikologi masa remaja
terdapat perkembangan dan pertumbuhan fisik pada masa remaja, perkembangan
emosi pada masa remaja, perkembangan intelegensi dan kognitif pada masa
remaja, dan perkembangan social remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA
Adlina. Atifa, 2021, Tahap Perkembangan Psikologi Remaja Usia 10-18 Tahun,
https://hellosehat.com/parenting/remaja/tumbuh-kembang-remaja/perkembangan-psikologi-
remaja/
Marwoko CA, Gatot. Psikologi Perkembangan Masa Remaja.
file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/3401-Article%20Text-8642-1-10-20190613-
2(1).pdf
Suharyanto, Arby. Hukum Perkembangan dalam Psikologi Pendidikan.
https://dosenpsikologi.com/hukum-perkembangan-dalam-psikologi-pendidikan
Prasetyaningrum, Juliani. Psikologi Perkembangan Anak.
https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:PEC8zEOFPnsJ:https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1714/6_Juli
ani%2520Pras-Psikologi%2520Perkembangan%2520Anak.pdf%3Fsequence
%3D1%26isAllowed%3Dy+&cd=18&hl=id&ct=clnk&gl=id
Ramadhanti, Deliani. 2019. Evidence Based Terkait Asuhan Remaja, Pranikah, dan
Prakonsepsi. https://id.scribd.com/document/450002607/MAKALAH-EVIDENCE-BASED-
REMAJA-PRANIKAH-PRAKONSEPSI-docx

19

Anda mungkin juga menyukai