LAPORAN
LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Dasar Profesi
Dosen pembimbing: Endrian MJW, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
Fany Haifa Latifah
Kozier & Erb. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
Muliasari, Yunita, and Iin Indrawati. 2018. “Efektifitas Pemberian Terapi Pursed
Lips Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia.” 14(2).
Kalori adalah istilah umum dari satuan energi sistem metrik. Tubuh kita
memerlukan kalori dari makanan yang kita makan sebagai sumber energi untuk
melakukan aktifitas sehari-hari. Tanpa kalori yang cukup, kita pasti merasa lemas
seperti mobil tanpa bensin. Kandungan kalori di dalam suatu makanan bergantung
pada kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada makanan itu sendiri. Jumlah
kebutuhan kalori harian yang dibutuhkan seseorang disebut sebagai basal
metabolic rate (BMR).
Basal metabolic rate adalah kalori yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
aktivitas dasar sehari-hari, termasuk memompa jantung, mencerna makanan,
bernapas, hingga aktivitas metabolisme. Berikut ini cara menghitung BMR
menggunakan rumus Harris-Benedict :
Untuk laki-laki
BMR = 66 + (13,7 x berat badan dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) - (6,8 x
usia)
Untuk Perempuan
BMR = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1.8 x tinggi badan dalam cm) - (4.7
x usia)
Faktor lain yang akan berpengaruh, yaitu tingkat aktivitas. Setelah
menemukan BMR, langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat aktivitas harian
dan mengalikannya dengan hasil BMR, seperti berikut ini :
1. Tidak aktif (tidak berolahraga sama sekali dalam seminggu) : BMR x 1,2
2. Aktifitas ringan (berolahraga ringan 1-3 hari seminggu) : BMR x 1,375
3. Aktifitas sedang (berolahraga intensitas sedang 3-5 hari seminggu) : BMR x 1,55
4. Aktifitas berat (berolahraga intensitas berat 6-7 hari seminggu) : BMR x 1,725
5. Aktifitas sangat berat (berolahraga intensitas sangat berat 6-7 hari seminggu atau
bekerja di bidang yang membutuhkan stamina dan fisik yang kuat) : BMR x 1,9
Contoh soal :
1. Diketahui : Ny.A usia 25 tahun memiliki berat badan 60 kg, tinggi badan 160
cm, aktivitas fisik sedikit aktif (1,375) maka kebutuhan kalorinya adalah ?
BMR = 655 + (9,6 x 60 kg) + (1,8 x 160 cm) – (4,7 x 25 tahun)
= 655 + 576 + 288 + 117,5 = 1.401,5
Kebutuhan kalori hariannya = 1.401,5 x 1,375 = 1.927,0625 kalori per hari.
2. Diketahui : Tn.A usia 40 tahun memiliki berat badan 53 kg, tinggi badan 155
cm, aktifitas fisik sangat aktif karena suka bekerja sebagai petani (1,9) maka
kebutuhan kalorinya adalah ?
BMR = 66 + (13,7 x 53 kg) + (5 x 155 cm) - (6,8 x 40 tahun)
= 66 + 726,1 + 775 – 272 = 1.295,1
Kebutuhan kalori hariannya = 1.295,1 x 1,9 = 2.460,69 kalori per hari.
DAFTAR PUSTAKA
Cairan dan elektrolit merupakan komponen penting dari tubuh untuk menjamin
kehidupan normal dari semua proses yang berlangsung didalam tubuh (Elektrolit et
al., 2017). Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Komposisi cairan
dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar keseimbangan
fungsi organ vital dapat dipertahankan.Untuk mempertahankan keseimbangannya,
diperlukan masukan, pendistribusian, dan keluaran yang memadai, yang diatur
melalui mekanisme tersendiri namun berkaitan satu sama lain (Suwarsa, 2018).
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial
dan cairan transeluler. Cairan intraveskuler (plasma) adalah cairan di dalam system
vaskuler. Cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel. Sedangkan
cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospial, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Fungsi cairan :
PERHITUNGAN
1. Rata-rata intake cairan per hari:
Sesuai rumus Holliday dan Segard
a. Dewasa
10 KG Pertama = 1 Liter / 1000 ml Cairan
10 KG Kedua = 0,5 Liter / 500 ml Cairan
BB >> 10 Kg = 20 ml X Sisa BB
b. Anak- Anak
4 ml/KgBB/Jam : BB 10 Kg Pertama
2 ml/KgBB/Jam : BB 10 Kg Pertama
1 ml/KgBB/Jam : Sisa BB Selanjutnya
2. Rata-rata out put cairan per hari
a. Urine : 1400-1500 ml (0,5-1 cc/ kg BB/ jam)
b. IWL: Paru : 350-400 ml
c. Kulit : 350-400 ml
d. Keringat : 100 ml
e. Feces : 100-200 ml/ hari
3. Insesible Water Loss Normal
(Fauziah, 2016)
Contoh kasus:
Tn. R memiliki BB 55 Kg, maka IWL nya adalah?
Jawab:
IWL = 15 x 55 KgBB/24 jam
IWL = 825 cc/24 jam
Untuk mengetahui IWL perjam maka:
825 cc : 24 jam = 34,37 cc/jam
bisa dibulatkan menjadi 34 cc/jam
4. Insensible Water Loss dengan Kenaikan Suhu
Contoh kasus:
Tn. M usia 50 th, dengan BB 60 kg, dirawat dengan keluhan tidak sadarkan diri
setelah terjatuh di wc saat mandi.
Tekanan Darah = 180/110mmHg,
Nadi = 95x/menit,
Respirasi = 30x/menit, T 38,5 ̊c.
Terpasang ivfd Nacl 0,9% 1000cc/24 jam,
Makan dan minum = 700cc/24jam,
Obat-obatan = 300cc/24 jam.
Berapakah IWL normal pasien tersebut dalam 24 jam dan perjam?
Dan berapakah IWL kenaikan suhu Tn M?
Jawab:
IWL = 15cc x 60 kg BB/24jam = 900 cc/24 jam
IWL perjam = 900 cc/24 jam = 37 cc/jam
IWL Kenaikan Suhu
Hal yang perlu kita ingat adalah menghitung jumlah cairan masuk terlebih dahulu:
Terpasang ivfd Nacl 0,9% = 1000cc/24 jam,
Makan dan minum = 700cc/24jam,
Obat-obatan = 300cc/24 jam +
2000 cc/jam
Elektrolit, K., Darah, D., Tenaga, P., Yang, K., & Panas, T. (2017). VOL . 15 No .
1 APRIL 2017 ISSN 1693-3761. 15(1), 1–5.
Fauziah, I. A. (2016). Upaya Mempertahankan Balance Cairan Dengan. Kesehatan,
7–8.
Kurianto, E., & Arianti, A. (2018). Status Cairan Pada Pasien Pasca Pembedahan
di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Indonesian Journal of Nursing
Practice, 2(2), 68–76. https://doi.org/10.18196/ijnp.2281
Sari, N. A., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Asupan Cairan, Status Gizi Dengan
Status Hidrasi Pada Pekerja Di Bengkel Divisi General Engineering Pt Pal
Indonesia. Media Gizi Indonesia, 12(1), 47–53.
https://doi.org/10.20473/mgi.v12i1.47-53
Suwarsa, O. (2018). Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan Gawat Darurat
Penyakit Kulit ( Fluids and Electrolyte Therapy in Emergency Skin Diseases
). Periodical of Dermatology and Venereology, 30(2), 162–170.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
RELAKSASI, DISTRAKSI, HYPNOTHERAPI DAN GUIDED IMAGERY
Ariana, P. A., Putra, G. N. W., & Wiliantari, N. K. (2020). Relaksasi Otot Progresif
Meningkatkan Kualitas Tidur pada Lansia Wanita. Jurnal Keperawatan
Silampari, 3(2), 416–425. https://doi.org/10.31539/jks.v3i2.1051
Morita, K. M., Amelia, R., & Putri, D. (2020). Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Jurnal Riset Hesti Medan Akper
Kesdam I/BB Medan, 5(2), 106. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v5i2.197
Patasik, C. K., Tangka, J., & Rottie, J. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post. 1.
Tri, A. M., & Niken, S. (2019). Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan
Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Jurnal Manajemen
Asuhan Keperawatan, 3(2), 19–25. https://doi.org/10.33655/mak.v3i2.70
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas Dalam Dan Distraksi Dengan Latihan
5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Universitas Riau, 4(1), 64–67.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN REPRODUKSI (SEKSUAL REPRODUKSI)
Indrasari1, N., & Purwati. (2017). Pengaruh Teknik Vulva Hygiene Terhadap
Jumlah Kuman Vulva Pada Ibu Nifas Di Bpm Kota Bandar Lampung.
Pengaruh Teknik Vulva Hygiene Terhadap Jumlah Kuman Vulva Pada Ibu
Nifas Di Bpm Kota Bandar Lampung, Viii, 465–470.
Istiana, S., Mulyanti, L., & Janah, A. (2021). 1 , 2 , 3 123. Pendidikan Kesehatan
Tentang Vulva Hygiene Pada Wanita Usia Subur Di Dusun Teseh Kelurahan
Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, 3(2), 39–44.
Sriani, T., Riana, K., & Yolanda Bataha. (2015). E-Journal Keperawatan (E-Kp)
Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015 Hubungan Vulva. Hubungan Vulva Hygiene
Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Rumah
Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado, 3, 2–6.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWTAN
TERMOREGULASI