Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ASYNCHRONUS AGENDA II

Tentang:

PENGIMPLEMENTASIAN NILAI-NILAI ANEKA


DALAM MENGATASI ISU YANG TERJADI DILINGKUNGAN
KERJA ASN

Disusun Oleh :
Kartika Ratna Budiati 12-03-21
Ed'ha Reftina 12-03-23
Endah permatasari 12-03-25
Herlina 12-03-27
Rezekoni 12-03-29

Pengampu Materi:

Hj. Syahrida Norhayah, S.Sos, M.Si

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGRI SIPIL


BPSDM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2021
ANGKATAN XII / KELOMPOK 3
A. ISU TERPILIH DARI SALAH TUPOKKSI ASN:
Rumah Sakit “Meng-covid-kan Pasien”

B. LATAR BELAKANG ISU


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru, ‘CO’
diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini
disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru
yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019
(Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di
Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh
dunia, mengakibatkan pandemi coronavirus 2019-2020. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019- 2020 sebagai Kesehatan Masyarakat
Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret
2020.Wabah penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir
200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya
pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara
di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah
lockdown dan social distancing (Supriatna, 2020).
Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai
dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah
menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru, awalnya, penyakit ini
dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO
mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID 19)
yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-
CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara
luas. Kasus terbaru pada tanggal 13 Agustus 2020, WHO mengumumkan COVID-19,
terdapat 20.162.474 juta kasus konfirmasi dan 737.417 ribu kasus meninggal dimana
angka kematian berjumlah 3,7 % di seluruh dunia, sementara di Indonesia sudah
ditetapkan 1.026.954 juta kasus dengan spesimen diperiksa, dengan kasus terkonfirmasi
132.138 (+2.098) dengan positif COVID-19 sedangkan kasus meninggal ialah 5.968
kasus yaitu 4,5% (PHEOC Kemenkes RI, 2020). COVID-19 disebabkan oleh SARS-
COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab
SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS,
namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang
dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS.
COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara
dibanding SARS (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2020)
Pandemi Covid-19 telah dinyatakan oleh banyak negara sebagai darurat kesehatan
terburuk dalam sejarah dunia modern. Pandemi juga memberikan dampak dan kerugian
besar bagi negara khususnya Indonesia. Selain merupakan ancaman dalam berbagai
sektor dalam negeri. Tidak hanya menimbulkan korban jiwa, pandemi juga melahirkan
efek turunan lain, seperti sosial ekonomi, pendidikan, pariwisata, trasportasi, politik
hingga pelayanan publik. Pandemi terbukti sudah berdampak besar dan memberikan
tekanan yang besar dalam masa penanganannya. Dampak tersebut berpengaruh signifikan
baik di bidang kesehatan maupun non-kesehatan.. Rumah sakit menjadi pusat rujukan
pertama dalam penanganan virus corona. Dengan tingginya angka penyebaran virus yang
begitu signifikan di Indonesia sehingga berbagai kendalapun timbul, dengan tingginya
kasus Covid 19 membuat banyak RS yang kewalahan dalam penangannya. Dari hal
tersebut menimbulkan berbagai opini dan stigma yang pengaruh luar biasa sehingga
membuat turunnya kepercayaan publik terhadap rumah sakit. Dunia kesehatan di
Indonesia juga dikagetkan dengan viralnya pemberitaan tentang pelayanan pasien Covid-
19 yang memberikan persepsi seolah-olah rumah sakit ”mengcovidkan pasien”. Berita ini
memberikan reaksi yang bermacam, terutama dari kalangan medis dan rumah sakit,.
Berbagai cara dan rencana dilakukan untuk menyelesaikannya termasuk dengan
dikeluarkannya pernyataan public, memperbaiki pelayanan kesehatan dan memberikan
edukasi dan informasi yang tepat agar sampai kepada masyarakat, terlebih Rumah Sakit
diharuskan siap dan siaga dalam kemungkinan terburuk dalam menghadapi gelombang
ke tiga pandemi Covid-19 diawal bulan September 2021 yang mulai terjadi peningkatan
kambali sehingga isu bisa ditangani dengan tepat dan cepat.
C. PEMECAHAN ISU
Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai
masalah. Sehingga Strategi bersikap yang harus pula ditunjukan dengan cara-cara
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan serta terintegras sehingga bisa diterapkan
oleh ASN pada umumnya yaitu dengan:
1. Publikasi & klarifikasi, lewat media massa dan atau media sosial terkait kebenaran
ISU pasien Covid-19
2. Pemberitahuan status kesehatan pasien kepada pasien pribadi maupun keluarga,
tentang status kesehatan pasien dengan di lampirkannya hasil pemeriksaan PCR agar
tidak terjadi kecurigaan/kesalahpahaman
3. Memberikan opsional lain kepada pasien agar melakukan pemeriksaan PCR di
laboraturium lain yang terkoneksi dengan APS Peduli Lindungi
4. Memberikan edukasi baik kepada pasien maupun keluarga pasien tentang Prosedur
dan alur pemeriksaan pasien hingga dinyatakan positif covid.
5. Selalu memberikan pelayanan yang optimal dengan bersikap hormat, sopan, tanpa
adanya tekanan dalam melayani pasien.
6. Selalu berfikir kritis dan berbicara sesuai data apabila ada pertanyaan masyarakat
terkait perkembangan isu covid di Rumah Sakit
7. Loyalitas tanpa batas dan menjaga hubungan baik dengan pasien tanpa membeda-
bedakan latar belakang pasien,
8. Menghormati nilai adat istiadat maupun nilai religius yg di anut setiap pasien
9. Berintegritas tinggi untuk menumbuhkan kepercayaan dengan menjaga privasi
pasien terkait penyakit, penanganan, maupun kondisi terkini pasien.
D. IMPLEMENTASI KEGIATAN ANEKA
Nilai-nilai dasar ANEKA yaitu akuntabilitas; nasionalisme; etika publik; komitmen
mutu dan anti korupsi merupakan nilai-nilai dasar yang harus diinternalisasikan dan
dilaksanakan dalam setiap pelaksanaan tugas keseharian ASN. Nilai-nilai dasar ANEKA
merupakan pondasi dasar dan acuan penting bagi seorang ASN dalam membentuk
karakter kerja. Cerminan Nilai-Nilai ANEKA yang dapat diimplementasikan oleh
seorang ASN dalam mengatasi ISU di lingkungan kerja dan diterapkan dalam berbagai
tindakan yaitu sebagai berikut :
1. Perawatan yg berkomitmen penuh )sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur)
(Komitmen Mutu)
2. Pencatatan dan pelaporan status pasien covid yg terkoneksi ke server level nasional
dalam hal ini pusdatin kemenkes (pusat data nasional kementrian kesehatan)(Anti
Korupsi)
3. Melayani dengan sopan tanpa membeda-bedakan status pasienbaik yang kaya
maupun miskin (Etika Publik)
4. Semangat Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa adanya tekanan dalam
melayani pasien (NASIONALISME)
5. Menjaga hak dan memberikan kewajiban pasien untuk berobat dengan menjaga
privasi pasien dan memberikan informasi tentang penyakit pasien sesuai arahan
dokter tanpa menutupi apapun. (Akuntabilitas)
6. Semangat jiwa gotong royong apabila ada rekan kerja atau pasien yang butuh
bantuan. (Nasionalisme)
7. Menghormati nilai adat istiadat maupun nilai religius yg di anut oleh pasien dalam
memberikan perawatan selama sakit. (Nasionalisme)
8. Menghormati nilai adat istiadat maupun nilai religious menurut agama &
kepercayaan pasien ketika pasien tersebut meninggal sampai kepemulasaranyaa
(nasionalisme)
9. Menjalankan tugas secara profesional dengan tidak terpengaruh oleh tindakan atau
hasutan buruk orang lain terkait penanganan covid yang dilaksanakananya (Etika
Publik)
10. Berprilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, dan tidak menyalahgunakan wewenang
untuk kepentingan pribadi (anti korupsi)
11. Transparansi yg di lakukan rumah sakit sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan
kemenkes (akuntabilitas)
12. Kerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan tertentu seperti kesembuhan pasien
(nasionalisme)
13. Berperilaku jujur dalam setiap perkataan kepada public dan selalu disiplin,tanggung
jawab, dan tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi,(anti
korupsi)
14. Tidak meminta biaya tambahan apapun kepada pasien dan tidak menerima segala
bentuk hadiah atau uang yang bisa menjadi bentuk gratifikasi dilingkungan kerja
(anti korupsi)

Anda mungkin juga menyukai